Dosen Pembimbing
Anggota Kelompok 4 :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat hidup dan kerja, Allah mengilhamkan, berarti memberi
potensi agar manusia melalui nafs dapat menangkap ma’na baik dan
buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan
keburukan. Meskipun nafs berpotensi positif dan negative, namun
diperoleh pula isyarat bahwa pada hakekatnya potensi positif manusia
lebih kuat dari pada potensi negetifnya. Hanya saja daya Tarik keburukan
lebih kuat dari daya tarik kebaikan. Untuk itu manusia dituntut agar
memelihara kesucian nafsnya. Firman Allah dalam surat al-Syams ayay 9-
10. Rahmat Allah Terhadap orang yang rajin bekerja, Dalam pandangan
Islam bekerja merukapan bagian dari ibadah, maka aplikasi dan
implementasinya perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak/etika, yang
senantiasa disebut etika profesi. Etika/akhlaq yang mencerminkan sifat
terpuji, yaitu Shiddiq, istiqamah, futhanah, amanah dan tablig.
Akhlak dalam bekerja, Seorang muslim dalam bekerja selalu
berhati-hati dan terbuka pikirannya kepada keindahan ciptaan Allah. Dia
menyadari bahwa Allah lah yang mengontrol segala urusan dunia dan
kehidupan manusia. Dia mengenal tanda-tanda kekuasaan-Nya, senantiasa
berzikir dan tawakal kepada-Nya.
Keharusan profesionalisme dalam bekerja, Profesonal berarti
berkualitas, bermutu dan ahli dalam satu bidang pekerjan yang menjadi
profesinya. Suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh seseorang yang
memang ahlinya, tentu akan mendapatkan hasil yang bermutu dan baik.
Sebaliknya suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh seseorang yang bukan
profesinya, akan mendapatkan hasil yang tidak bermutu dan bahkan akan
berantakan.
Etika kerja islami menurut PHIWM ada Bekerja Islami Etika Kepada
Allah SWT, Bekerja Islami Etika Kepada Manusia, Bekerja Islami Etika
Kepada Pribadi yaitu
Salah satu sifat yang melekat dan tidak terpisahkan dari makhluk
yang bernama manusia adalah sifat insaniyah atau sosial. Karakter/sifat
sosial inilah yang menjadikan manusia harus simpati, empati dan
bermanfaat untuk manusia yang lain, termasuk dalam bekerja (ikhtiar).
Oleh sebab itu Rasululullah SAW menganjurkan kita untuk bertindak yang
indah dalam mencari rezeki, bertindak dengan Ihsan, tidak mengambil hak
orang lain, dan merugikan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat hidup dan kerja ?
2. Bagaimana rahmat Allah terhadap orang yang rajin berkerja ?
3. Apa akhlak dalam bekerja ?
4. Bagaimana keharusan profesionalisme dalam bekerja ?
5. Apa etika kerja islami menurut PHIWM ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakekat hidup dan kerja,
2. Untuk mengetahui rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja,
3. Untuk mengetahui akhlak dalam bekerja,
4. Untuk mengetahui keharusan profesionalisme dalam bekerja,
5. Untuk mengetahui etika kerja islami menurut PHIWM.
BAB II
PEMBAHASAN
)إن هللاً ي ُِحبُّ ِمنَ ْالعا َ ِم ِل إ َذا َع ِم َل َأ ْن يُحْ ِسنَ (رواه البيهقي
َّ
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerja (’amal) menurut konsep Islam adalah segala yang dilakukan
oleh manusia yang meliputi kerja untuk dunia dan kerja untuk akhirat.
Islam mewajibkan kerja kepada seluruh umat-Nya tanpa melihat darajat,
keturunan, warna kulit dan sebagainya karena manusia adalah sama di sisi
Allah, yang membedakan antara satu dengan lainya adalah taqwanya.
Islam tidak menyukai kepada penganggur, pengemis dan pribadi yang
menggantungkan kebutuhan diri dan keluarganya pada orang lain. Bekerja
dengan azam mengabdikan diri kepada Allah dengan menyadari dan
menghayati bahwa manusia adalah hamba Allah, maka sudah seharusnya
setiap muslim mengabdikan dirinya kepada Allah dengan mengikuti
perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Bekerja hanya pada
lapangan pekerjaan yang halal saja dan tidak bertentangan dengan
ketentuan syariah. Bekerja secara perfect (amanah dan ikhlas). Bekerja
dengan amanah berarti bekerja dengan penuh tanggung jawab terhadap apa
yang menjadi tugasnya. Bekerja dengan ikhlas berarti bekerja dengan
penuh kerelaan dan dengan kesucian hati untuk mencari keridhoan Allah.
Dan Istifragh ma fi al-wus’i (bekerja dengan tekun dan baik). Ketekunan
adalah suatu sifat yang amat diperlukan oleh seseorang pekerja, mereka
akan dapat meningkatkan kemampuannya jika tekun dalam menjalankan
tugasnya. Pemerintah ”berdasarkan mashlahah al-mursalah” boleh
memaksa warga untuk bekerja atau bekerja pada lapangan tertentu, seperti
wajib bakti pada masyarakat bagi para dokter yang baru saja
menyelesaikan pendidikannya. Bekerja dengan semangat kerjasama dan
musyawarah. Sikap saling membantu antara satu sama lain akan
menimbulkan suasana bekerja yang aman, gembira serta akan
meningkatkan hasil dan mutu kerja. Selain itu hendaklah diwujudkan satu
budaya musyawarah, bertukar pikiran, mengkaji masalah yang ada dan
juga untuk menghadapi masalah yang mungkin timbul. Musyawarah
seperti ini akan meningkatkan rasa persaudaraan dan dengan sendirinya
pula meningkatkan rasa tanggungjawab bersama.
B. Saran
Demikian makalah yangk kami buat, semoga pembahasan
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat untuk pembaca. Dan kami
berharap adanya kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan tugas
selanjutnya. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
KH. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Gema Insani Press, Jakarta,
2002, hlm. 2 – 26
Prof. Dr. Muhammad Mutawalli asy – Sya’rawi, Jiwa dan Semangat Islam, Gema
Insani Press, Jakarta, 1992, hlm. 36 – 38
Dr. H. Buchari Aima, Ajaran Islam Dalam Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung, 1994,
hlm. 12
Efendi, Rustam. 2008. Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Magistra Insania Press
https://suaramuhammadiyah.id/2018/06/21/3-etika-bekerja-islami/