Anda di halaman 1dari 12

Departemen Keperawatan Gerontik

LAPORAN PENDAHULUAN

LANJUT USIA (LANSIA)

Oleh:

Dea Gita Septianingsih

NIM: 70900119016

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR


INSTITUSI

(...........................................)
(...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


Departemen Keperawatan Gerontik

2020
Departemen Keperawatan Gerontik

KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang paling pantas penulis panjatkan selain


puji syukur kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat
dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis masih
diberi kesempatan dan nikmat kesehatan untuk menyelesaikan
suatu hasil karya berupa “laporan pendahuluan Lansia” halawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW sebagai Sang Rahmatan Lil Alamin dan para
sahabat, yang telah berjuang untuk menyempurnakan akhlak
manusia di atas bumi ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tentu ada

kelemahan dan kekurangan dalam laporan pendahuluan ini, baik

dalam hal sistematika, pola penyampaian, bahasa, materi dan

sebagai akumulasi pengalaman penyusun dalam membaca,

mengamati, mendengar dan berbicara isi laporan kasus ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dari segenap pembaca,

penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk lebih

meningkatkan mutu penulisan selanjutnya.

Makassar, Maret

2020

Penulis
Departemen Keperawatan Gerontik

BAB I
KONSEP DASAR LANSIA

A. Pengertian Lansia
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia
65-75 tahun (Price, 2012). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho,
2008).
Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari,
berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2011).
Menurut Keliat (1999) dalam Nurarif (2015).Usia lanjut dikatakan sebagai
tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia sedangkan menurut
pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 2010 Tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Nurarif, 2015).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Nahas, 2010).

B. Batasan Lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para
ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling
mempengaruhi sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses
peneuan berdasarkan teori psikologis ditekankan pada perkembangan). World
Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :

1. Middle Aggge (45-59 tahun) 4. Very old (> 91 tahun)


2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
Departemen Keperawatan Gerontik

C. Ciri-ciri Lansia
Ciri -ciri lansia menurut Kholifah (2016) ada 4, sebagai berikut:
1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan
faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang
rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi
yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang
baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya
maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia
yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat
sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
sebagai ketua RW karena usianya.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu
membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia
yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 5


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan


bahkan memiliki harga diri yang rendah.
D. Proses Menua
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi
seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem
fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadapa berbagai penyakit dan
kematian (Muttaqin, 2010).
Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer, merupakan
proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai pada masa
awal kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-tahun, terlepas dari apa
yang orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan penuaan sekunder
merupakan hasil penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan faktor-faktor yang
sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam kontrol seseorang (Corwin,
2011).

E. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia


Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degenerative yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan
sexual (Azizah, 2011).
1) Perubahan Fisik
a) Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
b) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak
elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga
menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi
glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna
coklat pada kulit dikenal dengan liverspot.
Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 6
Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

c) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai
berikut : Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat
mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
d) Kartilago: jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami
granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata, kemudian
kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang
terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
e) Tualng: berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah
bagian dari penuaan fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih
lanjut mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
f) Otot : perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi,
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.
g) Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
2) Perubahan sistem kardiovaskuler dan respirasi mencakup :
a) Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan
kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada
jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan
jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
b) Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi
kenaikan ruang rugi paru, udara yang mengalir ke paru berkurang.
Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 7


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks


berkurang.
c) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata :
(1). Kehilangan gigi, (2). Indra pengecap menurun, (3). Rasa lapar
menurun (sensitifitas lapar menurun), (4). Liver (hati) makin
mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.
d) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak
fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi,
dan reabsorpsi oleh ginjal.
e) Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
f) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary
dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
3) Perubahan Kognitif
a) Memory (Daya ingat, Ingatan)
b) IQ (Intellegent Quocient)
c) Kemampuan Belajar (Learning)
d) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
e) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
f) Pengambilan Keputusan (Decission Making)
g) Kebijaksanaan (Wisdom)
h) Kinerja (Performance)

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 8


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

i) Motivasi
E. Perubahan-perubahan Mental/ Psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental menurut (Aspiani,2014)
adalah :
1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (herediter)
5. Lingkungan
6. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
Faktor-faktor yang mempengaruhi psikososial menurut (Aspiani, 2014) :
1. Lansia cenderung sadar atau tidak sadar akan terjadinya kematian.
2. Merasakan perubahan dalam cara hidup
3. Merasakan perubahan ekonomi akibat pemberhentian jabatan dan
peningkatan gaya hidup.
4. Merasakan pension (kehilangan) banyak hal seperti financial, pekerjaan,
sahabat, dan status pekerjaan.
5. Merasakan kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social.
6. Mengalami gangguan pancaindra
7. Lansia mulai mengalami perubahan dalam konsep diri, serta lansia akan
merasakan rangkaian dari proses kehilangan.
8. Merasakan penyakit kronis dan ketidakmampuan.
F. Perubahan Spritual
Perubahan yang terjadi pada lansia yang berhubungan dengan perkembangan
spritualnya adalah dari segi agama/kepercayaan lansia yang akan semakin
terintegerasi dalam kehidupan, pada perubahan spiritual ini ketika usia mencapai 70
tahun lansia akan berfikir dan bertindak dalam memberikan contoh bagaimana cara
mencintai dan bagaimana cara berlaku adil. Perubahan yang lain yaitu lansia akan
semakin matur dalam kehidupan keagamaannya yang tercermin dalam perilaku sehari-
hari (Nugroho, 2008)
G. Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan.

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 9


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua (tahappenuaan). Masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan
perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel,
yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan
kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan
teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih
banyakditemukan pada faktor genetic (Khofifah, 2016).

H. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia

Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan


petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, perawatan
dan meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia. Tujuan pelayanan kesehatan
pada lansia menurut (Khofifah, 2016) terdiri dari :

1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang


setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan
mental.
3. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan
kemandirian yang optimal.
4. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada
lansia yang berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat
mengadapi kematian dengan tenang dan bermartabat. Fungsi
pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial lansia,
Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 10
Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

pusat informasi pelayanan sosial lansia, dan pusat pengembangan


pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 11


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar
Departemen Keperawatan Gerontik

DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans

Info Media.

Azizah. Lilik, M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Muttaqin, Alif Zaenal (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Kepatuhan Lansia Dalam Melaksanakan Senam Lansia. Skripsi

FIK UMS. Surakarta: Tidak Dipubliskan.

Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Nurarif (2015). Keperawatan Lanjut Usia. Selemba Medika: Jakarta

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Dea Gita Septianingsih, S.Kep. (70900119016) 12


Profesi Ners Angkatan XV UIN Alauddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai