Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang D sini Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan makhluk / ciptaan lainnya. Kemudian Allah membimbing kita dengan mengutus para Rasul-Nya agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Namun ada yang menerima disebut (mu'min) dan ada pula yang menolaknya disebut (kafir) serta ada yang ragu-ragu disebut (Munafik) yang merupakan bagian dari kekafiran. Kerangka manusia yang terdiri dari Aqidah, syariah, dan Akhlak. Di zaman sekarang sudah sangat sangat berkembang dan kehidupan manusia semaking lama semaking jauh dari ajaran-ajaran agama islam karena perkembangan teknologi yang sudah menggantikannya. Sudah banyak kegiatan-kegiatan maupun perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia berbedah jauh dengan yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammas SAW. Dengan ini sangat perlu untuk meningktkan iman kita agar tidak tergoreskan dengan pengaruhpengaruh buruk dengan keadaan yang sudah sangat ada di mana-mana. Ini berkaitan erat dengan Aqidah seseorang. Di mana iya bisa mempertahankan keimanan yang ada dalam dirinya. Dengan ini kita sangat perlu mempelajari kerangka-kerangka ajaran agama islam. Dan juga banyak yang mempelajari islam dengan setenga-tengah. Jadi dalam penerapannya juga setengatengah, sehingga menghasilkan hasil yang tidak maksimal juga. Maka atas dasar itu kelompok kami menyajikan sebuah makalah yang memuat tentang kerangka agama islam. B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa Pengertian Akidah, syariah dan akhlak Implementasi dalam kehidupan Nilai Akidah, syariah dan akhlak dalam Pengembangan Seni, Budaya, Filsafat, dan Iptek Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kerangka agama islam seperti ilmu fiqih, tasawwuf dan kalam

C.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini agar dapat lebih memahami lagi kerangka-kerangka agama islam dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui pengertian Akidah, syariah dan akhlak Perkembangan, unsur-unsur, dan nilai-nilai akidah Implementasi ibadah dan muamalah dalam kehidupan Upaya meningkatkan kualitas ibadah dan muamalah Hikmah beribadah dan muamalah Tujuan dan perbedaan syariah dan fiqih Peran Aqidah, Syariah dan Akhlak dalam Pembentukan Manusia Takwa D. Manfaat

Sangat banyak manfaat yang didapatkan dari mempelajari kerangka agama islam yang mencakupi akidah syariah dan akhlak. Mendapat pegangan hidup (akidah) Mendapat jalan hidup (syariah) Mendapat sikap hidup yang mengharapkan perbuatan (akhlak)

BAB II ISI AKIDAH


1. Pengetian akidah Aqidah berasal dari bahasa arab yaitu aqidah, aqid, uqad, uqud, Itiqad yang artinya ikatan, perjanjian dan keyakinan. Menurut bahasa (etimology) akidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat (penetapan). Sedangkan Aqidah secara istilah (terminologi) adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT disebut juga Tauhid, dari kata Wahhada-Yuwahidu, yang artinya mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar atau pun salah. Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. 2. Ilmu kalam ilmu kalam artinya Ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah

ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan). Jadi Aqidah Ilmu Kalam artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Ilmu kalam atau bisa disebut juga Ilmu Teologi adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji secara mendalam masalah ketuhanan dan sifat-sifatNya. Objek dalam ilmu kalam mencakupi

pembicaraann tentang Tuhan dan mendetail tentang akidah islam yang benar dan mencakupu masalah-masalah keimanan, keislaman dan ketauhidan. Ilmu kalam merupakan hasil dari para ahli di bidang ijtihad menyatakan bahwa untuk mempertahankan akidah dan keimanan itu dengan menggunakan akal dan pikiran. Karena lmu berkaitan dengan akidah yang merupakan keyakinan utama, maka dari itu ilmu akidah tidak akan pernah mengalami perubahan dari duklu sampai sekarang. Sebagai contoh pedoman umat islam adalah Alquran yang digunakan dari awal sampai sekarang dan isinya tidak pernah berubah. Dalam objek ilmu kalam di sini membicarakan tentang ilmu kalam adalah Tuhan itu sendiri. Karena akidah berbicara sangat mendetail mengenai akidah islam yang benar dan menyangkut beberapa aspek islam diantaranya, keimanan, keislaman, dan ketauhidan. Dan ilmu kalam juga memahami tentang masalah wahyu Allah, iman, kufur, kehendak dan perbuatan, keadilan, dan sifat-sifat Tuhan. Secara garis besar hubungan akidah dengan ilmu kalam adalah Ilmu Kalam disebut Ilmu Aqidah karena pokok pembicaraannya ialah pokok-pokok kepercayaan agama yang menjadi dasar agama Islam. Jadi Aqidah Ilmu Kalam ialah ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran disertai dalil naqli. 3. Hubungan Akidah Ilmu Kalam dengan Ilmu Keislaman filsafat dan tasawwuf Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf mempunyai objel kemiripan. Yaitu ilmu kalam berkaitan dengan Tuhan, filsafat berkaitan dengan Tuhan dan menyangkut juga tentang ilmu pengetahuan,. Dan tasawwuf berkaitan dengan upayah-upayah pendekatan terhadap Tuhan. Dari ketiganya dapat disimpulkan bahwa semunya membahasan tentang ketuhanan. Ilmu kalam filsafat dan tasawwuf semuanya berurusab dengan hal-hal yang sama yaitu berupa kebenaran yang bersifat rasional. Penyataan ini ditinjau dari titik persamaan antara Ilmu kalam filsafat dan tasawwuf. Dan adapun titik perbedaan antara Ilmu kalam filsafat dan tasawwuf yaitu terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam menggunakan logika dengan keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional. Filsafat menggunakan metode rasional yaitu ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan atau mengelana) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal tidak merasa terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Sedangkan tasawwuf adalah ilmu yang menekangkan pada rasa daripada rasio, ilmu tasawwuf bersifat subyektif yang sangat berkaitan dengan pengalaman sesorang.

4. Implementasi akidah dalam kehidupan Implementasi akidah dalam kehidupan merupakan syarat wajib bagi seluruh manusia yang mengaku sebagai muslim. Kewajiban dalam menaati seluruh aturan aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rosulullah SAW serta penerapannya dalam segala aspek kehidupan tanpa memandang kedudukan, tempat, dan kesibukan. 5. Terdapat 4 sisi kehidupan dalam penerapan akidah dalam kehidupan Sisi pemikiran Dalam sisi pemikiran ini itu melalui dengan cara membuka pemikiran yang luas pada manusia untuk mencari tahu mengenai apa yang ada disekitarnya. Banyak ketentuan dalam Alquran yang menjadi sumber pembuktian kebenaran sehingga dapat memperkuat keimanan manusia dengan keyakinan bahwa islam mengajarkan kebenaran. Dalam akidah manusia dianggap sebagai makhluk yang terhormat. Namun banyak manusia yang mengalami kesalahan, semunya itu dapat terobati dengan adanya taubat kepada Allah SWT. Dengan atas dasar ini, akidah meyakinkan kita bahwa Tuhan mampu memberikan kita kuasa untuk dapat bertobat dihadapannya. Dengan keyakinan terhadapannya. Akidah juga telah banyak melakukan hal-hal yang baik dal;am kehidupan seperti memerdekakan manusia dari penindasan politik dari para penguasa zalim dan membebaskan dari tradisi menuhankan manusia, serta telah memberikan kebebasan penuh terhadapnya. Namun terdapat pembatasan kebebasan tersebut dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah agar tidak terjadi kekacauan. Dan yang terakhir akidah juga telah membsakan kita dari menyembah-menyembah ciptaan Tuhan yang berwujud seperti batu matahari dan lain-lain. Melalui proses pembebasn pemikiran ini, akidah melakukan proses pembinaan manusia. Ia memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui peranannya dan membuka cakrawala pemikiran yang luas baginya. Di samping itu, akidah juga membuka jendela keghaiban baginya, membebaskannya dari jeratan ruang lingkup indra yang sempit dan mengarahkan daya ciptanya yang luar biasa untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan diri mereka, serta menjadikan renungan (tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utama.

Tidak sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkap rahasia-rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa terdahulu, dan merenungkan hikmah yang tersembunyi di balik syariat guna mengokohkan keyakinan muslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap masa dan tempat. Dari sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman serta memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan sebuah ushuluddin dan melarang untuk bertaklid dalam hal tersebut. Dalam sisi sosial Menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanmkan jiwa berkorban, dan mengutamakan orang lain. Dengan penerapan ini dapat menumbuhkn ketemtraman dalam hidup bermasyarakat. Dalam hal ini akidah telah melakukan sebuah perombakan besar. Seperti dalam masa jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya,namun dengan mengenal akidah, mereka relah mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial. Akidah telah menghancurkan sifat-sifat yang buruk yang ada dalam diri setiap manusia seperti ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dengan mengubahnya menjadi sosok yang sangat berjiwa besar seperti rela berkorban demi kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu. Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu dengan cara-cara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap individu muslim untuk hidup bersama. Dan juda dalam sisi lain akidah juga telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosial yang berlandaskan fanatisme, suku, warna kulit, harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berlandaskan asas-asas spiritual. Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong menolong. Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain. Mengubah zaman jahilah menjadi sebuah sama yang penuh dengan kerukunan.

Dalam Sisi Kejiwaan Membesaskan jiwa dari segala kehidupan yang dapat melumpuhkan aktifitas dan

membuat cemas serta dengan mengenali diri sendiri untuk menguasai jiwa. Akidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun bencana sedang menimpa. Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara-cara tersebut adalah menjelaskan kriteria dunia;bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian yang penuh dengan bencana dan derita yang acap kali menimpa manusia. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi manusia untuk mencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini. Atas dasar ini, hendaknya kita berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam ujian Allah di dunia. Diantara cara-cara diatas akidah menjelaskan bahwa setiap musibah yang menimpah kita itu merupakan pahala besar apabila kita bisa melewatinya dengan bersabar dan akan selalu taat terhadap Allah SWT. Dan dengan adanya musibah ini menyadarkan bahwa musibah terbesar adalah musibah yang menimpa agama. Dari sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang dapat melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya cemas dan bingung. Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena tanpa tanpa itu, sulit baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin baginya dapat mengenal Allah secara sempurna. Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakitpenyakit jiwa yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati, akan menimbulkan akibat-akibat sosial dan politik yang berbahaya, seperti fitnah yang pernah menimpa muslimin di Saqifah, sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Ali a.s. Dalam sisi Akhlak

Dengan melihat teladan yang baik dari para pendahulu, seperti rasul dengan tujuan agar manusia terpengaruh akhlaknnya dengan akhlak-akhlak yang dimiliki oleh para pendahulu tersebut, yang sangat mulia dan kita dapat mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya menuju keridhoan Allah SWT. Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan

bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari. Demi mendorong masyarakat berakhlak terpuji dan meninggalkan akhlak yang tidak mulia, akidah mengikuti bermacam-macam metode dalam hal ini: pertama, menjelaskan efek-efek uhkrawi dan duniawi dari akhlak yang terpuji dan tidak terpuji. Kedua, memperlihatkan suri teladan yang baik kepada mereka dengan tujuan agar mereka terpengaruh oleh akhlaknya yang mulia dan mengikuti langkahnya. Kesimpulan dari keempat sisi yang telah dijelaskan diatas bahwa penerapan akidah dalam kehidupan sehari-hari sangat membantu kehidupan manusia dalam menjalani hidupnnya agar mendaji lebih baik dan menerima sgala apa yang menimpah hidupnnya dengan ikhlas dan tawakkal. Penerapan akidah ini sangat penting juga dalam kehidupan bermasyarakat, agar dapat menumbuhkan saling tolong-menolong untuk mencapai kesuksesaan dunia dan akhirat. 6. Nilai Akidah dalam Pengembangan Seni, Budaya, Filsafat, dan Iptek Seni Islam itu sangat indah, Karena Allah SWT itu indah dan mencintai keindahan. Nilai akidah yang diambil dalam seni adalah seni yang membawa kita semakin mendekatkan diri kepada Allah dan Rosulullah seperti : Hadhroh, Nasyid, dll. Dalam kehidupan akidah juga berperan dalam perkebangan seni. Seni biasanya dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki akidah seseorang seperti contoh diatas dengan Nasyid kita mempelajari agama itu dengan memadukannya dengan seni. Ini juga sangat bagus untuk lebih meningkatkan keimanan kita terhdap Tuhan Yang Maha Kuasa. Budaya Budaya dan islam tidak dapat dipisahkan, karena Islam masih eksis di Indonesia karena islam menyatu dengan budaya yang di Indonesia. Contoh : tahlil, sekaten, istighosah dll. Dari budaya kita juga dapat mempelajari agama. Dan dalam hidup dengan budaya kita juga dapat menerapkan sistem akidah.

Filsafat Filsafat dalam islam adalah tauhid. berkaitan dengan Tuhan dan menyangkut

juga tentang ilmu pengetahuan. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengembarakan atau mengelana) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal tidak merasa terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Iptek Menuntut ilmu dalam islam adalah wajib, sehingga umat islam harus mampu menguasai ilmu dan teknologi. Dalam islam kita ditekankan untuk bisa mengusai sebanyakbanyaknya ilmu mulai dari ilmu agama sampai dengan ilmu pengetahuan yang ada di bumi ini. Dengan ilmu kita dapat mengetahui banyak hal. Dan dalm menuntut ilmu tersebut terdapat wadah yang dapat digunakan untuk bisa mencapainya dengan mudah itu dengan teknologi. Perkembangan teknlogi sudah sangat pesat. Agama tidak menuntut kita untuk tidak menggunakan teknologi tersebut. 7. Aspek Akidah dalam Pengimplementasiannya Yaitu dari rukun iman Iman Kepada Allah Melaksanakan ibadah ( Ad dzariat 56) Tidak mensekutukan Allah ( AlBaqarah 22) Iman kepada Malaikat Keihsanan yang kuat Menjauh dari perbuatan dosa dan maksiat Selalu berbuat baik karena selalu diawasi oleh malaikat Iman Kepada Kitab Menjadikan sebagai pedoman hidup Mempelajari dan mengamalkan ajarannya Menjadikan dasar dalam berperilaku

Iman Kepada Nabi dan Rosul Mengamalkan syariat yang dibawanya Meneladani akhlaknya Mengamalkan sunnahnya

Iman Kepada Hari Kiamat Selalu menyadari bahwa hidup hanya sementara Selalu berbua kebaikan

Iman kepada qada dan qadar Selalu berbuat maksimal untuk memperoleh yang terbaik Menerima segala ketentuan yang diberikan oleh Allah Selalu bersyukur

8. Penerapan Akidah dalam Kehidupan Pribadi Aqidah Islamiyah memberikan kepuasan kepada akalnya dan menentramkan hatinya. Sebab aqidah Islamiyah telah menjawab semua pertanyaannya secara benar dan memuaskan. Sehingga yang bersangkutan menjadi muslim yang mantap imannya, tak mudah digoyang oleh apapun. Ia akan yakin bahwa segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT pasti akan terjadi, buruk ataupun baik. Seorang muslim yang berkeyakinan seperti ini akan terjun ke medan pertempuran dengan gagah berani dan dia akan berjuang sekuat tenaga dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Menjadi Priadi yang sangat hanif dan selalu menghindari diri dari perbuatan maksiat serta membentuk sikap taqwa dalam diri seorang muslim.

SYARIAH
1. Pengertian Syariah Syariah menurut etimologi, adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan, syariah adalah system norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah muamalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syariah disebut ilmu fikih. Syariah terbagi atas dua 2

1. ibadah Secara harfiah, kata ibadah dapat berarti menyembah atau beramal baik. Secara istilah, ibadah dapat diartikan sebagai beramal baik kepada Allah SWT dan kepada seluruh makhluk-Nya agar memperoleh ridho dari Allah SWT. ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah kepada manusia tidak hanya mengenai ibadah kepada-Nya dengan selalu beramal kepada Allah SWT, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, tetapi juga beribadah dengan jalan beramal baik kepada sesama manusia. Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al-Quran dan Al-Sunnah, yaitu harus ada contoh (tatacara dan praktek) dari Nabi Muhammad SAW. Konsep ibadah ini berdasarkan kepada mamnu (dilarang atay haram). Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ( dalam arti khusus ), yang membahas hubungan manusia dengan Allah. Tatacara dan syarat rukunnya terinci dalam Alquran dan Sunnah. Misalnya salah zakat dan puasa. 2. muamalah Istilah muamalah mengacu kepada suatu ibadah dengan cara berbuat dan beramal baik sesama manusia lewat berbagai macam cara. Istilah ini sangat berkaitan erat dengan hablum minannaas, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Sedangkan masalah muamalah adalah masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip boleh (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam muamalah

membahasa tentang manusia dengan lingkungannya, dalam hal ini aturan-aturannya bersifat garis besar. Contoh berdagang, munakahat, bernegara.

2. Syariah Mempunyai Dua Jalur, yaitu: Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rincioleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asasumum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenaiperbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. MisalnyaShalat, zakat, puasa dan haji. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah kaidah muamalah. Tentang kaidah muamalah, hanya pokok-pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Quran dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatantersebut ada larangan dalam Al-Quran dan al- Hadits.Jika kita bandingkan aliran aliran hokum yang berkembang dikalangan sunni dansyiah. 3. Tujuan Syariah Islam a. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din) b. Memelihara jiwa (Hifzh al-nafsi) c. Memelihara akal (Hifzh al-aqli) d. Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli) e. Memelihara harta benda (Hifzh al-mal)

4. Ilmu Fiqih Fiqih menurut bahasa berarti; faham sebagaimana firman Allah SWT Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka memahami perkataanku. Pengertian fiqh seperti diatas juga tertera dalam ayat lain seperti; Surah Hud 91 Surah At Taubah 122 Surah An Nisa 78 Fiqh dalam terminologi Islam. Dalam terminologi Islam fiqh mengalami proses penyempitan makna; apa yg dipahami oleh generasi awal umat ini berbeda dengan apa yang populer di genersi kemudian karenanya kita perlu kemukakan pengertian fiqih menurut versi masing-masing generasi; pada generasi awal menyebutkan bahwa fiqih adalah pemahaman yg mendalam terhadap Islam secara utuh sebagaimana tersebut dalam Atsar-atsar berikut diantaranya sabda Rasulullah SAW Mudah-mudahan Allah memuliakan orang yg mendengar suatu hadist dariku maka ia menghapalkannya kemuadian menyampaikannya krn banyak orang yang menyampaikan fiqh kepada orang yang lebih menguasainya dan banyak orang yg menyandang fiqih dia bukan seorang Faqih. Generasi selanjutnya menyatan bahwa adalah Ilmu furu yaitu mengetahui hukum Syara yg bersipat amaliah dari dalil-dalilnya yg rinci. Syarah definisi ini adalah - Hukum Syara Hukum yg diambil yg diambil dari Syara seperti; Wajib Sunah Haram Makruh dan Mubah.- Yang bersifat amaliah bukan yg berkaitan dengan aqidah dan kejiwaan.- Dalil-dali yang rinci seperti; dalil wajibnya sholat adl wa Aqiimus sholaah bukan kaidah-kaidah umum seperti kaidah Ushul Fiqh Ilmu fiqih adalah ilmu yang mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segalah amaliah mukallaf baik yang wajub, sunnah, mubah, dan haram. Yang digalih dari dalil-dalil yang sangat jelas (tafshili). Ilmu fiqih adalah pengetahuan dan pembelajaran untuk lebih sempurna. Ilmu fiqih merupakan salah satu disiplin ilmu islam yang bisa menjadi teropong keindahan dan kesempurnaan islam. Dalam ilmu fiqih bertujuan untuk menjaga kelestarian lima aksioma yaitu antara lain. Agama, akal, jiwa, harta, dan keturunan. Hal-ha ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan. Tujuan ilmu fiqih agar kita dapat tetap mempertahankan hal ini sampai akhir zaman nantinya. 5. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Syariah hubungan antar Fiqh dan Syariah adalah Bahwa ada kecocokan antara Fiqih dan Syariah dalam satu sisi namun masing-masing memiliki cakupan yang lebih luas dari yang lainnya dalam sisi yg lain hubungan seperti ini dalam ilmu mantiq disebut umumun khususun min wajhin yakni; Fiqih identik dengan Syariah dalam hasil-hasil ijtihad mujtahid yg benar. Sementara pada sisi yg lain Fiqih lebih luas karena pembahasannya mencakup hasil-hasil ijtihad mujtahid yang salah sementara Syariah lebih luas dari Fiqih karena bukan hanya mencakup hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah amaliah saja tetapi juga aqidah

akhlak dan kisah-kisah umat terdahulu. Syariah seluruhnya pasti benar berbeda dengan fiqih. Syariah kekal abdi sementara fiqh seorang Imam sangat mungkin berubah.

6. Perbedaan Fiqih dan Syariah Berbeda dalam objek Syariah : objeknya meliputi bukan saja batin manusia akan tetapi juga lahiriah manusia dengan Tuhan (hablumminallah) atau Ittiqaddiyah atau ibadah, dalam syariah mencakup keseluruhan dan batin seseorang dengan dirinya sendiri juga diri sendiri dengan lahiriah sedangkan Fiqih : objeknya peraturan lahir manusia, yaitu hubungan lahir antara manusia dengan manusia sesamanya,hubungan manusia dengan mahluk lain selain manusia, misalnya dengan planet bumi, ruang angkasa, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dalam ilmu fiqih membahas bagaimana hubungan manusia yang ada diluar dirinya seperti hubungan dalam berbagai aspek berkomunikasi bergerak dan lain-lain. Berbeda dalam sumber pokok Syariah : sumber pokoknya adalah berasal dari wahyu Ilahi dan atau deduction atau kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari wahyu (deduction of wahyu), baik wahyu yang langsung dari Allah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. (Al-Quran) maupun wahyu yang tidak langsung, baik melalui insting maupun hasil ijtihad Rasulullah SAW. (Al-Hadist). Sayriah bersumber yang nyata dan sudah ada sejak lama berpatokan pada sautu yang sudah sangat pasti yang diciptkan oleh Allah sendiri seperti Alquran yang telah menjadi dasar kehidupan manusia. Fiqih : berasal dari rasio atau hasil pemikiran manusia dan kebiasaan- kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat atau hasil ciptaan manusia dalam bentuk peraturan dan undang-undang. Sumber fiqih biasanyabelum terlalu diakui kebenarannya karena masih berasal dari hasilpemikiran dengan melihat kondisi-kondisi yang terjadi dalam kehidupan manusia. Berbeda dalam sanctum (sanksi) Syariah : sanksinya adalah pembalasan Tuhan Rabbulalamin di Yaumul Mahsyar (hari akhirat kelak), tetapi kadang-kadang tidak terasa oleh manusia di dunia ini ada

hukuman Tuhan secara tidak langsung. Sanksinya berupa cobaan yang terduga dan kita tidak mengetahui itu adalah sanksi yang diberiakan tuhan kepada kita. Fiqih : sanksinya bersifat sekuler (keduniaan), dengan menunjuk sebagai pelaksana alat perlengkapan negara, seperti : polisi, jaksa,hakim dan lembaga permasyarakatan sebagai pelaksana sanksinya (hukuman)

AKHLAK
1. Pengertian Akhlak Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Akhlak yakni keadaan yang melekat pada diri seorang manusia yang melahirkan perbuatan, yang mungkin baik atau buruk. Yang termasuk ke dalam pengertian positif (baik) adalah segala tingkah laku, tabiat, watak dan perangai yang sifatnya benar, seperti disiplin, jujur, bertoleransi, bisa bekerja sama dan lain sebagainya. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan yang diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Quran dan Sunnah Rasul. 2. Upayah Meningkatkan Kualitas Akhlak Yang pertama kali dilakukan adalah: a. Meneladani sikap dan nilai-nilai Rasul SAW (Q.S. Al-Ahzab 33:21) b. Mengambil sikap sesuai Al-Quran dan Sunnah Rasulullah (konsekuensi Syahadat) Kemudian, langkah-langkah penting setelah kedua hal ini terpenuhi: a. Meningkatan kepahaman atas nilai-nilai ajaran Islam b. Meneguhkan hati dalam komitmen menyembah Allah SWT dan mengikuti RasulNya c. Menjalani hidup secara bersungguh-sungguh, yang jalannya bersesuaian dengan jalan lurus yang diajarkan Allah SWT

3. Beberapa Sikap Positif (baik) dengan Aklhak yang Baik

Disiplin merupakan sikap (kemauan) untuk taat dan hormat pada aturan yang berlaku baik itu aturan agama, etika sosial maupun tata tertib organisasi. Orang yang disiplin akan merasa bersalah jika melanggar suatu aturan. Disiplin dalam Islam erat kaitannya dengan disiplin terhadap Allah SWT, dan sesama manusia (masyarakat). Disiplin kepada Allah SWT, hendaknya dilaksanakan atas dasar ketaatan dan kecintaan kita terhadap Allah SWT. Contoh perilaku disiplin kepada Allah SWT yaitu melaksanakan perintahnya dengan sungguh-sungguh, seperti melaksanakan shalat, taat membayar zakat, dll. Sedangkan disiplin kepada sesama manusia (dalam masyarakat) erat kaitannya dengan mematuhi aturan yang telah disepakati bersama, misalnya kedisiplinan siswa di sekolah, yaitu datang ke sekolah tepat waktu, mengerjakan pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Orang yang disiplin tidak akan mengalami masalah karena orang yang disiplin tidak pernah (sangat jarang) melanggar ketentuan. Perilaku mulia yang kedua yaitu jujur. Jujur adalah sifat penting dalam Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Kejujuranberkaitan dengan berkata terus terang dan tidak mengatakan dusta. Orang yang bohong atau pendusta tidak ada nilainya dalam Islam.Bahkan bisa jadi orang pendusta ini digolongkan sebagai orang yang munafik. Orang-orang munafik tergolong orang kafir. Jika terdapat umat Islam yang pendusta, tidak jujur, tentunya ketika ia menyatakan beriman, maka imannya sangat rapuh untuk dipercaya, karena orangnya tidak amanah atau tidak dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai umat manusia untuk selalu senantiasa jujur, mengikuti sifat Rasulullah SAW sebagai suri tauladan kita. Kerja sama yang baik adalah sikap orang beriman yang saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak jegal-menjegal, tidak jatuh-menjatuhkan, tidak rugi-merugikan dan tidak saling memfitnah. Kerja sama yang baik juga mengandung arti kerja sama dalam hal kebaikan yang sama-sama dikerjakan dengan baik untuk mendapatkan kebaikan bersama (Ambar; 2012). Jika seorang muslim bisa bekerja sama terutama dalam berbuat kebajikan, tentu orang-orang tersebut akan senantiasa dimudahkan oleh Allah SWT dalam pekerjaannya. Firman Allah yang menyuruh untuk bekerja sama dalam kebajikan terdapat dalam QS AlMaidah ayat 2. Toleransi erat kaitannya dengan perbedaan. Baik itu perbedaan suku, ras, agama dan adat-istiadat. Sebagai umat muslim yang baik, Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk selalu bertoleransi kepada sesama umat manusia. Karena jika tidak, permasalahan yang disebabkan oleh dasar perbedaan tidak akan terhindarkan.

4. Beberapa prinsip dalam pendidikan Akhlak Sejalan dengan munculnya krisis akhlak dalam kehidupan umat manusia sekarang ini. Peningkatan kualitas akhlak dianggap perlu untuk dapat membentengi setiap orang dari perilaku yang tidak terpuji. Cara yang paling efektif dalam meningkatkan kulitas akhlak adalah melalui pendidikan akhlak dalam diri manusia yang harus dimulai sejak dini. Karena proses penyerapan informasi berada dalam kondisi puncak ketika manusia mengenyam pendidikan baik dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pendidikan akhlak tersebut harus menanamkan beberapa prinsip dalam hidup seorang muslim, yakni :

1. Komitmen dengan jalan hidup Islam; 2. Loyal kepada Allah SWT, Rasul-Nya dan Islam; 3. Kesungguhan dalam menjalani kehidupan; 4. Sikap toleran dan memaafkan; 5. Sikap moderat terhadap orang lain dan segala sesuatu. Dengan demikian, diharapkan tantangan yang disebabkan oleh kemajuan zaman tidak akan berpengaruh terhadap perilaku/akhlak umat muslim.

Peran Aqidah, Syariah dan Akhlak dalam Pembentukan Manusia Takwa Takwa merupakan manifestasi kepahaman seorang Muslim akan kebaikan dan keburukan serta perintah dan larangan Allah SWT Ketakwaan adalah cermin sinergi dari Aqidah, Syariah dan Akhlak, seperti yang tersirat dalam Q.S Al-Baqarah 2: 2-3, 177. Muttaqiin adalah mereka yang berhasil menyatukan seluruh pokok ajaran agama dan menyeimbangkan akal dan nafsu serta menunjukkan totalitas identitas sebagai Mukmin Tantangan zaman sukses dihadapi dengan keteguhan dalam keimanan, kesungguhan dalam kepatuhan ibadah, dan pengamalan nilai agama dengan bulat hati dan ikhlas.

BAB III PENUTUP Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulakan bahwa setiap umat manusia sangat diharuskan untuk mempercayai nilai-nilai ajaran agama Islam itu sendiri yang berdasarkan aqidah, akhlaq, dan ilmu kalam. Manusia dituntut untuk menjalankan nilainilai tersebut agar diharapkannya menjadi umat manusia yang beragama Islam sesuai ajarannya. Syariah Islam berperan sebagaimana kepercayaan manusia terhadap tuhan dan sesamanya. Nilai ini mengajarkan manusia agar berserah diri kepada penciptanya dan juga membuat hubungan baik di duniawi yaitu sesama makhluk. Segala implementasi nikai dari kerangka dasar ajaran Islam tersebut merupakan refleksi dari pengertian yang ada pada teorinya, sehingga manusia bisa lebih memahami apa makna dari kerangka dasar ajaran Islam tersebut. Islam, sebagai agama akhir yang tetap mutakhir, mempunyai sistem sendiri yang bagian-bagiannya saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah, syariah dan akhlak melahirkan berbagai aspek ajaran Islam sesuai dengan apa yang diberikan Islam kepada manusia yakni pegangan hidup atau akidah, jalan hidup atau syariah, dan sikap hidup yang mengarahkan perbuatan atau akhlak. Ketiga-tiganya saling berhubungan laksana bejana, mengatur kehidupan dan penghidupan manusia dalam semua aspek dan dimensi, baik individual maupun sosial. Ketiga-tiganya merupakan ilmu Ilahi yang bersifat abadi yang menjadi sumber ilmu Insani yang tidak abadi dalam semua disiplin ilmu. Manusia atau orang yang bertakwa adalah orang yang takur kepada Allah berdasarkan kesadaran: mengerjakan perintah-Nya, tidak melanggar larangan-Nya dan takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Akidah, Syariah dan Akhlak tentu memiliki peran yang penting dalam pembentukan manusia yang bertakwa. Karena apabila seseorang telah memiliki akidah yang kuat, menjalankan syariah agama Islam dan memiliki akhlak yang baik, maka orang tersebut tentulah orang yang menjaga diri dari kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbauatan yang tidak diridhai Allah dan bertanggung jawab atas sikap, tingkah laku dan perbuatannya, sesuai dengan kriteria orang yang bertakwa.

DAFTAR ISI http://www.scribd.com/doc/40374260/Kerangka-Dasar-Agama-Dan-Ajaran-Islam http://www.scribd.com/doc/74146448/Kerangka-Dasar-Ajaran-Islam http://xandereusebio.blogspot.com/2010/10/pengertian-ilmu-fiqh.html http://web.syarif.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57:kerangka-dasarislam&catid=29:religi&Itemid=37 PPT tugas persentase sebelmnya dikelas http://kumpulancontohmakalah.blogspot.com/2009/11/akidah-dan-peranya-dalam-agamaislam.html http://dighaalraizha.blogspot.com/2010/12/sistem-akidah-islam.html Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H. dalam buku Pendidikan Agama Islam dengan subpokok bahasan Penerapan dan Tantangan Akhlak serta Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak

MAKALAH MPK AGAMA ISLAM KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM (AKIDAH, SYARIAH, DAN AKHLAK)

OLEH WINDIYANI (1206206575 ) ATIYANTI HUSNASARI (1206266984 ) SYAFIURRUSYDI ( 1206214305 ) MAURID RIZKY (1206267261 ) RENNO PRAWIRA ( 12062 )

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai