Anda di halaman 1dari 5

DD 1 : INTUSUSEPSI (INVAGINASI)

 Definisi
Intususepsi adalah suatu keadaan inversi segmen usus ke segmen usus lainnya.
Intususepsi menjadi penyebab tersering obstruksi intestinal pada bayi dan anak-anak.
Puncak insidens tertinggi pada anak usia 4 – 9 bulan. Intususepsi terjadi jika suatu bagian
saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya. Intususepsi ini merupakan
penyebab obstruksi intestinum yang paling lazim pada umur antara 3 bulan sampai 6
tahun; kelainan ini jarang pada anak sebelum umur 3 bulan dan frekuensi menurun
setelah 36 bulan.

 Epidemiologi
a) Insidens bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup.
b) Laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1.
c) Pada anak di bawah usia 1 tahun, insidens mulai dari 35 tiap 100.000 anak di
Brazil sampai 1200 tiap 100.000 anak di Inggris. Telaah literatur tahun 2013
menilai epidemiologi intususepsi di bawah usia 18 tahun di dunia pada tahun
2002 – 2012; penelitian itu mengungkapkan 44.454 kejadian intususepsi di
wilayah Amerika Utara, Asia, Eropa, Oseania, Afrika, Mediteranian Timur,
Amerika Selatan juga Amerika Tengah.
d) Data epidemiologi di Indonesia sampai sekarang ini belum ditemukan. Di
Indonesia angka kejadian di RS wilayah pedesaan 5,8 dan di perkotaan 17,2 per
tahun

 Etiologi
1. Idiopatik

Menurut kepustakaan, 90-95 % intususepsi pada anak di bawah umur satu tahun
tidak dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai “infantile
idiophatic intussusceptions”. Faktor yang mungkin mempengaruhi:

 Faktor diet: sekitar usia 6-9 bulan, penyapihan air susu ibu dilakukan.
Penyapihan menyebabkan perubahan flora bakteri dalam GIT, yang
menyebabkan pembengkakan plak Peyeri. Pembengkakan plak Peyeri ini
menonjol ke dalam ileum terminalis dan dapat memicu intususepsi. Selain itu
pada umur 3 – 12 bulan, di mana pada saat itu terjadi perubahan diet makanan
dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan ini dicurigai sebagai
penyebab terjadi invaginasi.

 Faktor infeksi: faktor infeksi ini biasanya mengikuti infeksi saluran pernapasan
bagian atas oleh virus Adenorotavirus yang menimbulkan perdangan plak
Peyeri.

2. Kausal

Pada orang dewasa selalu terdapat penyebab terjadinya intususepsi seperti:


Divertikulum Meckel, polip usus, lipoma submukosa, karsinoma kolon (sekum, kolon
transversum).

Intususepsi dapat juga terjadi setelah laparotomi, yang biasanya timbul setelah
dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltik usus, disebabkan
manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia
local.

 Klasifikasi

a) Ileo-colica : ileum terminal yang masuk ke dalam kolon asendens


b) Ileo-ileal : bagian ileum masuk ke dalam ileum
c) Ileo-caecal : ileum terminal masuk ke dalam sekum
d) Colo-colica : kolon masuk ke dalam kolon

 Tanda dan Gejala

Gejala :
1) Pada anak atau bayi tiba-tiba menangis kesakitan
2) Nyeri kolik abdomen
3) Muntah
4) Tinja dengan gambaran normal dapat dikeluarkan pada beberapa jam pertama
setelah timbulnya gejala. Setelah itu, pengeluaran tinja dikit atau sering tidak ada.
60 % bayi akan mengeluarkan tinja bercambur darah berwarna merah dan mucus
(red currant jelly)
5) Lemah dan lesu
6) Rewel

Tanda :

1) Bradikardia
2) Pernafasan dangkal
3) Nyeri tekan abdomen
4) Masa berbentuk sosis (curved sausage) pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas
tengah, kiri bawah, atau kiri atas
5) Sekum teraba kosong ( dance’s sign)
6) Bising usus meningkat
7) colok dubur : tonus sfingter ani melemah, invaginate dapat teraba massa seperti
portio, darah bercampur lender

 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah leukosit
(leukositosis >10.000/mm3). Anemia dan gangguan elektrolit terkadang ditemukan.
2. Pemeriksaan radiologi.
 Foto polos abdomen: didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata,
usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda – tanda obstruksi usus
dengan gambaran ―air fluid level‖. Dapat terlihat ― free air ― bilah terjadi
perforasi.
 USG: membantu menegakkan diagnosis invaginasi dengan sensitivitas yang
cukup tinggi sekitar 75%, dengan gambaran target sign/doughtnut sign pada
potongan melintang invaginasi dan pseudo kidney sign pada potongan
longitudinal invaginasi.

 Foto kontras (Barium enema): dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi,
untuk diagnosis dikerjakan bila gejala-gejala klinik meragukan. Pada barium
enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring appearanceI

 CT-Scan abdomen: Intususepsi yang digambarkan pada CT scan merupakan


gambaran klasik seperti pada USG yaitu target sign
Sumber :

Nelson, Behrmen, Kliegman, dkk. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 vol 2.

CDK-274/ vol. 46 no. 3 th. 2019

JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 16 - 22

Anda mungkin juga menyukai