Anda di halaman 1dari 4

Menjaga Lima Organ Tubuh

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Setiap anggota badan yang ada pada tubuh manusia merupakan ciptaan Allah dan Allah pula
yang menjadikannya memiliki tugas untuk menopang tubuh tersebut. Sebagaimana firman
Allah dalam surat al-Insan ayat 2 berikut ini:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) sehingga menjadikannya dapat mendengar
dan melihat.”

Ayat tersebut menjelaskan proses terbentuknya tubuh manusia dan masing-masing anggota
tubuh memilik fungsinya, seperti melihat dan mendengar. Ada banyak sekali anggota badan
yang berjalan sesuai tugasnya, mata untuk melihat, kaki untuk melangkah, lambung untuk
mencerna makanan, dan lain sebagainya. Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Abidin
mengkhususkan lima Anggota badan yang apabila seorang mukmin bisa menjaganya, maka ia
akan meraih taqwa, istilahnya adalah taqwa al-a’d}a>i al-khamsah, bisa diartikan sebagai panca
organ ketakwaan. Lima anggota badan tersebut adalah mata, telinga, lisan, hati, dan perut.

Pertama, menjaga mata. Allah SWT mewajibkan kepada kita untuk taat kepadan-Nya dan
menjaga mata, karena mata merupakan pintu masuk fitnah dan luka. Dalam surat an-Nur ayat
30 disebutkan:

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti
terhadap apa yang mereka perbuat.”
Menundukkan pandangan bisa menyucikan hati dan memperbanyak ketaatan. Apabila tidak
melaksanakannya, maka potensi untuk melihat yang haram bisa muncul, yang mana itu
merupakan dosa.dalam sebuah riwayat disebutkan “Apabila seorang hamba melihat yang
haram, maka hatinya akan tertutup sebagaimana makanan yang tertutup dalam sebuah wadah,
artinya hatinya tidak akan bermanfaat. Apabila ia banyak melihat hal yang mubah maka hati
akan dipenuhi bisikan untuk lalai terhadap hal tersebut, sehingga hatinya akan disibukkan
terhadap hal yang mubah itu dan terputus dari kebaikan. Apabila ia tidak melihat keduanya
dalam artian selalu ghaddul bashar, maka hatinya akan tentram.

Jama’ah jum’at yang berbahagia

Kedua adalah menjaga telinga. Kita diperintahkan untuk menjaga telinga dari perkataan yang
keji dan perkataan yang sia-sia. Telinga merupakan tempat masuknya informasi dari orang yang
berkata. Sehingga perkataan yang baik bisa masuk melalui terlinga, dan bisikan keji juga bisa
diterima oleh telinga. Oleh sebab itu pandai-pandailah bagi kita untuk memilih tempat yang di
sekelilingnya terdapat ucapan baik, seperti majelis taklim, masjid, dan memperbanyak murottal.
Sebisa mungkin jauhi tempat yang banyak terdapat ucapan buruk, yaitu kumpulan orang yang
sedang ghibah, tempat musik jahiliyah, dan lainnya.

Ketiga, menjaga lisan. Menjaga lisan sangat urgen dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kita
harus mengikat dan menutupnya dikarenakan besarnya akibat yang bisa disebabkan oleh lisan
seperti kerusakan dan permusuhan. Rasulullah SAW pernah ditanya sahabat tentang bahayanya
lisan, “apa yang paling engkau takutkan untukku?” kemudian beliau menjawab sambil
memegang lisannya: “ini”. Lisan yang tidak digunakan untuk berzikir maka akan menjadi lisan
yang sia-sia, apalagi lisan yang digunakan untuk ghibah, maka ia akan hancur. Perumapamaan
orang yang ghibah adalah ia menyiapkan ketapel, kemudian melempar kebaikan yang ia miliki
dengan ketapel tersebut ke arah timur dan barat, kanan dan kiri. Muadz bin Jabal pernah
dinasehati Rasulullah SAW perihal lisan: “cukupkanlah lisanmu untuk membaca al-Qur’an dan
menuntut ilmu. Dan janganlah memecah belah manusia dengan lisanmu, karena hal itu
menyebabkanmu menjadi anjing neraka”.
Keempat adalah menjaga hati. Wajib bagi kita menjaga hati dan memperbaikinya dengan amal
shalih. Karena hati adalah tempat di mana kita menyimpan semua rahasia dan niat. Sehingga isi
hati manusia inilah yang dilihat oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi SAW:

“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘sesungguhnya Allah tidak melihat
jasad kalian, tidak pula bentu rupa kalian, akan tetapi Allah melihat ke hati dan amal kalian”

Hati merupakan pusat kendali dan raja bagi tubuh. Seluruh anggota tubuh yang lain adalah
pengikut bagi hati. Apabila raja dalam tubuh istiqamah menjalankan syariat, maka anggota
tubuh lain juga mengikutinya. Sebaliknya, apabilan hati rusak, maka rusak pula anggota tubuh
yang lain.

Jama’ah jum’at yang berbahagia

Kelima, menjaga perut. Kedudukan perut sangat krusial dalam tubuh manusia. Ia merupakan
tempat berlabuh nutrisi yang dimasukkan ke tubuh. Makanan halal, syubhat, maupun haram
masuk semuanya ke perut dan pada akhirnya mempengaruhi orang yang memakannya.
Makanan haram yang masuk ke perut bisa menyebabkan orang masuk neraka, sebagaimana
dalam surat an-nisa’ ayat 10 disebutkan:

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka
itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).”

Oleh sebab itu, penting bagi kita memeriksa apa yang kita makan. Dari mana makanan berasal
dan kandungan apa yang terdapat dalam makanan tersebut. Karena makanan halal yang kita
konsumsi akan mendatangkan keberkahan dan manfaat.

Demikian lima anggota tubuh yang harus kita jaga untuk meningkatkan takwa kita kepada Allah
SWT. Karena lima anggota tubuh di atas bisa menjadikan kita rugi apabila tidak menjaganya,
bisa pula menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa dengan cara menjaga dengan
baik.

Khutbah kedua

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Pada khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT, agar kita senantiasa diberikan
hidayah untuk menjaga mata, telinga, lisan, hati, dan perut kita. Sehingga dalam kehidupan
sehari-hari bimbingan Allah bisa tercermin melalui perbuatan baik kita.

Anda mungkin juga menyukai