fk.unbrah.ac.id @infofkunbrah
Ketua : WULANDRA AFRILOSA (2110070100090)
Sekretaris : M ZHAFRAN AL GHOZI (2110070100097)
Anggota :
1. RINGGA ANJANI SYAHPUTRA (2110070100001)
2. ANNISA DIVA DHIERSA (2010070100003)
3. PUTRI KURNIA QURRATA AZZAHRA (2110070100049)
4. FANZA ANUGRAH (2110070100068)
5. AGNES YESICA SARI (2110070100084)
2
fk.unbrah.ac.id
TRIGGER 1. PIPA YANG KOTOR
DEFINISI
Adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih (infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih)
Pertumbuhan bakteri ≥ 100.000 unit koloni per ml urin (midstream urin) pagi hari
ISK Simpleks
ISK tanpa ada kelainan anatomis traktus urinarius
ISK Kompleks
ISK disertai kelainan anatomis traktus urinarius seperti Sistitis, hidronefrosis, dll
ISK berulang
Dua atau lebih episode pyelonephritis akut Satu episode pyelonephritis akut dan
satu episode sistitis,Tiga atau lebih episode sistitis
ISK
ETIOLOGI
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus) dan
organisme enterik garam-negatif lainnya merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan ISK: kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan
perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas,
Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse
negatif. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah
Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter
ISK
EPIDEMIOLOGI
Global
Di Amerika serikat, diperkirakan terdapat 250.000 kasus pyelonephritis setiap
tahunnya dengan frekuensi lebih tinggi pada wanita. Wanita usia 18-49 tahun
dilaporkan memiliki insidensi mengalami pyelonephritis sebesar 28 kasus dari
10.000 orang.
Frekuensi sistitis tanpa komplikasi pada wanita muda yang aktif secara seksual
diperkirakan sebesar 0,5 episode per orang tahun di Amerika Serikat. Puncak angka
kejadian adalah pada rentang usia 18 hingga 39 tahun.
ISK terkait perawatan medis (healthcare-associated) dilaporkan sebagai jenis
infeksi tersering yang terkait perawatan medis. Prevalensi dari ISK terkait
perawatan medis adalah 12,9% di Amerika Serikat dan 19,6% di Eropa. Sementara
itu, di negara berkembang, prevalensinya bisa mencapai 24%.
ISK
EPIDEMIOLOGI
Indonesia
Studi komparatif yang dilakukan oleh Kitagawa et al melaporkan kasus ISK di
Surabaya paling sering disebabkan oleh E coli (39,3%) dan kebanyakan memiliki
resistensi terhadap ampicillin dan sefalosporin generasi pertama dan ketiga. Spesies
Klebsiella lebih sering ditemukan pada pasien pediatri (20,3%) dibandingkan orang
dewasa (13,6%) di Surabaya. Bakteri gram negatif extended-spectrum-â-lactamase
(ESBL) lebih sering ditemukan di Surabaya dibandingkan di kota Kobe, Jepang.
ISK
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala :
Asimtomatik : bakteriuria bermakna tanpa gejala
Simtomatik : bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik
1. pielonefritis (serang parenkim ginjal) gejala utama demam
2. sistitis (terbatas pada saluran kemih bawah) gejala utama
gangguan miksi,dysuria,polakisuria,urgency
ISK
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi infeksi :
ISK atas (upper UTI) :
1. pielonefritis terutama di parenkim ginjal
ISK bawah (lower UTI) :
1. sistisis di vesica urinaria
2. uretra
ISK
KLASIFIKASI
Berdasarkan kelainan saluran kemih :
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI)
tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran kemih yang
menyebabkan stasis urin
ISK kompleks (complicated UTI)
disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih
yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin
ISK
FAKTOR RESIKO
ISK
FAKTOR RESIKO
ISK
GEJALA KLINIS
ISK
GEJALA KLINIS
ISK
GEJALA KLINIS
ISK bawah
1. Cystitis dan uretritis
Disuria
Poliuria / sering berkemih
Mendesak bila mau berkemih
Ketidaknyamanan pada supra pubis
Air kemih keruh, banyak eritrosit
2. Prostatitis
Demam
Menggigil
Sakit pinggang bawah
Rasa nyeri pada perineum
Mendesak bila mau berkemih
Disuria
Prostat nyeri
Keluar lendir dari urethra
ISK
GEJALA KLINIS
ISK atas
1. Pielonefritis
Mendadak demam
Menggigil
Sakit di daerah costovertebral
Leukositosis
Banyak urin eritosit dalam urin
ISK
GEJALA KLINIS
Pada Anak
1. Anak < 3 tahun :
Demam
Muntah
Gelisah
2. Anak > 3 tahun
Demam
Nyeri perut
Muntah
Hilang nafsu makan
Sering kencing
Nyeri pada saat kencing
ISK
PATOFISIOLOGI
ISK
PATOFISIOLOGI
ISK
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditanyakan mengenai lokasi, episode, gejala, dan faktor-
faktor yang menyertai, termasuk pertanyaan mengenai infeksi primer atau sekunder,
ISK dengan atau tanpa demam, riwayat operasi, kebiasaan minum dan berkemih.
Riwayat keluarga, apakah terdapat konstipasi atau adanya gejala LUTS, dan riwayat
seksual pada remaja.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan tanda-tanda lokal: Nyeri tekan suprasimpisis atau abdominal,
nyeri ketok costovertebrae. Adanya kelainan genitalia seperti fimosis, retensi smegma,
sinekia vulva, kelainan kongenital anorektal dengan kemungkinan fistulasi ke sistem
urogenital. Pada pemeriksaan fisik harus dicari adanya tanda-tanda konstipasi
ISK
DIAGNOSIS
ginjal teraba atau nyeri, kandung kemih yang teraba dan nyeri, stigmata pada spina
bifida atau sacral agenesis, untuk kelainan genitalia (phimosis, adhesi labial,
komplikasi post sirkumsisi, meatal stenosis, gambaran urogenital abnormal,
malformasi kloaka, vulvitis, epididimoorchitis) dan mengukur suhu.
C. Pemeriksaan Penunjang
Analisa urin rutin, kultur urin, serta jumlah kuman/ml urin merupakan
protokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK
ISK
DIAGNOSIS
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Urinalisis
leukosituria
Leukosituria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan ISK. Adanya
leukosit silinder pada sedimen urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya
leukosituria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi
tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituria yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan kultur.
hematuria
Hematuria adalah terdapatnya sedimen eritrosit dalam urin yang disebabkan oleh trauma,
infeksi, obstruksi saluran kemih dan kanker saluran kemih. Ditemukannya sedimen eritrosit
dan leukosit merupakan salah satu pertanda sedang ada infeksi atau inflamasi didalam traktus
urinari. Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10
eritrosit/LPB sedimen urin.
ISK
DIAGNOSIS
2. Biakan Bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri
dalam jumlah bermakna sesuai dengan kriteria Cattell, 2006:
Wanita, simtomatik
>102 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
105 organisme patogen apapun/ml urin
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil
dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
ISK
DIAGNOSIS
ISK
DIAGNOSIS BANDING
Kandung Kemih Hiperaktif
Kandung kemih hiperaktif umumnya memiliki gejala yang menyerupai ISK, yaitu
gejala urgency dan frekuensi. Namun, pada pemeriksaan dipstick urine, urinalisis, atau
kultur urine umumnya memiliki hasil negative
Karsinoma Saluran Kemih
Karsinoma pada saluran kemih dapat memiliki tanda atau gejala hematuria mikroskopik
atau makroskopik seperti ISK. Namun, pada karsinoma saluran kemih, umumnya hasil
sitologi urine positif. Pada pemeriksaan sitoskopi atau pencitraan saluran kemih akan dapat
ditemukan tumor
Uretritis Noninfeksius
Uretritis noninfeksius, atau yang sering disebut sebagai uretritis non-gonore, merupakan
inflamasi pada uretra laki-laki. Serupa dengan ISK, pasien akan mengeluhkan disuria. Pada
pemeriksaan dipstick, kultur urine, dan mikroskopik urinalisis hasil akan negatif
ISK
DIAGNOSIS BANDING
Vaginitis
memiliki gejala yang menyerupai ISK, seperti disuria dan frekuensi. Namun, pada vaginitis
pasien juga mengeluhkan produksi duh pada vagina. Pada pemeriksaan fisik juga dapat
ditemukan inflamasi pada vagina. Pada dipstick urine, urinalisis mikroskopik, dan kultur urine
juga negatif. Pemeriksaan kultur vagina akan menunjukkan hasil positif etiologi infeksi.
Bakteriuria Asimptomatik
Bakteriuria asimptomatik sering ditemukan pada wanita sehat. Pada pemeriksaan dipstick,
urinalisis, dan kultur urine ditemukan tanda infeksi bakteri yang menyerupai ISK. Namun,
yang membedakan dengan ISK adalah pasien tidak memiliki gejala.
Penyakit Radang Panggul
Pasien dengan penyakit radang panggul dapat mengeluhkan nyeri abdomen bawah atau nyeri
pelvis yang juga bisa muncul pada kasus sistitis. Curigai adanya penyakit radang panggul jika
ditemukan duh endoservikal mukopurulen atau nyeri goyang serviks.
ISK
TATA LAKSANA
ISK
TATA LAKSANA
ISK
TATALAKSANA
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
Terapi antibiotika dosis Tunggal
Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor
kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani.
ISK
TATALAKSANA
Terapi dan pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif,
antara lain :
Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap
cotrimoxazole.
Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-
anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka
diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan
ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
ISK
TATALAKSANA
Sirkumsisi mengurangi risiko ISK pada bayi, khususnya pada pasien dengan riwayat ISK
rekurens dan VUR dengan dilatasi ureter, sebesar 10 kali. Risiko ini berkaitan dengan kolonisasi
bakteri uropatogen pada prepusium, yang berkurang dengan bertambahnya usia. Pada anak yang
lebih besar, sirkumsisi juga mencegah ISK namun dengan angka yang lebih rendah. Dari sisi
biaya, terapi ISK pada anak laki-laki yang disirkumsisi lebih rendah 90% dari anak yang tidak
disirkumsisi.
ISK
TATALAKSANA
ISK
KOMPLIKASI
ISK sederhana / tak berkomplikasi :
ISK yang terjadi pada orang dewasa, termasuk episode sporadik,
episode sporadik yang didapat dari komunitas, dalam hal ini
sistitis akut dan pielonefritis akut pada individu yang sehat.
Fakor risiko yang mendasari ISK jenis ini adalah faktor risiko
yang tidak diketahui, infeksi berulang dan faktor risiko diluar
traktus urogenitalis.
Banyak diderita oleh wanita yang tidak hamil tanpa adanya
kelainan struktural dan fungsional di dalam saluran kemih,
maupun penyakit ginjal atau faktor lain yang dapat memperberat
penyakit.
Pada pria ISK non komplikata hanya terdapat pada sedikit kasus.
ISK
KOMPLIKASI
ISK berkomplikasi :
Infeksi yang diasosiasikan dengan suatu kondisi, misalnya
abnormalitas struktural atau fungsional saluran
genitourinari atau adanya penyakit dasar yang mengganggu
dengan mekanisme pertahanan diri individu, yang
meningkatkan risiko untuk mendapatkan infeksi atau
kegagalan terapi
ISK selama kehamilan, ISK pada diabetes mellitus ISK
yang beralokasi selain di vesika urinaria, ISK pada anak-
anak, laki-laki dewasa
ISK
KOMPLIKASI
ISK
KOMPLIKASI
ISK
PROGNOSIS
Prognosis pada ISK uncomplicated umumnya sangat baik, Pasien
yang diberikan terapi antibiotik dengan tepat dan cepat umumnya
dapat sembuh tanpa adanya sekuele jangka panjang.
PROGNOSIS
Anak-anak yang ditangani dengan baik jarang mengalami gagal ginjal kecuali
mereka mempunyai kelainan saluran kemih yang tidak dapat diperbaiki. Namun,
infeksi berulang, khususnya dengan adanya VUR, diperkirakan (tetapi tidak
terbukti) menyebabkan jaringan parut pada ginjal, yang dapat menyebabkan
hipertensi dan penyakit ginjal stadium akhir. Pada anak-anak dengan VUR
(vesikouretral refluks) tingkat tinggi, jaringan parut jangka panjang terdeteksi 4
hingga 6 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak-anak dengan VUR tingkat
rendah dan 8 hingga 10 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak-anak tanpa
VUR. Risiko timbulnya jaringan parut setelah ISK berulang (≥ 2 episode demam)
mencapai 25%, atau 10 hingga 15 kali lipat lebih besar dibandingkan pada anak
yang hanya mengalami 1 kali ISK demam; namun, hanya sedikit anak yang
mengalami ISK demam berulang.
ISK
PROGNOSIS
TERIMA KASIH