Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN P KEPERAWATAN

Menganalisis klinik kesehatan


dan
pemasaran praktik mandiri perawat

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
TAHUN AJARAN 2020/2021
Hasil diskusi
1. Klinik merupakan salah satu bentuk perusahaan jasa yang memberikan jasa pelayanan
kesehatan. Perusahaan jasa itu sendiri adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
memberikan pelayanan atau menjual jasa dengan tujuan mencari laba (Ahman dan
Indriani, 2007). Dengan kata lain, perusahaan jasa menjual “barang” tidak berwujud.
Sedangkan klinik, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik, klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud adalah dokter, dokter spesialis, dokter
gigi atau dokter gigi spesialis. Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan ynag untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik
Utama. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar. Sedangkan Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Kedua jenis klinik
tersebut dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan
disiplin ilmu , golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Dalam
penyelenggaraannya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, pelayanan
kesehatan klinik bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud sebelumnya dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one
day care, rawat inap dan/atau home care. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan 24 jam harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai
kebutuhan yang setiap saat berada di tempat.

2. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1


Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
3. Instalasi Farmasi adalah bagian dari Klinik yang bertugas menyelenggarakan,
mengoordinasikan, mengatur, dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta
melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di Klinik.
4. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
5. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.

BAB II JENIS KLINIK Pasal 2

1. Berdasarkan jenis pelayanan, Klinik dibagi menjadi:


a. Klinik pratama; dan
b. Klinik utama.
2. Klinik pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus.
3. Klinik utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan
spesialistik.
4. Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengkhususkan pelayanan pada satu
bidang tertentu berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem organ.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Klinik dengan kekhususan pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur oleh Menteri.

Pasal 3 Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat.

Pasal 4

1. Klinik yang dimiliki oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus didirikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat jalan dapat didirikan
oleh perorangan atau badan usaha.
3. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyelenggarakan rawat inap harus didirikan
oleh badan hukum.

BAB III PERSYARATAN

Bagian Kesatu Lokasi

Pasal 5

1. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik yang diselenggarakan


masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan
rasio jumlah penduduk.
2. Lokasi Klinik harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan kesehatan lingkungan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Ketentuan mengenai persebaran Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
berlaku untuk Klinik perusahaan atau Klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya
melayani karyawan perusahaan, warga binaan, atau pegawai instansi tersebut.

Bagian Kedua Bangunan Pasal 6

1. Bangunan Klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik bangunannya
dengan tempat tinggal perorangan.
2. Ketentuan tempat tinggal perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
termasuk apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang
sejenis.
3. Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua
orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.

Pasal 7

1. Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:


a. ruang pendaftaran/ruang melaksanakan pelayanan
tunggu; farmasi;
b. ruang konsultasi; e. ruang tindakan;
c. ruang administrasi; f. ruang/pojok ASI;
d. ruang obat dan bahan habis g. kamar mandi/wc;
pakai untuk klinik yang h. ruangan lainnya sesuai
kebutuhan pelayanan.

2. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Klinik rawat inap harus
memiliki:
a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
b. ruang farmasi;
c. ruang laboratorium; dan
d. ruang dapur;
3. Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jumlah tempat tidur pasien pada Klinik rawat inap paling sedikit 5 (lima) buah dan paling
banyak 10 (sepuluh) buah.

Bagian Ketiga Prasarana Pasal 8

1. Prasarana Klinik meliputi:


a. instalasi sanitasi; e. sistem gas medis;
b. instalasi listrik; f. sistem tata udara;
c. pencegahan dan g. sistem pencahayaan;
penanggulangan kebakaran; h. prasarana lainnya sesuai
d. ambulans, khusus untuk Klinik kebutuhan.
yang menyelenggarakan
rawat inap; dan

2. Sarana dan Prasarana Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsidengan baik.
3. Jumlah klinik yang ada di Jember
NO Nama Fasilitas Kesehatan Alamat Telepon
1 UPT PELAYANAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Jalan Kalimantan 1/60 0331-333527
JEMBER (UMC)
2 KLINIK PRATAMA KALISAT HUSADA Jalan Patimura Kalisat 0331-4088544
3 KLINIK PRATAMA DOKTERKU TAMAN Komplek Ruko Taman Gading Blok
0331-3588888
GADING B Nomor 9
4 Jalan Kotta Blatter Nomor 105
KLINIK HARAPAN BERSAMA 08124921821
Langon Kecamatan Ambulu
5 KLINIK DOKTERKU BINA SEHAT Jalan Jaya Negara Nomor 81 0331-429742
6 KLINIK CAMAR Jalan Kartini Nomor 47 0331-323833
7 0331-489020 /
KLINIK PRATAMA KIMIA FARMA Jalan Gajah Mada Nomor 171
083847664884
8 KLINIK RAWAT INAP DR.M.SUHERMAN 0331-326091
Jalan Karimata Nomor 49
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER /085233003383
9 0331-335290 / 0331-
Poli Umum dan Gigi RS IBI Jalan KH. Agus Salim Nomor 20
7845904

FASKES TK.I MILIK TNI


NO Nama Fasilitas Kesehatan Alamat Telepon
1 JL. DR. Soebandi 1-3 Tanggul,
KLINIK YONIF 515 TANGGUL 0336 - 441005
JEMBER
3 Jalan Kartini No. 9 Tanggul -
KLINIK POSKES 05.10.23 TANGGUL 082139787670
JEMBER
4 Jalan Tidar Nomor 1 Sukorejo,
KLINIK KESEHATAN YONIF 509 081210002868
Sumbersari JEMBER
5 JL. LETJEN SUPRAPTO 169,
KLINIK YON ARMED 8 082330217093
KEBONSARI, JEMBER
6 KLINIK SECABA RINDAM V/BRW JL. TIDAR SUKOREJO, Jember 081336007558
7 KLINIK BRIGIF 9 JL. DR Soebandi Jember 082330217093
Klinik Pratama

4. Kaji masing-masing klinik tentang penggunaan media promosi (digital atau


konvesional)
5. Tantangan kedepan tentang klinik kesehatan
TUGAS 3
1. Pengertian praktek mandiri perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan dalam Taukhit, Margawati, & Ardani
(2015) pengertian praktik mandiri perawat merupakan bentuk tindakan
mandiri perawat profesional dalam bekerjasama dengan cara kolaborasi baik
dengan klien maupun tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang menyeluruh berdasarkan wewenang dan tanggung
jawabnya sebagai perawat. Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
praktik mandiri adalah tindakan pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan baik mandiri maupun berkolaborasi dalam melayani klien sesuai
wewenang dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Kebijakan tentang praktek mandiri perawat
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Pasal 4 ayat
(3), Pasal 23, Pasal 28 ayat (5), Pasal 34, Pasal 35 ayat (5), dan Pasal 57
memerlukan aturan pelaksanaan. Aturan Pelaksanaan UU 38 tahun 2014
tentang Keperawatan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Kebijakan tersebut
adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU 38 tahun 2018 tentang Keperawatan.
3. Analisis kasus-kasus pelanggaran praktik mandiri perawat

4. Tantangan kedepan praktek mandiri perawat


Jika dianalisa lebih mendalam, ada empat tantangan utama yang sangat
menentukan terjadinya perubahan dan perkembangan keperawatan di Indonesia,
yang secara nyata dapat dirasakan khususnya dalam sistem pendidikan
keperawatan, yaitu ;
(1) terjadinya pergeseran pola masyarakat Indonesia;
(2) Perkembangan IPTEk;
(3) Globalisasi dalam pelayanan kesehatan; dan
(4) Tuntutan tekanan profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai