Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DASAR

EFEKTIVITAS CUCI TANGAN


ACARA 1

Nama : Cahya Dwi Notika


Kelas : TLM 3B
NIM : 2111050126

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
BAB I. PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Kebersihan tangan penting untuk mencegah penyakit infeksi karena
mikroba mengkontaminasi tangan dalam waktu yang singkat dalam aktivitas sehari-
hari. Metode cuci tangan tujuh langkah adalah metode cuci tangan paling
lengkap dalam menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di tangan. Banyak
jenis sabun yang digunakan untuk mencuci tangan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas mencuci tangan dengan menggunakan sabun, tanpa
sabun, tangan kotor, dengan atau tanpa penggosokan/penyikatan.

I.2. Tujuan Praktikum


1. Mengetahui perbedaan antara residential flora dan transient flora yang ditemukan
pada permukaan kulit
2. Mengetahui pengaruh cuci tangan dalam menurunkan jumlah bakteri pada kulit
3. Mengetahui perbedaan efektivitas penggunaan sabun tunggal saja dengan sabun
tunggal yang diikuti proses penggosokan/ penyikatan

1.3. Manfaat Praktikum

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA


Tangan merupakan salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh
karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan
mata, hidung dan mulut.1 Peran tangan sebagai sarana transmisi kuman patogen telah
disadari sejak tahun 1840-an. Sejak itu banyak penelitian yang memastikan bahwa
dokter yang membersihkan tangannya dari kuman sebelum dan sesudah memeriksa
pasien dapat mengurangi angka infeksi di rumah sakit.2Ada banyak penyakit yang
bisa bersarang dalam tubuh bila lupamencuci tangan, seperti bisul, jerawat, tifus,
leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, hepatitis A, SARS hingga flu
burung. Penyakit-penyakit ini dengan mudah memasuki tubuh lewat tangan yang tercemar
kuman, virusdan parasit. Kuman berpindah saatmemegang pintu, menekan tombol lift,
bersalaman, memegang uang, kursi atau barang apa saja. Kuman dari tangan yang
tercemarakanmasuk ke tubuh melaluimakanan yang kita pegang. Jadi tangan menjadi
perantarapenyebarankuman dari kotoran atau tinja ke mulut.3 Banyak cara untuk
membersihkan tangan, seperti mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci tangan
batangan atau sabun cuci tangan cair, tisu basah, alkohol dan dengan handsanitaizer.4
Salah satu cara yang paling sederhana dan paling umum dilakukan untuk menjaga
kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan memakai sabun.5Kesadaran
masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat
rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan CTPS, hal ini dikarenakan
masyarakat tidak membiasakan diri untuk melakukan cuci tangan dengan cara yang
benar bahkan di kalangan petugas medis cuci tangan pakai sabun belum
membudaya.6Mencuci tangan tujuh langkah adalah tata cara lengkap mencuci
tangan memakai sabun dengan air mengalir untuk membersihkan jari–jari, telapak
tangan, punggung tangan serta pergelangan tangan dari semua kotoran, kuman
serta bakteri penyebab penyakit.7 Seiring kemajuan teknologi sabun mencuci tangan
semakin berkembang yakni adanya sabun antibakteri cair.8Sabun antibakteri memiliki
bahan khusus yang dapat mengontrol bakteri di tangan.Macam-macam bahan aktif
yang digunakan untuk sabun cuci tangan adalah Triclocarban, Benzalkonium cloride,
Alcohol, Biodegradable surfactants, Emollient, Triclosan dan bahan aktif
lainnya.9,10Mencuci tangan dengan metode tujuh langkah adalah metode yang sering
dilakukan oleh petugas kesehatan dalam menjaga kebersihan tangannya, serta
merupakan metode cuci tangan yang memiliki langkah paling lengkap dalam
menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di tangan. Mencuci tangan dengan sabun
cuci tangan berbahan aktif Triclocarban sudah sangat umum digunakan sebagai
antibakteri dalam sabun cuci tangan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
mengenai efektivitas mencuci tangan tujuh langkah dengan sabun cuci tangan cair
Triclocarban dalam menjaga kebersihan tangan pada

Infeksi nosokomial menurut World Health Organization (WHO) adalah infeksi yang
tampak pada pasien ketika dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien
tersebut tidak menunjukkan gejala infeksi saat masuk rumah sakit. Infeksi nosokomial yang
dimaksudkan ini termasuk juga adanya tanda-tanda infeksi setelah pasien keluar dari rumah
sakit.
Infeksi nosokomial sampai saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka
kematian (mortality) dan angka kesakitan (morbidity) di rumah sakit, sehingga dapat menjadi
masalah Kesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Infeksi
nosocomial di rumah sakit umumnya dipindahkan dari tangan yang tidak di cuci dari para
pekerja Kesehatan. Transient dan resident flora pada kulit pekerja Kesehatan dapat
menginfeksi pasien rumah sakit yang system imun nya tidak baik.

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat Praktikum


1. Bunsen
2. Spidol Marker
3. Sikat Cuci Tangan
4. Colony Counter
5. Stopwatch
3.2. Bahan Praktikum
1. Medium nutrient agar cawan
2. cotton bud steril
3. Sabun cair berbagai merek
4. Akuades steril 9 ml
3.3. Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai