Anda di halaman 1dari 14

Akhlak kepada

diri sendiri &


lawan jenis
1. Helindar Saputri (2110070100063)
2. Innas Safara (2110070100074)
3. M. Arif Ilham (2110070100077)
DEFINISI AKHLAK
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali
(1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gambling
dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan
manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak
yang baik/mulia dan kedua; aklak yang
buruk/tercela
A. Definisi akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu
jasmani sifatnya atau rohani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan
pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan
membahayakan jiwa. Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis.
Misalnya kita melakukan hal hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti;
terlalu banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang
dapat menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman
keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita.
Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita. Selain itu
sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki,
munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu
merupakan penyakit hati yang harus kita hindari. Hati yang berpenyakit seperti iri
dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati
tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah
menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
B. Akhlak terhadap tubuh/organ dan kewajiban
Akhlak Terhadap Organ/Tubuh dan Kewajiban Menunaikannya Manusia sebagai
makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Namun bukan berarti
kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Dikarenakan kewajiban
yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan yang
sesungguhnya bahwa "Tiada Tuhan melainkan Allah". Keyakinan pokok ini merupakan
kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk
keselamatannya. Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus
ditunaikan untuk memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk
mementingkan dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia
mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Selain itu manusia juga
dikaruniai akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang
lainnya. Tiap-tiap unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya
mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-masing
C. Akhlak terhadap fisik,akal,jiwa
a.Senantiasa Menjaga Kebersihan
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Seorang
muslim harus bersih/ suci badan, pakaian, dan tempat, terutama saat
akan melaksanakan sholat dan beribadah kepadaAllah, di samping
suci dari kotoran, juga suci dari hadas.Allah SWT berfirman :
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu
adalah suatukotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, makacampurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allahmenyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqarah:222)
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.
Sesungguh-nyamesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba),
sejak hari pertama adalah lebih patutkamu sholat di dalamnya. Di
dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang inginmembersihkan diri.
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS.
AtTaubah:108)
b. Menjaga Makan dan Minumnya
Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak makandan
minum dalam keadaan tertentu yang normal maka manusia akan mati.Allah SWT
memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang halal dan tidak
berlebihan. Sebaiknya sepertiga dari perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman,
dan sepertiga untuk udara.
c. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari
ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya. Riyadhah
atau latihan jasmani sangat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimanapun
riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam. Orang
mukmin yang kuat,lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah
.d. Berbusana yang Islami
Manusia mempunya budi, akal dan kehormatan, sehingga bagian-bagian badannya ada
yang harus ditutupi (aurat) karena tidak pantas untuk dilihat orang lain. Dari segi
kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan bahaya
alam sekitarnya,seperti dingin, panas, dll. Karena itu Allah SWT memerintahkan manusia
menutup auratnyadan Allah SWT menciptakan bahan-bahan di alam ini untuk dibuat
pakaian sebagai penutup badan.
D. Definisi akhlak terhadap lawan jenis
Akhlak terhadap Lawan Jenis merupakan bagian dari akhlak terhadap sesama
manusia, yaitu akhlak terhadap orang lain. Di dalam buku Muhammad Azmi tersebut
diterangkan bahwa dalam bersosialisasi haruslah saling mengunjungi, saling membantu,
saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran. Selain itu kita harus tetap
menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, serta mengajak amar
ma’ruf nahi munkar. Sedangkan menurut Syahidin dkk. dalam buku moral dan kognisi
Islam, Akhlak terhadap orang lain perlu menjunjung tinggi ukhuwah dalam seiman dan
ukhuwah kemanusaan, saling tolong menolong, pemurah, penyantun, menepati janji,
saling wasiat dalam ketakwaan dan kebenaran.
Dalam melaksanakan akhlak terhadap orang lain, sebagai muslimah kita juga harus
memperhatikan Akhlak terhadap Lawan Jenis. Karena dalam Islam Akhlak terhadap
orang lain merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain.
Dalam bersosial haruslah memperhatikan sopan santun atau tata krama yang sesuai
dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik
norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Al-Quran telah mengatur segala
jenis hubungan kepada sesama manusia, aturan tersebut dapat kita pelajari dalam fikih
bab muamalah. Sedangkan pengkhususan Akhlak terhadap Lawan Jenis juga telah
disyariatkan dalam Islam. Dengan demikian dalam menjaga ukhuwah kepada sesama
manusia harus tetap memperhatikan akhlak kita terhadap lawan jenis, terutama pada
lawan jenis non-mahram. Karena jika salah dalam melangkah, kita dapat terjerumus
dalam dosa.
E. Berinteraksi dengan lawan jenis
Dalam Islam, interaksi antara laki-laki dan wanita memiliki cara khusus yang harus
dipatuhi. Sebagaimana kita ketahui, berinteraksi dengan lawan jenis tidak bisa
dilakukan dengan sembarangan karena Allah sendiri telah mengaturnya dalam Al
Quran dan diperjelas kembali melalui Hadits. Berikut ini adalah beberapa adab
bergaul dengan lawan jenis yang perlu diketahui:
1. Menutup aurat
Bagi seorang wanita yang ingin melakukan komunikasi dengan pria yang bukan
mahramnya, maka hendaknya ia selalu menjaga auratnya tetap tertutup. Jangan
sampai menggunakan pakaian yang menarik perhatian hingga menimbulkan bisikan
setan apalagi terjerumus ke dalam syahwat. Sebagaimana Allah berfirman,

ۗ ‫َيا َأُّيَه ا الَّنِبُّي ُق ْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِنَس اِء اْلُم ْؤ ِم ِنيَن ُيْدِنيَن َع َلْي ِه َّن ِم ْن َجاَل ِبيِبِه َّن ۚ َٰذ ِلَك َأْد َنٰى َأْن ُيْع َرْف َن َفاَل ُيْؤ َذ ْيَن‬
‫َو َك اَن ُهَّللا َغ ُف وًرا َرِح يًم ا‬

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[al-Ahzâb/33:59]
2. Dilarang berduaan
Tidak ada larangan untuk bergaul dengan lawan jenis, namun membutuhkan lebih banyak
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam melakukannya. Hal ini demi mencegah terjadinya fitnah
apalagi terjerumusnya keduanya dalam dosa besar. Salah satu adab yang perlu dipatuhi adalah
tidak berduaan. Ketika keduanya hanya berduaan, maka setan akan sangat mudah untuk
menggoda dan membisikkan berbagai macam godaan dosa yang terlihat indah. Bahkan meskipun
seorang yang alim, hendaknya tetap menghindari kontak seperti ini.
Dari Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan
kebaikannya dan sedih dengan keburukannya, maka dia adalah seorang mukmin.” (HR. Ahmad)

3. Menundukkan pandangan
Baik laki-laki maupun wanita, sebaiknya ketika melakukan komunikasi saling menundukkan
pandangan. Hal ini dikarenakan dalam pandangan terdapat godaan untuk melakukan zina
dengan diperlihatkannya keindahan dan kenikmatan yang sebenarnya menjebak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya.
Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah
berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan, serta zina hati adalah bernafsu
dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Tidak menyentuh
Interaksi antara lawan jenis diperbolehkan dalam Islam, selama masih dalam batas yang
diperbolehkan dalam Islam. Salah satunya adalah dilarang bersentuhan. Hal ini sesuai dengan apa
yang diucapkan Rasulullah dahulu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َألْن ُيْط َع َن ِفي َرْأِس َرُجٍل ِبِم ْخَي ٍط ِم ْن َحِديٍد َخْي ٌر َلُه ِم ْن َأْن َيَم َّس اْم َرَأًة ال َتِح ُّل َلُه‬
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

5. Tidak berdandan
Dalam Islam, seorang wanita hanya diperbolehkan untuk berdandan di hadapan suaminya saja.
Begitu pula ketika bergaul dengan lawan jenis. Wanita yang dengan sengaja berdandan bahkan
menggunakan wewangian untuk memikat laki-laki merupakan wanita yang sangat rendah dalam
Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َأُّيَم ا اْم َرَأٍة اْس َت ْع َط َرْت َف َم َّرْت َع ىَل َق ْو ٍم ِلَيِج ُدوا ِم ْن ِريِح َه ا َف ِه َزاِنَي ٌة‬
‫َي‬
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(HR. An Nasa’i no. 5129, Abu Daud no. 4173, Tirmidzi no. 2786 dan Ahmad 4: 414. Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir)
6. Menjaga batas intensitas komunikasi
Ingatlah bahwa bergaul dengan lawan jenis memiliki banyak resiko, terutama fitnah dan zina.
Maka dari itu, jagalah agar tidak terlalu sering melakukan komunikasi dengan lawan jenis agar
tidak terjadi hal yang membuat kita terjerumus dalam dosa. Terlalu berlebihan dalam
berkomunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman hingga menimbulkan fitnah.
Rasulullah pernah memberikan peringatan pada kita semua,
‫َم ا َتَرْك ُت َبْع ِدي ِف ْتَنًة َأَض َّر َع ىَل الِّرَجاِل ِم َن الِّنَس اِء‬
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
daripada (fitnah) wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no.7122)

7. Tidak bercampur baur


Adab dalam bergaul dengan lawan jenis yang lain adalah tidak bercampur baur. Hendaknya kita
memisahkan diri dari lawan jenis ketika melakukan komunikasi. Sebagaimana yang dilakukan para
sahabat ketika bertanya pada istri-istri Rasulullah.
Allah Ta’ala berfirman,
‫َو ِإَذ ا َس َأْلُتُم وُه َّن َم َت اعًا َف اْس َأُلوُه َّن ِم ن َوَراء ِح َجاٍب َذ ِلُكْم َأْط َه ُر ِلُق ُلوِبُكْم َو ُقُلوِبِه َّن‬
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al-Ahzab: 53)
KESIMPULAN
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap
diri pribadinya baik itu jasmani atau rohani. Kita harus adil
dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa
diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
membahayakan jiwa. Cara untuk memelihara akhlak terhadap
diri sendiri yaitu dengan sabar, shidiq, tawaduk, syukur,
istiqamah, iffah, pemaaf dan amanah. Sedangkan Akhlak
terhadap Lawan Jenis merupakan bagian dari akhlak
terhadap sesama manusia, yaitu akhlak terhadap orang lain
Thank You!
Adakah pertanyaan mengenai
presentasi tadi?
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai