Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. Kedudukan
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan Kesehatan dan keselamatan Kerja yang dalam
pelaksanaannya dibawah Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

2. Tugas Pokok
a. Melaksanakan pedoman-pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Health
and Safety Procedur).
b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Melakukan penyuluhan, pelatihan, pembinaan, dan lain-lain.

3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Komite K3RS mempunyai fungsi
sebagai berikut :

a. Melakukan dan bertanggungjawab kegiatan K3 pada bidang pengawasan


peralatan medik, pengamanan/proteksi radiasi limbah radioaktif.
b. Melakukan dan bertanggungjawab kegiatan K3 pada bidang pengawasan
peralatan non medik, pengawasan keselamatan, kewaspadaan bencana dan
kebakaran.
c. Melakukan dan bertanggungjawab kegiatan K3 pada bidang pengawasan
limbah klinis dan pengembangan sanitasi rumah sakit.
d. Melakukan dan bertanggungjawab kegiatan K3 pada bidang pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan pencatatan
kecelakaan/penyakit akibat kerja.

4. Dasar
a. Surat Edaran Ditjen Yanmed Depkes RI Nomor HK.00.06.6.4.0149 tanggal 24
Pebruari 1995 Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.
b. Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai Nomor : 800-
195/K.K3/XII/2019 tentang Susunan Komite K3RS di RSUD Dr. RM. Djoelham
Tahun Anggaran 2020
c. Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Nomor : 445-
193/K.K3/XII/2019 tentang Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan K3RS di
RSUD Dr. RM. Djoelham Tahun Anggaran 2020

BAB II

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 1


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
ORGANISASI

1. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Komite K3 RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai sebagai berikut :

a. Penasehat
Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

b. Pimpinan Pelaksana
Ketua Komite K3

c. Wakil Pimpinan Pelaksana


Wakil Ketua Komite K3RS

d. Administrasi
Sekretaris Komite K3

e. Koordinator Pelaksana
1) Koordinator Kesehatan Kerja.
2) Koordinator Pengawasan Penyimpanan dan Pengamanan B3 dan Limbah B3.
3) Koordinator Pengawasan Pengamanan Bangunan dan Utilitas, Pengawasan
Keselamatan, Kewaspadaan Bencana dan Kebakaran
4) Koordinator Pengawasan dan Pemeliharaan Peralatan Medik dan Non Medik
5) Koordinator Pengawasan Limbah Klinis dan Pengembangan Sanitasi.

2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Komite K3RS tercantum pada lampiran Surat Keputusan
Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai Nomor : 800-195/K.K3/XII/2019
tentang Susunan Keanggotaan Komite K3 Tahun Anggaran 2020 (terlampir).

BAB III
PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 2


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
1. Ketua Komite K3 RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai
Ketua Komite K3 RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai sebagai pimpinan penyelenggara
kegiatan pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja, dengan tugas kewajiban
sebagai berikut :

a. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan keselamatan dan


kesehatan kerja RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
b. Bertanggungjawab dan memberikan dukungan administrasi dalam pelaksanaan
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Ketua Komite K3 bertanggung jawab kepada
Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

2. Wakil Ketua Komite K3 RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai


Wakil Ketua Komite K3 RSUD Dr. RM. Djoelham Binjaibertugas untuk membantu
Ketua Komite K3RS dalam melaksanakan kegiatan pelayanan keselamatan dan
kesehatan kerja, dengan tugas kewajiban sebagai berikut :

d. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan harian keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
e. Bertanggungjawab dan memberikan dukungan administrasi dalam pelaksanaan
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
f. Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Ketua Komite K3 bertanggung jawab
kepada Ketua Komite K3RSRSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

3. Sekretaris
Sekretaris Tim K3 merupakan unsur pelayanan bidang K3, dengan tugas kewajiban
sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan surat menyurat yang berkaitan dengan K3.


b. Mengatur jadwal kegiatan pertemuan/rapat tentang K3.
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi lainnya yang berkaitan dengan K3.
d. Membuat laporan kegiatan K3 setiap bulan untuk dilaporkan ke pimpinan.

4. Koordinator Kesehatan Kerja


Dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Memperhatikan dinamika akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat
hubungan interaktif 3 (tiga) komponen utama yang mempengaruhi seseorang
bila bekerja, yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan beban tambahan.
b. Melaksanakan program :
1) Preventif, sebagai perlindungan kepada tenaga kerja sebelum adanya proses
gangguan akibat kerja. Kegiatan tersebut meliputi :
 Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, khusus.
 Imunisasi.
 Kesehatan lingkungan kerja.
 Ergonomi (penyerasian antara manusia dengan mesin dan alat-alat).

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 3


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
 Alat perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
2) Promotif, diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk
meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
Kegiatan tersebut meliputi :
 Peningkatan pengetahuan pekerja tentang keselamatan dan kesehatan
kerja.
 Peningkatan kebuagaran jasmani.
 Peningkatan kepuasan (psychologis) kerja.
 Peningkatan gizi kerja.
3) Kuratif, diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan
gangguan kesehatan dengan mengobati penyakitnya, mencegah komplikasi
atau penularan terhadap keluarga atau teman sekerja. Pada tenaga keja
yang sudah menderita sakit, pelayanan ini diberikan diberikan untuk
menghentikan proses penyakit, sehingga dapat sembuh, mempercepat masa
istirahat kerja dan mencegah terjadinya cacad atau kematian.
4) Rehabilitatif, diberikan kepada tenaga kerja yang karena penyakit parah
atau kecelakaan telah mengakibatkan cacad, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan bekerja, baik permanen atau sebagian. Kegiatan tersebut
meliputi :
 Latihan menggunakan kemampuan yang masih ada secara maksimal.
 Penempatan kembali tenaga kerja yang cacad secara selektif sesuai
kemampuannya.
c. Melakukan penelitian secara seksama penyebab kecelakaan kerja dan
mengupayakan pencegahannya.
d. Melakukan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja dan mengadakan
latihan untuk mencegah/mengurangi resiko akibat kerja.
f. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja
dan pencatatan kecelakaan/penyakit akibat kerja.

5. Koordinator Pengawasan Penyimpanan, Pengelolaan, Pengamanan


Bahan Berbahaya Beracun ( B3 ) dan Limbah B3
Dengan tugas kewajiban sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab dan memeriksa pengamanan ruang/kamar persyaratan
konstruksi dinding cukup tebal dilapisi timah untuk menahan radiasi, dan lain-
lain.
b. Bertanggungjawab dan memeriksa tempat penyimpanan B3.
c. Bertanggungjawab dan memeriksa pengamanan (alat pelindung diri) personel
meliputi pemakaian appron, sarung tangan pada saat pengelolaan, pemakaian
dan terpapar B3.
d. Bertangungjawab dan mengawasi pemakaian B3.
e. Melakukan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran petugas akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 4


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
6. Koordinator Pengamanan Bangunan dan Utilitas, Pengawasan
Keselamatan, Kewaspadaan Bencana dan Kebakaran
Dengan tugas kewajiban sebagai berikut :
a. Memperhatikan persyaratan pelaksanaan dari peralatan yang diatur dalam
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri.
b. Bertanggungjawab dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
secara teratur.
c. Bertanggungjawab dan melaksanakan pengujian/pemeriksaan secara berkala.
d. Mengusahakan pencegahan/mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan,
kebocoran gas, dan lain-lain.
e. Melakukan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran petugas akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja dan mengadakan
latihan untuk mencegah/mengurangi resiko akibat kerja.
g. Melaksanakan pelatihan pengendalian keadaan darurat, kewaspadaan bencana
dan kebakaran yang disertai dengan simulasi termasuk evakuasi.
h. Bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja peralatan non medik, kewaspadaan bencana dan kebakaran.

7. Koordinator Pengawasan dan Pemeliharaan Peralatan Medik dan Non


Medik
Dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Bertanggungjawab dan memeriksa peralatan medik secara rutin dan berkala
b. Bertanggungjawab dan mengawasi pemakaian peralatan medic
c. Bertanggungjawab dan memeliharara peralatan medic dannon medic
d. Melakukan perbaikan peralatan medic dan non medic
e. Membuat laporan pertangggungjawaban perlatan medic dan non medic
f. Bertanggungjawab dan mengawasi kalibrasi peralatan medic

8. Koordinator Pengawasan Limbah Klinis dan Pengembangan Sanitasi,


Dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Bertanggungjawab dan melaksanakan kegiatan penyehatan ruang dan
bangunan, antara lain pengukuran lingkungan fisik, kimia dan bakterilogi
lingkungan, pengaturan pencahayaan, ventilasi, pengendalian kebisingan, dan
lain-lain.
b. Bertanggungjawab pelaksanakan penyehatan makanan dan minuman.
c. Bertanggungjawab pelaksanakan penyediaan dan penyehatan air bersih.
d. Bertanggungjawab pelaksanakan pengelolaan sampah dan limbah medis dan
non medis (infeksius, citotoksik, radioaktif, umum).
e. Bertanggungjawab pelaksanakan penyehatan tempat pencucian umum,
termasuk tempat pencucian linen.
f. Bertanggungjawab pelaksanakan pengendalian serangga dan tikus.
g. Bertanggungjawab pelaksanakan sterilisasi/desinfeksi.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 5


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
h. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan pembinaan untuk menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja dan mengadakan
latihan untuk mencegah/mengurangi resiko akibat kerja.
j. Bertanggungjawab pelaksanakan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
limbah klinis dan pengembangan sanitasi rumah sakit.

BAB IV
CAKUPAN PROGRAM K3

1. Program Pencegahan Dan Pengendalian Bencana


a. Pendahuluan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 6


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Bencana adalah suatu musibah dimana kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu dan banyak yang terjerumus kedalam keadaan tidak berdaya dan
menderita, dan sebagai akibatnya membutuhkan pengobatan, perawatan,
perlindungan, makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.Bencana dapat terjadi
di dalam rumah sakit ataupun di luar rumah sakit yang berimbas kepada
pelayanan rumah sakit dan keduanya harus dapat diantisipasi dengan baik.

Untuk dapat mengantisipasi bencana atau menanggulanginya dengan baik bila


terjadi bencana, dibutuhkan perencanaan yang baik serta komitmen yang tinggi
dari seluruh jararan managemen rumah sakit dalam hal pencegahan dan
penanggulangan bencana rumah sakit dan pihak-pihak yang berperan apabila
terjadi bencana atau kedaruratan lain di rumah sakit.

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memenuhi


tuntutan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu dipersiapkan/dilengkapi
berbagai-bagai sarana prasarana atau perangkat pendukung pencegahan dan
penanggulangan bencana, seperti kebijakan, ketentuan, SOP, peralatan dan
perlengkapan, rambu-rambu kewaspadaan bencana dll.

Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan penanggulangan dan pencegahan


bencana di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai, maka perlu dibuat program
pencegahan dan pengendalian bencana.

b. Tujuan
Tujuan Umum :
Terselenggaranya system kewaspadaan bencana dan mampu mengantisipasi
serta menanggulangi bencana di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
Tujuan Khusus :
1) Mencegah dan mengurangi bencana atau kedaruratan lain di rumah
sakit.
2) Memberikan pertolongan pada saat terjadi bencana atau kedaruratan di
rumah sakit.
3) Memberikan bantuan apabila terjadi bencana diluar rumah sakit dan
berimbas kedalam rumah sakit.
c. Sasaran
1) Komite K3RS, khusus coordinator bidang penanggulangan bencana.
2) Tim penanggulangan bencana RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
3) Staf pendukung Komite K3RS.
4) Seluruh unit kerja terkait di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

d. Langkah-Langkah
1) Menyusun pedoman, ketentuan dan SOP penanggulangan bencana.
2) Membuat dan memasang rambu-rambu kewaspadaan bencana.
3) Mengindentifikasi faktor-faktor/kemungkinan terjadinya bencana.
4) Menginventarisasi peralatan dan perlengkapan penangulangan bencana.
5) Melakukan pelatihan kewaspadaan bencana.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 7


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
6) Melakukan simulasi penanggulangan bencana.
7) Melakukan evaluasi pelaksanaan program kewaspadaan bencana.
e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit.
f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Bulan Januari s/d Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
g. Pelaksana
Instalasi K3RS bersama dengan Panitia Penanggulangan Bencana koordinasi
dengan Instalasi terkait di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai dan Instansi di
lingkungan Pemko Kota Binjai.

2. Program Pencegahan Dan Pengendalian Kebakaran


a. Pendahuluan
Kita sering membaca di media masa atau nonton di televise tentang musibah
kebakaran, baik kebakaran perumahan, pasar, pertokoan, bangunan tinggi,
kapal laut dan sebagainya. Semua kejadian kebakaran tersebut mengakibatkan
kerugian yang cukup besar, baik material maupun korban manusia baik cacat
maupun meninggal dunia, juga keluarga yang ditinggalkan.
Kalau kita mau berfikir sedikit dan menghitung untung ruginya, maka pada
hakekatnya pengeluaran biaya untuk pencegahan kebakaran akan terlihat
sangat kecil dibandingkan kerugian yang diakibatkan oleh karyawan.
Namun, pemikiran seperti itu biasanya datang terlambat.Usaha pencegahan
kebakaran tidak harus selalu dengan biaya yang mahal dan bukan merupakan
tindakan yang sulit.Kebanyakan dari peristiwa kebakaran besar justru berasal
dari hal-hal kecil yang diremehkan, misalnya merokok tidak pada tempatnya,
membuang punting rokok sembarangan, tidak mentaati peraturan yang ada dan
lain-lain.
Pada prinsipnya bahan kebakaran dapat terjadi setiap saat dan mengancam
semua tempat, termasuk Rumah Sakit.Oleh Karena itu, semua orang dituntut
untuk memiliki kesadaran pencegahan bahaya kebakaran, karena kelalaian yang
kecil saja dapat mengundang bahaya yang besar bagi orang banyak.Untuk itu
dibuat program pencegahan dan pengendalian kebakaran di RSUD Dr. RM.
Djoelham Binjai.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Mencegah terjadinya kebakaran dan dapat menanggulanginya bila terjadi
kebakaran di dalam lingkungan RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.
Tujuan Khusus :
1) Melokalisir setiap kebakaran yang mungkin timbul dan jika mungkin
untuk meniadakannya.
2) Mengurangi pengaruh yang buruk dari satu keadaan kebakaran terhadap
manusia, harta dan lingkungan.
3) Menghindarkan adanya korban jiwa dan kerugian seminimal mungkin
dari barang-barang yang memang seharusnya dapat diselamatkan dari
bencana.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 8


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
c. Sasaran
1) Semua pegawai RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai
2) Pasien dan keluarga
3) Pengunjung RS
4) Dokumen
5) Gedung
6) Peralatan Medis dan non medis

d. Langkah-Langkah
1) Menyusun pedoman, ketentuan dan SOP pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
2) Membuat dan memasang rambu-rambu K3RS
3) Mengidentifikasi faktor-faktor/kemungkinan terjadinya kebakaran
4) Menginventarisasi peralatan dan perlengkapan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
5) Melakukan pengecekan peralatan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
6) Melakukan simulasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran
7) Melakukan evaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
e. Biaya
Dibebankan kepada anggaran rutin RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai tahun 2019.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari-Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

g. Pelaksana
Pelaksananya adalah Panitia Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
bersama dengan Komite K3RS koordinasi dengan Instalasi/unit terkait

3. Program Keamanan Pasien, Pengunjung, dan Petugas


a. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio-ekonomis mempunyai fungsi
dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Tetapi dalam
memberkan pelyanan tidak boleh dilupakan faktor keselamatan karyawan,
pengunjung dan pasiennya sendiri.
Perlengkapan pengamanan pasien meliputi :
1) Adanya sandaran/pegangan sepanjang tangga.
2) Toilet dan kamar mandi dilengkapi pegangan.
3) Pintu toilet/kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam keadaan darurat.
4) Alat untuk memanggil perawat terjangkau oleh pasien.
5) Tempat tidur dapat diatur tingginya dilengkapi penahan pada tepinya
yang digunakan sesuai kebutuhan pasien.
6) Penahan pada tepi tempat tidur anak mempunyai jarak terali lebih kecil
dari Direktur anak.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 9


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
7) Brankard dan tempat tidur pasien harus ada pengaman disamping kanan
dan kiri.
8) Lantai koridor dan teras tidak boleh licin bila kena air/air hujan.
9) Tersedia ram dan tangga yang memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Pada tempat dimana anak-anak banyak berkumpul dilakukan pengamanan
khusus, antara lain :
1) Sumber listrik harus tertutup/pengaman.
2) Pintu kamar dapat dibuka dari luar.
3) Adanya pembatas untuk mencegah masuk ke daerah yang
membahayakan.
4) Bahan pembersih dan bahan-bahan lain yang berbahaya harus tersimpan
rapih, berlabel dan di luar jangkauan anak-anak.
Pengaman listrik :
1) Pemasangan grounding/arde harus sesuai dengan ketentuan.
2) Pengukuran jaringan/instalasi listrik.
3) Pemasangan tanda-tanda berbahaya dan indicator.
4) Penempatan petugas sesuai dengan keteramplan.
5) Pemakaian NCB pada masing-masing unit/ruangan.
6) Penyedian alat-alat pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Melindungi karyawan, pengunjung dan terutama pasien terhadap kemungkinan
bahaya yang timbul selama bekerja/berada/dirawat di rumah sakit.
Tujuan Khusus :
1) Meningkatkan pelayanan terhadap keamanan & kenyamanan pasien
selama menerima pelayanan.
2) Meningkatkan pelayanan terhadap keamanan & kenyamanan
pengunjung selama berada di rumah sakit.
3) Meningkatkan rasa nyaman dan aman bagi karyawan dalam memberikan
pelayananan.
c. Sasaran
1) Pasien
2) Pengunjung
3) Karyawan/petugas

d. Kegiatan
1) Mendata keberadaan alat untuk keamanan pasien.
2) Melakukan pengecekan masing-masing alat keamanan pasien.
3) Evaluasi & Tindak Lanjut.
e. Biaya
Dibebankan kepada anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

f. Pelaksana

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 10


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Komite K3RS bersama dengan Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit.

4. Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bagi Pegawai

a. Pendahuluan
Kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan rumah sakit merupakan hal
yang semakin penting ditinjau dari aspek pengelolaan rumah sakit, karena
dalam melaksanakan fungsi pelayanannya tidak mungkin terlepas dari
penggunaan berbagai produk teknologi kedokteran baik yang paling sederhana
maupun yang sangat modern dan canggih.
Jenis pemeriksaan kesehatan :
1) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pemeriksaan Pra-Pegawai)
adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter yang ditunjuk,
sebelum seorang karyawan diterima untuk melakukan pekerjaan.
Pemeriksaan ini ditujukan agar pegawai yang diterima berada dalam
kondisi kesehatan yang optimal dan tidak mempunyai penyakit menular
yang akan mengenai pegawai lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan, sehingga kondisi kesehatan yang bersangkutan dan
lainnya dapat terjamin.
2) Pemeriksaan berkala, adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu
tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawall mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
3) Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan
tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap :
a) Karyawan yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang
telah memerlukan perawatan yang lebih dari 2 minggu.
b) Karyawan yang berusia diatas 50 tahun atau tenaga kerja wanita
dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang melakukan
kerja tertentu.
c) Karyawan yang terdapat dugaan tertentu mengalami
kesehatannya.
d) Rumah sakit bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan
terhadap pemeriksaan kesehatan berkala atau pemeriksaan khusus.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Agar pegawai benar-benar sehat untuk menjalankan jenis pekerjaannya tanpa
menimbulkan resiko bagi dirinya, rekan sekerja dan masyarakat sekitarnya.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 11


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Tujuan Khusus :
1) Mencapai derajat kesehatan pegawai yang optimal.
2) Mengetahui secara dini/awal kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu di kendalikan dengan usaha-
usaha pencegahan (Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan
Kerja).
3) Menempatkan tenaga kerja sesuai/cocok untuk pekerjaan yang akan
dilakukan.
4) Menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.
c. Kegiatan
1) Pemeriksaan kesehatan Pra pegawai.
2) Pemeriksaan kesehatan berkala diutamakan untuk pegawai dengan
resiko tinggi (Perawat/Bidan, Petugas Laboratorium, Radiologi, Laindry,
Gizi, Sanitasi).
3) Pemeriksaan kesehatan khusus.

d. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

e. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Juli s/d September 2019, tempat di klinik Medical Check Up RSUD Dr. RM.
Djoelham Binjai.

f. Pelaksana
Komite K3RS bersama dengan Instalasi Medical Check Up.

5. Program Pengelolaan Barang Bahan Berbahaya (B3)


a. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio-ekonomis mempunyai fungsi
dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dalam
kegiatannya rumah sakit menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya dan
beracun dan menghasilkan limbah B3, yaitu bersifat infeksius, radioaktif,
korosif, kemungkinan mudah terbakar dan meledak.Yang dimaksud bahan
berbahaya di rumah sakit adalah zat, bahan kimia dan biologi baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan
lingkungan hidup secara langsung maupun tidak langsung yang mempunyai
sifat racun, karsinogenik, mutagenic, dan iritasi/radiasi. Bahan tersebut diatas
harus dikelola sesuai dengan ketentuan standar atau lembaran data pengaman
(LPD) atau MSDS (Material Safety Data Sheet) yaitu yang berisi tentang sifat
fisik, sifat kimia, dari bahan berbahaya tersebut, jenis bahaya yang ditimbulkan
secara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan
darurat di dalam penanganan bahan berbahaya.
Bahan bahaya beracun tersebut dapat berpotensi untuk menimbulkan bahaya
besar baik terhadap kesehatan, keselamatan, maupun pencemaran lingkungan.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 12


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Untuk itu kita harus mengetahui bagaimana cara pengelolaan bahan berbahaya
tersebut agar tidak menimbulkan bahaya.
Setiap supplier/pemasok bahan wajib mencantumkan MSDS dari setiap bahan
berbahaya beracun yang isinya sudah mencangkup cara pengelolaannya.
Sebelum bekerja dengan bahan berbahaya beracun, kita perlu tahu apa bahaya
yang dapat ditimbulkan dari bahan tersebut. Untuk itu setiap petugas yang
dalam bekerjanya berhubungan dengan bahan berbahaya beracun harus
mengetahui seluk beluk tentang bahan berbahaya yang berhubungan dengan
pekerjaannya tersebut dengan membaca MSDS yang ada dari setiap bahan agar
dapat dikendalikan kemungkinan potensi bahaya yang timbul.Untuk itu dibuat
program pengelolaan bahan berbahaya beracun di RSUD Dr. RM. Djoelham
Binjai.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja serta
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bahan berbahaya beracun di
tempat kerja.
Tujuan Khusus :
Pegawai yang bekerja dengan bahan berbahaya beracun mengetahui :
1) Kandungan zat dari bahan berbahaya beracun yang ada.
2) Cara menanganinya (handling)
3) Cara penaggulangan bila terkontaminasi olehnya.
c. Sasaran
Pegawai yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan berbahaya
beracun, yaitu pegawai :
1) Instalasi Farmasi
2) Instalasi Gizi (Penunjang Perawatan)
3) Instalasi Rawat Inap
4) Instalasi Rawat Jalan
5) Instalasi Kamar Bedah
6) UGD
7) Urdal
8) IPAL
9) Radiologi
10)Laboratorium
11)Penunjang Umum
d. Langkah-Langkah Kegiatan
1) Indentifikasi bahan berbahaya beracun yang ada di rumah sakit.
2) Menyusun pedoman, ketentuan dan SOP Pengadaan Bahan/barang
berbahaya beracun dan jasa berbahaya.
3) Membuat aturan yang menyebutkan bahwa setiap pemasok wajib
menyertakan MSDS (Material Safety Data Sheet) dari setiap bahan.
4) Membuat dan memasang symbol, rambu-rambu/tanda larangan.
5) Menyusun rencana pelatihan penanganan bahan berbahaya beracun.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 13


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
6) Melakukan evaluasi pelaksanaan program pengelolaan bahan berbahaya
beracun.
e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan April s/d Desember 2019, tempat di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

g. Pelaksana
Pelaksananya adalah Komite K3RS

6. Program Kesehatan Lingkungan Kerja


a. Pendahuluan
Rumah sakit yang bergerak dibidang industry jasa harus selalu melakukan
pembenahan diri dalam menciptakan suatu bentuk rumah sakit dengan
pelayanan prima yang didukung tenaga kerja yang profesional, sehat dan
produktif dan lingkungan kerja yang aman, selamat dan nyaman bagi
karyawannya, pasien maupun pengunjungnya serta tidak membahayakan
masyarakat sekitar rumah sakit.
Akibat dari proses pelayanan yang dilakukan rumah sakit, peralatan kerja dan
bahan kimia yang digunakan dapat menyebabkan resiko bahaya dan
mengganggu kesehatan tenaga kerja akibat adanya perubahan lingkungan
kerja. Factor bahaya yang ada antara lain factor fisika (radiasi, kebisingan, suhu
kerja), factor kimia (gas, pelarut organic, desinfektan), factor biologi
(virus,baktery, jamur), factor mekanik (terpukul, tertumbuk peralatan), factor
psikologi dll. Tergantung unit kerjanya, maka factor bahaya yang
ditimbulkannya juga berbeda, sehingga dibutuhkan lingkungan kerja yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dapat mendukung
kesehatan dan keselamatan serta kenyamanan bagi karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan efisien dan produktif.
Lingkugan kerja yang manusiawi akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan
efisiensi kerja, sedangkan lingkungan kerja yang melebihi toleransi kemampuan
manusia tidak saja merugikan produktifitas kerja tetapi juga menjadi penyebab
terjadinya penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Pemantauan lingkungan kerja tidak hanya dilakukan dengan pengukuran secara
kualitatif tetapi juga harus dilakukan melalui pengukuran secara kuantitatif
dengan menggunakan peralatan lapangan atau analisis laboratorium agar
diperoleh data yang obyektif dan seyogyanya dilakukan sesering mungkin untuk
mendapatkan data dan akurasi yang tepat.
Agar didapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam melakukan pemantauan
lingkungan kerja harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Dilakukan oleh personel yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di
bidang K3, mampu melakukan pengumpulan data dan menganalisanya.
2) Menggunakan peralatan yang akurat dan terkalibrasi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 14


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
3) Menggunakan metode yang telah disepakati baik secara nasional
maupun internasional.
4) Diikuti dengan langkah membandingkan hasil pemantauannya terhadap
standar (nilai) dan ketentuan yang ada, sekaligus menemukan awal
penyebabnya, selanjutnya diupayakan untuk melakukan
pengendaliannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dibuat
kerangka acuan lingkungan kerja.

b. Tujuan
Tujuan Umum :
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat bagi
karyawannya, pasien maupun pengunjungnya serta tidak membahayakan
masyarakat sekitar rumah sakit sehingga mendorong gairah dan efisiensi kerja
karyawannya.
Tujuan Khusus :
1) Untuk mengetahui apakah lingkungan kerja telah memenuhi persyaratan
K3.
2) Sebagai pedoman untuk bahan perencanaan dan pengendalian terhadap
bahaya yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang ada disetiap unit kerja.
3) Sebagai data pembantu untuk mengkorelasikan hubungan sebab akibat
terjadinya suatu penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja.
4) Sebagai bahan dokumen untuk mengembangkan program-program K3
selanjutnya.
c. Sasaran
1) Lingkungan RS
2) Karyawan RS
3) Pengunjung RS
4) Pasien RS
d. Kegiatan
1) Pengenalan lingkungan kerja
2) Penilaian lingkungan kerja
3) Pengendalian lingkungan kerja
e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari-Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

g. Pelaksana
Instalasi Sanitasi RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

7. Program Sanitasi Rumah Sakit


a. Pendahuluan
Masalah pengelolaan lingkungan sangat penting oleh karena dampak negatif
yang ditimbulkannya. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan yang dilakukan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 15


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
oleh Rumah Sakit, selain berdampak positif juga mempunyai dampak negatif
dengan adanya limbah yang dihasilkan, sehingga sangat penting diperhatikan
cara pengelolaannya. Selain itu juga perlu diperhatikan kegiatan penyehatan
kesehatan lingkungan yang lainnya misalnya penyediaan air bersih pengelolaan
makanan, linen sanitasi ruang bangun dan non medis, desinfeksi dan sterilisasi,
pengendaliaan serangga dan tikus serta pencegahan infeksi nosokomial.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, maka perlu diadakan penyelenggaraan sanitasi rumah
sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

b. Tujuan
Tujuan Umum :
Tercapainya kondisi lingkungan rumah sakit dan masyarakat disekitar rumah
sakit yang memenuhi syarat kesehatan sehingga terhindar dari kontaminasi
penyakit/infeksi nosokomial dan mempercepat proses penyembuhan serta
pencegahan pencemaran lingkungan.
Tujuan Khusus :
1) Menciptakan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan selamat bagi
karyawan, pasien, maupun pengunjung rumah sakit serta masyarakat
disekitar rumah sakit.
2) Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3) Terpantau dan terlindungi secara terus menerus penyediaan air bersih
yang berkualitas.
4) Terwujudnya pengolahan limbah rumah sakit yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
5) Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan hygienis dalam penanganan
makanan.
6) Mengurangi terjadinya kontaminasi/penyebaran kuman dalam
pengelolahan linen.
7) Menciptakan suatu kondisi ruang dan kontruksi dan pengaturan
peralatan yang aman, bersih dan sehat dilingkungan rumah sakit.
8) Mencegah penularan penyakit yang dapat ditularkan melalui serangga
dan tikus
c. Sasaran
1) Lingkungan rumah sakit
2) Karyawan rumah sakit
3) Pengunjung rumah sakit (Pasien, penunggu, dan pengantar pasien)
4) Masyarakat sekitar rumah sakit.
d. Langkah-Langkah
1) Membaca pedoman untuk kegiatan sanitasi rumah sakit.
2) Melaksanakan kegiatan sanitasi rumah sakit.
3) Membuat laporan kegiatan sanitasi rumah sakit.
4) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan sanitasi rumah sakit.
Kegiatan Sanitasi, meliputi :

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 16


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
1) Penyediaan air bersih
2) Pengelolaan limbah
3) Pengelolaan makanan di rumah sakit
4) Pengelolaan tempat pencucian dan linen
5) Sanitasi ruang bangun dan non medis
6) Pengendalian serangga dan tikus
7) Desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit
8) Pencegahan infeksi nosokomial
e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari-Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

g. Pelaksana
Instalasi Sanitasi RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

8. Program Sertifikasi dan Kalibrasi, Sarana Prasarana dan Peralatan


a. Pendahuluan
Salah satu misi RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai adalah mengembangkan
bangunan dan peralatan sesuai standar yang ditentukan dalam rangka
memberikan pelayanan prima yang unik. Pelayanan yang dilakukan berupaya
untuk memberikan kepuasan pada pasien, pengunjung maupun karyawan
rumah sakit sendiri. Instalasi pemeliharaan bangunan dan peralatan,
mempunyai kewajiban menyediakan dan mengkondisikan sarana fisik
(bangunan), dan prasarana (air, listrik, telepon dll), serta peralatan medis
maupun non medis secara optimal dan terus menerus sehingga tercapai
pemenuhan kebutuhan peralatan medis maupun non medis sesuai standar.
Peralatan medic menjadi bagian yang sangat penting bagi tenaga medis untuk
membantu menegakkan diagnosa, akan tetapi dalam pelaksanaan pemeliharaan
peralatannya banyak kendala yang dihadapi, antara lain kecenderungan
dokter/perawat yang sangat tergantung terhadap peralatan medis, frekuensi
penggunaan alat yang tinggi, jumlah perlatan yang terbatas, perbaikan
peralatan yang rusak kadang-kadang sulit dan membutuhkan pihak ke-3,
mahalnya peralatan medis.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Didapat peralatan medis maupun non medis yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Tujuan khusus :
1) Pemeliharaan peralatan terjadwal dengan teratur.
2) Menghindari alat cepat rusak.
3) Akurasi alat terpenuhi.
c. Sasaran

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 17


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Semua peralatan medis maupun non medis
d. Kegiatan
1) Melaksanakan pemeliharaan peralatan medis.
2) Melaksanakan pemeliharaan peralatan non medis.
e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Juni s/d Desember 2019, tempat di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

g. Pelaksana
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

9. Program Pengelolaan Limbah Padat, Gas, dan Cair


a. Pendahuluan
Dalam melaksanakan pemberian pelayanan kepada masyarakat, rumah sakit
menghasilkan limbah. Jenis limbah rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi
limbah padat medis dan non medis, cair dan gas yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen, bersifat infeksius, bahan kimia beracun atau bersifat
radioaktif.
Limbah rumah sakit berasal dari antara lain unit pelayanan medis (rawat jalan,
rawat inap, UGD, kamar bersalin, kamar operasi, rawat intensif, hemodialisa
dll), pengunjung medis (laboratorium, radiologi, fisioterapi, farmasi, dapur gizi,
sterilisasi, anestesi) dan penunjang non medis (logistic, laundry, rekam medis,
IPSRS, secretariat dll).
Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
patologi, benda tajam, farmasi, sitotoksis, kimia, radioaktif. Limbah padat non
medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS diluar medis
yang berasal dari dapur, kantor, taman yang dimanfaatkan kembali bila ada
teknologinya.
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi oleh organisme pathogen
yang tidak sengaja ada dilingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan
sediaan bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan
lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat
infeksius. Limbah infeksius dan non infeksius akan diolah menurut pedoman
baku yang ada oleh pihak rumah sakit, sedangkan untuk pengolahan limbah
radioaktif menjadi kewenangan BATAN. Untuk limbah B3 yang tidak dapat
diolah harus ada tempat penyimpanan sementara di rumah sakit untuk
kemudian dikirim untuk pengolahan akhir ke instansi/lembaga pengolahan
limbah B3RS yang telah memiliki sertifikasi/rekomendasi.
Cara pengolahan limbah tergantung pada jenis limbah yang ada, jenis peralatan
yang ada di masing-masing rumah sakit, limbah padat non medis dibuang ke
lokasi pembuangan akhir TPA yang dikelola oleh Pemda atau badan lain sesuai

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 18


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan untuk limbah padat medis
diolah dengan menggunakan alat pengolah limbah padat paling lambat 24 jam,
untuk limbah cair dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dengan
parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3, bebas
suhu, pH, PO4 sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi
pengolahan limbah cair rumah sakit yaitu keputusan Meneg Lingkungan Hidup
No : Kep 58/MENLH/XII/1995.
Dalam rangka pelaksanaan PP No. 27 tahun 1999 tentang Amdal, bahwa setiap
usaha atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak lingkungan hidup,
sehingga diperlukan langkah-langkah pengendalian dampak negative sedini
mungkin, untuk itu perlu dibuatkan program pengelolaan limbah rumah sakit.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Pengelolaan limbah padat, cair dan gas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Tujuan Khusus :
1) Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat.
2) Mencegah infeksi nosokomial
c. Sasaran
1) Semua unit kerja yang menghasilkan limbah (padat, cair dan gas)
2) Karyawan RS
3) Pengunjung RS
d. Langkah-Langkah
1) Melakukan pengelolaan limbah padat
2) Melakukan pengelolaan limbah cair
3) Melakukan pengelolaan limbah gas

e. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari-Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

g. Pelaksana
Instalasi Sanitasi RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai.

10. Program Diklat K3 (Pelatihan dan Simulasi Kejadian)


a. Pendahuluan
Bencana adalah suatu musibah dimana kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu dapat terjadi di dalam rumah sakit ataupun di luar rumah sakit yang
berimbas kepada pelayanan rumah sakit dan keduanya harus dapat diantisipasi
dengan baik.Hal-hal yang harus dapat diantisipasi dalam keadaan bencana
adalah timbulnya keadaan darurat yang dapat membahayakan penghuni,
pengunjung, petugas maupun bangunan rumah sakit.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 19


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
Untuk dapat mengantisipasi bencana atau menanggulanginya dengan baik,
maka diperlukan pelatihan dan simulasi terhadap unsur yang bertanggung
jawab atau terkait langsung dalam kewaspadaan bencana RSUD Dr. RM.
Djoelham Binjai terutama sumber daya manusia yang tergabung dalam panitia
penanggulangan bencana.
Untuk menjamin efektifitas program kewaspadaan bencana maka disusun
pelatihan dan simulasi kejadian yang akan dijadikan acuan bagi semua pihak
yang terkait dan bertanggung jawab atas penanggulangan bencana.
b. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan dan simulasi, peserta diharapkan mampu
melakukan antisipasi atau penanggulangan bencana di RSUD Dr. RM. Djoelham
Binjai.
Tujuan Khusus :
1) Memahami pengertian bencana
2) Memahami analisa bencana
3) Memahami komponen structural dan non structural kewaspadaan
bencana
4) Memahami bahaya dan akibat bermacam-macam bencana
5) Memahami komponen disaster plan
6) Memahami system integrasi pelayanan UGD
7) Memahami hospital disaster plan
8) Memahami proses evakuasi
9) Memahami dampak fisik dan mental akibat bencana
c. Sasaran/Peserta
Panitia Kewaspadaan Bencana dan wakil satuan kerja/unit kerja

d. Materi Pelatihan
1) Pengertian bencana
2) Analisa bencana
3) Komponen structural dan non structural kewaspadaan bencana
4) Bahaya dan akibat yang ditimbulkan oleh bencana
5) Komponen disaster plan
6) Tahap-tahap bencana
7) System intergrasi pelayanan UGD
8) Hospital disaster plan
9) Proses evakuasi
10)Dampak fisik dan mental akibat bencana

e. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Oktober-Nopember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

f. Metode Pelatihan
1) Ceramah
2) Diskusi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 20


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
3) Simulasi
4) Praktek

g. Biaya
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit Tahun Anggaran 2019

h. Pelaksanaan
Diklat RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai bersama Panitia Penanggulangan
Bencana.

11. Program Pengumpulan, Pengolahan, dan Pelaporan Data


a. Pendahuluan
Pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data adalah kegiatan pengumpulan,
analisa, penyajian data dan penyebarluasan informasi yang terus menerus
untuk mengetahui kondisi Keelamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan faktor-
faktor penyebab guna tindakan yang cepat dan tepat serta dapat mengevaluasi
data yang sistematis.
Pengumpulan pengolahan dan pelaporan data dilakukan secara berkala,
terencana dan dilakukan serta pelaporan secara terinci baik mingguan atau
bulanan untuk kemudian dilakukan evaluasi dan tindak lanjut dari kegiatan
tersebut.

b. Tujuan
Tujuan Umum :
1) Untuk mendeteksi adanya suatu pola tertentu yang menunjukkan
kemungkinan adanya efek negatif terhadap kesehatan.
2) Mengidentifikasi adanya kondisi atau situasi tertentu yang menyebabkan
individu berada pada resiko yang meningkat.

Tujuan Khusus :
1) Menurunkan Insiden.
2) Pencegahan dan deteksi dini.
3) Melindungi pasien, pengunjung, dan petugas yang sangat rentan atau
sensitive.
4) Agar dapat memonitor pasien, pengunjung, dan petugas.
5) Agar besar kecilnya masalahnya dapat dipecahkan dengan pemecahan
masalah yang efektif.

c. Sasaran
1) Program Pencegahan dan Pengendalian Bencana
2) Program Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 21


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
3) Program Keamanan Pasien, Pengunjung, dan Petugas
4) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pegawai
5) Program Pengelolaan Bahan dan Barang Berbahaya (B3)
6) Program Kesehatan Lingkungan Kerja
7) Program Sanitasi Rumah Sakit
8) Program Sertifikasi dan Kalibrasi Sarana, Prasarana dan Peralatan
9) Program Pengelolaan Limbah Padat, Cair, dan Gas
10)Program Diklat K3

d. Langkah-Langkah
Program Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan Data Bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai Tahun 2019

Jadwal Keterangan
No. Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
I II III IV

1. Pengumpulan Kegiatan
Data dari dilakukan
X
masing-masing rutin setiap
unit kerja. bulan

2. Pengolahan
X
Data.

3. Penyajian Data. X

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 22


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
4. Evaluasi dan
X
Pelaporan.

Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Program.

1) Pencatatan dan pelaporan selain dilakukan oleh bagian terkait juga


dilakukan oleh tim K3 bidang penyuluhan.
2) Pelaporan kecelakaan kerja dilakukan setiap bulan ke Ka Rumkit.
3) Hasil pelaksanaan kegiatan di evaluasi dan ditindak lanjuti oleh Ka
Rumkit
4) Hasil rekomendasi dari pimpinan akan di koordinasikan dengan unit
terkait.
e. Biaya
Dibebankan kepada anggaran rutin RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai tahun 2019.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Bulan Januari-Desember 2019, di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

g. Pelaksana
Komite K3RS

BAB V
PENUTUP

1. Hubungan-Hubungan
Ketua Komite K3RS RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai dapat mengadakan hubungan
dengan badan, instansi atau lembaga di dalam maupun di luar lingkungan untuk
kepentingan tugas pokoknya sesuai ketentuan dan kebijakan Direktur RSUD Dr.
RM. Djoelham

2. Lain-Lain

Organisasi dan tugas Komite K3RS ini dapat dikembangkan sesuai kondisi di
lapangan dengan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan utama/kebijakan
pimpinan.

Ditetapkan Di Binjai

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 23


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
KETUA KOMITE K3RS Pada Tanggal : Januari 2019
SEKRETARIS KOMITE K3RS

Dr. ARNOLD OSLAND FERYANDI MANIK RINA DIANA SIHOMBING, SKM

DISETUJUI OLEH :
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. RM. DJOELHAM KOTA BINJAI

DAVID IMANUEL TAMBUN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN K3RS T.A 2020 Page 24


RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

Anda mungkin juga menyukai