Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa atau masalah

keperawatan pada Tn. L. Berdasarkan asuhan keperawatan khusus untuk pasien

Osteoporosis yang mana dalam tahapan Asuhan keperawatan terdapat beberapa

tahap yakni pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pemberian intervensi

serta implementasi dan evaluasi atau dokumentasi dari intervensi yang telah

diberikan.

A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan


yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data seperti riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekuender meliputi catatan, hasil
pemeriksaan diagnostic dan literature ( Deswani, 2013).

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan landasan dalam proses


keperawatan untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani
masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang
tepat. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada tahap ini
(Muttaqin, 2015). Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan
objektif dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medic (Herdman,
2015).

Pada Asuhan keperawatan diatas tidak dilakukan pengkajian mendalam


terhadap lansia, tidak terdapat pengkajian status fungsional, status kognitif dan
afektif, pengkajian skala depresi geriatrik, pengkajian skala jatuh MORSE
APGAR, Barthel indeks, penilaian potensi dekubitus (skor Norton),identifikasi
askep kognitif dan fungsi mental menggunakan MMSE (Mini Mental status
Exam),serta pengkajian keseimbangan. Dimana format pengkajian tersebut
memudahkan kita untuk menegakkan diagnosa pasien. Pengkajian yang dilakukan
secara umum dan tidak spesifik.

B. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan

yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga,

kelompok maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual

maupun potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk

mengtasinya ( Sumijatun, 2010).

Dalam kasus diatas diagnosa utama Tn. L adalah nyeri akut dimana

didapatkan data klien mentakan nyeri otot dan sendi, nyeri pada punggung,

skala nyeri 4 (1-10), klien tampak menahan nyeri. Sedangkan diagnosa kedua

yang diangkat adalah tengang gangguan mobilitas fisik dimana data yang

didapatkan adalah klien mengatakan kaku dibagian kaki dan tangan , serta

merasakan nyeri pada saat bergerak, tampak lemah, seta kekuatan otot klien 3

(0-5). Pada diagnosa ketiga yang diangkat adalah resiko cedera dimana data

yang didapatkan adalah sulit berjalan, klien tampak pucat dan lemas, serta

klien sulit berjalan.

Pada penetapan diagnosa askep tersebut sudah memprioritaskan masalah

yang dihadapi Tn. L. Namun data yang didapatkan masih sangat kurang

contohnya untuk diagnosa resiko cedera seharusnya askep tersebut melakukan

pengkajian lebih mendalam dengan menggunakan pengkajian MORSE

APGAR dimana hal itu dilakukan untuk menilai resiko jatuh pasien.
C. INTERVENSI

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan

dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan

dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian

dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan

keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah

atau untuk memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012).

Intervensi pada askep tersebut menggunakan referensi NOC NIC,

sedangkan penerapan intervensi yang digunakan oleh mahasiswa profesi

ners UIN adalah menggunakan referensi SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia) dimana dengan dalam buku tersebut

memudahkan mahasiswa untuk mengelompokkan tindakan-tindakan

yang akan dilakukan mulai dari Observasi, Terapeutik,Edukasi dan

Kolaborasi (OTEK). Pada kolom intervensi askep tersebut menggunakan

NOC NIC, namun isinya menggunakan SIKI. Selain itu intervensi yang

dicantumkan dalam askep tidak diberikan rasional ditiap tindakannya

yang seharusnya diberikan rasional untuk mengetahui secara singkat

tujuan dari tindakan yang akan dilakukan: intervensi yang sesuai :

NO DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL

HASIL
1 ........... 1.Observasi
DS: -

2. Terapeutik

DO: -

3. Edukasi

4. Kolaborasi

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh penulis untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Dermawan, 2012).
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Namun, evaluasi
dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi
mengacu pada proses penilaian, tahapan, dan perbaikan (Deswani, 2009).
Pada kolom implementasi askep tersebut sudah hampir sesuai
dengan implementasi dan evaluasi yang dilakukan oleh mahasiswa profesi
ners UIN, yakni mencantumkan tanggal,bulan tahun serta waktu
pelaksanaan/implementasi, serta memberikan SOAP pada evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan,deden. 2012. Proses Keperawatan penerapan Konsep Dan Kerangka


Kerja.Yogyakarta:Gosyen Publishing

Anda mungkin juga menyukai