Anda di halaman 1dari 18

PENYIMPANGAN BERAGAMA

DAN MENGGUGURKAN KEIMANAN

Kelompok 5
Rifqi Alghani Putra (210070100014)
M.Thoriq Farel A. (210070100015)
Mayduri Viola (210070100016)
DAFTAR ISI

1. Q.S. Al-Baqarah Ayat 1-5


2. Menjelaskan Dasar dan Konsep
3. Menjelaskan Tolok Ukur
4. Menjelaskan Cara Menyikapi Penyimpangan
5. Menjelaskan Penyebab dan Bahaya Penyimpangan
6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA
Q.S AL-BAQARAH AYAT 1-5
1. MENJELASKAN DASAR KONSEP PENYIMPANGAN DALAM AGAMA DAN
KEBENARAN

Penyimpangan atau perilaku menyimpang bisa menunjuk pada berbagai macam


aktivitas oleh mayoritas masyarakat dianggap berbahaya, menjengkelkan, asing, kasar,
menjijikan dan lain sebagainya. Istilah ini menunjuk pada perilaku yang berada diluar
toleransi ke masyarakat normal. Semua masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya-
praktik dan kepercayaan yang dihargai atau menguntungkan suatu kelompok. Semua
kebudayaan yang dipelajari memandang negatif segala bentuk kebohongan, pencurian,
dan pembunuhan. Masyarakat melindungi nilai-nilai mereka dengan menciptakan
norma, yang pada dasarnya mengatur atau menetapkan mode-mode perilaku.
Penyimpangan-penyimpangan yang muncul pada diri seorang muslim antara lain
adalah tidak memahami agama Islam, tidak shalat, tidak puasa, tidak membayar zakat,
tidak berbusana Islami. Faktor-faktor yang berkaitan dengan berbagai penyimpangan
agama adalah faktor kepribadian (malas, tidak berminat, tidak mengamalkan), faktor
ekonomi (kemiskinan, sibuk bekerja, orientasi pada uang dan harta), dan faktor keilmuan
(tidak belajar, tidak mengetahui, dan tidak paham), dan faktor lingkungan (hubungan
dengan keluarga, tetangga, teman, dan masyarakat umumnya).

Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan yang terkandung
dalam Al-Qur’an, mulai dari amalan hati seperti aqidah sampai amalan fisik seperti
ibadah, akhlak dan amalan dari ajaran Islam lainnya.
Faktor agama tersebutlah yang dapat menjadi landasan dasar bagi perkembangan
perilaku atau moral remaja kearah yang lebih baik. Namun semua amalan dalam ajaran
Islam tersebut, sesungguhnya merupakan pedoman utama pembentuk kepribadian manusia
beriman. Sasaran utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah membentuk
karakter manusia beriman agar bertutur kata, berfikir, dan berprilaku yang islami.
2. MENJELASKAN TOLOK UKUR ALIRAN KEPERCAYAAN MENYIMPANG PERBUATAN PENGUGURAN KEIMANAN

Hal – hal yang dapat merusak iman antara lain :

● Berbuat kesyirikan. Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu atau
menyamakan Allah dengan yang lain (menyembah selain Allah). Perbuatan syirik
adalah perbuatan sia-sia dan bertentangan dengan ajarann islam. Orang yang
menyembah selain Allah di sebut musyrik. Allah SWT sangat mengutuk
perbuatan syirik, karena sangat merendahkan Allah SWT dan tidak akan
mendapat ampunan dari Allah SWT.
Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 48

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar. (Q.S An-Nisa 48).
● Berkeras hati,untuk mendatangi tempat – tempat tertentu yang kurang membawa
manfaat, sebagaimana sabda rosululloh saw dalam khadist. Dari Abu Hurairah
Rasululloh bersabda “jangan berkeras hati untuk berpergian kecuali untuk menuju tiga
buah masjid, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha”

● Mendatangi tukang ramal. Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal dalam segala
hal dengan keyakinan bahwa tukang ramal itu mengetahui segala sesuatu, maka hal
tersebut hukumnya haram dan termasuk golongan orang kafir (keluar dari Islam), segala
amal ibadahnya tidak diterima. “Barang siapa mendatangi tukang ramal lalu bertanya
sesuatu, maka sholat yang dia kerjakan selama empat puluh hari tidak diterima” (HR.
Muslim)
3. MENJELASKAN CARA MENYIKAPI PENYIMPANGAN

● Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa


Salam untuk mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para Salaf Shalih
mengambil aqidah mereka dari keduanya. Tidak akan dapat memper­baiki akhir
umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan
mengkaji aqidah golongan sesat dan mengenal syubhat-syubhat mereka untuk
kita bantah dan kita waspadai, karena siapa yang tidak mengenal keburukan, ia
dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.
● Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai
jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan
evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini. Harus ditetapkan kitab-kitab
salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok
penyeleweng harus dijauhkan.

● Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan
aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh aqidah batil.
4. MENJELASKAN PENYEBAB DAN BAHAYA PENYIMPANGAN BERAGAMA

● Kebodohan terhadap aqidah shahihah, karena tidak mau (enggan) mempelajari


dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga
tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal aqidah shahihah dan juga tidak
mengetahui lawan atau kebalikannya.Akibatnya, mereka meyakini yang haq
sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang haq.
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar Radhiallaahu anhu :
“Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu,
manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal
kejahiliyahan.”
● Ta’ashshub, yaitu fanatik kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya,
sekali pun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang menyalahinya, sekali pun hal itu
benar. Sebagaimana yang difirmankan Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam QS Al Baqarah:
170 :
Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun,
dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al Baqarah: 170)

● Taqlid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa
mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya.
Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan
lainnya. Mereka bertaqlid kepada orang-orang sebelum mereka dari para imam sesat,
sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.
KESIMPULAN
Berbagai pandangan mengenai kepribadian manusia yang dilontarkan berbagai aliran
dalam psikologi harus diterima secara kritis, dalam arti membuang yang berbeda dan
mengambil yang sejalan. Perbedaan-perbedaan bahkan pertentangan-pertentangan yang
ada haruslah disadari, jangan diterima secara mutlak karena penerimaan secara mutlak
akan melemahkan kontrol dan menumpulkan akal dan hati. Sebaliknya bila memang
pandangan- pandangan dalam aliran-aliran psikologi tersebut memang secara nyata
terbukti ada kesejalanannya dengan konsep Islam (psikologi Islami), maka kita juga harus
terbuka untuk menerimanya. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi
Thalib, “ambillah hikmah itu dari manapun asalnya, karena hikmah adalah harta orang
muslim yang hilang”.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2938/Bahan%20Ajar%20Aqid
ah-Akhlak.pdf?sequence=1
2. http://repository.radenfatah.ac.id/5394/2/File%202%20BAB%20I.pdf
3. http://repository.uinjambi.ac.id/6678/2/ABDURRAHMAN-UB160198%20BARU.pdf
4. http://repository.uinjambi.ac.id/6678/2/ABDURRAHMAN-UB160198%20BARU.pdf
5. http://repository.uinsu.ac.id/3513/1/Syamsul%20Skripsi.pdf
6. E-book Islam dan ipteks.pdf
TERIMA KASIH
PERTANYAAN
1. Pertanyaan 1
2. pertanyaan 2
3. dst

Anda mungkin juga menyukai