“PENDIDIKAN AGAMA”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama yang diampuh oleh Bapak
Abu Bakar Shiddiq, M.S.I.
Disusun Oleh :
Muhamad Farhan Agustian (207001516035)
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian iman.
Menusia yang hidup ini senantiasa ingin tahu, dan lagi harus tahu, bagaimana kepercayaan
yang harus diyakininya dan bagaimana pula kewajiban kewajiban yang harys di kerjakan.
Untuk itu orang harud mengetahui dan mempercayai pokok-pokok sebagai orang islam.
Kepercayaan itu harus kuat dan benar sehingga dapat mendiring jiwa raga kearah perbuatan
perbuatan yang diwajibkan dan dapat menjauhkan diri dari segala yang terlarang .
kepercayaan yang teguh itu, IMAN namanya. orang yang percaya di sebut MU’MIN; dan
kalau banyak di sebut MU’MININ. Pokok-pokok kepercayaan itu di sebut ‘rukun iman’ dan
pokok kewajiban itu disebut‘ rukun Islam’.
Perkataan rukun itu berasal dari bahasa Arab, yang artinya: Tiang atau sendi.
Rukun Iman Yang Enam
1. Iman Kepada Allah
Iman adalah keyakinan adapun iman kepada Allah adalah yang paling pokok dan mendasari
seluruh ajaran islam, dan ia harus di yakinkan dengan ilmu yang pasti seperti ilmu yang
terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha illallah” . ialah yang menjadi awal, inti dan akhir
dari seluruh seruan islam sebagaimana wasiat Rasulullah Saw kepada sahabat Mu’ad. Ketika
beliau mengutus sahabat tersebut ke negri Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi
suatu kaum dari Ahli Kitab, maka hendaklah engkau mengawali da’wahmukepada mereka
“penyaksian bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.” Kemudian jika mereka telah taat k
padamu, mak ajarkan lagi kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atasnya shalat lima
waktu. Surat al ikhlas 1-2
2. Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah masalah aqidah yang kedua sesudah iman kepada allah SWT.
Pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata mata berdasarkan quran dan keterangan
ketarangan nabi. Para malaikat termasuk persoalan alam ghaib tidak bersifat materill. Kita
wajib beriman kepada para malaikat oleh karena alquran dan nabi memerintahkannya
sebagaimana wajibnya beriman kepada allah dan para nabinya
3. Iman Kepada Para Rasul
Dalam analisa yang lalu telah di uraikan tentang iman kepada malaikat, mereka sebagai
makhluk tertinggi menjadi jalan raya turunnya wahyu yang agung kepada para rasul dimana
para rasul itulah sebagai duta duta allah untuk manusia. Para rasul berkewajiban
menyampaikan risalah dan wahyu yang diterimanya itu kepada manusia. Karena itulah iman
kepada para rasul berarti mempercayai bahwa allah telah memilih diantara manusia menjadi
utusan utusannya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai hamba hamba allah dengan
wahyu yang diterimanya dari allah. Untuk memmpin manusia kejalan yang lurus dan untuk
4. Iman kepada kita bullah
Tuhan allah menurunkan wahyu berisi petunjuk-petunjuk suci kepada para utusannya.
Petunjuk itu kemudian dihimpun menjadi kitab suci yang di anmakan kitab kitab allah.
Kitab kitab allah yang wajib kita percayai ada empat:
1. Kitab taurat : yang diturunkan kepada nabi musa as. Berisi hukum hukum syariah dan
kepercayan yang benar.
2. Kitab zabur : yang diturunkan kepaada nabi daud as. Berisi doa doa, dzikir, nasehat,
dan hikmah
3. Kitab injil : yang diturunkan kepada nabi isa as. Berisi seruan kepada manusia agar
bertauhid kepada allah menghapus dari sebagian dari hukum hukum yang terdapat dalam
kitb kitab taurat yang sudah tidak sesuai dengan zamannya
4. Kitab al quran yang diturunkan kepada nabi muhammad saw berisi syariat yang
menghapus sebagian isi kitab kitab yang terdahulu yang sudah tidak sesuai dengan zamannya
dan juga melengkapinya dengan hal hal yang sesuai dengan zamannya.
5. Iman kepada hari akhir
Kita wajib percaya kepada datangnya hari kemudian. Sebagaimana yang difirmankan oleh
allah di dalam al quran. Diterangkan bahwa pada hari akhir zaman akan datang suatu hari
yang semua makhluk yang ada akan menjadi rusak binasa itu lah hari kiamat namanya.
Sesudah itu akan di bangkitkan semua manusia dari kuburnya dengan isyarat puput ( sangka
kala ) yang ditiup oleh malaikat. Kemudian di periksalah semua amal masing masing untuk
dihitung atau ditimbang ( dihisab ) dan akhirnya diberi balasan bagi yang amal kebaikannya
di dunia lebih banyak dari pada amal kejahatannya dan di beri siksa yang amal jahatnya di
dunia lebih banyak dari pada amal kebaikannya balasan itu berupa surga dan neraka.
6. Qodha dan qodhar
Qadha’ artinya keputusan perbuatan ( pelaksanaan ) sedangkan qadhar artinya hinggaan.
Sebagian ulama menamakan taqdir itu qadha’: dan qadha’ itu taqdir atau qadarjadi segala
sesuatu terjadi dengan qudrat dan iradatnya yang sesuai dengan qadha dan qadarnya. Maka
dalam hakekatnya kata “ kebetulan” itu tidak ada.
Dari pada itu tuhan allah telah memberi petunjuk kepada manusia sebagai mana carana dan
seharusnya manusia berbuat sesuatu untuk mencapai kemajuan, kemulyaan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat atau untuk menuju sesuatu cita cita yang baik. Qadha dan qadhar adalah
hak tuhan allah sendiri sedang kita tidak mengetahuinya. Berusaha, beriktiar, dan berdoa
adalah kewajiban kita dengan keyakinan bahwa tuhan tidak akan menyia-nyiakan atau
menganiaya kita.
Macam Macam Dalil
Untuk menentukan sesuatu itu benar boleh dipercaya,perlu ada bukti-bukti dan dalil-dalil
yang sah, yang dapat menegakkan keyakinan dan membarantas was-was atau keraguan.
Menagingat akan bertingkat tingkatnya jalan fikiran manusia dari segala lapisan, maka dalil-
dalil itu dapat bersusun bertingkat tingkat pula sesuai dengan kesediaan akal fikiran yag
hendak menerimanya, maka dari pada itu apa yang akan kita pakai sebagai dasar-dasar dalil
tadi, dapalil itu ada dua macam :
a. Dalil naqly (نقلىdalil salinan ) Artinya :
Dalil yang diambil/ disalin dari tulisan yang telah ada terlebih dahulu
b. Dalil ‘Aqly (عقليdalil fikiran ) Artinya :
Dalil yang diambil dari akal pertimbangan akal fikira manusia.
Dengan demikian pulalah dalil-dalil yang kita pakai dalm membahas atau membicarkan soal-
soal dalam macam dalil ini. Ada dua macam :
a. Dalil Naqly ialah tanda bukti yang telah tertera di dalam Al-Qur’an dan hadist yang
mutawatir
b. Dalil Aqly ialah dalil dari pertimbangan fikiran yang sehat ( objektif ) yang tidak ada
hubungannya dan tidak dipengruhi oleh keinginan atau kebencian.
Hadis Pertama:
Nabi saw. bersabda, “Iman adalah mengetahui dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan .” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dan imam At-Thabrani
dari sahabat Ali bin Abi Thalib dengan sanad yang dhaif.
Hadis Kedua:
.} وثَ َم َرتُه ال ِع ْل ُم، َو ِزينَتُهُ ال َحيَا ُء،ان َولِبَا ُسهُ التَّ ْق َوى
ٌ َ {اإليمانُ عُرْ ي:وقال صلى هللا عليه وسلم
Nabi saw. bersabda, “Iman itu telanjang (yakni bebas dari dosa-dosa), pakaiannya adalah
taqwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu (yang diamalkan).” Hadis ini
diriwayatkan oleh imam Al-Hakim dalam Tarikh Naisabur dari Abu Darda’ dengan sanad
yang dhaif.
Hadis Ketiga:
Nabi saw. bersabda, “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah pada dirinya.”
Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dan imam Ahmad bin Hanbal dari shahabat
Anas bin Malik dengan sanad yang hasan. Imam Nawawi Al-Bantani di dalam kitab Tanqihul
Qaul Al-Hatsits menjelaskan bahwa maksud tidak ada iman adalah tidak sempurna iman
seseorang yang tidak mampu menjaga diri dan hartanya yang telah diamanatkan oleh Allah
swt. kepadanya.
Hadis Keempat:
.} {ال يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ أل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه:وقال صلى هللا عليه وسلم
Nabi saw. bersabda, “Salah satu dari kalian tidak beriman sampai ia mencintai sudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Al-
Bukhari, imam Muslim, imam At-Tirmidzi, imam An-Nasa’i, dan imam Ibnu Majah dari
shahabat Anas bin Malik dengan sanad yang shahih. Imam Nawawi di dalam Syarah Al-
Arba’in sebagaimana dikutip oleh imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tanqihul Qaul
menjelaskan bahwa saudara di dalam konteks hadis tersebut adalah bersifat umum, baik
mencakup orang non muslim maupun muslim. Sehingga hadis tersebut diartikan bahwa
(sempurnanya iman seseorang) ketika ia mencintai saudaranya yang non muslim sama seperti
ia mencintai dirinya sendiri (dengan mendoakan) agar ia masuk Islam sama seperti cintanya
kepada sesama saudara muslimnya (dengan mendoakan agar ia) istiqamah dalam
keislamannya. Dengan demikian mendoakan seorang non muslim agar mendapat hidayah
adalah disunnahkan.
Hadis Kelima:
َّ َوالَ يَ ْف ُس ُد اإليمانُ إال، وال يَتِ ُّم اإليمانُ إالَّ بِتَ َم ِام الفَ َراِئض َوال ُّسن َِن،ص ْد ِر ال ُمْؤ ِم ِنَ {اإليمانُ في:وقال صلى هللا عليه وسلم
.}ُت لَهُ ال َجنَّة ْ َض َو َجب َ ِضةً بِ َغي ِْر ُجحُو ٍد عُوق
َ َو َم ْن أتَ َّم الفَ َراِئ،ب َعلَيْها َ ص فَ ِري
َ َ فَ َم ْن نَق،ض َوال ُّسنَ ِن
ِ بِ ُجحُو ِد الفَ َراِئ
Nabi saw. bersabda, “Iman itu di dalam dada seorang mukmin, tidaklah sempurna iman
kecuali dengan kesempurnaan fardhu-fardhu dan sunnah-sunnahnya, tidaklah rusak iman
kecuali dengan ingkarnya terhadap hal-hal yang difardhukan dan disunnahkan. Siapa yang
berkurang fardhunya dengan tanpa pengingkaran, maka ia disiksa atasnya, dan siapa yang
sempurna fardhu-fardhunya maka surga wajib baginya.” Imam Nawawi Al-Bantani
menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan hal-hal yang telah difardhukan dengan disertai
pengingakaran atas kefardhuannya, maka dia telah kafir. Dan orang yang telah mengerjakan
dan menyempurnakan hal-hal kefardhuan ditambah dengan kesunnahan-kesunnahan maka ia
pun akan mendapatkan derajat yang lebih di surga. Hanya saja, Imam Nawawi tidak
memberikan keterangan hadis tersebut berada di kitab apa dan siapa periwayatnya seperti
penjelasannya terhadap hadis-hadis lainnya. Penulis pun belum menemukan letak dan
periwayat hadis tersebut selain di kitab Lubabul Hadis karya imam As-Suyuthi ini. Wa
Allahu a’lam.
- Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap
muslim hendaknya menjaga perdamaian.
- Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri pada
Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
- Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim
yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
- Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan.
Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan
senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat 3, yang
artinya:
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:
"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."
foto: freepik.com
Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal
sebagai hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang
dan menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan meminta
penjelasan pada Rasulullah, sebagai berikut:
"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya
tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami
yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke
lutut Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah
jika engkau mampu melaksanakannya." (HR. Muslim)
Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang Islam
menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut:
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik
serta para pelakunya.
- Hasan Al Basri:
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.
Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
- Gaffar Ismail:
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan dari
pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan,
bangunan budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua
(akhirat).
Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.
Hadits-Hadits Tentang Kesempurnaan Islam Hadits Pertama:
Hadits Kedua:
َاح ْي ِه ِإالَّ ِع ْن َدنَا ِم ْنهُ ِع ْل ٌم َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َما
َ طاِئ ٌر يَ ِط ْي ُر بِ َجن ِ ع َْن َأبِى َذ ٍّر َر
َ َض َي هللاُ َع ْنهُ ق
َ ِ تَ َر َكنَا َرسُو ُل هللا:ال
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung pun yang terbang dengan
kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmunya.”[2] Perkataan Abu Dzarr Radhiyallahu
anhu di atas diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (Musnad Imam Ahmad V/153, 162).
Pengertian Sholat
(Pexels)
Dalam buku berjudul “Misteri Kedua Belah Tangan dalam Salat, Zikir, dan Doa” karya Dr
KH Badruddin Hasyim Subky, M HI, kata sholat sebetulnya berasal dari shalla
sholattun yang berarti wa aqimussholata da’aa’. Jika diuraikan, kata shalla berarti doa,
sedangkan kata shollatun artinya adalah mendirikan sholat. Namun jika kata shalla digabung
lalu dibaca menjadi shalallahu ‘alaih, maka kata ini dapat diartikan sebagai doa semoga
Allah SWT memberikan rahmat atau keberkahan kepada hambaNya.
Secara ringkasnya, kata sholat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Dan, doa
adalah sebuah permohonan umat kepada Yang Kuasa. Dalam buku “Shalat: Hikmah Falsafah
dan Urgensinya” karya Abdul Aziz Salim Basyarahil, pengertian sholat adalah suatu ibadah
yang meliputi peragaan tubuh khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam atau
taslim.
Dengan menjalankan sholat, seorang umat muslim bisa dibilang menjalankan semua ibadah.
Sebab, dalam gerakan dan bacaan sholat, umat muslim turut berzikir, tilawah, berdiri,
bertasbih, bersujud, berdoa, dan bertakbir kepada Allah SWT. Maka demikian, sholat bisa
dibilang sebagai ibadah yang komplet.
Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Dalam surah An-Nisa ayat 103 Allah SWT juga berfirman:
ََت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِين
ْ صاَل ةَ َكان َّ اط َمْأنَ ْنتُ ْم فََأقِي ُموا ال
َّ صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال ْ صاَل ةَ فَ ْاذ ُكرُوا هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُك ْم ۚ فَِإ َذا
َّ ض ْيتُ ُم ال
َ َفَِإ َذا ق
ِكتَابًا َموْ قُوتًا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan pahala bagi umat-Nya yang menjalankan sholat.
Dalam surah Hud ayat 114, Allah SWT berfirman:
ٰ
َ ِت ۚ ٰ َذل
َك ِذ ْك َر ٰى لِل َّذ ِك ِرين ِ َار َو ُزلَفًا ِّمنَ ٱلَّ ْي ِل ۚ ِإ َّن ْٱل َح َس ٰن
ِ ت ي ُْذ ِه ْبنَ ٱل َّسيِّـَٔا َّ َوَأقِ ِم ٱل
ِ َصلَ ٰوةَ طَ َرفَ ِى ٱلنَّه
Artinya “Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
Sebagai tambahan, agaknya Pins juga perlu mengetahui dalil mengenai sholat. Dalam hadis
shalil dari riwayat Abi Hurairah RA, beliau berkata:
“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian, kalau ada sungai di depan
pintu di mana kalian mandi lima kali sehari, apakah Anda mengatakan bahwa kotoran di
badannya masih ada?” Mereka menjawab: “”Tidak, tidak tersisa apapun dari kotoran. Beliau
berkata, “Seperti itulah sholat yang lima. Allah SWT menghapus dengan segala dosa.”
Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman." (QS. An Nisa: 103)
Ketentuan mengenai sholat lima waktu memang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al
Quran. Namun, berdasarkan ayat di atas, kewajiban sholat telah ditentukan waktunya sendiri.
Adapun, detail waktu pelaksanaan sholat dijelaskan dalam hadits yang bersumber dari
Rasulullah SAW.
Dirangkum dari berita hikmah detikcom, sebab turunnya kewajiban sholat lima waktu
bermula ketika nabi Muhammad SAW melakukan Isra Mi'raj, sebuah perjalanan suci sehari
semalam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha.
Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian nabi Muhammad SAW.
Beliau kemudian menerima perintah untuk mengerjakan sholat wajib 5 kali dalam sehari
semalam atau sebanyak 17 rakaat.
ِ َصا الَّ ِذيْ ٰب َر ْكنَا َحوْ لَهٗ لِنُ ِريَهٗ ِم ْن ٰا ٰيتِن َۗا اِنَّهٗ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْالب
ص ْي ُر َ ُسب ْٰحنَ الَّ ِذيْٓ اَس ْٰرى بِ َع ْب ِد ٖه لَ ْياًل ِّمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َمس ِْج ِد ااْل َ ْق
Baca juga:
Keutamaan Sholat Lima Waktu dalam Ajaran Islam dan Dalilnya
Sebelum menerima perintah untuk mengerjakan sholat lima waktu dalam sehari, dikisahkan
bahwa Rasulullah sempat diperintahkan untuk mengerjakan sholat sebanyak 50 sholat dalam
sehari semalam. Dalam perjalannya menuju Sidratul Muntaha, Rasulullah bertemu dengan
beberapa nabi. Antara lain nabi Adam AS di langit pertama, nabi Isa AS dan nabi Yahya AS
di langit kedua, nabi Yusuf AS di langit ketiga, nabi Idris AS di langit keempat, nabi Harun
AS di langit kelima, nabi Musa AS di langit keenam, dan nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.
Setelah bertemu dan berdialog dengan para nabi di setiap lapisan langitnya, akhirnya Allah
SWT memberikan keringanan sholat menjadi 5 sholat sehari semalam. Peristiwa ini
dijelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
Artinya: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
(QS. Al-Isra: 78).
Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat." (QS Hud: 114).
Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman." (QS. An Nisa: 103)
Artinya: "Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang
rukuk." (QS. Al Baqarah: 43)
Artinya: "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (QS. Al Baqarah: 45)
Artinya: "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqarah: 110)
7. Surat Ar Rum Ayat 17-18
ْ ُض َوع َِشيًّا َّو ِح ْينَ ت هّٰللا
١٨ - َظ ِهرُوْ ن ِ َولَهُ ْال َح ْم ُد فِى السَّمٰ ٰو١٧ - َفَ ُسب ْٰحنَ ِ ِح ْينَ تُ ْمسُوْ نَ َو ِح ْينَ تُصْ بِحُوْ ن
ِ ْت َوااْل َر
Artinya: "Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu
subuh), dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu
zuhur (tengah hari)." (QS. Ar-Rum: 17-18)
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (QS. Az Zariyat: 56)
Artinya: "maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik
Penolong." (QS. Al Hajj: 78)
Artinya: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al Bayyinah:
5)
Sahabat hikmah, itulah dalil perintah sholat dalam Al Quran, termasuk dalil kewajiban sholat
lima waktu. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sholat lima waktu akan menjadi juru
selamat kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah bersabda:
ْ َِت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف
ٌ ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر َوالَ بُرْ ه
َان َوالَ ن ََجاةٌ َو َكانَ يَوْ َم ْ َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان
ُأ
ٍ َالقِيَا َم ِة َم َع قَارُونَ َوفِرْ عَوْ نَ َوهَا َمانَ َو بَ ِّى ب ِْن خَ ل
ف ْ
Artinya: "Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan
pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,
dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir'aun,
Haman, dan Ubay bin Kholaf." (HR. Ahmad)
Pengertian Syukur
Kata syukur berasal dari Bahasa Arab syakara, yaskura, syukron yang berarti berterima
kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah Swt atas karunia yang
dianugerahkan Allah Swt.
Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat
kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt serta beramar makruf nahi
munkar.
Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 17, sebagai berikut:
هّٰللا هّٰللا هّٰللا
ق ْ
َ الرِّز ِ اِنَّ َما تَ ْعبُ ُدوْ نَ ِم ْن ُدوْ ِن ِ اَوْ ثَانًا َّوت َْخلُقُوْ نَ اِ ْف ًكا ۗاِ َّن الَّ ِذ ْينَ تَ ْعبُ ُدوْ َـن ِم ْن ُدوْ ِن ِ اَل يَ ْملِ ُكوْ نَ لَ ُك ْم ِر ْزقًا فَا ْبتَ ُغوْ ا ِع ْن َد
ََوا ْعبُ ُدوْ هُ َوا ْش ُكرُوْ ا لَهٗ ۗاِلَ ْي ِه تُرْ َجعُوْ ن
Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu
membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan
rezki kepadamu: Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah
kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut (29):17)
Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 152, sebagai berikut:
فَ ْاذ ُكرُوْ نِ ْٓي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِن
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-
Baqarah (2):152)
Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah An-Nahl ayat 114, sebagai berikut:
َطيِّب ًۖا وَّا ْش ُكرُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن
َ فَ ُكلُوْ ا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu: dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(QS. An-Nahl (16):114)
Contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani. Adapun ciri-
ciri perilaku syukur antara lain:
Bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah Swt dengan mengucapkan lafadz “hamdalah”.
Bersyukur dengan badan atau dengan perbuatan, yakni bersikap selalu taat kepada
perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-Nya.
Bersyukur dengan hati, yaitu mengosongkan hati di hadapan Allah Swt dengan cara
konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan kebesaran Allah Swt.
Untuk membiasakan diri bersyukur atas nikmat yang kita terima dari Allah Swt maka
hendaknya kita melakukan hal-hal berikut, antara lain:
Ketika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah kita harus menerimanya dengan
ikhlas dan jangan merasa kurang.
Memanfaatkan apa yang kita terima untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk
memenuhi keinginan.
Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bila mendapatkan nikmat-Nya.
Semua yang kita punya adalah milik Allah, yang harus disampaikan kepada yang
lebih berhak.
Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita pandai bersyukur atas nikmat Allah
Swt. adalah:
1. Syukur adalah ibadah, seperti yang di firmankan oleh Allah dalam Surat Al Baqoroh
Ayat 152, yang berbunyi:
يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا هلل إن كنتم إياه تعبدون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya
kamu menyembah” [QS. Al Baqarah: 172].
Bisa di ambil kesimpulan, bersukur di atas adalah perintah, dan menjalankannya adalah suatu
ibadah yang akan mendatangkan pahala.
2. Bersyukur merupakan salah satu ciri orang beriman, sebagaimana hadist riwayat
muslim di atas, bahwa seorang mukmin sejati akan bersyukur jika mendapatkan nikmat dan
akan bersabar jika mendapatkan musibah, baca juga bahasan hadits tentang sabar, agar
nyambung antara hadits tentang bersyukur dan bersabar.
Artinya: “Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak
ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian”
[QS. Az-Zumar: 7].
4. Bersyukur akan menghindarkan dari adzab Allah, Hal ini sebagaimana dalam
firmannya dalam Al Quran Surat An Nisa Ayat 147 yang berbunyi:
Artinya: “Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan
sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” [QS. An-Nisa: 147].