Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Invaginasi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak, dan


merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa, intususepsi adalah
masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga lumen usus yang
lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut
strangulasi usus Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya
segmen usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya
(intususcipient) Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan
jarang pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat ideopatik
karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok
umur 2 12 bulan dan sering ditemukan pada anak laki-laki.
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan
peristaltik berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi
pada dewasa. Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5%
yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. Misalnya
diiverticulum Meckeli, Polyp, Hemangioma (Schrock, 1988). Sedangkan
invaginasi pada dewasa terutama adanya tumor yang menyebabkannya.
(Dunphy 1980)
Kejadian antara pria dan wanita adalah 3 : 2 (Swenson,1990), pada orang
tua sangat jarang dijumpaI. Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan
gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan
komplikasi lebih lanjut. Mengingat invaginasi sangat berbahaya bagi anak-
anak maka diperlukan tindakan unuk menangani kasus ini salah satunya
adalah dengan operasi. Selain itu, dalam memberikan perawatan kepada bayi
atau anak dengan gangguan saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini
yaitu intususepsi harus diperhatikan ancaman yang dapat muncul selain rasa
nyeri yaitu resiko terjadinya syok yang dapat menyebabkan kematian.

Asuhan Keperawatan Anak 1


Sehingga tenaga kesehatan harus benar benar memperhatikan tanda tanda
yang mengarah ke arah syok.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi invaginasi?
2. Bagaimana etiologi invaginasi?
3. Apa tanda dan gejala invaginasi?
4. Bagaimana WOC invaginasi?
5. Bagaimana patofisiologi invaginasi?
6. Bagaimana komplikasi dari invaginasi?
7. Apa pemeriksaan penunjang invaginasi?
8. Bagaimana penatalaksanaan invaginasi?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien invaginasi?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi invaginasi.
2. Mengetahui etiologi invaginasi.
3. Mengetahui tanda dan gejala invaginasi.
4. Mengetahui WOC invaginasi.
5. Mengetahui patofisiologi invaginasi.
6. Mengetahui komplikasi dari invaginasi.
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang invaginasi.
8. Mengetahui penatalaksanaan invaginasi.
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien invaginasi.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Asuhan Keperawatan Anak 2


Intususepsi adalah invaginasi atau masuknya bagian usus ke dalam
perbatasan atau bagian yang lebih distal dari usus (umumnya invaginasi ileum
masuk ke dalam kolon desendens). (Nettina, 2002)

Suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa
sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian lainnya hingga seluruhnya
mengecil atau memendek ke dalam suatu segmen yang terletak di sebelah kaudal.
(Nelson, 1999)

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Diafragma of the Colon and Rectum.


(Schrock:1988)

Fungsi :
- Usus besar: Menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari
tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika
mencapai rektum bentuknya menjadi padat.

- Usus Buntu: Merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang
terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.

Asuhan Keperawatan Anak 3


- Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar.

Penyumbatan dapat terjadi di mana saja di sepanjang usus. Bagian usus di


sebelah atas penyumbatan tetap berfungsi. Pengisisan dengan makanan, cairan,
sekresi enzim pencernaan dan gas, akan menyebabkan pembengkakan,
peradangan dan berkurangnya aliran darah pada bagian usus yang terlibat. Bila
penyumbatan yang terjadi memutuskan aliran darah ke usus, disebut strangulasi.
Lalu timbul kematian jaringan, biasanya menyebabkan perforasi dan peritonitis
serta infeksi. Invaginasi sering ditemukan pada anak berumur 3 bulan sampai 2
tahun, paling banyak 5 sampai 9 bulan. Anak laki-laki lebih banyak resikonya
daripada perempuan dengan perbandingan 3:1 .

2.2 ETIOLOGI

Penyebab intusepsi ini belum diketahui pasti. Tapi banyak yang menyebutkan
terkait dengan hal berikut ini:

a. Pembesaran limfoid usus ( peyer patches ), akibat peningkatan paparan


terhadap antigen baru

b. Cacat lahir

c. Massa yang keras dari isi usus ( mekonium )

d. Usus yang melintir ( volvulus )

e. Divertikel kelenjar Meckel ( suatu duktus yang timbul dari ileum yang menutup
pada ujung tali pusat tetapi tetap terbuka pada ujung usus ).

f. Infeksi saluran napas atas, karena umumnya intususepsi terjadi pada musim
dingin atau hujan ketika banyak terjadi infeksi saluran napas atas.

Asuhan Keperawatan Anak 4


g. Infeksi saluran cerna ( diare ), karena pada pemeriksaan tinja dan kelenjar limfa
mesenterium, terdapat adenovirus bersama-sama invaginasi.

h. Pada umur 2 tahun ke atas, biasanya disebabkan polip usus, hemangioma dan
limfosarkoma.

Pada orang dewasa, penyumbatan usus dua belas jari mungkin disebabkan oleh :

a. Kanker pankreas.

b. Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit


Crohn.

c. Perlekatan, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus.

d. Penonjolan bagian usus melalui lubang yang abnormal ( hernia ), dan


usus menjadi terjepit di dalamnya.
e. Batu empedu.
f. Massa makanan yang tidak tercena.
g. Sekumpulan cacing.

Pada usus besar, penyebab penyumbatannya adalah :

a. Kanker

b. Usus yang melintir

c. Tinja yang keras

2.3 TANDA dan GEJALA

Gejala yang sering timbul biasanya, sebagai berikut:

Asuhan Keperawatan Anak 5


a. nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang timbul, serangan tiap 15-30
menit dan lamanya 1-2 menit

b. anak merasa tersiksa, gelisah dan menangis keras

c. anak menjadi rewel, letargi intermiten atau progresif

d. dehidrasi, nyeri tekan dan distensi abdomen ( penyakit lanjut )

e. kembung, perut berbentuk scaphoid

f. muntah, kadang ada cairan empedu

g. pucat, lemas, berkeringat dan lesu

h. nadi lemah dan cepat

i. pernafasan dangkal dan cepat.

j. kentut jarang atau tidak ada

k. diare, karena penyumbatan sebagian ( sedikit )

l. sembelit, karena penyumbatan total

m. palpasi abdomen teraba massa berbentuk sosis

n. anoreksia, penurunan berat badan (bila lebih lanjut)

o. demam, terutama bila usus mengalami perforasi

p. bila defekasi bercampur darah dan lendir ( curant jelly stool )

q. kemudian berangsur-angsur defekasi bercampur jaringan nekrosis ( terry stool)

2.4 PATHWAY

Asuhan Keperawatan Anak 6


2.5 PATOFISIOLOGI

Kebanyakan intususepsi adalah ileo-kolik dan jarang suatu intususepsi


apendiks membentuk puncak dari lesi tersebut. Bagian intususeptum,
berinvaginasi ke dalam usus di bawahnya, intususipiens sambil menarik
mesenterium bersamanya ke dalam usus pembungkusnya. Pada mulanya terdapat
suatu kontriksi mesenterium sehingga menghalangi aliran darah balik.
Penyumbatan intususeptum terjadi akibat edema dan perdarahan mukosa yang
menghasilkan tinja berdarah, kadang mengandung lendir. Puncak dari intususepsi
dapat terbentang hingga kolon tranversum, desendens dan sigmoid bahkan ke
anus pada kasus-kasu yang terlantar.

Asuhan Keperawatan Anak 7


Setelah suatu intususepsi idiopatis dilepaskan, maka bagian usus yang
membentuk puncaknya tampak edema dan menebal, sering disertai suatu lekukan
pada permukaan serosa yang menggambarkan asal dari kerusakan tersebut.
Kebanyakan intususepsi tidak menimbulkan strangulasi usus dalam 24 jam
pertama, tetapi selanjutnya dapat mengakibatkan gangren usus dan syok.

2.6 KOMPLIKASI

Bila invaginasi tidak segera di tangani, maka dapat terjadi komplikasi seperti:

1. perforasi usus
apabila kondisi usus semakin memburuk dari obstruksi usus sampai
neroksis jaringan segmen usus. Awalnya aliran darah yang melewati usus
mengalami penurunan segingga menyebabkan adanya pembengkakan dan
peradangan. Pembengkakan dapat menyebabkan perforasi.
2. syok
sebagai akibat dari kemajuan penyakit dengan gejala yang meliputi
kelesuan, denyut jantung cepat, denyut nadi lemah, tekanan darah rendah,
dan nafas cepat.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan perut dapat teraba sausage shape pada 24 % penderita.


Suatu massa dengan lekukan dan posisinya mengikuti garis usus colon ascendens
sampai ke sigmoid dan rektum. Massa tumor sukar teraba bila berada di belakang
hati atau pada dinding yang tegang. Perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu
rongga kosong. Bising usus terdengar meninggi selama serangan kolik, menjadi
normal kembali di luar serangan. Colok dubur memprlihatkan darah lendir dan
kadang-kadang teraba pseudo-portio bila invaginasi sudah mencapai recto-
sigmoid.

Foto polos perut dibuat dalam 2 arah, posisi supine dan lateral dekubitus
kiri. Posisi lateral dekubitus kiri ialah posis penderita yang dibaringkan dengan
bagian kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain
untuk mengetahui invaginasi juga dapat mendeteksi adanya perforasi. Pada foto

Asuhan Keperawatan Anak 8


abdomen tampak bagian proksimal invaginasi banyak darah sedangkan bagian
kanan kosong.

Pemeriksaan dengan barium enema didapatkan gambaran cuping dari


intususepsi.
(kontra indikasi bila sudah terdapat tanda-tanda peritonitis). Pada pemeriksaan
ultrasonografi, intususepsi sering terlihat seperti mata sapi atau bull eye yang
mencerminkan potongan transversal dari segmen usus yang terkena.

2.8 PENATALAKSAAN

Prinsip pengobatan dan managemen perawatan:

a. Tekanan hidrostatik barium enema. Penurunan intususepsi dapat dilakukan


dengan suntikan salin, udara atau barium ke dalam kolon yang hasilnya dilihat
dengan X-ray. Mula-mula tampak bayangan barium bergerak berbentuk cupping
pada tempat invaginasi. Dengan tekanan hidrostatik sebesar meter air, barium
didorong ke arah proksimal. Pengobatan dianggap berhasil bila barium sudah
mencapai ileum terminalis. Seiring dengan pemeriksaan zat kontras kembali dapat
terlihat coiled spring appearance. Gambaran tersebut disebabkan oleh sisa-sisa
barium sepanjang bekas invaginasi. Tindakan ini boleh dilakukan bila belum ada
dehidrasi, peritonitis, distensi abdomen yang berlebih, invaginasi lebih dari 48
jam dan invaginasi rekuren. Bila barium enema tidak berhasil dan dijumpai tanda
di atas, maka diperlukan reposisi operatif.

b. Reduksi bedah:

- Perawatan pra bedah: rutin, tuba nasogastrik, koreksi dehidrasi.

- Reduksi intususepsi dengan penglihatan langsung. Menjaga usus hangat dengan


salin hangat. Ini juga membantu penurunan edema.

- Plasma intravena harus dapat diperoleh pada kasus kolaps.

- Jika intususepsi tidak dapat direduksi, maka diperlukan reseksi dan anastomosis
primer.

Asuhan Keperawatan Anak 9


c. Penatalaksanaan pasca bedah: rutin, perawatan inkubator untuk bayi yang kecil,
pemberian oksigen, dilanjutkan cairan intravena, antibiotik, jika dilakukan suatu
ileostom: drainase penyedotan dikenakan pada tuba ileostomi hingga kelanjutan
dari lambung dipulihkan. Observasi fungsi vital, Perawatan luka dan drain.

d. Perawatan rutin: pemberian makanan harus diberikan kembali sesegera


mungkin, yaitu jika muntah hilang dan aktivitas peristaltik memuaskan. Mandi
dan penanganan.

e. Dukungan bagi orang tua: banyak dukungan yang diperlukan tergantung pada
status umum dari anak dan tindakan pembedahan yang diambil. Kondisi anak
harus dijelaskan secara lengkap dan diberikan keyakinan. Sekali kondisi umum
anak mengalami perbaikan, orangtua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak.

f. Persiapan untuk pulang ke rumah: bila reduksi intususepsi berhasil dan luka
sembuh, anak dapat pulang ke rumah. Harus ada masa tindak lanjut jika kasus
intususepsi mengalami keadaan rekuren.

Asuhan Keperawatan Anak 10


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

A. Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab, berisi tempat
tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, diagnosa medis,
no RM.
B. Keluhan Utama / Alasan Masuk RS.
Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran : apati sampai somnolen,
dan gangguan saluran cerna seperti perut kembung atau tegang dan nyeri
pada perabaan, mulut bau, konstipasi atau diare, tinja berdarah dengan atau
tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang: Ingesti makanan yang tidak dimasak
misalnya daging, telur, atau terkonta-minasi dengan minuman.
b. Riwayat Kesehatan lalu (Khusus untuk anak usia 0 5 tahun)
- Pre Natal Care
Mulai melakukan perawatan selama hamil
Keluhan ibu selama hamil : emesi, demam
Riwayat terkena sinar X
Kenaikan BB selama hamil
Imunisasi
Golongan darah ibu dan ayah
- Natal
Tempat melahirkan di ..
Lama dan jenis persalinan
Menolong persalinan adalah
Cara untuk memudahkan persalinan
- Post Natal
Kondisi bayi
Riwayat penyakit (Untuk semua usia)
Riwayat perawatan atau operasi
Riwayat alergi
Riwayat pengobatan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga: apakah keluarga sebelumnya
terdapat penyakit.
b. Riwayat Imunisasi: Berisi mengenai pemberian vaksin BCG, DPT,
Polio, Campak, Hepatitis, waktu pemberian dll.
c. Riwayat tumbuh kembang

Asuhan Keperawatan Anak 11


Dibagi menjadi 2 yakni : pertumbuhan fisik meliputi berat badan, tinggi
badandan perkembangan tiap tahap meliputi berguling, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain, bicara, berpakaian.
d. Riwayat Nutrisi: Jenis yang dikaji pemeberian asi, pemberian susu
tambahan, pemberian makanan tambahan (sereal)
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya pada pasien invaginasi mengalami badan lemah, panas, puccat,
mual, perut tidak enak, anorexia.
2. Kepala dan leher
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal,
konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering,
lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher
simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3. Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas tidak teratur, didaerah abdomen
ditemukan nyeri tekan dan edema.
4. Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat
cuping hidung.
5. Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan penyakit invaginasi yang ditemukan tekanan
darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien
mengalami peningkatan suhu tubuh.
6. Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral
hangat.
7. Sistem eliminasi
Pada pasien invaginasi kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih
pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N -1 cc/kg
BB/jam.
8. Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada
gangguan.
9. Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita invaginasi ada pembesaran kelenjar toroid dan
tonsil.
10. Sistem persyarafan
Apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam
penderita penyakit invaginasi.

Asuhan Keperawatan Anak 12


3.2 DIAGNOSA

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya peningkatan difragma.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual muntah.

3. Nyeri berhubungan dengan adanya peregangan usus.

3.3 INTERVENSI

1 Ketidakefektifan pola NOC NIC


. nafas
Respiratory Airway Management
Definisi: status: - Buka jalan nafas,
Inspirasi/ekspirasi yang ventilation gunakan teknik
tidak memberi ventilasi Respiratory chin lift atau jaw
status: airway thrust bila perlu
patency - Posisikan pasien
Batasan karakteristik:
Vital sign untuk
perubahan
status memaksimalkan
kedalam
ventilasi
pernafasan - Identifikasi pasien
Kriteria hasil:
perubahan
Mendemonstra seperlunya
perkursi dada
mengambil sikan batuk (pemasangan jalan

posisi tiga titik efektif dan nafas buatan)


- Pasang mayo bila
bradipneu suara nafas
penurunan perlu
yang bersih, - Lakukan fisioterapi
tekanan
tidak ada dada jika perlu
ekspirasi - Keluarkan secret
penurunan sianosis dan
dyspneu dengan batuk atau
ventilasi
(mampu suction
semenit - Auskultrasi suara
penurunan mengeluarkan
nafas, catat adanya
kapasitas vital sputum,
suara tambahan

Asuhan Keperawatan Anak 13


dipneu mampu - Lakukan suction
peningkatan bernafas pada mayo
diameter - Berikan
dengan mudah,
anterior- bronkodilator bila
tidak ada
posterior perlu
pursed lips.)
pernafasan - Berikan pelembab
Menunjukkan
cuping hidung udara kassa basah
jalan nafas
ortopneu NaCL lembab
yang paten
fase ekspirasi - Atur intake untuk
(klien tidak cairan
memenjang
pernafasan bibir merasa (mengoptimalkan
takipneu tercekik, irama keseimbangan)
penggunaan otot
nafas, - Monitor respirasi
aksesorius dan status O2
frekuensi
untuk bernafas
pernafasan
Oxygen Therapy
dalam rentang
Faktor yang - Bersihkan mulut,
normal, tidak
berhubungan: hidung dan secret
ada suara nafas
ansietas trakea
abnormal.) - Pertahankan jalan
posisi tubuh Tanda-tanda
deformitas nafas yang paten
vital dalam - Atur peralatan
tulang
deformitas rentang normal oksigenasi
(TD,ND,RR) - Monitor aliran
dinding dada
keletihan oksigen
hiperventilasi - Pertahankan posisi
sindrom pasien
- Onservasi adanya
hipoventilasi
gangguan tanda-tanda
muskuloskeletal hipoventilasi
kerusakan - Monitor adanya

neurologis kecemasan pasien


imaturitas terhadap
neurologis oksigenasi.
disfungsi
neuromuskular Vital Sign Monitoring

Asuhan Keperawatan Anak 14


obesitas - Monitor
nyeri TD,ND,SH dan RR
keletihan otot - Catat adanya
pernafasan fluktuasi tekanan
cedera medula darah
spinalis - Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk dan berdiri
- Auskultasi TD
pada kedua lengan
dan dibandingkan
- Monitor TD, ND,
RR sebelum dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernafasan
abnormal
- Monitor suhu,
warna dan
kelembapan kulit
- Monitor
sianosisperifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
- Identifikasi

Asuhan Keperawatan Anak 15


penyebab dari
perubahan vital
sign

2 Ketidak seimbangan NIC NOC


. nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Nutritional - Kaji adanya alergi
status makanan.
Definisi: Asupan nutrisi Nutritional - Kolaborasikan
tidak cukup untuk status: food dengan ahli gizi
memenuhi kebutuhan and fluid untuk menentukan
metabolik. intake jumlah kalori dan
Nutritional nutrisi yang
Batasan status: nutrient dibutuhkan pasien.
Karakteristik: intake - Anjurkan pasien
Kram abdomen Weight control untuk
Nyeri abdomen meningkatkan
Menghindari Kriteria Hasil: intake Fe.
makanan - Adanya - Anjurkan pasien
Berat badan peningkatan untuk
berat badan meningkatkan
20% atau lebih
sesuai dengan protein dan vitamin
dibawah berat C.
tujuan.
badan ideal - Berat badan - Berikan substansi
Kerapuhan ideal sesuai gula.
- Yakinkan diet yang
kapiler dengan tinggi
dimakan
Diare badan.
- Mampu mengandung tinggi
Kehilangan
mengidentifika serat untuk
rambut mencegah
si kebutuhan
berlebihan nutrisi. konstipasi.
Bising usus - Tidak ada - Berikan makanan
tanda-tanda yang terpilih
hiperaktif
malnutrisi. (sudah
Kurang
- Menunjukkan dikonsultasikan
makanan peningkatan dengan ahli gizi).
Kurang - Ajarkan pasien
fungsi
informasi pengecapan bagaimana
Kurang minat dari menelan. membuat catatan

Asuhan Keperawatan Anak 16


pada makanan - Tidak terjadi makanan harian.
Penurunan berat penurunan - Monitor jumlah
berat badan nutrisi dan
badan dengan
yang berarti. kandungan kalori.
asupan makanan - Berikan informasi
adekuat tentang kebutuhan
Kesalahan nutrisi.
- Kaji kemampuan
konsepsi
Kesalahan pasien untuk
mendapat nutrisi
informasi yang dibutuhkan.
Membran
mukosa pucat
Ketidakmampua Nutrition Monitoring
n memakan - BB pasien dalam
batas normal
makanan - Monitor adanya
Tonus otot
penurunan berat
menurun badan.
Mengeluh - Monitor tipe dan
gangguan sensai jumlah aktivitas
yang bisa
rasa
dilakukan.
Mengeluh
- Monitor interaksi
asupan makanan anak atau orang tua
kurang dari selama makan.
- Monitor
RDA lingkungan selama
(recommended makan.
- Jadwalkan
daily allowance)
Cepat kenyang pengobatan dan
tindakan tidak
setelah makan selama jam makan
Sariawan - Monitor kulit
rongga mulut kering dan
Steatorea perubahan
Kelemahan otot pigmentasi.
- Monitor turgor
pengunyah
Kelemahan otot kulit.
- Monitor
menelan kekeringan, rambut
Faktor yang kusam, dan mudah
Berhubungan: patah.
- Monitor mual dan

Asuhan Keperawatan Anak 17


Faktor Biologi muntah.
Faktor Ekonomi - Monitor kadar
Gangguan albumin, total
Psikologis protein, Hb, dan
Ketidakmampua kadar Ht.
n untuk - Monitor
mengabsorbsi pertumbuhan dan
nutrien perkembangan.
Ketidakmampua - Monitor pucat,
n untuk kemerahan, dan
mencerna kekeringan
makanan jaringan
Ketidakmampua konjungtiva.
n makan - Monitor kalori dan
Kurang asupan intake nutrisi.
- Cata adanya
makanan
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah, dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet.

3 Nyeri akut NOC NIC


.
Definisi: pengalaman Pain level Pain Management
sensori dan emosional Pain control - Lakukan
yang tidak Comfort level pengkajian nyeri
menyenangkan yang secara
muncul akibat Kriteria hasil: komprehensif
kerusakan jaringan Mampu termasuk lokasi,
yang aktual atau mengontrol karakteristik,
potensial atau nyeri (tahu durasi, frekuensi,
digambarkan dalam hal penyebab kualitas, dan faktor
kerusakan sedemikian nyeri, mampu presipitasi
rupa menggunakan - Observasi reaksi
(International teknik nonverbal dari
Association for the nonfarmakolog ketidaknyamanan
study of Pain); awitan i untuk - Gunakan teknik
yang tiba-tiba atau mengurangi komunikasi
lambat dari intensitas nyeri, mencari terapeutik untuk

Asuhan Keperawatan Anak 18


ringan hingga berat bantuan) mengetahui
dengan akhir yang Melaporkan pengalaman nyeri
dapat diantisipasi atau bahwa nyeri pasien
diprediksi dan berkurang - Kaji kultur yang
berlangsung < 6 bulan dengan mempengaruhi
menggunakan respon nyeri
Batasan karakteristik: management - Evaluasi
Perubahan nyeri pengalaman nyeri
selera makan Mampu masa lampau
mengenali - Evaluasi bersama
Perubahan
nyeri (skala, pasien dan tim
tekanan darah
intensitas, kesehatan lain
Perubahan
frekuensi, dan tentang
frekuensi
tanda nyeri) ketidakefektifan
jantung
Menyatakan kontrol nyeri masa
Perubahan
rasa nyaman lampau
frekuensi
setelah nyeri - Bantu pasien dan
pernafasan
berkurang keluarga untuk
Laporan isyarat
mencari dan
Diaforesis
menemukan
Perilaku
dukungan
distraksi (mis; - Kontrol lingkungan
berjalan yang dapat
mondar-mandir mempengaruhi
mencari orang nyeri seperti suhu
lain dan atau ruangan,
aktivitas lain, pencahayaan dan
aktivitas yang kebisingan
berulang) - Kurangi faktor
Mengekspresika presipitasi nyeri
n perilaku (mis; - Pilih dan lakukan
gelisah, penanganan nyeri
merengek, (farmakologi), non
menangis) farmakologi dan
Masker wajah interpersonal
(mis; mata - Kaji tipe dan
kurang sumber nyeri untuk
bercahaya, menentukan
tampak kacau, intervensi
gerakan mata - Ajarkan teknik non
berpancar atau farmakologi
tetap pada satu - Berikan analgetik
fokus meringis) untuk mengurangi

Asuhan Keperawatan Anak 19


Sikap nyeri
melindungi area - Evaluasi
nyeri keefektifan kontrol
Fokus nyeri
menyempit - Tingkatkan
(mis; gangguan istirahat
- Kolaborasikan
persepsi nyeri,
dengan dokter jika
hambatan
ada keluhan dan
proses berfikir,
tindakan nyeri
penurunan
tidak berhasil
interaksi dengan - Monitor
orang tua dan penerimaan pasien
lingkungan) tentang
Indikasi nyeri
management nyeri
yang dapat
diamati Analgesic Administration
Perubahan - Tentukan lokasi,
posisi untuk karakteristik,
menghindari kualitas, dan
nyeri derajat nyeri
Sikap tubuh sebelum pemberian
melindungi obat
Dilatasi pupil - Cek instruksi
Melaporkan dokter tentang jenis
nyeri secara obat, dosis dan
verbal frekuensi
Gangguan tidur - Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik
Faktor yang yang diperlukan
berhubungan: atau kombinasi dari
Agen cedera analgesik ketika
(mis; biologis, pemberian lebih
zat kimia, fisik, dari satu
psikologis) - Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
- Pilih rute

Asuhan Keperawatan Anak 20


pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
- Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala

3.4 IMPLEMENTASI

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya peningkatan


difragma.

- Mengidentifikasi pasien seperlunya (pemasangan alat jalan nafas buatan)

- Mengatur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

- Memonitor respirasi dan status O2

- Mengobservasi adanya tanda-tanda hipoventilasi

- Memonitor dan mengidentifikasikan perubahan vital sign

- Memonitor pola pernafasan abnormal

Diagnosa 2: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah.

Asuhan Keperawatan Anak 21


- Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

-Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang


dibutuhkan.

- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Memonitor intake dan output makanan (mual, muntah)

- Memonitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Diagnosa 3: Nyeri berhubungan dengan adanya peregangan usus.

- Mengkaji nyeri secara komprehensif

- Mengevaluasi pengalaman nyeri masa lampau

- Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (suhu ruangan,


pencahayaan, dan kebisingan)

- Menentukan pemilihan analgesik yang diperlukan, tergantung tipe dan


berat nyeri

- Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama


kali

- Memberikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

3.5 EVALUASI

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya


peningkatan difragma.

S: Keluarga pasien mengatakan px sudah tidak terasa sesak

O: - nafas pasien normal

-pasien

Asuhan Keperawatan Anak 22


A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Diagnosa 2: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual muntah.

S: Keluarga pasien mengatakan sudah tidak mual muntah

O: - makanan px habis

- px sudah mau makan kembali

-teraphy of

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Diagnosa 3: Nyeri berhubungan dengan adanya peregangan usus.

S: Keluarga pasien mengatakan masih menangis pada saat sakit

O: p sakit saat dibuat gerak

q cekot-cekot

r pada bagian perut

s skala 3

t hilang timbul

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berbagai gangguan yang terdapat pada saluran pencernaan bayi dan anak
salah satunya adalah adanya obstruksi pada usus dan hal ini mencakup mekanik

Asuhan Keperawatan Anak 23


maupun paralitik. Sedangkan intususepsi merupakan salah satu bentuk gangguan
obstruksi usus yang sifatnya mekanik. Invaginasi atau intususepsi merupakan
keadaan gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan
menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

4.2 SARAN

Dalam memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan gangguan


saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu intususepsi harus
diperhatikan ancaman yang dapat muncul selain rasa nyeri yaitu resiko terjadinya
syok yang dapat menyebabkan kematian. Sehingga tenaga kesehatan harus benar
benar memperhatikan tanda tanda yang mengarah ke arah syok.

Asuhan Keperawatan Anak 24


DAFTAR ISI

Ngastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC.

Wong, Donna.L. 2003. Asuhan Keperawatan Pedoman Klinis Keperawatan


Pediatrik. Jakarta:EGC

Richard E, Behrman, dkk..1996.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume


2.Jakarta:EGC.

Sacharin, Rosa.1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC.

Wilkinson, Judith.2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.

Asuhan Keperawatan Anak 25

Anda mungkin juga menyukai