penyebab tersering dari obstruksi usus akut pada bayi, ketika satu bagian atas dari
usus berinvaginasi ke bagian bawah dari usus tersebut. Jika progres dari
intususepsi ini tidah ditatalaksana segera, dapat berakibat fatal. Kematian yang
waktu diagnosis yang cepat dan terapi operatif. Di negara berkembang, pasien
mungkin ditemukan telah dalam kondisi serius, dan angka kematian yang tinggi
pada bayi berusia kurang dari 1 tahun dengan insiden puncak antara bulan kelima
dan kesembilan kehidupan. Walaupun keadaan ini bisa timbul pasca bedah, yang
hanya melibatkan usus halus dalam 86% demikian, atau bisa timbul pada anak
yang lebih besar dengan lesi seperti polip atau divertikulum meckel sebagai titik
pembawanya. Biasanya invaginasi yang terjadi pada bayi, tidak diketahui sebab
pastinya. Pada anak di bawah usia 4 tahun , 95% invaginasi dimulai pada atau
1
INVAGINASI
A. DEFENISI
dari bahasa latin “infus” yang artinya dalam atau masuk dan “suscipere” yang
dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan
usus proksimal kedalam segmen distal serta kemudian di dorong ke distal oleh
peristaltik usus.2,3 Bagian usus yang masuk disebut intususeptum dan bagian yang
hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan
colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica,
2
B. EPIDEMIOLOGI
Invaginasi dapat terjadi pada setiap umur, bahkan dapat terjadi saat
intrauterin. Invaginasi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang
muda dan dewasa. Tujuh puluh persen ditemukan pada anak-anak di bawah 1
ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan, dan lebih banyak pada anak lelaki.2
Insidensi tertinggi ditemukan pada usia 6-7 tahun. Berdasarkan penelitian O’Ryan
insidens invaginasi pada pasien berusia kurang dari 12 bulan sebanyak 55 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk usia 0-24 bulan sebanyak 35 per
100.000 kelahiran hidup.3 Insidens bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup.
Laki-laki berbanding perempuan 4:1.4 Insidens pada bulan Maret – Juni meninggi
dan pada bulan September – Oktober juga meninggi. Hal tersebut mungkin
berhubungan dengan musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim
C. ETIOLOGI
Ada perbedaan yang mencolok pada etiologi invaginasi, antara anak – anak
dan dewasa. Sebagian besar, sekitar 90% etiologi invaginasi pada anak tidak
diketahui dengan pasti. Faktor presipitasi invaginasi pada anak dapat berupa
3
terjadi pada anak berusia 6 – 36 bulan karena tingkat kerentanannya tinggi
rotavirus. Rotavirus adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi yang dapat
sering terjadi setelah infeksi saluran napas bagian atas dan serangan episodik
ditemukan 19–50% pada pasien yang di operasi atau di investigasi dengan USG.
Penyakit ini sering terjadi pada umur 3 – 12 bulan, di mana pada saat itu terjadi
perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan ini
patologik intra lumen seperti tumor jinak maupun ganas saluran cerna, parut
(adhesive) usus, luka operasi pada usus halus dan kolon, IBS (Irritable Bowel
pijat perut.
4
D. PATOGENESIS
intinya merupakan gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu
bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau
kurang bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral
ke anal sehingga bagian yang masuk ke lumen usus biasanya merupakan arah
oral atau proksimal. Keadaan lain biasanya terjadi karena adanya lesi patologis
atau iritan pada dinding usus yang dapat menghambat gerakan peristaltik normal
sebagai “lead point” atau oleh pola yang tidak teratur dari peristalsis. Sebagai
lumen.
invaginasi ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari
intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan
5
Gambar 2. Gambaran Ilustrasi Patogenesis Invaginasi
venous return sehingga terjadi kongesti, edema, hiperfungsi goblet sel serta
laserasi mukosa usus. Selain itu terjadi obstruksi sistem limfatik sehingga akan
(ozing) lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada dinding usus dapat terjadi.
menyebabkan obstruksi. Akan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent,
6
Akibat lain dari adanya segmen usus yang masuk ke segmen usus lainnya
sehingga akan aliran darah arteri menurun. Jika reduksi invaginasi tidak
pada strangulasi dan nekrosis dinding usus yang akan menyebabkan pendarahan,
perforasi, dan peritonitis. Perjalanan penyakit yang terus berlanjut dapat semakin
E. KLASIFIKASI
lokasi segmen yang bebas bergerak dalam retroperitoneal atau segemen yang
7
2. Colo-kolika: kolon masuk ke dalam kolon
kolon asendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Perrin dan Linsay
kolokolika, dan sisanya adalah bentuk-bentuk yang jarang dan tidak khas.
F. MANIFESTASI KLINIS
obstruksi usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah
terjadinya invaginasi berupa nyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24
jam ke dua disertai keadaan klinis lainnya yang hampir sama gambarannya seperti
penyakit yang jauh lebih panjang (chronic symptoms), dan kegagalan yang
radiologis dan pemeriksaan lain karena tidak terdapat invaginasi pada saat
tereduksi spontan dan rekurensi yang terjadi berganti-ganti sehingga gejala yang
8
kembung dan diare. Nyeri disebabkan oleh iskemi segmen usus yang
terinvaginasi. Iskemi pertama kali terjadi pada mukosa usus bila berlanjut akan
darah sehingga tampak seperti agar-agar jeli darah Terdapatnya darah samar
dalam tinja dijumpai pada ± 40%, darah makroskopis pada tinja dijumpai pada ±
40% dan pemeriksaan Guaiac negatif dan hanya ditemukan mucus pada ± 20%
kasus.
Muntah reflektif terjadi tanpa penyebab yang jelas, mulai dari makanan dan
minuman yang terakhir dimakan sampai muntah bilus. Hal ini menunjukkan telah
terjadi suatu obstruksi, gejala ini dijumpai pada ± 75% pasien invaginasi. Muntah
dan nyeri sering dijumpai sebagai gejala yang dominan pada sebagian besar
pasien. Gejala lain berupa kembung, suatu gambaran adanya distensi sistem usus
Diare merupakan suatu gejala awal disebabkan oleh perubahan faal saluran
pencernaan ataupun oleh karena infeksi. Diare yang disebut sebagai gejala paling
intervensi medis maupun tradisional pada waktu tersebut. Intervensi medis berupa
pemberian obat-obatan. Hal yang sulit untuk diketahui adalah jenis obat yang
diberikan, apakah suatu antidiare (suatu spasmolitik), obat yang sering kali
sebagai salah satu gejala invaginasi atau pengobatan terhadap diare sebagai
9
Pada anak atau bayi gejala yang ditemukan secara umum terjadi secara tiba
–tiba (onsetnya mendadak) dan terjadi pada anak yang sehat, dimulai dengan sakit
perut seperti keram yang bersifat intermiten. Manifestasi penyakit mulai tampak
dalam waktu 3 – 24 jam setelah terjadi invaginasi. Nyeri perut bersifat serangan
menjadi lebih sering. Serangan nyeri sudah dapat ditemukan pada anak kurang
dari 1 tahun sebanyak 60,7%, pada umur 1 – 2 tahun sebanyak 91,8% dan 100%
Pada saat serangan anak biasanya menarik kedua lututnya keatas dan
tampak sehat, bisa beraktifitas seperti biasa, atau malah tertidur karena kelelahan
menangis. jika invaginasi tidak cepat di reduksi bayi menjadi semakin lemah dan
lesu. Akhirnya terjadi keadaan seperti syok dengan kenaikan suhu tubuh sampai
Biasanya nyeri disusul oleh muntah, muntah terjadi 3 jam setelah terjadi
nyeri perut, mula – mula terdiri atas sisa – sisa makanan yang ada dalam lambung,
kemudian berisi empedu atau bilious vomiting. Sebanyak 80% gejala muntah
terjadi pada anak berumur kurang dari 2 tahun dan 50% pada usia lebih dari 2
tahun. Setelah serangan kolik yang pertama, tinja masih normal karena belum
terjadi gangguan pasase isi usus secara total, kemuadian disusul oleh defekasi
darah bercampur lendir disebut red currrant jelly stool karena adanya iskemik
mukosa usus di daerah invaginasi terjadi terjadi pada sekitar 50% penderita. Red
10
current jelly stool sendiri terdiri dari pengelupasan mukosa, darah dan mukus dari
jaringan usus. Perdarahan terjadi pada 12 jam pertama, terdapat darah segar
jaringan nekrosis yang disebut terry stool karena terjadi kerusakan jaringan dan
pembuluh darah.
tidak khas. Tanda-tanda obstruksi usus baru timbul dalam beberapa hari. Pada
penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit berat. Pada defekasi tidak ada darah.
Invaginasi dapat mengalami prolaps melewati anus. Hal ini mungkin disebabkan
pada pasien malnutrisi, memiliki tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak
cepat timbul.
G. DIAGNOSIS
11
1. Anamnesis
dari riwayat pasien sebelum timbulnya gejala, misalnya sebelum sakit, anak
ada riwayat dipijat, diberi makanan padat padahal umur anak di bawah 4
bulan.
yang sehat mendapat serangan nyeri perut. Anak tampak gelisah dan tidak
karena sudah capai sekali. Keterangan yang didapat dari anamnesis mengenai
gejala dini invaginasi sering sulit dikenal. Muntah dan adanya darah pada
anak biasanya lebih klasik, antara lain kolik, kembung, muntah, teraba
masa tumor pada perut serta feces berdarah dan lendir. Para ahli juga
berpendapat gejala khas invaginasi pada bayi umur 3-12 bulan berupa:
nyeri perut mendadak dan hilang timbul, kemudian diikuti muntah dan
mulai berjalan dan mulai bermain sendiri maka apabila ada pasien datang
berumur di bawah satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak
menjadi rewel sepanjang hari/malam, ada muntah, buang air besar campur
12
Gambaran klinis invaginasi dewasa umumnya sama seperti keadaan
obstruksi usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam
setelah terjadinya invaginasi berupa nyeri perut dan terjadinya distensi setelah
lebih 24 jam ke dua disertai keadaan klinis lainnya yang hampir sama
2. Pemeriksaan Fisik
yaitu suatu massa dengan lekukan seperti sosis diatas abdomen yang
dan posisinya mengikuti garis usus colon ascendens sampai ke sigmoid dan
rektum. Pada awalnya karena sumbatan belum total, perut belum kembung
dan tidak tegang, dengan demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat
invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk sosis di dalam perut di bagian
kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah. Jadi pada pemeriksaan
perut dapat teraba sausage shape pada 24% penderita. Massa tumor sukar
diraba bila berada di belakang hati atau pada dinding yang tegang.
13
Gambar 5. Sausage-Shaped Mass
daerah yang ditinggalkan intususeptum akan teraba kosong dan tanda ini
disebut sebagai Dance’s Sign. Hal ini akibat caecum dan kolon naik ke atas,
sudah mencapai regio sigmoid. Intususeptum yang keluar dari rekrum jarang
14
3. Pemeriksaan Penunjang
pembedahan.
Foto polos abdomen dibuat dalam 3 arah, posisi anteropostrior supine dan
lateral dekubitus kiri. Posisi lateral dekubitus kiri adalah posisi penderita
yang dibaringkan dengan bagian kiri diatas meja dan sinar dari arah
15
A
B
Gambar 6. Foto polos abdomen; A, tampak bayangan massa (tanda
panah) merupakan bagian usus yang masuk ke lumen usus
proksimal. B, invaginasi lanjut, sudah tampak tanda-tanda
obstruksi
obstruksi terlihat serta multiple air fluid levels serta distribusi udara dalam
usus tidak merata, terkadang tidak ada bayangan udara pada bagian
16
abdomen yang merupakan bayangan dari usus yang masuk ke lumen
b. Ultrasonografi
kanan abdomen.
17
Pada pemeriksaan dengan menggunakan USG didapatkan gambaran yang
pada struktur seperti donat tersebut dan ketebalan tepi lebih dari 0,6 cm.
18
Gambar 9. Target’s appearance atau gambaran donat pada irisan melintang
invaginasi pemeriksaan USG.
Gambar 10. A.Irisan melintang dan B. Irisan memanjang dari invaginasi pada
USG.
19
c. Collon in Loop
peritonitis.
yang khas dan pemeriksaan fisik pada penderita dengan invaginasi yang
aliran barium pada apex dari intususepsi dan suatu cupshaped appearance
tereduksi. Reposisi dianggap berhasil bila setelah rectal tube ditarik dari
anus barium keluar bersama feses dan udara. Jika barium dapat melewati
yang merupakan diagnostik untuk intususepsi. Jika salah satu atau semua
tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu masa dapat diraba pada tempat
20
Gambar 11. A. Colon in loop pada intussusception, bagian usus masuk hingga
fleksura lienalis, B. Intussusception di daerah colon ascenden.
21
Gambar 12. Gambaran radiologi Coiledspring appearance pada invaginasi
d. CT Scan Abdomen
pada USG yaitu target sign. Intususepsi temporer dari usus halus dapat terlihat
pada CT maupun USG, dimana sebagian besar kasus ini secara klinis tidak
signifikan.
22
e. Pemeriksaan Labiratorium
menentukan gejala klinis yang menonjol dari invaginasi pada orang dewasa
1) Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri bersifat hilang timbul.
baru.
2) Teraba massa tumor di perut bentuk curved sausage pada bagian kanan
atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.
3) Buang air besar campur darah dan lendir yang disebut red currant jelly
stool.
Serta gejala klinis yang menonjol dari invaginasi pada anak dan bayi :
3) Buang air besar campur darah dan lendir yang disebut red currant jelly
stool.
23
The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group mendirikan
sebuah diagnosis klinis menggunakan campuran dari kriteria minor dan mayor.
Strasifikasi ini membantu untuk membuat keputusan berdasarkan tiga level dari
pembedahan
24
Kriteria Radiologi – Air enema atau liquid contrast enema
3) Level 3 – Possible
mencapai waktu bertahun – tahun. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada orng
lokal pada usus namun Goodal (cit Tumen, 1964) telah mengumpulkan dari
literatur 122 kasus intvaginasi kronik primer pada orang dewasa. Beberapa
mungkin dapat bertahan hidup dengan invaginasi yang berlangsung lebih dari 1
minggu. Para penulis ini berpendapat, hal yang paling mungkin telah terjadi pada
kasus seperti ini adalah adanya reduksi spontan dan rekurensi yang terjadi
25
invaginasi terjadi tanpa gangguan sirkulasi, kemungkinan dapat menyebabkan
terpeliharanya integritas striktural usus. Serangan ini dapat berulang dalam waktu
yang lama dengan status kesehatan penderita yang relatif baik, sampai akhirnya
terdapat suatu serangan yang demikian beratnya sehingga tidak dapat tereduksi
H. DIAGNOSIS BANDING
3. Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya
obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan
demam.
5. Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang kali
dan pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit
I. PENATALAKSANAAN
pertolongan diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama,
maka akan memberikan prognosa yang lebih baik. Perawatan medis darurat
26
diperlukan untuk merawat invaginasi serta menghindari dehidrasi dan shock, serta
mencegah infeksi yang dapat terjadi jika terjadi nekrosis pada usus karena
kekurangan suplai darah. Makin cepat keadaan ini dikenali, akan makin baik
tanpa pengobatan.
berikut:
peninggian dari jumlah leukosit maka saat ini antibiotika berspektrum luas
dapat diberikan)
d. Reduksi hidrostatik
27
1. Reduksi Non Operatif (Reduksi Hidrostatik)
dan hasilnya memuaskan. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan barium
pada reposisi barium lebih pendek daripada operasi. Sebaliknya dengan reduksi
manual pada operasi ternyata lebih bersifat traumatik, sehingga lebih mudah
diagnosis rontgen tersebut ditegakkan. Reposisi barium enema atau NaCl yang
dan bahaya perforasi. Pengobatan dianggap berhasil bila barium sudah mencapai
ileum terminalis. Pada saat itu, pasase usus kembali normal, norit yang diberikan
per os akan keluar melalui dubur. Seiring dengan pemeriksaan zat kontras kembali
dapat terlihat coiled spring appearance. Gambaran tersebut disebabkan oleh sisa-
sisa barium pada haustra sepanjang bekas tempat invaginasi. Hasil reduksi ini
28
akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak menangis atau gelisah
panduan fluoroskopi telah menjadi metode yang dikenal sejak pertengahan 1980-
intestinal Selain penggunaan fluoroskopi sebagai pemandu, saat ini juga dikenal
reduksi menggunakan air (dilusi antara air dan kontras soluble dengan
sehubungan dengan risiko perforasi dan obstruksi loop tertutup. Ada juga
keluar. Hal tersebut bertujuan untuk membuat kedap air yang sangat
reduksi hidrostatik dilakukan setinggi 3 kaki di atas pasien; (2) tidak boleh
29
lebih dari 3 kali percobaan; (3) tiap percobaan masing-masing tidak boleh
dahulu.
d. Keluarnya Barium disertai feces dan flatus pada proses evakuasi dari
Barium
e. Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta
30
Barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi seperti :
b. Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada
foto abdomen
pada tabel 2.
31
2. Pneumatic Reduction
Reduksi udara pada intususepsi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1897
dan cara tersebut telah diadopsi secara luas hingga akhir tahun 1980. Prosedur ini
udara maksimum yang aman adalah 80 mmHg untuk bayi dan 110-120 mmHg
untuk anak. Penganut dari model reduksi ini meyakini bahwa metode ini lebih
cepat, lebih aman dan menurunkan waktu paparan dari radiasi. Pengukuran
tekanan yang akurat dapat dilakukan, dan tingkat reduksi lebih tinggi daripada
udara akan berhenti pada bagian intususepsi, dan dilakukan sebuah foto
polos.
teramati melewati usus kecil dengan cepat. Foto lain selanjutnya dibuat
pada sesi ini, dan udara akan dikeluarkan duluan sebelum kateter dilepas.
udara bebas.
32
e. Reduksi yang sulit membutuhkan beberapa usaha lebih. Penggunaan
karena lebih aman dan hasilnya lebih baik daripada reposisi dengan barium
operatif.
3 bulan dan invaginasi ileo-ileal. Bayangan kontras dalam bentuk cupping tidak
mengurangi residif.
Operasi dini tanpa terapi barium dikerjakan bila terjadi perforasi, peritonitis
dan tanda-tanda obstruksi. Keadaan ini biasanya pada invaginasi yang sudah
berlangsung 48 jam. Demikian pula pada kasus-kasus relapse, pasien dewasa atau
lebih dari 2 tahun, serta terdapat penyebab invaginasi yang spesifik.. Invaginasi
berulang 11% setelah reposisi barium dan 3% pada operasi tanpa reseksi usus.
Bisanya reseksi dilakukan jika aliran darah tidak pulih kembali setelah
kebiruan.
33
Pre Operasi
pasien diperbaiki. Pasien baru boleh dioperasi apabila sudah yakin bahwa
perfusi jaringan telah baik, hal ini di tandai apabila produksi urine
lembab telah berubah menjadi hangat dan kering, turgor kulit mulai
membaik dan temperature badan tidak lebih dari 38o C. Biasanya perfusi
masuk, sisanya dapat diberikan sambil operasi berjalan dan pasca bedah.
operasi.
Suatu kesalahan besar apabila buru – buru melakukan operasi karena takut
usus menjadi nekrosis padahal perfusi jaringan masih buruk. Harus diingat bahwa
obat anestesi dan stress operasi akan memperberat keadaan umum penderita serta
begitu pula perfusi jaringan yang belum baik akan mengakibatkan oksigenasi
jaringan akan buruk pula. Bila dipaksakan kelainan – kelainan itu akan
34
abdomen, rehidrasi dan koreksi elektrolit. Tetapi harus diingat bahwa asidosis
metabolik yang mungkin terjadi tidak akan bisa dikoreksi sampai segmen usus
Prosedur operatif
1) Insisi
secara transversal pada kulit sisi kanan perut (melintang), pada anak –
oleh karena letaknya relatif lebih tinggi. Ada juga yang menganjurkan
bila dibutuhkan. Tidak ada batasan yang tegas kapan kita harus berhenti
35
2) Diseksi
o Teknik pemisahan otot dimulai dari eksternal, obliqus internus, dan fascia
transversalis.
operasi dan reduksi dilakukan dengan lembut, meremas usus distal ke apex
36
Gambar 16. Evaluasi ileum terminal dengan seksama untuk menilai viabilitas usus.
tidak dapat dicapai atau usus nekrotik diidentifikasi setelah reduksi serta
kehitaman dan menebal pada palpasi. Penempatan spons yang hangat dan
enterostomi.
normal.
37
Gambar 17. Apendektomi insidensial pada irisan infraumbilikal
3) Menutup
usus yang terlibat dengan memastikan lead pointnya, baik itu neoplasma yang
38
Pada invaginasi yang mengenai kolon sangat besar kemungkinan
penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah dianjurkan
untuk segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha reduksi. Jika
ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan
reseksi segera dilakukan. Pada kasus-kasus yang idiopatik, tidak ada yang perlu
dilakukan selain reduksi. Tumor jinak dapat diangkat secara lokal, tapi jika ada
Pada beberapa kasus tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko :
Batas reseksi pada umumnya adalah 10 cm dari tepi-tepi segmen usus yang
terlibat, pendapat lainnya pada sisi proksimal minimum 30 cm dari lesi, kemudian
dilakukan anastosmose end to end atau side to side. Apabila akan melakukan
reseksi usus halus pada invaginasi dewasa hendaknya dipertimbangkan juga sisa
bowel syndrom. Apabila usus halus yang tersisa 3 meter atau kurang akan
menimbulkan gangguan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Jika usus halus yang
tersisa 2 meter atau kurang fungsi dan kehidupan sangat terganggu. Dan jika
tinggal 1 meter maka dengan nutrisi prenteralpun tidak akan adequat. Gejala short
39
bowel syndrom adalah adanya reseksi usus yang etensif, diarhea, steatorhe juga
malnutrisi.
tidak ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan, begitu juga pada kasus
keadaan lainya seperti Invaginasi pada usus halus yang kausanya pasti lesi jinak
tindakan reduksi dapat dibenarkan juga, tetapi pada pasien Invaginasi tanpa
anastosmose.
Pada kasus tanpa reseksi Nasogastric tube berguna sebagai dekompresi pada
saluran cerna selama 1 – 2 hari dan penderita tetap dengan infus. Setelah
oedem dari intestine menghilang, pasase dan peristaltik akan segera terdengar.
nasogastric tube. Abdomen menjadi lunak, tidak distensi. Dapat juga didapati
peningkatan suhu tubuh pasca operasi yang akan turun secara perlahan.
Antibiotika dapat diberikan satu kali pemberian pada kasus dengan reduksi. Pada
kasus dengan reseksi perawatan menjadi lebih lama. Hindari dehidrasi dengan
pemberian yang cukup dan tepat serta pertahankan stabilitas elektrolit. Awasi
akan inflamasi dan infeksi. Berhati-harilah dalam pemberian analgetika agar tidak
40
J. KOMPLIKASI
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang
menurunkan aliran air dan natrium dari lumen ke darah. Karena 8 liter cairan
dieksresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, dan tidak adanya absorbsi dapat
elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel
penderita diberi cairan secara intravena. Pemberian cairan intravena bisa berupa
normal salin dan natrium laktat atau natrium asetat dengan perbandingan 4 : 1,
ditambahkan kalium, magnesium dan zink (50 – 100 mg/hari), juga diberikan
vitamin B12 karena adanya gangguan absorbsi vitamin B12 akibat obstruksi pada
ileum. Yang harus diperhatikan adalah jumlah urin agar tidak terjadi overload.
K. PROGNOSIS
Faktor penentu prognosis adalah diagnosa dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat. Faktor lain yang mempengaruhi prognosis adalah kondisi penderita
waktu datang di rumah sakit dan fasilitas yang ada. Keterlambatan diagnosa
dan tindakan menyebabkan progosa yang jelek dan tingginya angka kematian.
41
Penderita invaginasi yang tidak diobati hampir semua meninggal. Angka
42
KESIMPULAN
Invaginasi adalah masuknya satu bagian usus ke bagian yang lain, yang
kematian. Dapat terjadi pada semua umur, paling banyak pada usia di bawah satu
tahun (sekitar 70%). Sedangkan usia yang paling sering adalah 6-7 bulan, dan
lebih sering terjadi pada bayi laki-laki. Hal ini belum diketahui secara pasti, apa
penyebabnya. Tetapi dugaan sementara dari hasil diagnosa para dokter, karena
adanya infeksi virus yang mengakibatkan pembesaran getah bening. Tanda dan
gejalanya sangat diluar dugaan dan biasanya bayi dalam keadaan sehat, serta
gizinya terlihat baik. Tetapi dalam beberapa hari sebelumnya bisa jadi anak
mengalami infeksi saluran cerna. Penting untuk mengenali gejala yang disebutkan
di atas dan segera membawa sang anak ke rumah sakit terdekat untuk
sebagian terkait pada obstruksi yang berulang. Penegakan diagnosa yang benar
dan tepat waktu tidak hanya penting untuk menghindari komplikasi dari infark
usus dan perforasi sekunder pada obstruksi tetapi juga untuk mengetahui
penyebab yang merupakan leading pointnya. Hal ini penting karena etiologi yang
43
intussusception. Begitu pula dengan pengetahuan tentang pemeriksaan penunjang
dengan cepat dan tepat serta penanganan segera karena misdiagnosis atau
Oleh sebab itu, para calon dokter umum diharapkan bisa mempersiapkan diri
minimal mengetahui teori terkait intususepsi mulai dari definisi sampai pada
penatalaksanaan awal sebagai bekal jika suatu waktu menghadapi kasus ini di
lapangan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Available from:
URL: http://emedicine.medscape.com/article/930708-overview#showall
Available from:
URL: http://emedicine.medscape.com/article/937730-overview#showall
Ilmu Kesehatan Anak. Behrmen, Kliegmen, Arvin editors. 15th ed. Vol 2.
2009.
45
8. Bines J, Ivanoff B. Acute Intussusception in Infants and Children: Incidence,
9. Boudville IC, Phua KB, Quak SH, Lee BW, Han HH, Verstraeten T, et al.
11. van Heek NT, Aronson DC, Halimun EM, Soewarno R, Molenaar JC, Vos A.
1999;29:402-5.
12. Santoso MIJ, Yosodiharjo A dan Erfan F. Hubungan antara lama timbulnya
gejala klinis awal hingga tindakan operasi dengan lama rawatan pada
13. Ignacio RC, Fallat ME. Intussusception. In: Holcomb GW. III, Murphy JM,
14. Hooker RL, Schulman MH, Yu Chang & Kan JH. Radiographic evaluation of
46