PANDUAN
RAPAT KERJA NASIONAL
BADAN
KESEJAHTERAAN
MASJID 2023
PENGURUS PUSAT
BADAN KESEJAHTERAAN MASJID
Sekretariat: Komplek Masjid Istiqlal, Jl. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta
ّٰللا َم ْن ٰا َمنَ ِب ه
ِاّٰلل ِ ِا َّن َما َي ْع ُم ُر َم ٰس ِج َد ه
ص ٰلوة َ َو ٰاتَى َّ ام ال َ ٰ ْ َو ْال َي ْو ِم
َاْل ِخ ِر َواَق
ٰٰۤ ُ ٰٓ
ّٰللا فَ َع ٰسى اول ِٕى َك َ َۗ ش ا َِّْل ه َ الز ٰكوة َ َولَ ْم يَ ْخ َّ
َا َ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ِمنَ ْال ُم ْهت َ ِديْن
“Sesungguhnya yang (pantas)
memakmurkan masjid-masjid Allah
hanyalah orang yang beriman kepada Allah
dan hari Akhir, mendirikan salat,
menunaikan zakat, serta tidak takut
(kepada siapa pun) selain Allah. Mereka
itulah yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. At-Taubah:18)
Diterbitkan oleh:
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 6 Jakarta
KATA PENGANTAR
ttd.
SAMBUTAN
Ketua Umum BKM Pusat
Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam,
selaku Ketua Umum BKM Pusat,
ttd.
SAMBUTAN
Pembina BKM Pusat
ttd.
DAFTAR ISI
KERANGKA ACUAN
Rakernas BKM 2023
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
E. Susunan Acara
G. Anggaran
H. Penutup
ttd.
Adib
SUSUNAN ACARA
Rakernas BKM 2023
Hari I: Rabu, 8 November 2023
12.00-14.00 120’ Registrasi peserta
14.00-15.00 60’ Acara Pembukaan Rakernas BKM 2023
bersama Presiden Republik Indonesia,
Ir. H. Joko Widodo di Istana Negara Jakarta
(Acara Pembukaan dihadiri langsung di Istana Negara oleh pengurus
BKM pusat serta Ketua dan seorang anggota Majelis Pertimbangan
BKM Provinsi. Adapun peserta Rakernas lainnya mengikuti Acara
Pembukaan Rakernas secara virtual di Asrama Haji Pondok Gede
Jakarta)
15.00-16.00 60’ Istirahat
16.00-17.30 90’ Talkshow “Masjid dan Penguatan Ekosistem
Keuangan Syariah”
Narasumber:
1. Anton Sukarna, Direktur Penjualan dan
Distribusi BSI
2. H. Mubarok, Kepala Sekretariat BPMI Istiqlal
Jakarta
Moderator: Pramita Andini
17.30-19.30 120’ Ishoma
19.30-21.00 90’ Silaturahmi dan Ramah Tamah bersama
Menteri Agama RI
Hari II: Kamis, 9 November 2023
07.30-08.00 30’ Persiapan acara
08.00-10.00 120’ Sesi I: “Revitalisasi Peran Masjid dan BKM untuk
Kerukunan Umat dan Pembangunan Bangsa”
Narasumber:
1. Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA (Ketua
Umum BKM)
2. KH. Anwar Iskandar (Ketua Umum MUI Pusat)
Moderator: Dr. H. Adib, M.Ag. (Ketua Harian BKM
Pusat)
10.00-12.00 120’ Sesi II: “Pemberdayaan Masjid melalui
Optimalisasi Filantropi Islam dan Pemanfaatan
Aset BKM”
Narasumber:
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA (Ketua BWI
Pusat)
2. Prof. Dr. KH. Noor Achmad (Ketua BAZNAS)
Moderator: Prof. Dr. H. Waryono (Direktur Zakat
dan Wakaf)
12.00-13.00 60’ Ishoma
13.00-15.00 120’ Sidang Komisi
Komisi A “Program dan Anggaran BKM Pusat
dan Daerah”
Ketua: Dr. H. Adib, M.Ag.
Komisi B “Optimalisasi Aset dan Pendanaan
BKM”
Ketua: Dr. H. Ahmad Musta’in
Komisi C “Penataan Organisasi dan Regulasinya”
Ketua: Dr. H. Nanang Fathurrahman
Komisi D “Rekomendasi Rakernas BKM 2023”
Ketua: KH. Arif Fahrudin
15.00-16.00 60’ Ishoma
16.00-18.00 120’ (Lanjutan Sidang Komisi)
18.00-19.30 90’ Ishoma
19.30-21.30 120’ Sidang Pleno
1. Penyampaian Hasil Sidang Komisi A, B, C, D
2. Perumusan Naskah Deklarasi Bersama
Hari III: Jumat, 10 November 2023
08.30-09.30 60’ Acara Penutupan
Laporan Panitia
Pembacaan dan Penandatanganan Deklarasi
Bersama
[dari Perwakilan peserta]
Sambutan Penutupan
Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA
(Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam)
09.30-10.30 60’ Check out
A Isu-isu Internal
1 Regulasi BKM PMA 54/2006 direvisi dan diangkat jadi
PerPres(?).
2 Pendanaan organisasi yang kontinyu, di semua level
3 Hubungan kerja BKM pusat dan daerah, secara berjenjang
4 Distinctive jobdesc setiap bagian/bidang di dalam kepengurusan
5 Kepengurusan BKM di wilayah minoritas muslim
6 (apalagi?)
7
8
9
B Isu-isu Eksternal
1 Hubungan BKM dengan Pemda
2 Hubungan BKM dengan ormas/organisasi kemasjidan lain
3 BKM bisa menerima bantuan dana dari pihak ketiga/CSR, dsb
4 Peran strategis BKM dalam pembangunan nasional
5 Posisi BKM menghadapi momen Pemilu 2024
6 (apalagi?)
7
8
9
https://bit.ly/masukanBKM
Catatan:
▪ Kolom ‘Keterangan’ berisi rencana waktu pelaksanaan
▪ Rancangan program ini untuk dapat disempurnakan, dikurangi/ditambahkan
Lampiran 1
PMA 54/2006
MEMUTUSKAN:
Dengan mencabut Keputusan Menteri Agama Nomor 505 Tahun
2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesejah-
teraan Masjid;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.
2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departe-
men Agama.
3. Direktur adalah Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
4. Kanwil adalah Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.
5. Kandepag adalah Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
6. KUA adalah Kantor Urusan Agama kecamatan.
7. BKM adalah Badan Kesejahteraan Masjid.
BAB II
NAMA, FUNGSI DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
Badan Kesejahteraan Masjid yang selanjutnya disebut BKM adalah lembaga semi
resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi
masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat Islam.
Pasal 3
Dalam menjalankan peran dan fungsinya BKM mempunyai tugas:
a. melakukan advokasi dan kerjasama dengan pengurus masjid untuk pengamanan
asset dan kekayaan masjid;
b. melakukan pembinaan organisasi dan administrasi pengelolaan masjid;
c. melakukan koordinasi dan kerjasama untuk meningkatkan peran dan fungsi masjid
sebagai tempat ibadah dan dakwah dalaam rangka pencerahan umat melalui
kegiatan ta'lim, tazkiyah, tilawah dan ishlal;
d. mengupayakan bantuan peningkatan sarana dan prasarana, pembangunan/
rehabilitasi dan pemeliharaan masjid;
e. mengupayakan terselenggaranya konsultasi keluarga dan penasehatan perka-
winan di setiap masjid;
f. melakukan pembinaan dan bimbingan organisasi remaja masjid;
g. melakukan koordinasi dengan organisasi-organisasi kemasjidan baik tingkat
nasional, regional maupun internasional;
h. melakukan pembinaan dan bimbingan perpustakaan masjid; dan
i. mengupayakan penyelenggaraan radio dakwah di masjid.
Pasal 4
(1) BKM Pusat berkedudukan di Jakarta
(2) BKM Provinsi berkedudukan di ibukota provinsi.
(3) BKM Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.
(4) BKM Kecamatan berkedudukan di ibukota kecamatan.
Pasal 5
BKM berasaskan Pancasila dan berlandaskan iman dan takwa.
Pasal 6
BKM bertujuan meningkatkan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat Islam
lainnya atas dasar takwa melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran
(imarah), dan pemeliharaan (riayah).
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Pasal 7
Susunan organisasi BKM secara vertikal terdiri dari:
a. BKM Pusat;
b. BKM Provinsi;
c. BKM Kabupaten/Kota;
d. BKM Kecamatan;
e. BKM Desa/Kelurahan.
Pasal 8
(1) Pengurus BKM Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Menteri atas usul Direktur
Jenderal.
(2) Pengurus BKM Pusat terdiri dari Pembina, Pengawas Umum, Pengawas Admi-
nistrasi, Pengawas Keuangan, Ketua, Wakil Ketua, Ketua Harian, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, dan Bidang-bidang meliputi:
Bidang Manajemen (idarah), Bidang Kemakmuran (imarah), Bidang Pemeliharaan
(riayah) dan Bidang Bantuan Hukum (Advokasi), dengan anggota bidang sesuai
kebutuhan.
(3) Menteri karena jabatannya diangkat sebagai Pembina BKM Pusat.
(4) Inspektur Jenderal Departemen Agama karena jabatannya diangkat sebagai
Pengawas Umum.
(5) Sekretaris Jenderal Departemen Agama karena jabatannya diangkat sebagai
Pengawas Administrasi.
(6) Kepala Biro Keuangan dan BMN Departemen Agama karena jabatannya diangkat
sebagai Pengawas Keuangan.
(7) Direktur Jenderal karenajabatannya diangkat sebagai Ketua.
(8) Sekretaris Ditjen Bimas Islam karena jabatannya diangkat sebagai Wakil Ketua.
(9) Direktur karena jabatannya diangkat sebagai Ketua Harian.
(10) Kasubdit Kemasjidan karena jabatannya diangkat sebagai Sekretaris.
(11) Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, Ketua Bidang, dan Anggota
diangkat dari pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal dan unit kerja terkait.
Pasal 9
(1) Pengurus BKM Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Jenderal atas
usul Kepala Kantor Wilayah.
(2) Pengurus BKM Provinsi terdiri dari Ketua, Ketua Harian, Sekretaris, Bendahara,
Bidang Manajemen (idarah), Bidang Kemakmuran (imarah) Pemeliharaan
(riayah) dan Bidang Bantuan Hukum (Advokasi), dengan anggota sesuai
kebutuhan.
(3) Kepala Kanwil karena jabatannya diangkat menjadi Ketua. Dalam hal yang
bersangkutan tidak beragama Islam, Ketua dijabat oleh Kabag TU atau pejabat
setingkat yang beragama Islam.
(4) Kepala Bidang Urusan Agama Islam karena jabatannya diangkat menjadi Ketua
Harian.
(5) Sekretaris dijabat oleh salah seorang Kepala Seksi pada Bidang Urusan Agama
Islam.
(6) Bendahara dijabat oleh salah seorang Kepala Seksi atau pegawai pada Bidang
Urusan Agama Islam.
(7) Ketua Bidang dan anggota diangkat dari pejabat di lingkungan Kanwil dan instansi
terkait.
Pasal 10
(1) Pengurus BKM Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Kanwil
atas usul Kepala Kandepag.
(2) Pengurus BKM Kabupaten/Kota terdiri dari Ketua, Ketua Harian, Sekretaris,
Bendahara Bidang Manajemen (idarah), Bidang Kemakmuran (imarah), dan
Bidang Pemeliharaan (riayah) dan Bidang Bantuan Hukum (Advokasi), dengan
anggota sesuai kebutuhan.
(3) Kepala Kandepag karena jabatannya diangkat menjadi Ketua. Dalam hal
yang bersangkutan tidak beragama Islam, Ketua dijabat oleh Kabag TU atau
pejabat setingkat yang beragama Islam.
(4) Kepala Seksi Urusan Agama Islam karena jabatannya diangkat menjadi Ketua
Harian.
(5) Sekretaris dan Bendahara dijabat oleh pegawai pada Seksi Urusan Agama Islam.
(6) Ketua Bidang dan anggota diangkat dari pejabat/pegawai Kandepag dan
satuan
Pasal 11
(1) Pengurus BKM Kecamatan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Kandepag
atas usul Kepala KUA.
(2) Pengurus BKM Kecamatan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bidang
Manajemen (idarah), Bidang Kemakmuran (imarah), Bidang Pemeliharaan
(riayah) dan Bidang Bantuan Hukum (Advokasi).
(3) Kepala KUA karena jabatannya diangkat menjadi Ketua.
(4) Sekretaris dan Bedahara dijabat oleh pegawai pada KUA.
(5) Ketua Bidang dan anggota diangkat dari Penyuluh Agama Islam pada KUA dan
instansi terkait scrta unsur tokoh ulama dan tokoh masyarakat.
Pasal 12
(1) Pengurus BKM Desa/Kelurahan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala KUA
atas pertimbangan Lurah/Kepala Desa setempat.
(2) Pengurus BKM Kelurahan/Desa terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara serta
anggota sesuai kebutuhan.
(3) Penyuluh Agama Islam yang ada di Kelurahan/Desa yang bersangkutan karena
jabatannya diangkat menjadi Ketua.
(4) Pengurus lainnya ditunjuk dari ulama, tokoh masyarakat, guru agama Islam
dan wakil pengurus masjid yang ada di Kelurahan/Desa yang bersangkutan
sesuai kebutuhan.
Pasal 13
(1) Pengurus BKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,
Pasal 11 dan Pasal 12 terdiri dari:
a. Pengurus Lengkap;
b. Pengurus Harian.
(2) Pengurus Lengkap meliputi seluruh unsur pengurus BKM pada masing-masing
tingkatan;
(3) Pengurus Harian yaitu mulai dari Ketua Harian sampai kepada bidang-bidang.
Pasal 14
Pengurus BKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11
dan Pasal 12 mempunyai tugas:
a. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan usaha-usaha untuk mencapai
semua tujuan BKM sebagaimana tersebut dalam Pasal 5 dan Pasal 6;
b. memelihara hak milik BKM baik berupa benda tidak bergerak maupun benda
bergerak;
c. mengadakan rapat Pengurus Lengkap sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali dan rapat Pengurus Harian sekurang-kurangnya (tiga) bulan sekali;
d. menjalankan garis-garis kebijakan Menteri di bidang pembinaan kemasjidan;
e. membuat pertanggungjawaban keuangan BKM;
f. membuat laporan perkembangan dan kegiatan BKM.
Pasal 15
Laporan perkembangan, laporan kegiatan, dan laporan pertanggungjawaban
keuangan BKM disampaikan oleh:
a. BKM Desa/Kelurahan kepada BKM Kecamatan, dengan tembusan kepada
Lurah/Kepala Desa setempat;
b. BKM Kecamatan kepada BKM Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Camat
setempat;
c. BKM Kabupaten/Kota kepada BKM Provinsi, dengan tembusan kepada
Bupati/Walikota setempat;
d. BKM Provinsi kepada BKM Pusat, dengan tembusan kepada Gubernur setempat;
e. BKM Pusat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Menteri.
Pasal 16
(1) Laporan perkembangan dan laporan kegiatan BKM sebagaimana dimaksud dalam
Pasal I5 disampaikan secara tertib setiap (tiga) bulan sekali.
(2) Laporan pertanggungjawaban keuangan BKM sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 disampaikan setiap akhir bulan.
BAB V
MASA JABATAN
Pasal 17
(1) Pengurus BKM diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun.
(2) Setelah berakhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengurus
BKM yang bersangkutan dapat diangkat kembali.
(3) Pengurus BKM berhenti dari jabatannya karena:
a. meninggal dunia;
b. habis masa jabatannya;
c. dipindahkan dari instansi/tempat kedudukan yang bersangkutan dan
kepengurusan BKM secara ex-officio dijabat oleh pcjabat baru;
d. diberhentikan;
e. tidak dapat melakukan tugas sebagaimana mestinya.
BAB VI
PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN
Pasal 18
Sumber pendapatan BKM adalah:
1. Dana APBN.
2. Dana APBD.
3. PNBP Nikah, Talak dan Rujuk.
4. Bantuan masyarakat.
5. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, asas, dan tujuan
BKM.
Pasal 19
Pendapatan BKM seperti dimaksud dalam Pasal 18 adalah untuk pembiayaan usaha-
usaha BKM dalam mencapai tujuannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan
Pasal 6.
Pasal 20
Biaya administrasi penyelenggaraan BKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 dibebankan kepada anggaran BKM.
BAB VII
KEKAYAAN
Pasal 21
(1) BKM merupakan badan hukum yang dapat mempunyai tanah dengan hak milik.
(2) Kekayaan BKM berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk
uang dan/atau barang.
(3) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kekayaan BKM dapat
diperoleh dari:
a. sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
b. wakaf;
c. hibah;
d. hibah wasiat; dan
e. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar BKM dan
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
TUGAS BENDAHARAWAN
Pasal 22
Bendaharawan BKM bertugas mengadministrasikan semua kekayaan BKM
berupa uang, benda tidak bergerak, dan benda bergerak.
Pasal 23
(1) Kekayaan yang berwujud uang harus disimpan dalam rekening BKM pada bank
pemerintah.
(2) Bendaharawan BKM dibenarkan menyimpan uang tunai BKM dalam kasnya untuk
pengeluaran-pengeluaran rutin untuk kepentingan BKM.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur kemudian oleh
Ketua Harian BKM Pusat dengan persetujuan Direktur Jenderal Bimas Islam.
(2) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 November 2006
ttd.
MUHAMMAD M. BASYUNI
Lampiran 2
Perka 1/2023
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KETUA HARIAN BADAN KESEJAHTERAAN
MASJID PUSAT TENTANG REVITALISASI ORGANISASI
DAN TATA KERJA BADAN KESEJAHTERAAN MASJID.
Pasal 1
(1) Pengurus Harian pada tingkatannya masing-masing dapat membentuk Majelis
Pertimbangan Pengurus Harian.
(2) Majelis Pertimbangan Pengurus Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas unsur Aparatur Sipil Negara, pengurus organisasi kemasjidan, takmir
masjid, pengurus organisasi kemasyarakatan Islam, pengasuh pesantren,
akademisi, atau ulama setempat dengan jumlah paling banyak 9 (sembilan)
orang.
(3) Majelis Pertimbangan Pengurus Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Pengurus Harian, baik
diminta atau tidak.
(4) Ketua dan anggota Majelis Pertimbangan Pengurus Harian diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua Harian pada tingkatannya masing-masing dengan
persetujuan Ketua.
Pasal 2
(1) Pengurus Harian pada tingkatannya masing-masing dapat mengangkat Wakil
Ketua Harian.
(2) Wakil Ketua Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari
unsur Aparatur Sipil Negara, pengurus organisasi kemasjidan, takmir masjid,
pengurus organisasi kemasyarakatan Islam, pengasuh pesantren, akademisi,
atau ulama setempat dengan jumlah sesuai dengan jumlah bidang.
(3) Wakil Ketua Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu
Ketua Harian dalam mengoordinasikan masing-masing bidang.
(4) Wakil Ketua Harian diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Harian pada
tingkatannya masing-masing, dengan persetujuan Ketua.
Pasal 3
(1) Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid Pusat dapat mengangkat
Koordinator Wilayah.
(2) Koordinator Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari
unsur Aparatur Sipil Negara, pengurus organisasi kemasjidan, takmir masjid,
pengurus organisasi kemasyarakatan Islam, pengasuh pesantren, akademisi,
atau ulama setempat dengan jumlah paling banyak 9 (sembilan) orang.
(3) Koordinator Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu
Sekretaris dalam mengoordinasikan wilayahnya masing-masing.
(4) Koordinator Wilayah diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Harian dengan
persetujuan Ketua.
Jakarta, 8-10 November 2023
28
Rapat Kerja Nasional
Badan Kesejahteraan Masjid
Pasal 4
(1) Pengurus Harian pada tingkatannya masing-masing dapat membentuk paling
banyak 5 (lima) bidang baru.
(2) Pengurus bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari unsur
Aparatur Sipil Negara, pengurus organisasi kemasjidan, takmir masjid, pengurus
organisasi kemasyarakatan Islam, pengasuh pesantren, akademisi, atau ulama
setempat.
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Ketua Harian
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
(4) Ketua bidang dan anggota diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Harian pada
tingkatannya masing-masing, dengan persetujuan Ketua.
Pasal 5
(1) Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid di masing-masing tingkatan mengadakan
rapat pengurus lengkap paling sedikit 6 (enam) bulan sekali, dan rapat pengurus
harian paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
(2) Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid Pusat mengadakan Rapat Kerja Nasional
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan melibatkan pimpinan
Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi dan Badan Kesejahteraan Masjid
Kabupaten/Kota.
(3) Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi mengadakan Rapat Kerja
Wilayah paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan melibatkan
pimpinan Badan Kesejahteraan Masjid Kabupaten/Kota.
(4) Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid Kabupaten/Kota mengadakan Rapat
Kerja Daerah paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan melibatkan
pimpinan Badan Kesejahteraan Masjid Kecamatan dan Badan Kesejahteraan
Masjid Desa/Kelurahan.
Pasal 6
Masa jabatan Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid yang diangkat oleh Ketua
Harian mengikuti masa jabatan Pengurus Harian pada tingkatan masing-masing.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Maret 2023
KETUA HARIAN
BADAN KESEJAHTERAAN MASJID PUSAT,
Ttd.
ADIB
Lampiran 3
Perka 2/2023
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KETUA HARIAN BADAN KESEJAHTERAAN
MASJID PUSAT TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN KETUA HARIAN BADAN KESEJAHTERAAN
MASJID PUSAT NOMOR 1 TAHUN 2023 TENTANG
REVITALISASI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN
KESEJAHTERAAN MASJID.
Pasal 3
(1) Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid Pusat dan
Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi dapat
mengangkat Koordinator Wilayah.
(2) Koordinator Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berasal dari unsur Aparatur Sipil Negara,
Pasal 3A
(1) Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi
dan Badan Kesejahteraan Masjid Kabupaten/Kota dapat
mengangkat Wakil Sekretaris dan Wakil Bendahara.
(2) Wakil Sekretaris dan Wakil Bendahara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari unsur Aparatur
Sipil Negara, pengurus organisasi kemasjidan, takmir
masjid, pengurus organisasi kemasyarakatan Islam,
pengasuh pesantren, akademisi, atau ulama setempat.
(3) Wakil Sekretaris dan Wakil Bendahara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Sekretaris
dan Bendahara dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing.
(4) Wakil Sekretaris dan Wakil Bendahara diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua Harian pada tingkatannya
masing-masing dengan persetujuan Ketua.
Pasal 3B
Dalam hal daerah yang memiliki kondisi tertentu atau minoritas
beragama Islam, susunan organisasi dan tata kerja dapat
disesuaikan setelah mendapat izin dari Pengurus Harian Badan
Kesejahteraan Masjid Pusat.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 April 2023
KETUA HARIAN
BADAN KESEJAHTERAAN MASJID PUSAT,
Ttd.
ADIB
Lampiran 4
KMA 411/2023
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA NOMOR 245
TAHUN 2022 TENTANG PENGANGKATAN PENGURUS BADAN
KESEJAHTERAAN MASJID PUSAT PERIODE 2022-2026.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2023
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 411 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI
AGAMA NOMOR 245 TAHUN 2022 TENTANG PENGANG-
KATAN PENGURUS BADAN KESEJAHTERAAN MASJID
PUSAT PERIODE 2022-2026
Ttd.
Lampiran 5
Hasil Rakernas BKM 2007
Bismillahirrahmanirrahim,
Rapat Kerja Nasional Badan Kesejahteraan Masjid (Rakernas BKM) yang dilaksana-
kan pada tanggal 20 s.d. 22 Desember 2006 bertepatan dengan tanggal 2 s.d. 3
Dzulhijjah 1427 H bertempat di Hotel Sarimas Ciater, Subang, Jawa Barat, yang
dihadiri oleh Pengurus BKM Pusat dan para Ketua BKM Provinsi se-Indonesia, setelah
menyimak dan memperhatikan dengan seksama:
Dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, untuk meningkatkan
peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pembelajaran dan
pencerahan umat, menetapkan keputusan sebagai hasil Rakernas BKM tahun 2006
M/1427 H, sebagai berikut:
1. Reposisi
a. Meminta kepada Menteri Agama agar KMA 373/2002 segera dicabut dan
ditetapkan dengan KMA yang baru supaya Seksi Kemasjidan masuk dalam
struktur Urais/Bimas Islam untuk selanjutnya diberlakukan di daerah mulai
Januari 2007.
b. Kedudukan BKM sebagai Badan Semi Resmi Departemen Agama perlu
dilengkapi dengan unsur masyarakat dalam kepengurusannya.
a. Peninjauan dan meluruskan kembali arah kiblat terhadap masjid dan mushalla di
Indonesia bekerjasama dengan Subdit Hisab Ru'yat.
b. Penyusunan buku pedoman pembinaan masjid.
1. Pendanaan
Dalam upaya membangun jaringan kerja dan sinergi pemberdayaan masjid perlu
dilakukan langkah-langkah strategis:
pada struktur organisasi induknya. Sebagai tindak lanjut dari PMA Nomor 3 Tahun
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, maka telah terbit
PMA Nomor 54 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Kesejahteraan Masjid (BKM). Pada pasal 6 ditegaskan bahwa BKM bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat Islam lainnya atas
dasar takwa melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah) dan
pemeliharaan (riayah). Adapun tugas BKM diatur pada pasal 3 sebagai berikut :
Peran BKM sesual jenjangnya adalah mengkoordinasikan dan membina BKM yang
ada di bawahnya, sebagai berikut:
Ditetapkan di Subang
Pada tanggal 22 Desember 2006 M
03 Dzulhijjah 1427H
ttd. ttd.
ttd.
Drs. H. Mudzakir, MM