DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 09080
Judul Karya Tulis Ilmiah :Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Tidur Pada
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Heryanto Agung P
NIM. P. 09080
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.09080
Ditetapkan di : Surakarta
NIK : 201084050
iii
HALAMAN PENGESAHAN
09080
DIII Keperawatan
Telah diujikan dan dipertahankan dihadipan Dewan Penguji Karya Tulis Jlmiah
Surakaua
DEWAN PENGUJI
NIK. 201.084.050
manto
670.020
Mengeiahui,
Ketua program Studi DIII Keperawatan
S’fIKes Kusuina Husada Surakart
v 1 s
201 .084.050
KATA PENGANTAR
Keperawatan Gangguan Pola Tidur Pada Tn. W Dengan Cedera Kepala Ringan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................. iv
KATA PENGANTAR...................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................ 3
C. Manfaat Penulisan............................................... 4
A. Pengkajian.......................................................... 6
C. Perencanaan Keperawatan................................. 9
D. Implementasi Keperawatan................................ 11
E. Evaluasi Keperawatan........................................ 13
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan........................................................ 16
B. Simpulan............................................................. 25
C. Saran................................................................... 27
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur dan tidak dapat
seseorang dikatakan sakit secara jasmani karena terpapar oleh agen cidera
fisik atau kecelakaan seperti pada kasus cidera kepala. Trauma kepala dapat
korban mungkin hanya mengalami cedera kepala ringan yang sering disebut
Data Korlantas Mabes Polri per akhir Maret 2012 mencatat ada 10.169
2012).
yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak
tanpa
1
2
kepala menurut Tarwoto dkk (2007) meliputi kecelakaan lalu lintas, terjatuh,
pukulan atau trauma tumpul pada kepala, olah raga, benturan langsung pada
cidera kepala meliputi CT Scan adanya nyeri kepala, mual, muntah, kejang,
nafas dari debris dan muntahan, lepaskan gigi palsu, pertahankan tulang
pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD), bahkan oksigen bila perlu, monitor
kepala adalah nyeri. Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman
RS. Panti Waluyo Surakarta keluhan utama yang muncul pada Tn. W
dengan cedera kepala ringan adalah gangguan pola tidur. Gangguan pola
tidur adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur yang dibatasi oleh waktu
dalam kualitas dan kuantitas tidur (NICNOC, 2007). Istirahat dan tidur yang
sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi
yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah
yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi
2005).
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
cedera kepala.
2. Instansi
a. Pendidikan
keseluruhan.
b. Bagi Profesi Keperawatan
c. Rumah Sakit
selanjutnya.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
anamnesa pada tanggal 05 April 2012 pukul 09.00 WIB, pasien berinisial
akhir SLTA.
dengan diagnosa medis cedera kepala ringan. Tn. W masuk Rumah Sakit
dipelipis kiri. Karena ada dugaan gangguan syaraf dan cedera servikalis
tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Pasien mengatakan dahulu belum ada
6
7
sakit keluarga Tn. W mengatakan biasanya Tn. W tidur dari pukul 23.00
WIB hingga pukul 05.00 WIB dan jarang sekali tidur siang. Selama sakit
keluarga Tn. W mengatakan sudah 2 hari dirawat di bangsal tidak bisa tidur
nyenyak, waktu tidur antara 1-2 jam pada pukul 23.00 - 01.00 WIB, tidur
terbangun dan tidak bisa kembali tidur, afek datar dan tidak bergairah.
data. Tn. W mengatakan mata kiri terasa lengket, lingkungan tidak nyaman
sekali mengalami hal seperti ini sebelum sakit. Sebelum sakit pasien
mampu berbicara dengan normal, mata mampu melihat dengan jelas dan
ada perubahan pada pendengaran, mata kiri Tn. W lengket tapi Tn. W
nyaman. Pada pengkajian nyeri Tn. W tidak mengeluh nyeri yang menjadi
kali/ menit dengan irama serta frekuensi teratur. Secara umum Tn. W sadar
penuh atau compos mentis dengan penilaian eye 4 verbal 5 dan motorik 6,
rambut kepala Tn. W bersih, bagian pelipis kiri terdapat jahitan dan luka
sudah mengering. Mata kiri tidak bisa dibuka secara maksimal dan harus
Hidung simetris, tidak ada darah tetapi terdapat luka memar dari hidung
sampai bibir bagian atas. Leher tidak ada perbesaran kelenjar Thyroid, tidak
ada peningkatan Jogullaris Vena Pressure (JVP) tapi terdapat luka gores
1 gram tiap 24 jam (anti biotik), fenitoin natrium 100 mg tiap 24 jam
dengan drip infus 20 tetes per menit (anti epilepsi), ketorolac 30 mg tiap 8
jam (anti nyeri) dan citicholine 125 mg tiap 12 jam per hari (syaraf). Hasil
dan tidak ditemukan infarc pada corona radiata kanan kiri. Gambaran EKG
heart rate 88 kali per menit. Hasil dari laboratorium darah tanggal 4 April
fL), MCH 32 pg (27-33 pg), MCHC 321 g/L (normal 317-357 g/L),
B. Perumusan Masalah
subjektif Tn. W mengatakan sudah 2 hari dirawat di bangsal tidak bisa tidur
nyenyak, tidur 1-2 jam pada pukul 23.00-01.00 WIB, kadang tidur
terbangun dan tidak bisa kembali tidur, Tn. W mengatakan mata kiri Tn. W
Tn. W tidur dari pukul 23.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Data objektif didapatkan data yaitu denyut nadi 88 kali per menit,
tekanan darah 180/80 mmHg dan pernafasan 18 kali per menit. Tn. W
dengan perasaan segar setelah tidur, tidak ada gangguan dalam pola,
kualitas, dan rutinitas tidur serta bangun sesuai pada waktunya. Data
yang disusun fokus adanya deprisiasi tidur, seperti konfusi akut, agitasi,
hal yang mempengaruhi pola tidur seperti stres, gaya hidup, lingkungan
tidak bisa tidur dan pemberian obat tidur yang tidak menekan tidur
fase Rapid Eye Movement (REM), rasionalisasinya untuk mendukung
D. Implementasi
meliputi mengkaji istirahat tidur pada tanggal 5 April 2012 pukul 09.00
WIB, didapatkan data subyektif bahwa Tn. W sudah 2 hari tidak bisa tidur
nyenyak, kadang tidur terbangun dan tidak bisa kembali tidur diperkuat
dengan data obyektif sklera tampak merah, nadi 88 kali per menit tekanan
darah 180/80 mmHg dan Tn. W tampak cemas. Pukul 10.15 WIB penulis
mata kiri Tn. W dari kotoran. Tn. W tampak lebih tenang ketika penulis
melakukan tindakan dan Tn. W mampu membuka mata kirinya lagi, serta
kepada keluarga dan Tn. W bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan
pukul 13.50 WIB. Tindakan tersebut mendapat respon subyektif dari Tn. W
yaitu mengkaji pola tidur Tn. W pada pukul 08.00 WIB. Tn. W mengatakan
semalam sudah bisa mulai tertidur dari pukul 23.00 - 03.00 WIB. Tn. W
tampak lebih segar, mata kiri Tn. W terdapat kotoran. Pernafasan 14 kali
per menit dan nadi 66 kali per menit dan tekanan darah 150/80 mmHg.
Kemudian pukul 10.00 WIB penulis melakukan perawatan luka pada pelipis
dan mata kiri Tn. W, respon dari Tn. W mengatakan lukanya tidak terasa
nyeri dan sudah sembuh. Luka hecting terlihat kering dan bersih.
pukul 11.00 WIB penulis menganjurkan untuk mencoba tidur disiang hari
jika malam susah untuk tidur, Tn. W mengatakan akan mencoba tidur siang
setelah makan siang. Tn. W tampak lebih percaya kepada perawat dan
perawat, cara bicara tertata dan tidak menunjukkan gerakan tiba - tiba atau
Tanggal 06 April 2012 pukul 15.00 WIB visite dokter dan Tn. W
penulis agar cepat sembuh. Tn. W tampak segar dan tidak cemas lagi. Pada
pukul 16.00
WIB memberikan petunjuk tentang obat yang harus diminum dirumah
kepada keluarga yaitu mefenamic acid 500 mg tiap 8 jam (anti nyeri),
piracetam 1200 mg tiap 24 jam (syaraf) dan multivitamin plus 5000 mg tiap
istirahat serta agar minum obat secara teratur. Pukul 16.35 WIB
E. Evaluasi
didapatkan hasil evaluasi pada hari pertama yaitu tanggal 5 April 2012
pukul
yang fokus terhadap perawat, cara bicara tertata dan tidak menunjukan
gerakan tiba-tiba atau agitasi. Tn. W mampu membuka mata kiri tanpa
dengan Tn. W mengatakan sudah 2 hari tidak bisa tidur nyenyak, kadang
tidur terbangun dan tidak bisa kembali tidur diperkuat dengan data obyektif
sklera tampak merah, nadi cepat 88 kali per menit tekanan darah 180/80
pada pelipis dan mata kiri, manajemen lingkungan, jelaskan setiap tindakan
Pada hari kedua tanggal 6 april 2012 pukul 15.30 WIB, evaluasi
23.00 - 03.00 WIB. Tn. W tampak lebih segar, tidak cemas dan tanda -
tanda vital didapatkan hasil sebagai berikut, pernafasan 14 kali per menit
dan nadi 66 kali per menit dan tekanan darah 150/80 mmHg. Berdasarkan
nyaman, batasi aktivitas dan berikan cukup istirahat, serta minum obat dan
A. Pembahasan
Gangguan Pola Tidur Pada Tn. W dengan Cedera Kepala Ringan di Ruang
1. Pengkajian
kecelakaan lalu lintas, terjatuh, pukulan atau trauma tumpul pada kepala,
amnesia tetapi kurang dari 30 menit, tidak ada kontusio tengkorak dan
tidak ada fraktur serebral. Cedera kepala sedang nilai GCS 9 – 12, dapat
15
16
kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam dan juga
(2003) sebagai manifestasi klinis dari cedera kepala adalah nyeri. Nyeri
& Suddarth, 2002). Pengkajian secara umum pada cedera kepala ringan
kepala, kemudian keluhan utama yaitu nyeri atau gangguan rasa nyaman
terdapat sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya
muncul adalah gangguan pola tidur dan berbeda dengan teori yang
farmakodinamik sebagi
anti biotik, diberikan ceftriaxone karena infeksi yang disebabkan oleh
yaitu hematome pada daerah nasale dan jaringan lunak (tulang hidung),
fenitoin natrium 100 mg tiap 24 jam dengan drip infus 20 tetes per menit
berat dan diperkuat oleh citicholine 125 mg tiap 12 jam per hari yang
yang dibatasi oleh waktu dalam kualitas dan kuantitas tidur (NICNOC,
2007). Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi
kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup.
bisa tidur nyenyak, waktu tidur antara 1-2 jam pada pukul 23.00-01.00
WIB, tidur terbangun dan tidak bisa kembali tidur, afek datar dan tidak
tidur dari pukul 23.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB dan jarang sekali
dan tidak bisa tidur lagi, hal itu disebabkan karena Tn. W baru masuk
tidur stadium satu, pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang
dangkal dan dapat terbangun dengan mudah oleh karena suara atau
gangguan lain dimana selama tahap pertama tidur, mata akan bergerak
6, rambut kepala Tn. W bersih, bagian pelipis kiri terdapat jahitan dan
luka sudah mengering. Mata kiri tidak bisa dibuka secara maksimal dan
anemis. Hidung simetris, tidak ada darah tetapi terdapat luka memar dari
hidung sampai bibir bagian atas. Leher tidak ada perbesaran kelenjar
sesuai dengan teori dari Wendy et al (2007) bahwa gangguan pola tidur
yang tidak bisa dibuka secara maksimal tidak dapat dijabarkan sesuai
teori.
SCAN hasilnya adalah sub hematom regio frontal nasale, gambaran Sub
ruang sub arachnoide, atau pembuluh darah yang ada pada permukaan
elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead 2, heart rate 88 kali per
penyakit dahulu dan riwayat kesehatan keluarga tidak ada gangguan pada
April 2012 leukosit 8.1 K/uL (normal), erythrosit 4.19 K/uL (normal) ,
2. Perumusan Masalah
Suddarth, 2002).
karena data subjektif Tn. W sudah 2 hari dirawat di bangsal tidak bisa
tidur nyenyak, waktu tidur antara 1-2 jam pada pukul 23.00-01.00 WIB,
tidur terbangun dan tidak bisa kembali tidur. Data objektif dari masalah
tersebut adalah afek datar dan tidak bergairah, lingkungan tidak nyaman
kadang tidak fokus saat dilakukan pengumpulan data. Dari data tersebut
lingkungan tidur yang tidak nyaman atau tidak dikenal meliputi data
subjektif bangun lebih awal dari yang diinginkan, keluhan verbal tentang
kesulitan tidur, dan keluhan tidak bisa istirahat dengan baik. Sedangkan
bangun tiga kali atau lebih dimalam hari, afek datar, tidur terganggu,
sesuai dengan NICNOC (2007) meliputi tujuan dan kriteria hasil setelah
tidak ada gangguan dalam pola, kualitas, dan rutinitas tidur serta bangun
sesuai pada waktunya, data subjektif Tn. W juga mengatakan sudah bisa
memberikan
lingkungan dan suasana nyaman, manajemen lingkungan mencapai
pengobatan yang membuat Tn. W tidak bisa tidur dan pemberian obat
tidur yang tidak menekan tidur fase Rapid Eye Movement (REM),
4. Tindakan Keperawatan
mungkin
menyebabkan kurangnya tidur seperti ketakutan, masalah yang tidak
adalah melakukan perawatan luka pada pelipis dan mata kiri Tn. W
5. Evaluasi
mana tujuan sudah tercapai (Brunner & Suddarth, 2002). Pada hari
etiologi dari gangguan pola tidur sudah dapat ditekan dengan batasan
cara bicara tertata dan tidak menunjukan gerakan tiba-tiba atau agitasi.
dalam pola, kualitas, dan rutinitas tidur serta bangun sesuai pada
data subjektif keluarga Tn. W mengatakan bahwa Tn. W bisa tidur tanpa
terbangun kurang lebih dari pukul 23.00 - 03.00 WIB. Pada hari kedua
mempercepat penyembuhan.
B. Simpulan
Kepala Ringan.
1. Pengkajian
keluarga. Tn. W mengatakan biasanya Tn. W tidur dari pukul 23.00 WIB
hingga pukul 05.00 WIB dan jarang sekali tidur siang. Selama sakit
tidur nyenyak, waktu tidur antara 1-2 jam pada pukul 23.00 - 01.00 WIB,
tidur terbangun dan tidak bisa kembali tidur, afek datar dan tidak
lingkungan tidur yang tidak nyaman atau tidak dikenal, tidak sesuai
3. Rumusan Masalah
4. Tindakan Keperawatan
yang disarankan oleh NICNOC (2007) dalam gangguan pola tidur, tapi
mendapatkan hasil positif melalui teknik SOAP. Dan pada akhirnya pada
Tn. W mengatakan bahwa Tn. W bisa tidur tanpa terbangun kurang lebih
dari pukul 23.00 - 03.00 WIB. Tn. W tampak lebih segar dan tidak
lingkungan nyaman.
Analisa dari pola tidur Tn. W mengarah pada tidur fase pertama dimana
proses menuju tidur REM dengan tanda-tanda gerakan mata yang masih
ada dan mudah terbangun serta susah untuk kembali tidur setelah
terbangun. Pada hari kedua Tn. W bisa tidur tanpa terbangun kurang
C. Saran
pada cedera kepala ringan penulis akan memberikan usulan dan masukan
Hal ini diharapkan Rumah Sakit khususnya RS. Panti Waluyo Surakarta
yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada
umumnya dan pada pasien dengan gangguan pola tidur yang kadang
tubuh.
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Andri, Asep. Candra, Asep. 2011. Cedera Kepala Bisa Bikin Gangguan Jiwa.
http://health.kompas.com/read/2011/07/06/0538596/Cedera.Kepala.Bisa.
Bikin.Gangguan.Jiwa. Diakses tanggal 24 April 2012
Kazim, fauzi. 2010. ISO Indonesia Volume 45, 2010-2011. Jakarta : PT. ISFI
Penerbit Jakarta
Lee et al. 2008. Normal Sleep, Sleep Physiology, and Sleep Deprivation.
http://emedicine.medline.com. Diakses tanggal 24 april 2012
Patricia A.Potter, Anne Griffin Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi
4. Jakarta: EGC. 2005.
Wendy et al. 2007. Matrial Quality And Matrial Bed : Examing The
Covariation Between Relationship Quality Sleep NIHPA Author
Manuscripts. 389-
404. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17854738. Diakses tanggal 24
April 2012