CUCI TANGAN
PUSKESMAS PONTAP
KOTA PALOPO
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusul deklarasi WHO tentang Pandemi Global COVID-19 pada tanggal
12 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No.
11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) pada tanggal 31 Maret 2020. Kementerian Kesehatan
dengan segera merilis Surat Edaran No. HK.02.02 / I / 385 ke semua Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten untuk secara aktif mencegah penularan COVID-
19 melalui gerakan “Masker untuk Semua” dan penyediaan sarana cuci tangan
dengan sabun (CTPS).
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang
merupakan bagian dari tipe virus Corona. Virus ini bisa menular jika kita kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan cairan yang dikeluarkannya oleh
saat batuk dan bersin. Virus dapat berpindah ke tubuh kita, bila tanpa sengaja kita
menyentuh benda-benda tersebut lalu menyentuh wajah (mata, mulut, dan hidung)
dengan tangan yang telah terkontaminasi.
Mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang tepat (setidaknya
selama 40 detik) adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi
COVID-19. CTPS jauh lebih efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus
dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air saja. Sabun dapat dengan mudah
menghancurkan membran lipid COVID-19, membuat virus COVID-19 tidak aktif.
Saat ini, banyak inisiatif dari berbagai lembaga, organisasi dan perusahaan telah
menyediakan fasilitas CTPS di tempat-tempat umum dengan berbagai prosedur
operasional dan pemeliharaan.
Oleh karena itu, panduan praktis ini disusun untuk menjadi referensi bagi
para pemangku kepentingan bersama pemerintah untuk mencegah penyebaran
COVID-19 melalui upaya promosi praktik cuci tangan pakai sabun serta penyediaan
sarana cuci tangan yang tepat dilengkapi sabun di berbagai tempat.
1
B. Definisi
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersikan tangan, baik
dengan menggunakan sabun antiseptic dibawah air mengalir atau dengan
menggunakan handrub berbasis alcohol dengan langkah-langkah sistematik sesuai
urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan.
Orice (1938) menyatakan bahwa bakteri pada tangan dapat dikategorikan
menjadi dua jenis, dikenal sebagai resident flora dan transit flora. Resident flora,
terdiri dari mikroorganisme yang tersembunyi dibawah sel superfisial startum
korneum dan dapat pula ditemukan pada permukaan tangan. Bakteri yang paling
banyak ditemukan adalah sthapylococcus epidermis. Resident flora ini mempunyai
dua fungsi protektif, antagonis mikroba dan kompetisis untuk mendAapatkan nutrisi
di ekosistem. Secara umum, ubungan resident flora dan kejadian infeksi sangat kecil,
namun mungkin dapat menyebabkan infeksi pada bagian tubuh yang steril seperti
mata.
Transient flora (transient microbiota), yang berkoloni pada lapisan superfisial
kulit, ukurannya lebih mudah disingkirkan dengan cuci tangan yang rutin.
Mikroorganisme transient tidak berkembang biak didalam kulit, namun umumnya
berkembang biak dipermukaan kulit. Mikroorganisme ini juga sering berpinda
seiring dengan adanya kontak antara petugas kesehatan dengan alat, pasien bahkan
dengan petugas kesehatan lainnya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan budaya hand hygiene seluruh pegawai Puskesmas Pontap.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang hand hygiene
b. Menurunkan resiko infeksi pada pasien puskesmas dan infeksi pada
petugas kesehatan puskesmas.
c. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2
BAB II
RUANG LINGKUP
WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas tersebut dibawah ini untuk
selalu mematuhi prosedur Hand Hygiene, yaitu:
1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter dan petugas
kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium).
2. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi,
farmasi dan petugas tehnik.
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
4. Setiap orang yang bekerja dilingkungan puskesmas.
3
BAB III
TATALAKSANA
4
Kenapa? Untuk melindungi petugas kesehatan dan
area sekelilingnya bebas dari bakteri pathogen yang
berasal dari pasien
5
Membersihkan tangan merupakan pilar dan indicator mutu dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas puskesmas.
Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir
atau menggunakan antiseptic berbasis alcohol (Handcrub).
6
Gambar 2. Cara Kebersihan tangan dengan Sabun dan Air
7
C. Hand Hygiene dengan Antiseptk Berbasis Alcohol (Handrub)
Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat
dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien
yang kontak dengan petugas dalam satu waktu, atau sulitnya mendapatkan sumber
air bersih yang memadai menjadi kendala dalam melaksanakan hand hygiene
dengan mencuci tangan. Dengan lasan ini, WHO menyarankan alternative lain
dalam melakukan hand dygiene, yaitu dengan handrub berbasis alcohol.
a. Keuntungan handrub
WHO merekomendasikan handrub berbasis alcohol karena beberapa hal
sebagai berikut :
1) Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsic dari reaksinya yang cepat, efektif
terhadap aktivitas mikroba spectrum luas dengan resiko minimal terhadap
resistensi mikrobakterial
2) Cocok untuk digunakan pada area atau fasilitas kesehatan dengan akses dan
dukungan sukber daya yang terbatas dalam hal fasilitas han hygiene
(termasuk air bersih, tisu, handuk, dan sebagainya)
3) Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung upaya hang
hygiene karena prosesnya yang cepat dan lebih nyaman untuk dilakukan
4) Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan puskesmas
5) Resiko minimal terhadap advers event karena meningkatnya keamanan,
berkaitan dengan akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan
produk lain.
b. Teknik mencuci tangan menggunakan handrub
Pelaksanaan membersihkan tangan dengan menggunakan alcohol based
handrub efektif membutuhkan waktu sekitar 20-30 detik melalu 6 (enam)
langkah kebersihan tangan. Prosedur ini dimulai dengan menuangkan 3-5 ml
handrub kedalam telapak tangan, dan kemudian memulai teknik 6 langkah :
1) Menggososk bagian dalam telapak tangan
2) Menggosok punggung tangan bergantian
3) Menggosok sela-sela jari tangan
4) Menggosok ruas jari tangan dengan mengkaitkan kedua tangan
5) Menggosok ibu jari tangan, bergantian
6) Menggosok ujung jari tangan
8
Gambar 3. Cara Kebersihan Tangan dengan Antisepsik Berbasis Alkohol
Diadaptasi dari WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First
Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.
9
D. Hand Hygiene
Hand hygiene merupakan suatu upaya membersihkan tangan dari benda asing dan
mikroorganisme dengan menggunakan yang paling maksimal sebelum melakukan
tindakan. Dengan tujuan tertinggi dalam upaya mengurangi mikroorganisme
patogen pada area tangan, mencuci tangan dilakukan dengan sangat hati-hati dan
dalam waktu yang relative lebih lama. Pelaksanaan membersihkan tangan dengan
mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit melalui beberapa
tahapan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
10
Lihat keterangan pada Lihat keterangan pada Lihat keterangan pada
gambar 3 gambar 3 gambar 3
Lihat keterangan pada Tuang sekitar 5 ml handrub Celupkan ujung jari tangan
gambar 3 berbasis alkohol di telapak kiri ke dalam handrub
tangan kanan, dengan untuk mendekontaminasi
menggunakan siku lengan kuku (5 detik)
yang lain untuk
mengoperasikan dispenser.
11
Sapukan handrub di lengan kiri hingga siku. Tuangkan sekitar 5 ml handrub
Pastikan seluruh area kulit disapu dengan berbasis alkohol di telapak tangan
gerakan melingkar di lengan sampai handrub kiri, dengan siku yang lain untuk
benar-benar menguap (10-15 detik) mengoperasikan dispenser.
12
Gosok bagian belakang Gosokkan ibu jari tangan Bila tangan kering,
jari dengan kiri dengan memutar pakaian dan sarung tangan
menggenggam telapak telapak tangan di sebelah bisa digunakan
tangan yang lain kanan dan sebaliknya
dengan gerakan maju
mundur
13
d. Penggunaan handuk dan tissu
Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissu disposable. Namun bila
terdapat keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat
digunakan, dengan catatan hanya digunakan sekali, dan kemudian harus melalui
proses pembersihan agar dapat dipakai kembali dikemudian hari.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan dan Pelaporan kepatuhan Hand Hygiene menggunakan lembar audit Hand
Hygiene yang akan dilaksanakan secara terus menerus.
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan berdasarkan hasil rekapan pencatatan dan pelaporan.
15
BAB V
PENUTUP
Hand hygiene merupakan kegiatan yang paling efesien, paling murah dan paling
mudah dilakukan namun mempunyai dampak yang besar. Hal ini menjadikan setiap
institusi kesehatan wajib untuk berkomitmen dan upaya peningkatan budaya hand
hygiene di institusinya. Dengan dibudayakan hand hygiene, institusi kesehatan akan
mampu meningkatkan kualitas perawatan, meningkatkan mutu pelayanannya, dan yang
terpenting institusi kesehatan akan mampu meningkatkan keselamatan pasien.
16