OLEH
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akidah
2. Apa yang dimaksud dengan akhlak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud denga akidah
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akidah
Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-
Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,
kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan)
dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan)
dan al-jazmu (penetapan).
“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata
tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan”
(ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah). Allah Ta’ala
berfirman, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpah yang kamu sengaja …” (Al-Maa-idah : 89).
Secara Terminologi
Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan
fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan
dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
Secara Etimologi
Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa
yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan
hati dan pembenaran terhadap sesuatu.
Secara Syara’
Yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasulnya, dan
kepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik maupun yang buruk (rukun
iman). Dalilnya adalah
B. Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat,
perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat
yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan
senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang
manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya
suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau
kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu
Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul
dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
Definisi Akhlak Menurut Ulama / Ahli
1. Al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali, pengertian akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa seorang manusia yang dari sifat tersebut akan timbul suatu
perbuatan yang mudah atau gampang dilakukan tanpa perlu adanya pemikiran
dan pertimbangan lagi.
2. Muslim Nurdin
Sedangkan menurut Muslim Nurdin, dkk, akhlak adalah sebuah sistem nilai yang
dapat mengatur tindakan serta pola dan sikap manusia yang ada di muka bumi.
Pengertian akhlak sendiri dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu :
1. Menurut sudut pandang Suluq Azzahariah, akhlak adalah suatu cara pandang
yang memperlihatkan hal-hal yang tampak dari dalam diri seseorang, seperti
contohnya dalam bertutur kata, bertingkah laku, dan watak.
2. Sedangkan menurut sudut pandang Bataniah, akhlak merupakan suatu ilmu
yang membahas berbagai masalah yang dihadapi manusia terkait dengan hal-
hal kejiwaan.
Golongan Akhlak
Akhlak dalam Islam dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Akhlak Terpuji Atau Akhlaqul Karimah
Akhlak terpuji sudah seharusnya dipunyai oleh seorang muslim. Contoh akhlak
terpuji yang seharusnya dipunyai adalah kesopanan, jujur, dermawan, rendah hati,
tutur katanya lembut, santun, rela berkorban, sabar, adil, tawakal, bijaksana, dan lain
sebagainya. Seseorang yang mempunyai akhlak terpuji atau akhlaqul karimah
biasanya akan selalu menjaga sikap dan tutur katanya kepada orang lain karena selalu
merasa dirinya diawasi oleh Allah SWT.
2. Akhlak Tercela Atau Akhlaqul Mazmumah
Akhlak tercela atau akhlaqul mazmumah sudah seharusnya dijauhi oleh umat muslim
karena dapat mendatangkan mudharat bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
contoh akhlak tercela diantaranya adalah dusta atau berbohong, iri, dengki, sombong,
ujub, fitnah, tamak, takabur, hasad, aniaya, ghibah, dan lain sebagainya.
Akhlak tercela atau akhlak mazmumah ini sangat dibenci oleh Allah SWt dan tidak
jarang bagi orang yang mempunyai akhlak ini akan dijauhi dan tidak disukai oleh
masyarakat sekitar. Seorang muslin yang mempunyai dan memelihara akhlak tercela
dalam dirinya akan menimbulkan penyakit hati dan dosa besar bagi dirinya sendiri.
Keutamaan Akhlak
Beberapa keutamaan mempunyai akhlak yang terpuji atau akhlaqul karimah
diantaranya adalah :
1. Berat Timbangannya Di Akhirat
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa orang yang mempunyai akhlak
terpuji akan mempunyai timbangan yang berat di hari akhir kelak dimana
semua amal manusia akan dihisab. Tidak ada sesuatu yang diletakkan
pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia,
dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia ini dapat mencapai derajat
orang yang berpuasa dan shalat.
2. Dicintai Rasulallah
Rasulullah SAW diutus kedunia tidak lain adalah untuk menyempurnakan
akhlak manusia, maka dari itu Rasulullah akan mencintai manusia yang
berakhlak baik. Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan
yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling
mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yang paling
jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh
dalam berbicara, dan sombong.
3. Mempunyai Kedudukan Yang Tinggi
Seseorang yang mempunyai akhlak terpuji dan budi pekerti yang baik akan
mempunyai kedudukan yang tinggi di akhirat kelak sebagaimana
disebutkan dalam HR Ibnu Majah dan Ath-Tabrani.
4. Dijamin rumah di Surga
Mempunyai akhlak yang mulia sangatlah penting bagi seorang muslim.
Keutamaan mempunyai akhlak yang mulia sangat besar, salah satunya
adalah adanya jaminan imbalan sebuah rumah di Surga bagi kaum muslim
yang berakhlak mulia sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang intinya
bahwa akan dibuatkan rumah di tepi surga bagi orang yang meninggalkan
debat walaupun orang tersebut benar, akan dibuatkan rumah di tengah
surga bagi orang yang tidak suka berbohong meskipun hanya bercanda
serta rumah di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia.
Ruang Lingkup Akhlak
Menurut seorang ahli bernama Muhammad Abdullah Daras, setidaknya ada 5 macam
ruang lingkup dalam pembahasan tentang akhlak, yaitu :
1. Akhlak Pribadi (Al-Ahklak Al Fardiyah), yang terdiri atas :
1. Ahklak yang diperintahkan.
2. Akhlak yang dilarang.
3. Akhlak yang dibolehkan.
4. Akhlak yang ada dalam suatu keadaan darurat
2. Akhlak Berkeluarga (Al-Akhlak Al Usrawiyah), terdiri atas :
1. adanya kewajiban timbal balik antara anak dengan orangtua.
2. adanya kewajiban suami terhadap seorang istri, begitu pun sebaliknya.
3. adanya kewajiban terhadap kerabat.
3. Akhlak Bermasyarakat atau disebut sebagai Al-Akhlaq Al Ijtimaiyah, yang
terdiri atas :
1. Akhlak yang dilarang.
2. Akhlak yang diperintahkan.
3. Beberapa kaidah tentang adab.
4. Akhlak Bernegara atau disebut sebagai Akhlak ad-Daulah), terdiri atas :
1. Adanya suatu hubungan antara rakyat dengan pemimpinnya.
2. Adanya hubungan dalam hal luar negeri.
5. Akhlak dalam beragama, yaitu berbagai macam kewajiban kepada Allah
SWT.
Sedangkan menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu :
1. Akhlak terhadap Tuhan YME, yaitu Allah SWT.
2. Akhlak terhadap junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
3. Akhlak terhadap pribadi atau diri sendiri.
4. Akhlak dalam sebuah keluarga, dan
5. Akhlak dalam bermasyarakat.
Tujuan Akhlak
Ilmu akhlak diadakan di dunia bukan tanpa tujuan. Adapun dua tujuan utama
dari ilmu akhlak adalah :
1. Menyempurnakan Perilaku Manusia
Dalam ilmu akhlak akan dipaparkan mengenai hal-hal yang baik dan buruk agar
memberi pemahaman bagi manusia dalam bertingkah laku agar tidak salah
mengambil langkah yang nantinya akan merugikan diri sendiri maupun orang lain
dalam masyarakat.
2. Mencapai Tujuan Hidup Ideal
Setelah memahami mengenai konsep baik dan buruk, tentunya secara naluriah kita
akan berusaha untuk meninggalkan keburukan dan selalu berusaha menuju
kebaikan. Melalui ilmu akhlak, maka jalan yang seharusnya ditempuh dengan
begitu rumit akan menjadi nyaman dan terasa penuh kedamaian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth
(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq
(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-
tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga
mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan
kata tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu”
(mengikatnya), ” ‘Aqdan” (ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan
menikah). Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja …” (Al-
Maa-idah : 89).
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti
tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya,
akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa
mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan.
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri
seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah
tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.