Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AQIDAH

Disusun oleh:

Nama: Cahya Dwi Notika

Kelas: TLM 2B

NIM: 2111050126

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar nilai
manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling utama
adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang
yang tidak kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena tidak ada orang yang lebih
bodoh dari pada orang yang tidak mengenal penciptanya.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap- lengkapnya


bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah bimbing mereka
dengan mengutus para Rasul semuanya menyerukan kepada tauhid agar mereka berjalan
sesuai dengan kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul.
Orang yang menerima disebut mukmin, orang yang menolaknya disebut kafir serta orang
yang ragu-ragu disebut munafik yang merupakan bagian dari kekafiran.

Aqidah dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah rusak,
bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya
aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat.
Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan
seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

B. TUJUAN

1. Agar kita mengerti pengertian aqidah

2. Supaya menegtahui ilmu-ilmu tentang aqidah

3. Supaya mengetahui tujuan aqidah dalam Islam

4. Suapaya kita kenal penyimpangan aqidah dan cara-cara penanggulangannnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AQIDAH

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. ‘Aqd berarti juga janji, ikatan
(kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah secara definisi
adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala keraguan. Aqidah dalam
istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum yang tegas, yang tidak dicampur
keragu- raguan terhadap orang yang mengimaninya. Ini adalah aqidah secara umum, tanpa
memandang aqidah tersebut benar atau salah. Aqidah secara terminology adalah sesuatu
yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut syara’ berarti
iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari
Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun yang buruk.

Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan sunnah
Rasul. Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan segala aturan
hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang Muslim berarti meyakini
dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam, seluruh hidupnya
didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini seperti yang tersebut dalam Al Quran surat Al
Baqarah ayat 208 yaitu: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”(Q.S Al-Baqarah:208). Juga dalam
surat An-Nahl dijelaskan dala ayat 36 yaitu: Artinya: Dan sungguhnya kami Telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul). (Q.S An-Nahl:36)

Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan
fitrah.Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.

B. ILMU-ILMU TENTANG AQIDAH

Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan anggota tubuh.

Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).

Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama

Fiqh, artinya: ilmu yang mempelajari tentang tatacara pelaksanaan .

C. TUJUAN AQIDAH DALAM ISLAM

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta
yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepadaNya. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya
hati dariakidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong
hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan
adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela
bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu
hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari
pengganti yang lain. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam
beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar
akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.

Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan


beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat
dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini
adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan hal ini dijelaskan
dalam surat berikut ini yang Artinya: Dan masing-masing orang memperoleh derajat-
derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa
yang mereka kerjakan. Q.S Al-An’Am: 132).

D. PENYIMPANGAN AQIDAH DAN CARA-CARA PENANGGULANGANNNYA

Sebab-Sebab Penyimpangan dari Aqidah, yaitu:

 Kebodohan Terhadap Aqidah

karena tidak mau mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian
terhadapnya. Sehingga tumbuh generasi yang tidak mengenal aqidah shahihah dan juga
tidak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka menyakini yang haq
sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang haq. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Umar bin Khatab radliyallahu ’anhu : ” Sesungguhnya ikatan simpul Islam
akan pudar satu demi satu manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa
mengenal kejahiliyahan”.

 Ta’ashshub (fanatik)

kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil,
dan mencampakkan apa yang menyalahinya, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al Baqarah ayat 170, yang artinya: ”Dan apabila dikatakan kepada
mereka, ’ikutilah apa yang telah diturunkan Allah ’,mereka menjawab, ’(tidak), tetapi
kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’
(Apakah mereka akan mengikuti juga ), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.

 Taqlid Buta

Dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa megetahui


dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya.

 Ghuluw (berlebihan)

Dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas
derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu
dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun meolak
kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantara antara Allah dan makhlukNya,
sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah
Allah.

 Ghaflah (lalai)

Terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat
kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat Qura’niyah).
Disamping itu, juga terbuai dengan hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai
mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka
mengagung- agungkan manusia dan menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah
dan penemuan manusia semata. Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari
pengarahan yang benar menurut Islam.

E. CARA PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN AQIDAH

 Kembali pada Kitabullah

Kembali pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam untuk
mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para Salafush Shalih mengambil aqidahmereka
dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah
memperbaiki umat terdahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan yang sesat dan
mengenal syubuhat-syubuhat mereka untuk kita bantah dan kita waspadai, karena siapa
yang tidak mngenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.

 Perhatian

Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang
pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat
dalam menyajikan materi ini.

 Berpedomam pada kitab dan dai

Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan
kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.Menyebar para da’i yang meluruskan
aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh
aqidah batil. Aqidah atau keimanan adalah suatu keyakinan seseorang yang diwujudkan
dengan membenarkan dengan hati kita sendiri, menyatakan dengan lisan dan
membuktikannya dengan seluruh amal perbuatan.Orang beriman wajib juga percaya
kepada AL-Quran, Malaikat, Hari akhir, qodlo dan qodar. Karena semua itu merupakan
perangkat dalam seting kehidupan. Orang beriman seharusnya menyadari bahwa didalam
berperilaku senantiasa dihadapkan kepada keuntungan atau kerugian, secara lahir dan
batin, yang berakibat keuntungan lahiriah (materi) dan batiniah (pahala)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap
individu muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata
tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif
Islam mengenai berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang
murni dalam dirinya. Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang
mampu menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di
zaman permulaan Islam.

Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim
sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan
bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan
aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi
oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan
demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak
tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai