Anda di halaman 1dari 57

TRIGGER 1 TUTOR VI

Fasilitator : dr. Jefri Henky, Sp.BS,M.Kes

fk.unbrah.ac.id @infofkunbrah
Ketua : WULANDRA AFRILOSA (2110070100090)
Sekretaris : M ZHAFRAN AL GHOZI (2110070100097)
Anggota :
1. RINGGA ANJANI SYAHPUTRA (2110070100001)
2. ANNISA DIVA DHIERSA (2010070100003)
3. PUTRI KURNIA QURRATA AZZAHRA (2110070100049)
4. FANZA ANUGRAH (2110070100068)
5. AGNES YESICA SARI (2110070100084)

2
fk.unbrah.ac.id
TRIGGER 1. PIPA YANG KOTOR

Bayi A usia 2 minggu dibawa ibunya berobat ke klinik Pratama disebabkan


tampak bertambah kuning sejak 5 hari yang lalu. Bayi A selalu menggunakan
popok kertas yang diganti ibu 3-4 kali per hari. Dokter melakukan pemeriksaan
pada bayi A, ditemukan warna kulit kremer 2, UUB tidak cekung, penis pimosis
dan kemerahan. Dokter melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium,
didapatkan hasil laboratorium Hb 13mg/dl, leukosit 35.000/mm3, trombosit
358.000/mm3. Hasil urin rutin ditemukan leukosit 8-10/LPB, eritrosit 2-4/LPB.
Hasil kultur urin setelah 1 minggu berlalu ditemukan E. Coli >105
Setelah melalui beberapa hari rawatan, dokter melakukan pemeriksaan USG
abdomen untuk mengetahui gambaran vesika urinaria ataupun sistem kemih
lainnya. Ibu bertanya apakah penyakit ini akan berulang dan apakah bayi A
harus dilakukan sircumsisi sedari dini.
STEP 1: CLARIFY UNFAMILIAR
TERMS
1. Kremer : metode untuk menentukan kadar bilirubin (zat warna kuning) pada bayi, Skor 1
jika kuning pada daerah muka dan leher. Skor 2, jika kuning tampak meluas ke area dada.
Skor 3, jika kuning meluas sampai ke perut bagian bawah dan lipatan paha. Skor 4, jika
kuning meluas sampai kekaki dan tangan. Skor 5, jika kuning meluas sampai ke telapak
tangan dan kaki.
2. Penis fimosis : ketidakmampuan untuk menarik kembali kulit (kulup atau preputium) yang
menutupi kepala (glans) penis.
3. E. Coli : Escherichia coli ( E.coli ) adalah sekelompok bakteri yang biasanya hidup di
usus dan saluran cerna
4. Sirkumsisi : metode pembedahan untuk membuang preputium atau kulit khitan yang
menutupi kepala penis.
5. Uub : ubun ubun besar
STEP 2: DEFINE THE PROBLEM & STEP 3:
BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION
1. Kenapa bayi berwarna kuning?

2. Apa hubungan penyakit yg diderita bayi dgn penggunaan popok?

3. Kenapa bayi tersebut harus di sirkumsisi?

4. Apa penyebab penis fimosis?

5. Apa tujuan dilakukan nya pemeriksaan lab dan usg abdomen?

6. Kapan warna kulit bayi kuning dikatakan normal dan abnormal?

7. Apa interpretasi kremer?


3: BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION
1. Kenapa bayi berwarna kuning?
: Karena terjadi peningkatan kadar billirubin dalam darah akibat kondisi
kolestasis yang biasanya timbul akibat isk bayi
2. Apa hubungan penyakit yg diderita bayi dgn penggunaan popok?
: Popok menghambat penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab
sehingga mudah untuk terinfeksi jamur maupun bakteri dan juga
menyebabkan iritasi pada kulit akibat gesekan popok
3. Kenapa bayi tersebut harus di sirkumsisi?
: Karena salah satu indikasi sirkumsisi adalah fimosis
4. Apa penyebab penis fimosis?
: Karena kelainan kongenital/bawaan dari lahir
5. Apa tujuan dilakukan nya pemeriksaan lab dan usg abdomen?
: Untuk mengetahui apakah terjadi infeksi /kelainan lain pada abdomen pasien
6. Kapan warna kulit bayi kuning dikatakan normal dan abnormal?
: Kuning normal apabila timbul pada hari ke 2-6 dan menghilang pada hari ke
7,kuning abnormal dapat terjadi pada usia bayi kurang dari 1 hari atau lebih dari 7
hari
7. Apa interpretasi kremer?
• Skor 1: jika kuning pada muka dan leher,
• skor 2: meluas pada daerah dada,
• skor 3:meluas pada perut bagian bawah hingga batas diatas lutut,
• skor 4: meluas ke kaki dan tangan,
• skor 5: meluas ke telapak tangan dan kaki
STEP 4: ARRANGE EXPLANATION
INTO TENTATIVE SOLUTION
STEP 5: DEFINE LEARNING
OBJECTIVE
ISK:
A. Definisi J. Tatalaksana
B. Etiologi K. Komplikasi
C. Epidemiologi L. Edukasi Dan Pencegahan
D. Klasifikasi M. Prognosis
E. Faktor Resiko
F. Gejala Klinis
G. Patofisiologi
H. Diagnosis
I. Diagnosis Banding
STEP 7: SHARE THE RESULTS OF
INFORMATION GATHERED AND
PRIVATE STUDY
ISK

DEFINISI
Adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih (infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih)
Pertumbuhan bakteri ≥ 100.000 unit koloni per ml urin (midstream urin) pagi hari

ISK Simpleks
ISK tanpa ada kelainan anatomis traktus urinarius
ISK Kompleks
ISK disertai kelainan anatomis traktus urinarius seperti Sistitis, hidronefrosis, dll
ISK berulang
Dua atau lebih episode pyelonephritis akut Satu episode pyelonephritis akut dan
satu episode sistitis,Tiga atau lebih episode sistitis
ISK

ETIOLOGI
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus) dan
organisme enterik garam-negatif lainnya merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan ISK: kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan
perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas,
Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse
negatif. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah
Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter
ISK

EPIDEMIOLOGI
Global
Di Amerika serikat, diperkirakan terdapat 250.000 kasus pyelonephritis setiap
tahunnya dengan frekuensi lebih tinggi pada wanita. Wanita usia 18-49 tahun
dilaporkan memiliki insidensi mengalami pyelonephritis sebesar 28 kasus dari
10.000 orang.
Frekuensi sistitis tanpa komplikasi pada wanita muda yang aktif secara seksual
diperkirakan sebesar 0,5 episode per orang tahun di Amerika Serikat. Puncak angka
kejadian adalah pada rentang usia 18 hingga 39 tahun.
ISK terkait perawatan medis (healthcare-associated) dilaporkan sebagai jenis
infeksi tersering yang terkait perawatan medis. Prevalensi dari ISK terkait
perawatan medis adalah 12,9% di Amerika Serikat dan 19,6% di Eropa. Sementara
itu, di negara berkembang, prevalensinya bisa mencapai 24%.
ISK

EPIDEMIOLOGI
Indonesia
Studi komparatif yang dilakukan oleh Kitagawa et al melaporkan kasus ISK di
Surabaya paling sering disebabkan oleh E coli (39,3%) dan kebanyakan memiliki
resistensi terhadap ampicillin dan sefalosporin generasi pertama dan ketiga. Spesies
Klebsiella lebih sering ditemukan pada pasien pediatri (20,3%) dibandingkan orang
dewasa (13,6%) di Surabaya. Bakteri gram negatif extended-spectrum-â-lactamase
(ESBL) lebih sering ditemukan di Surabaya dibandingkan di kota Kobe, Jepang.
ISK

KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala :
 Asimtomatik : bakteriuria bermakna tanpa gejala
 Simtomatik : bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik
1. pielonefritis (serang parenkim ginjal)  gejala utama demam
2. sistitis (terbatas pada saluran kemih bawah)  gejala utama
gangguan miksi,dysuria,polakisuria,urgency
ISK

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi infeksi :
ISK atas (upper UTI) :
1. pielonefritis  terutama di parenkim ginjal
ISK bawah (lower UTI) :
1. sistisis  di vesica urinaria
2. uretra
ISK

KLASIFIKASI
Berdasarkan kelainan saluran kemih :
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI)
tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran kemih yang
menyebabkan stasis urin
ISK kompleks (complicated UTI)
disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih
yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin
ISK

FAKTOR RESIKO
ISK

FAKTOR RESIKO
ISK

GEJALA KLINIS
ISK

GEJALA KLINIS
ISK

GEJALA KLINIS
 ISK bawah
1. Cystitis dan uretritis
Disuria
Poliuria / sering berkemih
Mendesak bila mau berkemih
Ketidaknyamanan pada supra pubis
Air kemih keruh, banyak eritrosit
2. Prostatitis
Demam
Menggigil
Sakit pinggang bawah
Rasa nyeri pada perineum
Mendesak bila mau berkemih
Disuria
Prostat nyeri
Keluar lendir dari urethra
ISK

GEJALA KLINIS
 ISK atas
1. Pielonefritis
Mendadak demam
Menggigil
Sakit di daerah costovertebral
Leukositosis
Banyak urin eritosit dalam urin
ISK

GEJALA KLINIS
 Pada Anak
1. Anak < 3 tahun :
Demam
Muntah
Gelisah
2. Anak > 3 tahun
Demam
Nyeri perut
Muntah
Hilang nafsu makan
Sering kencing
Nyeri pada saat kencing
ISK

PATOFISIOLOGI
ISK

PATOFISIOLOGI
ISK

DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditanyakan mengenai lokasi, episode, gejala, dan faktor-
faktor yang menyertai, termasuk pertanyaan mengenai infeksi primer atau sekunder,
ISK dengan atau tanpa demam, riwayat operasi, kebiasaan minum dan berkemih.
Riwayat keluarga, apakah terdapat konstipasi atau adanya gejala LUTS, dan riwayat
seksual pada remaja.

B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan tanda-tanda lokal: Nyeri tekan suprasimpisis atau abdominal,
nyeri ketok costovertebrae. Adanya kelainan genitalia seperti fimosis, retensi smegma,
sinekia vulva, kelainan kongenital anorektal dengan kemungkinan fistulasi ke sistem
urogenital. Pada pemeriksaan fisik harus dicari adanya tanda-tanda konstipasi
ISK

DIAGNOSIS
ginjal teraba atau nyeri, kandung kemih yang teraba dan nyeri, stigmata pada spina
bifida atau sacral agenesis, untuk kelainan genitalia (phimosis, adhesi labial,
komplikasi post sirkumsisi, meatal stenosis, gambaran urogenital abnormal,
malformasi kloaka, vulvitis, epididimoorchitis) dan mengukur suhu.

C. Pemeriksaan Penunjang
Analisa urin rutin, kultur urin, serta jumlah kuman/ml urin merupakan
protokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK
ISK

DIAGNOSIS
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Urinalisis
 leukosituria
Leukosituria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan ISK. Adanya
leukosit silinder pada sedimen urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya
leukosituria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi
tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituria yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan kultur.
 hematuria
Hematuria adalah terdapatnya sedimen eritrosit dalam urin yang disebabkan oleh trauma,
infeksi, obstruksi saluran kemih dan kanker saluran kemih. Ditemukannya sedimen eritrosit
dan leukosit merupakan salah satu pertanda sedang ada infeksi atau inflamasi didalam traktus
urinari. Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10
eritrosit/LPB sedimen urin.
ISK

DIAGNOSIS
2. Biakan Bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri
dalam jumlah bermakna sesuai dengan kriteria Cattell, 2006:
Wanita, simtomatik
>102 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
105 organisme patogen apapun/ml urin
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil
dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
ISK

DIAGNOSIS
ISK

DIAGNOSIS BANDING
Kandung Kemih Hiperaktif
Kandung kemih hiperaktif umumnya memiliki gejala yang menyerupai ISK, yaitu
gejala urgency dan frekuensi. Namun, pada pemeriksaan dipstick urine, urinalisis, atau
kultur urine umumnya memiliki hasil negative
Karsinoma Saluran Kemih
Karsinoma pada saluran kemih dapat memiliki tanda atau gejala hematuria mikroskopik
atau makroskopik seperti ISK. Namun, pada karsinoma saluran kemih, umumnya hasil
sitologi urine positif. Pada pemeriksaan sitoskopi atau pencitraan saluran kemih akan dapat
ditemukan tumor
Uretritis Noninfeksius
Uretritis noninfeksius, atau yang sering disebut sebagai uretritis non-gonore, merupakan
inflamasi pada uretra laki-laki. Serupa dengan ISK, pasien akan mengeluhkan disuria. Pada
pemeriksaan dipstick, kultur urine, dan mikroskopik urinalisis hasil akan negatif
ISK

DIAGNOSIS BANDING
Vaginitis
memiliki gejala yang menyerupai ISK, seperti disuria dan frekuensi. Namun, pada vaginitis
pasien juga mengeluhkan produksi duh pada vagina. Pada pemeriksaan fisik juga dapat
ditemukan inflamasi pada vagina. Pada dipstick urine, urinalisis mikroskopik, dan kultur urine
juga negatif. Pemeriksaan kultur vagina akan menunjukkan hasil positif etiologi infeksi.
Bakteriuria Asimptomatik
Bakteriuria asimptomatik sering ditemukan pada wanita sehat. Pada pemeriksaan dipstick,
urinalisis, dan kultur urine ditemukan tanda infeksi bakteri yang menyerupai ISK. Namun,
yang membedakan dengan ISK adalah pasien tidak memiliki gejala.
Penyakit Radang Panggul
Pasien dengan penyakit radang panggul dapat mengeluhkan nyeri abdomen bawah atau nyeri
pelvis yang juga bisa muncul pada kasus sistitis. Curigai adanya penyakit radang panggul jika
ditemukan duh endoservikal mukopurulen atau nyeri goyang serviks.
ISK
TATA LAKSANA
ISK
TATA LAKSANA
ISK
TATALAKSANA

Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
 Terapi antibiotika dosis Tunggal
 Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
 Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
 Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor
kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani.
ISK
TATALAKSANA
Terapi dan pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif,
antara lain :
 Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
 Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
 Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
 Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap
cotrimoxazole.
 Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-
anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
 Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka
diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
 Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan
ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
ISK
TATALAKSANA

Antimikroba yang digunakan untuk pengobatan pielonefritis pada


kehamilan
 Ampistin 2g IV tiap 6jam + gentamycin 3-4mg/Kg/hari IV dibagi 3x sehari
 Cefazolin 1 g IV tiap 8 jam
 Ceftriaxone 1-2g IV atau IM tiap 24 jam
 Mezlocillin 1-3g IV tiap 6 jam
 Piperacillin 4 gIV tiap 8 jam
ISK
TATALAKSANA
Antimikroba pada ISK bawah Antimikroba pada ISK atas
ISK
TATALAKSANA
Terapi Profilaksis
Jika terdapat peningkatan risiko pielonefritis, seperti VUR dan ISK berulang, antibiotik
profilaksis dosis rendah jangka panjang direkomendasikan. Hal ini juga dapat digunakan setelah
ISK akut. Studi-studi acak prospektif terakhir banyak yang tidak mendukung efekasi antibiotik
profilaksis ini. Namun ada dua studi RCT dan meta-analisis yang menunjukkan pengurangan
risiko terjadinya reinfeksi ISK . Jus cranberry dan probiotik juga disebut mencegah ISK
rekurens pada beberapa RCT, meski hal ini belum terkonfirmasi oleh review Cochrane.

Sirkumsisi mengurangi risiko ISK pada bayi, khususnya pada pasien dengan riwayat ISK
rekurens dan VUR dengan dilatasi ureter, sebesar 10 kali. Risiko ini berkaitan dengan kolonisasi
bakteri uropatogen pada prepusium, yang berkurang dengan bertambahnya usia. Pada anak yang
lebih besar, sirkumsisi juga mencegah ISK namun dengan angka yang lebih rendah. Dari sisi
biaya, terapi ISK pada anak laki-laki yang disirkumsisi lebih rendah 90% dari anak yang tidak
disirkumsisi.
ISK
TATALAKSANA
ISK

KOMPLIKASI
ISK sederhana / tak berkomplikasi :
 ISK yang terjadi pada orang dewasa, termasuk episode sporadik,
episode sporadik yang didapat dari komunitas, dalam hal ini
sistitis akut dan pielonefritis akut pada individu yang sehat.
 Fakor risiko yang mendasari ISK jenis ini adalah faktor risiko
yang tidak diketahui, infeksi berulang dan faktor risiko diluar
traktus urogenitalis.
 Banyak diderita oleh wanita yang tidak hamil tanpa adanya
kelainan struktural dan fungsional di dalam saluran kemih,
maupun penyakit ginjal atau faktor lain yang dapat memperberat
penyakit.
 Pada pria ISK non komplikata hanya terdapat pada sedikit kasus.
ISK

KOMPLIKASI
ISK berkomplikasi :
 Infeksi yang diasosiasikan dengan suatu kondisi, misalnya
abnormalitas struktural atau fungsional saluran
genitourinari atau adanya penyakit dasar yang mengganggu
dengan mekanisme pertahanan diri individu, yang
meningkatkan risiko untuk mendapatkan infeksi atau
kegagalan terapi
 ISK selama kehamilan, ISK pada diabetes mellitus ISK
yang beralokasi selain di vesika urinaria, ISK pada anak-
anak, laki-laki dewasa
ISK

KOMPLIKASI
ISK

KOMPLIKASI
ISK

EDUKASI DAN PENCEGAHAN


Jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air kecil
merupakan sebab terbesar dari infeksi saluran kemih.
Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air kecil
bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rektum.
Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti bakteri
akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.
Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat
memperlancar sirkulasi udara.
Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dan
dapat mendorong perkembangbiakan bakteri.
ISK

EDUKASI DAN PENCEGAHAN


Minum Cukup Air: Membantu mempercepat pengeluaran bakteri dan menjaga saluran
kemih tetap bersih.
Buang Air Kecil Secara Teratur: Membantu membersihkan bakteri yang mungkin masuk
ke saluran kemih sebelum bakteri tersebut memiliki kesempatan untuk berkembang biak.
Hindari Pembersihan yang Berlebihan: Penggunaan sabun yang keras atau penggunaan
pembersih vagina yang kuat dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami dan
meningkatkan risiko ISK.
Bersihkan dari Depan ke Belakang: Setelah buang air kecil atau buang air besar, selalu
bersihkan area genital dari depan ke belakang. Hal ini membantu mencegah transfer
bakteri dari anus ke saluran kemih.
Kencing Setelah Aktivitas Seksual: Membantu menghilangkan bakteri yang mungkin
masuk ke saluran kemih selama aktivitas seksual.
ISK

EDUKASI DAN PENCEGAHAN


Hindari Penggunaan Produk Irritan: Hindari penggunaan produk perawatan pribadi yang
bisa mengiritasi daerah genital, seperti pewangi, deodoran, atau produk kimia yang kuat.
Ganti Pakaian Dalam yang Bersih: Ganti pakaian dalam yang bersih setiap hari. Pilihlah
pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat dengan baik, seperti katun,
untuk menjaga area genital tetap kering.
Hindari Pakaian yang Ketat: Pakaian ketat dapat menyebabkan penumpukan kelembapan
dan bakteri.
Jaga Kebersihan Menstruasi: Ganti pembalut atau tampon secara teratur sesuai petunjuk dan
jaga kebersihan selama periode menstruasi.
Perhatikan Kesehatan Umum: Jaga sistem kekebalan tubuh dengan menjaga pola makan
sehat, tidur yang cukup, mengelola stres, dan berolahraga secara teratur. Sistem kekebalan
yang kuat dapat membantu melawan infeksi.
Hindari Faktor Risiko: Hindari faktor-faktor risiko seperti merokok dan penggunaan obat-
obatan tertentu yang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
ISK

PROGNOSIS
Prognosis pada ISK uncomplicated umumnya sangat baik, Pasien
yang diberikan terapi antibiotik dengan tepat dan cepat umumnya
dapat sembuh tanpa adanya sekuele jangka panjang.

Prognosis pasien ISK complicated juga umumnya sangat baik apabila


ditangani dengan cepat dan tepat. Gangguan fungsi ginjal dapat terjadi
pada pasien ISK complicated.
ISK

PROGNOSIS
Anak-anak yang ditangani dengan baik jarang mengalami gagal ginjal kecuali
mereka mempunyai kelainan saluran kemih yang tidak dapat diperbaiki. Namun,
infeksi berulang, khususnya dengan adanya VUR, diperkirakan (tetapi tidak
terbukti) menyebabkan jaringan parut pada ginjal, yang dapat menyebabkan
hipertensi dan penyakit ginjal stadium akhir. Pada anak-anak dengan VUR
(vesikouretral refluks) tingkat tinggi, jaringan parut jangka panjang terdeteksi 4
hingga 6 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak-anak dengan VUR tingkat
rendah dan 8 hingga 10 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak-anak tanpa
VUR. Risiko timbulnya jaringan parut setelah ISK berulang (≥ 2 episode demam)
mencapai 25%, atau 10 hingga 15 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak
yang hanya mengalami 1 kali ISK demam; namun, hanya sedikit anak yang
mengalami ISK demam berulang.
ISK

PROGNOSIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai