Anda di halaman 1dari 9

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT

DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK

Oleh
Aliah Ulfa M Amor, S.Ked
C11111373

Residen Pembimbing
dr. Nur Ayu Lestari

Supervisor Pembimbing
Prof. dr. Husein Albar, Sp.A (K)

KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul PKMRS : Diagnosis Isk Pada Anak
N ama : Aliah Ulfa M Amor, S.Ked
NIM : C11111373
Program Studi :Pendidikan Program Profesi Dokter FK UNHAS

Makassar, November 2017

Menyetujui pembimbing
Residen

Dr. Ayu Lestari

Supervisor

Prof. dr. Husein Albar, Sp.A (K)


NIP. 19510521198010001

2
DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK
Aliah Ulfa M Amor
Pendidikan Program Profesi Dokter FK UNHAS

Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah peradangan pada saluran kemih
akibat pertumbuhan dan perkembangbiakan satu jenis kuman pathogen
dalam jumlah yang bermakna. Bakteriuria bermakna adalah
pertumbuhan bakteri dalam urinedalam dari jumlah bermakan sesuai
dengan tehnik pengumpulan urine. ISKmenempati urutan ke penyebab
demam tersering pada anak usia dibawah 2 tahun setelah infeksi saluran
pernapasan akut.
Gejala klinis ISK bervariasi bergantung umur anak, mulai dari yang
asimtomatik sampai gejala urosepsis yang berat sehingga ISK pada
anak relatif sering tidak diketahui oleh orang dan dokter. ISK pada anak
dapat menimbulkan berbagai komplikasi antara lain,rekurensi atau
infeksi saluran kemih berulang, refluks vesikoureter, batu saluran kemih,
hipertensi, dan penyakit ginjal kronik sampai gagal ginjal terminal yang
memerlukan dialisis dan transplantasi ginjal.
Tulisan ini menguraikan secara singkat diagnosis ISK pada anak
agar dapat diketahui oleh orang tua pasien.

Epidemiologi
Puncak usia terjadinya infeksi saluran kemih adalah usia 2 bulan
sampai 2 tahun.Infeksi Saluran Kemih 80% lebih banyak terjadi pada
anak perempuan dan 20% terjadi pada anak laki-laki pada umur 11
tahun. Pada laki-laki, infeksi saluran kemih biasa terjadi pada tahun
pertama kehidupan dan lebih sering pada laki-laki yang tidak
disirkumsisi. Infeksi saluran kemih 75% terjadi pada anak laki-laki saat
berumur dibawah 3 bulan dan 10% terjadi pada anak laki-laki berumur 3
sampai 8 bulan.

3
Prevalens ISK pada anak perempuan usia 1-5 tahun adalah 3%
dan usia sekolah 1%,sedangkan pada anak laki-laki usia sekolah 0,03%.
Pada perempuan yang pernah mengalami infeksi saluran kemih memiliki
kemungkinan untuk terjadi infeksi saluran kemih kedua kalinya sebesar
60-80% . Penyebab ISK tersering adalah Escherichia coli yaitu sekitar
75-90% diikuti oleh Klebsiella spp dan Proteus spp.

Etiologi
Faktor predisposisi yang mendasari terjadinya infeksi saluran kemih
adalah obstruksi saluran kemih, hygiene yang buruk, idiopatik,
ataurefluks vesicoureter. Obstruksi saluran kemih bisa disebabkan oleh
obstruksi pelvioureter, batu saluran kemih, ginjal dupleks dengan
obstruksipolus ginjal, ginjal tapal kuda. Kuman penyebab infeksi saluran
kemih tersering adalah Escherichia coli, diikuti oleh Klebsiella dan
Proteus spp.Escherichia coli merupakan 90% penyebab infeksi saluran
kemih yang pertama kalinya dan 75% penyebab infeksi saluran kemih
berulang. Pada ISK kompleks, sering ditemukan kuman yang
virulensinya rendah seperti Pseudomonas, golongan Streptokokus grup
B, Stafilokokus aureus atau epidermidis.

Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan gejala penyakit yaitu ISK asimtomatik dan
ISK simtomatik. ISK asimtomatik adalah ISK yang gejala klinisnya
tidak jelas sedangkan ISK simtomatik adalah ISK yang disertai
gejala dan tanda klinik.
2. Klasifikasi ISK simtomatik terdiri dari 1) saluran kemih bagian atas
bila infeksi menyerang parenkim ginjal dan disebut pielonefritis
dengan gejala sistemik demamserta gejala nonspesifik saluran
kemih atas dan 2) infeksi pada saluran kemih bagian bawah atau
kandung kemih yang disebut sistitisdengan gejala local berupa
gangguan miksi seperti disuria, polakisuria, kencing mengedan.

4
3. Berdasarkan komplikasi yang ditimbulkannya, ISK dibagi menjadi
ISK simplek dan ISK komplek. ISK simpleks adalah infeksi pada
saluran kemih yang normal tanpa adanya kelainan struktural
maupun fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis urin.
ISK kompleks adalah ISK yang disertai dengan kelainan anatomik
dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis
ataupun aliran balikurin.

Patogenesis dan patofisiologis


Patogenesis infeksi saluran kemih adalah infeksi ascending yaitu
bakteri yang berasal dari kolon, yang berkoloni di perineum pada anak
perempuan atau di preputium pada anak laki-laki dan masuk ke kandung
kemih melalui uretra. Infeksi pada kandung kemih akan menimbulkan
reaksi inflamasi, sehingga timbul nyeri pada suprapubik. Pada beberapa
kasus, infeksi akan menjalar melalui ureter ke ginjal sehingga timbul
pielonefritis. Pada keadaan normal, papilla pada ginjal memiliki
mekanisme antirefluks yang mencegah urin untuk memasuki tubulus
pengumpul ginjal. Namun terdapat papilla, terutama yang terletak pada
bagian atas dan bawah ginjal, tidak memiliki mekanisme ini sehingga
refluks intrarenal bisa terjadi. Urin yang terinfeksi akan masuk kembali,
menstimulasi terjadinya respon imun dan inflamasi yang pada akhirnya
akan menyebabkan terjadinya luka dan parut pada ginjal. Infeksi saluran
kemih juga bisa terjadi pada penyebaran kuman secara hematogen.

Gejala Klinis
Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh
intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan
umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik,
umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan
dan biasanya ditemukan pada uji tapis. ISK asimtomatik umumnya tidak
berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik.Pada
masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia,

5
ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau
minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak
begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik
hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan. Pada bayi sampai satu
tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal
tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus,
dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan.
Demam yang tinggi dapat disertai kejang umumnya pada pielonefritis akut
bayi.Pada anak lebih besar sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang
tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat
timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang
dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa
polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan
sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil,
gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada
umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Pada sistitis,
demam jarang melebihi 38C, biasanya ditandai dengan nyeri pada perut
bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu
berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih,
retensio urin, dan enuresis. Derajat beratnya gejala dapat bervariasi dari
ringan sedang sampai berat.

Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit esterase,
protein,dan darah. Leukosituria merupakan petunjuk kemungkinan adanya
bakteriuria,tetapi tidak dipakai sebagai patokan ada tidaknya ISK.
Leukosituria biasanyaditemukan pada anak dengan ISK (80-90%) pada
setiap episode ISK simtomatik.
Uji nitrit merupakan pemeriksaan tidak langsung terhadap bakteri
dalam urin. Dalam keadaan normal, nitrit tidak terdapat dalam urin, tetapi

6
dapat ditemukan jika nitrat diubah menjadi nitrit oleh bakteri. Sebagian
besar kuman Gram negatif dan beberapa kuman Gram positif dapat
mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga jika uji nitrit positif berarti terdapat
kuman dalam urin.
Biakan urin
Cara pengambilan spesimen urin
Pengambilan sampel urin untuk biakan urin dapat dilakukan
dengan cara aspirasi suprapubik, kateter urin, pancar tengah, dan
menggunakan urine collector. Cara terbaik untuk menghindari
kemungkinan kontaminasi ialah dengan aspirasi suprapubik, dan
merupakan baku emas pengambilan sampel urin untuk biakan
urin.Pengiriman bahan biakan ke laboratorium mikrobiologi perlu
mendapat perhatian karena bila sampel biakan urin dibiarkan pada
suhu kamar lebih dari jam, maka kuman dapat membiak dengan
cepat sehingga memberikan hasil biakan positif palsu. Urin dapat
disimpan dalam lemar es pada suhu 4 C selama 48-72 jam sebelum
dibiakan.Cara lain untuk mengetahui adanya kuman adalah dipslide.
Cara dipslideadalah cara biakan urin yang dapat dilakukan setiap saat
dan di mana saja, tetapi cara ini hanya dapat menunjukkan ada
tidaknya kuman, sedang indentifikasi jenis kuman dan uji sensitivitas
memerlukan biakan cara konvensional.
Tabel 1. Interpretasi hasil biakan urin
Cara
Jumlah koloni Kemungkinan infeksi
penampungan
Pungsi Bakteri gram negatif: asal ada >99%
suprapubik kumanBakteri gram positif:
beberapa ribu

Kateterisasi >105 95%


104-105 Diperkirakan ISK
103-104 Diragukan, ulangi

7
Urin pancar
tengah >104 Diperkirakan ISK
Laki-laki 3x biakan >105 95%
perempuan 2 x biakan 105 90%
1x biakan >105 80%
5x 104-105 Diragukan, diulangi
104-5x104 (klinis simptomatis) Diperkirakan ISK,
104-5x 104 (klinis asimptomatis) ulangi
<104 Tidak ada ISK
Tidak ada ISK

Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis dan membedakan ISK atas dan bawah,
namun sebagian besar pemeriksaan tersebut tidak spesifik.
Leukositosis, peningkatan nilai absolut neutrofil, peningkatan laju
endap darah (LED), C-reactive protein (CRP) yang positif, merupakan
indikator non-spesifk ISK atas.
Pencitraan
Pada umumnya dilakukan pada ISK kompleks karena adanya
kelainan anatomi dan fungsi saluran kemih. Pemeriksaan pencitraan
sangat penting untuk melihat adanya kelainan anatomi maupun
fungsional ginjal dan saluran kemih, yang merupakan factor risiko
terjadinya ISK berulang dan parut ginjal. Berbagai jenis pemeriksaan
pencitraan antara lain ultrasonografi (USG), miksio-sistouretrografi
(MSU), PIV (pielografi inravena,CT-scan atau magnetic resonance
imaging (MRI).

Diagnosis
1. Gejala Klinis
Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi.Pada masa
neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia,
ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau
minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu
tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi.

8
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk memeriksaadanya predisposisi terjadinya
infeksi saluran kemih. Pemeriksaan fisik secara umum yang
berhubungan dengan gejala ISK misalnya demam,nyeri ketok sudut
kosto-vertebral atau nyeri tekan suprapubik, teraba massa
padaabdomen atau ginjal teraba membesar.

3. Pemeriksaam penunjang
o Urinalisis : leukosituria bermakna
o Biakan urin : Ecoli 105
o Pemeriksaan darah: leukositosis
o Pencitraan : kelainan anatomik urogenital

Daftar Rujukan
1. Pudjiadji A, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2009.
2. Parede S, dkk. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak.
Bandung: Ikatan Dokter Anak Indonesia; Unit Kerja Koordinasi
(UKK) Nefrologi, Anak N; 2011.
3. Kliegman, Behram et al. Urinary Tract Infection. Nelson Textbook of
Pediatrics. Edition 18. 2008
4. Hay W, et al. Kidney and Urinary Tract. Current Diagnosis &
Treatment Pediatrics. 19 ed. United State The McGraw-Hill
Companies; 2009.
5. Albar H. Manfaat Urinalisis Dalam Pelacakan Awal Penyakit Ginjal
dan Saluran Kemih pada Anak di Layanan Primer. Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FK Unhas / RS Wahidin Sudirohusodo,
Makassar. 2014.

Anda mungkin juga menyukai