ۗ َيا َأُّيَه ا الَّنِبُّي ُق ْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِنَس اِء اْلُم ْؤ ِم ِنيَن ُيْدِنيَن َع َلْي ِه َّن ِم ْن َجاَل ِبيِبِه َّن ۚ َٰذ ِلَك َأْد َنٰى َأْن ُيْع َرْف َن َفاَل ُيْؤ َذ ْيَن
َو َك اَن ُهَّللا َغ ُف وًرا َرِح يًم ا
3. Menundukkan pandangan
Baik laki-laki maupun wanita, sebaiknya ketika melakukan komunikasi saling menundukkan
pandangan. Hal ini dikarenakan dalam pandangan terdapat godaan untuk melakukan zina
dengan diperlihatkannya keindahan dan kenikmatan yang sebenarnya menjebak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya.
Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah
berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan, serta zina hati adalah bernafsu
dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Tidak menyentuh
Interaksi antara lawan jenis diperbolehkan dalam Islam, selama masih dalam batas yang
diperbolehkan dalam Islam. Salah satunya adalah dilarang bersentuhan. Hal ini sesuai dengan apa
yang diucapkan Rasulullah dahulu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َألْن ُيْط َع َن ِفي َرْأِس َرُجٍل ِبِم ْخَي ٍط ِم ْن َحِديٍد َخْي ٌر َلُه ِم ْن َأْن َيَم َّس اْم َرَأًة ال َتِح ُّل َلُه
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
5. Tidak berdandan
Dalam Islam, seorang wanita hanya diperbolehkan untuk berdandan di hadapan suaminya saja.
Begitu pula ketika bergaul dengan lawan jenis. Wanita yang dengan sengaja berdandan bahkan
menggunakan wewangian untuk memikat laki-laki merupakan wanita yang sangat rendah dalam
Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َأُّيَم ا اْم َرَأٍة اْس َت ْع َط َرْت َف َم َّرْت َع ىَل َق ْو ٍم ِلَيِج ُدوا ِم ْن ِريِح َه ا َف ِه َزاِنَي ٌة
َي
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(HR. An Nasa’i no. 5129, Abu Daud no. 4173, Tirmidzi no. 2786 dan Ahmad 4: 414. Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir)
6. Menjaga batas intensitas komunikasi
Ingatlah bahwa bergaul dengan lawan jenis memiliki banyak resiko, terutama fitnah dan zina.
Maka dari itu, jagalah agar tidak terlalu sering melakukan komunikasi dengan lawan jenis agar
tidak terjadi hal yang membuat kita terjerumus dalam dosa. Terlalu berlebihan dalam
berkomunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman hingga menimbulkan fitnah.
Rasulullah pernah memberikan peringatan pada kita semua,
َم ا َتَرْك ُت َبْع ِدي ِف ْتَنًة َأَض َّر َع ىَل الِّرَجاِل ِم َن الِّنَس اِء
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
daripada (fitnah) wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no.7122)