Anda di halaman 1dari 21

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ISK”

Oleh kel :

Noeril zain firdaus (18010035)


Evi alfiah ulfa (18010036)
Durrotul Qomariyah (18010037)
Zainullah (18010049)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2020/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah keperawatan anak
2 tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “asukan keperawatan pada anak isk” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini bias bermanfaat .

Kami menyadari makalah bertema ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama


pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jember, 1 oktober 2020


DAFTAR ISI………………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..


1.2 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….
a. Tujuan Umum……………………………………………………………….
b. Tujuan Khusus………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….
2.1 Definisi ………………………………………………………………………...
2.2 Etiologi…………………………………………………………………………
2.3 Patofisiologi……………………………………………………………………
2.4 Tanda dan Gejala ………………………………………………………………
2.5 Pemeriksaan Penunjang ……………………………………………………….
2.6 Penatalaksanaan Medis ………………………………………………………..
BAB III PATHWAY ……………………………………………………………...
BAB IV KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN………………………………...
4.1 Pengkajian………………………………………………………………………
4.2 Analisa Data……………………………………………………………………
4.3 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………...
4.4 Intervensi ………………………………………………………………………
4.5 Evaluasi ………………………………………………………………………..
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
pada anak selain infeksi saluran nafas atas dan diare. ISK perlu mendapat
perhatian para dokter maupun orangtua karena berbagai alasan, antara lain
ISK sering sebagai tanda adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih yang
serius seperti refluks vesiko-ureter (RVU) atau uropati obstruktif, ISK adalah
salah satu penyebab utama gagal ginjal terminal, dan ISK menyebabkan gejala
yang tidak menyenangkan bagi pasien.1-6 Diperkirakan 20% kasus konsultasi
pediatri terdiri dari kasus ISK dan pielonefritis kronik.
Manifestasi klinis ISK sangat bervariasi dan tergantung pada umur,
mulai dengan asimtomatik hingga gejala yang berat, sehingga ISK sering
tidak terdeteksi baik oleh tenaga medis maupun oleh orangtua. Kesalahan
dalam menegakkan diagnosis (underdiagnosis atau overdiagnosis) akan
sangat merugikan. Underdiagnosis dapat berakibat penyakit berlanjut ke arah
kerusakan ginjal karena tidak diterapi. Sebaliknya overdiagnosis menyebabkan
anak akan menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tidak perlu. Bila
diagnosis ISK sudah ditegakkan, perlu ditentukan lokasi dan beratnya invasi
ke jaringan, karena akan menentukan tata laksana dan morbiditas penyakit.
Diagnosis dan tata laksana ISK yang adekuat bertujuan untuk mencegah atau
mengurangi risiko terjadinya komplikasi jangka panjang seperti parut ginjal,
hipertensi, dan gagal ginjal kronik.1,2,4,6,7,8,9
Dalam literatur, sering dijumpai perbedaan dalam hal kriteria diagnostik,
tata laksana, rencana pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotik profilaksis,
maupun pelaksanaan tindakan bedah pada ISK. Hal ini aering menjadi bahan
perdebatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 definisi

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. ( Agus Tossy , ardaya,suwanto
2001).  Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi disepanjang saluran kemih,
termasuk ginjal itu sendiri,  akibat poliferasi satu mikroorganisme(corwin J.  Hal 718)
Infeksi saluran kemih  (ISK) atau urinarius tractus infection  (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infeksi bakteri pada saluran kemih (enggram,barbara 1998). Infeksi saluran kemih
dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak
remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita
lebih sering dari pria. Infeksi traktus urinarius merupakan akibat dari menyebarnya
infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,  panjang
uretradan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam
cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.

2.2 Etiologi

Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada


ISK serangan pertama.1-6,13,14 Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM
Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.15 Kuman lain penyebab ISK. yang sering
adalahProteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Klebsiella oksitoka,
Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa, Enterobakter aerogenes, dan
Morganella morganii, Stafilokokus, dan Enterokokus.13
Pada ISK kompleks, sering ditemukan kuman yang virulensinya rendah
seperti Pseudomonas, golongan Streptokokus grup B, Stafilokokus aureus atau
epidermidis.
4,6,14 Haemofilus influenzae dan parainfluenza dilaporkan sebagai
penyebab ISK pada anak. Kuman ini tidak dapat tumbuh pada media biakan
standar sehingga sering tidak diperhitungkan sebagai penyebab ISK.6
Bila penyebabnya Proteus, perlu dicurigai kemungkinan batu struvit (magnesium-
ammonium-fosfat) karena kuman Proteus menghasilkan enzim urease yang
memecah ureum menjadi amonium, sehingga pH urin meningkat menjadi
8-8,5. Pada urin yang alkalis, beberapa elektrolit seperti kalsium, magnesium,
dan fosfat akan mudah mengendap

2.3 patfisiologi
Patofisiologi infeksi saluran kemih (ISK) umumnya melibatkan infeksi bakteri
yang dapat terjadi melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik.  E.Coli adalah
bakteri yang paling umum untuk menyebabkan infeksi seluran kemih.
Patofisiologi ISK melalui jalur hematogen melibatkan mikroorganisme
seperti Staphylococcus aureus, Candida sp., Salmonella sp. dan Mycobacterium
tuberculosis, yang menyebabkan infeksi primer ditempat lain pada tubuh manusia. Ginjal
merupakan lokasi yang sering ditemukan abses pada pasien dengan bakterimia atau
endokarditis yang disebabkan oleh bakteri gram positif, Staphylococcus Aureus
Pada sebagian besar kasus ISK, infeksi awal bermula dari uretra lalu ke kandung
kemih melalu jalur ascending. Infeksi yang naik dan berkelanjutan ke ureter dan ginjal
merupakan jalur utama penyebab infeksi pada parenkim ginjal. Hal ini memberikan
penjelasan yang logis terhadap tingkat kejadian ISK yang lebih tinggi pada wanita,
dimana saluran uretra wanita yang lebih pendek dibandingkan pria akan memudahkan
bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.

2.4 tanda dan gejala


 Menangis saat buang air kecil karena merasakan nyeri.
 Frekuensi buang air kecil yang lebih sering namun jumlah urine sedikit.

 Anak menjadi lebih rewel karena rasa tidak nyaman pada area organ intim dan
saluran kemih.

 Urine memiliki bau yang menyengat dan berbusa.

 Warna urine berubah menjadi lebih pekat.

 Urine bercampur dengan darah.

 Anak mengalami penurunan nafsu makan yang disertai berat badan turun.

 Demam.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa ISK
adalah urinalisis berupa tes dipstick urin, dan kultur urin.
Tes Dipstik Urin
Pada tes dipstik urin, hasil positif dari nitrit menunjukkan kecurigaan terhadap
ISK dikarenakan Enterobactericeae merupakan grup mikroorganisme yang dapat
merubah nitrat menjadi nitrit. Hal tersebut dapat terjadi jika urin telah berada
dalam kandung kemih minimal 4 jam. Jumlah nitrit harus cukup pada urin untuk
mencapai ambang batas pemerikaan.
Hasil positif palsu dari nitrit dapat muncul akibat penundaan pemeriksaan
yang mengakibatkan perkembang biakan bakteri di luar saluran kemih.
Hasil negatif palsu dari nitrit dapat diakibatkan oleh diet vegetarian yang
menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup banyak, terapi antibiotik, organisme
penyebab tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat yang tinggi, urin tidak
dalam kandung kemih < 4-6 jam (pada penderita dengan frekuensi urin
meningkat), atau berat jenis urin tinggi.
Pemeriksaan leukosit esterase medeteksi enzim yang terdapat pada sel leukosit
PMN di urin, baik sel yang masih utuh ataupun sudah lisis, sehingga hasil leukosit
esterase yang positif juga menunjukkan adanya ISK.
Kultur Urin
Pemeriksaan baku emas untuk ISK adalah kultur urin. Namun sayangnya,
hasil kultur baru tersedia 24 jam setelahnya, pengidentifikasian mikroorganisme
tertentu juga memerlukan tambahan waktu 24 jam. Hasil jumlah koloni yang
mencapai ambang batas > 100 pada wanita mengidentifikasikan sistitis,sedangkan
pada pria mencapai > 1000.

2.6 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan infeksi saluran kemih (ISK) berbeda-beda pada wanita, pria, dan
anak-anak karena masing-masing memiliki kecenderungan etiopatogenesis yang berbeda
sehingga memerlukan terapi yang berbeda pula.
Tujuan penatalaksanaan infeksi saluran kemih (ISK) adalah eradikasi infeksi,
mencegah komplikasi dan menghilangkan gejala pada pasien. Pengobatan dini
direkomendasikan untuk mengurangi risiko progresi penyakit ke arah yang lebih berat. 
Penelitian menunjukkan bahwa hasil ISK yang mendapat terapi antibiotik jauh lebih baik
dibandingkan terapi plasebo.  Pilihan dari penatalaksanaan ISK bergantung pada jenis
ISK tersebut, simpleks atau rumit.
Terapi antibiotik yang adekuat untuk ISK sangatlah penting untuk mencegah
kegagalan terapi dan peningkatan dari resistensi antibiotik.  Pemilihan antibiotik harus
berdasarkan dari: spektrum dan pola kerentanan uropatogen, kemanjuran pada indikasi
tertentu pada studi klinikal, harga, ketersediaan obat, tolerabilitas dan efek yang merugika
BAB III
PATHWAY

Hambatan pada aliran


BATERI (E.Coli, urine,hilangnya efek bakteri,
pseudonas,dll) sistem imun turun

Kontaminasi fecal, Distensi kantong kemih


pemakaian kateter yang berlebihan

Naaiknya bakteri ke VU Penurunan resistensi


terhadap invasi bakteri

Menyebar ke trakus
infeksi urinaris

ISK

Infeksi sal Anoreksia,mual Lemah,letih, Kurang gelisah


kemih ,muntah lesu informasi

Suhu tubuh Pemenuhan Intoleransi Kurang ansietas


meningkat nutrisi kurang dari aktivitas pengetahuan
pemenuhan

hipertensi
Frekuensi berkemih
meningkat

Perubahan pola
eliminasi urine
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian
a. Identitas klien :
Nama : RAGIL
Umur : 6 thn
Alamat :patrang jember

a.Pemerikasaan fisik : 
dilakukan secara head to toe dan system tubuh

b.Riwayat atau adanya 
faktor-faktor resiko :
1)Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
2)Adakah obstruksi pada saluran kemih?

c.Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksinosokomial.
1)Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
2)Imobilisasi dalam waktu yang lama.
3)Apakah terjadi inkontinensia urine?

d.Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
1)Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK 
pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
2)Adakah disuria?
3)Adakah urgensi?
4)Adakah hesitancy
5)Adakah bau urine yang menyengat?
6)Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dankonsentrasi urine?
7)Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah?
8)Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi salurankemih bagian atas?
9)Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagianatas.

e.Pengkajian psikologi pasien:
1)Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatanyang telah dilakukan?
2)Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya

4.2 Analisa Data


No Data Masalah Etiologi
.
1. DS : klien mengtakan nyeri tekan di nyeri Inflamasi / infeksi saluran
bagian kiri perut bawah kemih

DO : klien tampak meringis kesakitan


~ KU : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
2. DS : klien mengatakan hanya BAK 1x Perubahan pola Infeksi saluran kemih
dalam sehari eliminasi

DO :
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
~ BAK = 480cc
~ Balance cairan
o   Intake
~ makan = 3 x 100 =  300cc
~ minum                 =  500cc
~ infuse = 4 kolf      = 2000cc
                               ---------------+
                                   2800cc
o   Output : 1080
3. DS : - infeksi Bakteri pada saluran kemih

DO :
TTV = ~ TD  : 100/70
           ~ N    : 68x/m
           ~ RR : 16x/m

           ~ S    :  34,9 
         Hasil Lab tgl 22 Februari 2012
         Darah samar (+1)
         leukosit : 20-25
         bakteri (+2)
4. DS : klien mengatakan tidak tahu tentang Kurangnya Defisit volume tentang
penyakitnya. pengetahuan penyakitnya

DO : klien tampak bingung ketika di


Tanya tentang penyakitnya.
5. DS : klien mengatakan nyeri di uluh Nyeri uluh hati Peningkatan asam lambung
hatinya

DO :
~ skala nyeri 6
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d peningkatan asam lambung
2. Gangguan perubahan pola eliminasi urine b/b infeksi saluran kemih
3. iInfeksi b/d adanya bakteri pada saluran kemih
4. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tgl. No. Diagnosa Tujuan dan Kritea Rencana Rasional Paraf
keperawatan ( PES Hasil Tindakan &
) nama
jelas
22 1. nyeri b/d inflamasi Setelah di lakukan 1.    berikan 1.    meningkatkan
Febuar dan infeksi tindakan tindakan relaksasi
i 2012 kandung kemih, keperawatan selama nyaman menurunkan
3x24 jam seperti pijatan tegangan otot
DS : klien diharapkan nyeri di daerah 2.    untuk
mengtakan nyeri berkurang perut mencegah
tekan di bagian 2.    berikan kontaminasi
kiri perut bawah Kh : perawatan uretra
~Klien tampak perineal 3.    relaksasi,
DO : klien tampak relaks 3.    alihkan menghindari
sedikit  meringis ~melaporkan nyeri perhatian pada terlalu
~ ku : sedang hilang dengan hal yang merasakan
~ skala nyeri 6 spasme terkontrol menyenangka nyeri
~menunjukkan n 4.    mengevaluasi
perilaku mengontrol
4.    catat lokasi, tempat
nyeri. lamanya obstruksi dan
intesitas nyeri penyebab
skala (1-10) nyeri
5.    anjurkan 5.    untuk
minum membantu
banyak 2-3 klien dalam
liter jika tidak berkemih
ada kontra 6.    untuk
indikasi mengidentifik
6.    pantau asi indikasi
perubahan kemajuan atau
warna, pola penyimpangan
kemih, dari hasil yang
masukkan dan di harapkan
keluarkan
setian 8 jam
dan pantau
hasil urinalisa
ulang

kolaborasi
1.    berikan obat
analgetik
sesuai dengan
program terapi
ranitidin

analgetik
memblok
lintasan nyeri
2. gangguan Setelah dilakukan 1.    bantu klien ke
1.    untuk
perubahan pola tindakan kamar kecil, memudahkan
eliminasi urine b/d keperawatan selama memakai klien di dalam
infeksi saluran 3x24 jam pispot / urinal berkemih
kemih. diharapkan klien 2.    bantu klien 2.    supaya klien
dapat mendapatkan tidak sukar
DS : klien mempertahankan posisi untuk
mengatakan hanya pola eliminasi berkemih berkemih
BAK 1x dalam secara edukasi yang nyaman3.    untuk
sehari 3.    anjurkan mencegah
KH : untuk terjadinya
DO : ~klien dapat berkemih penumpukkan
1.     ku : sedang berkemih setiap 3 setiap 2-3 jam urine dalam
2.    terpasang RL jam 4.    ukur dan catat
4.    untuk
20tts/m ~klien tidak urin setiap kali mengetahui
3.    BAK = 480cc kesulitan pada saat berkemih adanya
berkemih 5.    palpasi perubahan
~klien dapat bak kandung warna dan
dengan berkemih kemih tiap 4 untuk
jam mengetahui
input/output
Kolaborasi 5.    untuk
1.    awasi mengetahui
pemeriksaan adanya
lab : elektrolit, distensi
bun, kreatinin kandung
2.    lakukan kemih
tindakan
untuk
memelihara
asam urin: 1.    pengawasan
tingkatan terhadap di
masukkan sari fungsi ginjal
buah beri dan2.    asam urin
berikan obat- menghalangi
obatan untuk timbulnya
meningkatkan kuman.
asam urine.
3. infeksi b/d adanya Setelah di lakukan 1.    anjurkan 1.    untuk
bakteri pada tindakan pasien untuk mencegah
saluran kemih, keperawatan selama mengosongka adanya
3x24 jam n kandung distendi
DS : - diharapkan pasien kemih secara kandung
memperlihatkan komplit setiap kemih
DO : tidak adanya tanda- kali berkemih2.    untuk
TTV = ~ TD  : tanda infeksi. 2.    berikan menjaga
100/70 perawatan kebersihan dan
           ~ N    : KH : perineal, menghindari
68x/m ~tanda – tanda pertahankan bakteri yang
           ~ RR : dalam batas normal agar tetp membuat
16x/m ~nilai kultur urine bersih dan infeksi uretra
           ~ negative kering 3.    mengetahui

S    :  34,9  ~urine berwarna 3.    monitor seberapa jauh

         Hasil Lab bening dan tidak pemeriksaan efek

tgl….. bau ulang urine pengobatan

         Darah samar kultur dan 4.    untuk

(+1) sensivitas mencegah

         leukosit : 20- untuk statis urine

25 menentukan 5.    ttv

         bakteri (+2) respon terapi menandakan


4.    anjurkan adanya
pasien untuk perubahan di
minum 2-3 dalam tubuh
liter jika tidak
ada kontra
indikasi
5.    kaji tubuh
pasien setiap 4
jam dan lapor
jika suhu d
atas 38,50c
4. kurangnya Setelah dilakukan 1.    berikan waktu
1.    mengetahui
pengetahuan b/d tindakan kepada pasien sejumlah mana
kurangnya keperawatan untuk ketidaktahuan
informasi tentang (penkes) selama menanyakan n pasien
proses penyakit. 1x20 menit di apa yang tidak tentang
harapkan klien diketahui penyakitnya
DS : klien mengerti tentang tentang
mengatakan tidak penyakitnya penyakitnya
tahu tentang 2.    kaji ulang
penyakitnya. KH : proses 2.    memberi
~mengatakan penyakit dan pengetahuan
DO : klien tampak mengerti tentang harapan yang dasar dimana
bingung ketika di kondisi akan datang pasien dapat
Tanya tentang ~tindakan 3.    berikan membuat
penyakitnya. perawatan diri informasi pilihan
preventif tentang: berdasarkan
~klien tenang sumber informasi
infeksi, 3.    pengetahuan
tindakan yang di dapat
untuk mengurangi
mencegah ansietas dan
penyebaran. membantu
Jelaskan mengembangk
pemberian an kepatuhan
antibiotik, klien terhadap
pemeriksaan rencana
diagnosis, terapetik
tujuan, 4.    pasien sering
perawatan menghentikan
sesudah obat mereka,
pemeriksaan jika tanda –
4.    anjurkan tanda penyakit
pasien untuk mereda, cairan
menggunakan menolong
obat yang membalas
diberikan, ginjal
minum
sebanyaknya
kurang lebih 8
gelas/hari
5. nyer uluh hati b/d Setelah dilakukan 1.    berikan 1.    memberikamn
peningkatan asam tindakan tindakan rasa nyaman
lambung keperawatan selama kenyamanan relaks pada
2x24 jam minsal, posisi klien
DS : klien diharapkan nyeri
mengatakan nyeri ulu hati berkurang 2.    alihkan
di uluh hatinya atau hilang pasien dari 2.    dengan
rasa nyeri melakukan
DO : KH : aktivitas
~ skala nyeri 6 ~menyatakan nyeri pasien dapat
~ ku : sedang hilang melupakan
~ terpasang RL ~ttv dalam keadaan perhatian dari
20tts/m normal rasa nyeri
3.    kaji tingkat
nyeri yang di 3.    untuk
alami klien mengetahui
beberapa berat
4.    tingkatkan nyeri yang di
telah baring, alami
bantulah 4.    menurunkan
kebutuhan gerakan yang
perawatan dapat
yang penting meningkatkan
nyeri
Kolaborasi
1.    pemberian
obat analgetik
2.    ranitidin

1.    mengurangi
nyeri

2.    untuk
mengurangi
nyeri uluh
hati.

4.5. EVALUASI
No. Hari/tgl/jam Evaluasi Hasil ( SOAP ) Paraf dan
DK Nama
Jelas
1,2 24 Februari S : ~ klien mengatakan nyeri ulu hati
2012      ~ klien mengatakan lemas
     ~ klien mengatakan nyeri perut bagian kiri bawah bila di
tekan

O : ~nyeri ulu hati berskala 6


      ~TD : 100/70 S: 34,9 RR: 16x/m  N: 68x/m
      ~ infuse Rl 20tts/m

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan
1,2,4 24 Februari S : ~ klien mengatakan sudah tidak nyeri
2012      ~ klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
     ~ klien mengatakan hanya 1 BAK dalam sehari

O : ~ TD : 140/90 N : 84x/m  S : 35,70c  RR : 24x/m


      ~ klien tampak mendengarkan penkes yang diberikan
oleh mahasiswa

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan
1,2,3, 21 Februari S : klien mengatakan sudah tdk nyeri dan jauh mendingan,
4 2012 badan sudah enak

O : TD : 120/70  S : 35,3  N : 60  RR : 58x/m

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
Pasien sudah pulang kemarin sore atas izin dokter

BAB V

KESIMPULAN
  A.   Kesimpulan

Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi
Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di
muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki
yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya suatu
bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti
dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan
memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu
ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa klasifikasi yaitu Infeksi
Saluran Kemih Bawah dan  Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK
ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x
ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24
jam, urinalysis, urine flow studies, voiding cystogram.

B . Saran

Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai kebutuhan
dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat dilakukan dengan
baik. Untuk perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien baik subjektif
maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik. Untuk menunjang
pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan lembaran renpra untuk perawat
ruangan.
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital
supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar
bersih dan dikeringkan dengan handuk.

Anda mungkin juga menyukai