Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“PENDIDIKAN AGAMA”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama yang diampuh oleh Bapak
Abu Bakar Shiddiq, M.S.I.

Disusun Oleh :
Muhamad Farhan Agustian (207001516035)

FAKULTAS TEKNIK & SAINS


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kita sebagai manusia menginginkan kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia. Dalam
mencapai keinginan tersebut kita pasti memerlukan tuntunan dalam menjalankan kehidupan
yang tentram lagi bahagia yaitu adalah agama yang lurus yang mengajarkan kebaikan serta
yang menghargai,menghormati dan menyayangi kepada sesamanya. Dengan agama yang
lurus kita akan lebih terarah dan lebih menjadi baik karna kita senantiasa di tuntut untuk
menjadi suatu sebuah kepribadian yang lebih baik. Dalam mempelajari agama yang lurus
agar kita dapat memahaminya dengan baik serta dapat melakuakannya dengan perbuatan di
keseharian maka kita membutuhkan suatu keyakinankarna kita meyakini sesuatu hal yang
ghoib. Dalam hal tersebut mendorong kita untuk selalu berbuat baik kepada setiap orang.
Dalam sebuah agama islam kita patut untuk mengenal konsep iman dan ihsan. Kedududkan
ihsan dalam menjalani kehidupan ini sangatlah penting. Karna kadang kala kita sebagai
seorang mulim sudah di berikan tuntunan masih saja melakukan hal hal yang kurang baik
( jelek ).ini karna tingkat ke imanan seorang muslim masih kurang stabil walaupun
sebenarnya kita sudah mengetahui dengan baik bahwasannya ihsan merupakan realisasi dari
iman .
Oleh karna itu kita sebagai umat islam kita harus mengtahui bagaimana kaitan antara iman,
islam dan ihsan. Karna dari ketiga konsep tersebutlah merupkan sebuah kunciuntuk
mencapai suatu kehidupan yang tenang, tentram serta bagia.

BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian iman.
Menusia yang hidup ini senantiasa ingin tahu, dan lagi harus tahu, bagaimana kepercayaan
yang harus diyakininya dan bagaimana pula kewajiban kewajiban yang harys di kerjakan.
Untuk itu orang harud mengetahui dan mempercayai pokok-pokok sebagai orang islam.
Kepercayaan itu harus kuat dan benar sehingga dapat mendiring jiwa raga kearah perbuatan
perbuatan yang diwajibkan dan dapat menjauhkan diri dari segala yang terlarang .
kepercayaan yang teguh itu, IMAN namanya. orang yang percaya di sebut MU’MIN; dan
kalau banyak di sebut MU’MININ. Pokok-pokok kepercayaan itu di sebut ‘rukun iman’ dan
pokok kewajiban itu disebut‘ rukun Islam’.
Perkataan rukun itu berasal dari bahasa Arab, yang artinya: Tiang atau sendi.
Rukun Iman Yang Enam
1. Iman Kepada Allah
Iman adalah keyakinan adapun iman kepada Allah adalah yang paling pokok dan mendasari
seluruh ajaran islam, dan ia harus di yakinkan dengan ilmu yang pasti seperti ilmu yang
terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha illallah” . ialah yang menjadi awal, inti dan akhir
dari seluruh seruan islam sebagaimana wasiat Rasulullah Saw kepada sahabat Mu’ad. Ketika
beliau mengutus sahabat tersebut ke negri Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi
suatu kaum dari Ahli Kitab, maka hendaklah engkau mengawali da’wahmukepada mereka
“penyaksian bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.” Kemudian jika mereka telah taat k
padamu, mak ajarkan lagi kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atasnya shalat lima
waktu. Surat al ikhlas 1-2
2. Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah masalah aqidah yang kedua sesudah iman kepada allah SWT.
Pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata mata berdasarkan quran dan keterangan
ketarangan nabi. Para malaikat termasuk persoalan alam ghaib tidak bersifat materill. Kita
wajib beriman kepada para malaikat oleh karena alquran dan nabi memerintahkannya
sebagaimana wajibnya beriman kepada allah dan para nabinya
3. Iman Kepada Para Rasul
Dalam analisa yang lalu telah di uraikan tentang iman kepada malaikat, mereka sebagai
makhluk tertinggi menjadi jalan raya turunnya wahyu yang agung kepada para rasul dimana
para rasul itulah sebagai duta duta allah untuk manusia. Para rasul berkewajiban
menyampaikan risalah dan wahyu yang diterimanya itu kepada manusia. Karena itulah iman
kepada para rasul berarti mempercayai bahwa allah telah memilih diantara manusia menjadi
utusan utusannya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai hamba hamba allah dengan
wahyu yang diterimanya dari allah. Untuk memmpin manusia kejalan yang lurus dan untuk
4. Iman kepada kita bullah
Tuhan allah menurunkan wahyu berisi petunjuk-petunjuk suci kepada para utusannya.
Petunjuk itu kemudian dihimpun menjadi kitab suci yang di anmakan kitab kitab allah.
Kitab kitab allah yang wajib kita percayai ada empat:
1. Kitab taurat : yang diturunkan kepada nabi musa as. Berisi hukum hukum syariah dan
kepercayan yang benar.
2. Kitab zabur : yang diturunkan kepaada nabi daud as. Berisi doa doa, dzikir, nasehat,
dan hikmah
3. Kitab injil : yang diturunkan kepada nabi isa as. Berisi seruan kepada manusia agar
bertauhid kepada allah menghapus dari sebagian dari hukum hukum yang terdapat dalam
kitb kitab taurat yang sudah tidak sesuai dengan zamannya
4. Kitab al quran yang diturunkan kepada nabi muhammad saw berisi syariat yang
menghapus sebagian isi kitab kitab yang terdahulu yang sudah tidak sesuai dengan zamannya
dan juga melengkapinya dengan hal hal yang sesuai dengan zamannya.
5. Iman kepada hari akhir
Kita wajib percaya kepada datangnya hari kemudian. Sebagaimana yang difirmankan oleh
allah di dalam al quran. Diterangkan bahwa pada hari akhir zaman akan datang suatu hari
yang semua makhluk yang ada akan menjadi rusak binasa itu lah hari kiamat namanya.
Sesudah itu akan di bangkitkan semua manusia dari kuburnya dengan isyarat puput ( sangka
kala ) yang ditiup oleh malaikat. Kemudian di periksalah semua amal masing masing untuk
dihitung atau ditimbang ( dihisab ) dan akhirnya diberi balasan bagi yang amal kebaikannya
di dunia lebih banyak dari pada amal kejahatannya dan di beri siksa yang amal jahatnya di
dunia lebih banyak dari pada amal kebaikannya balasan itu berupa surga dan neraka.
6. Qodha dan qodhar
Qadha’ artinya keputusan perbuatan ( pelaksanaan ) sedangkan qadhar artinya hinggaan.
Sebagian ulama menamakan taqdir itu qadha’: dan qadha’ itu taqdir atau qadarjadi segala
sesuatu terjadi dengan qudrat dan iradatnya yang sesuai dengan qadha dan qadarnya. Maka
dalam hakekatnya kata “ kebetulan” itu tidak ada.
Dari pada itu tuhan allah telah memberi petunjuk kepada manusia sebagai mana carana dan
seharusnya manusia berbuat sesuatu untuk mencapai kemajuan, kemulyaan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat atau untuk menuju sesuatu cita cita yang baik. Qadha dan qadhar adalah
hak tuhan allah sendiri sedang kita tidak mengetahuinya. Berusaha, beriktiar, dan berdoa
adalah kewajiban kita dengan keyakinan bahwa tuhan tidak akan menyia-nyiakan atau
menganiaya kita.
Macam Macam Dalil
Untuk menentukan sesuatu itu benar boleh dipercaya,perlu ada bukti-bukti dan dalil-dalil
yang sah, yang dapat menegakkan keyakinan dan membarantas was-was atau keraguan.
Menagingat akan bertingkat tingkatnya jalan fikiran manusia dari segala lapisan, maka dalil-
dalil itu dapat bersusun bertingkat tingkat pula sesuai dengan kesediaan akal fikiran yag
hendak menerimanya, maka dari pada itu apa yang akan kita pakai sebagai dasar-dasar dalil
tadi, dapalil itu ada dua macam :
a. Dalil naqly ‫ (نقلى‬dalil salinan ) Artinya :
Dalil yang diambil/ disalin dari tulisan yang telah ada terlebih dahulu
b. Dalil ‘Aqly ‫ (عقلي‬dalil fikiran ) Artinya :
Dalil yang diambil dari akal pertimbangan akal fikira manusia.
Dengan demikian pulalah dalil-dalil yang kita pakai dalm membahas atau membicarkan soal-
soal dalam macam dalil ini. Ada dua macam :
a. Dalil Naqly ialah tanda bukti yang telah tertera di dalam Al-Qur’an dan hadist yang
mutawatir
b. Dalil Aqly ialah dalil dari pertimbangan fikiran yang sehat ( objektif ) yang tidak ada
hubungannya dan tidak dipengruhi oleh keinginan atau kebencian.

Cara Mempergunakan Dalil


Adapun cara mempergunakan kedua macam dalil itu,adalah sebai berkut :
dalil yang pertama ( Naqly ) itu sebagai pelita,obor,pedoman dan dalil yang kedua ( ‘Aqly )
itu sebagai mata kepala yang hendak menimbang jalan yang telah ditunjukan oleh pelita atau
obor tadi. Apabila akal kita tidak berjalan dengan tidak ada arah yag dituju dan tidak ada
pedoman, tentu akan mudah tersesat dan mungkin pula akan menjadi bingung dalam mencari
jalan yang masih belum tentu dan tidak mau bertanya tentang arah yang akan dituju.[1]
Oleh karna itu dalil naqly harus diletakkan di muka kemudian daliil ‘Aqly menimbang
nimbang dengan adil dan tenang, dimana akal kita dapat menerima dan sampai diamana pula
akan menolak.
Kalau bertentangan
Apabila terasa oleh akal bahwa antara dua macam dalil itu itu belum atau kurang
bertepatan,maka kita harus meninjau kembali pada dua soal :
1. Sampai dimana kekuatan dan kesempurnaan petunjuk akal itu ?
2. Sampai dimana pulakah kekuatan faham kita kepada dalil Naqly itu ? sudah tidak
adakah kesalahan dalam memahaminya ?
Setelah kita meninjau kembali akan hal-hal tersebut tentu kita akan akan yakin bahwa tidak
akan ada lagi pertentangan yang meragukanantara keduanya.[2]
Dasar keyakinan dan pendapat akal
Fanatik percaya dan fanatik tidak percaya.
Banyak diantara manusia yang telah tergila gila,ta’assub atau fanatik percaya, sebelum
mempergunakan akal atau fikiran dan ada juga yang tergila gila atau fanatik tidak percaya
sebelum mengetahui dan memikirkan alasan-alasan dan dalil-dalil atau bukti –buktinya.
Kedua duanya itu khususnya dalam soal kepercayaan. Karena yang demikian itu akan
mematikan otak dan tidak akan memba manusia kearah kemajuan dan kesempuranaan.
Orang yang gil tidak percaya meskipun ada bukti yang terang. Padahal kalau ia mau
memikirkannya mesti akan masuk di akalnya tetap juga ia tidak mau percaya. Bahkan bukti-
buti itu masih diselidiki lagi,dengan maksud mencari apa yang tersembunyi di balik bukti
yang sudah terang itu.
Agam islam amat mencela kedua dua nya
Dalam al-quran surat ad dzariyat 20-21 di sebutka yang artinya : dan di bumi dan juga apa
dirimu sendiri itu terdapat tanda tanda kekuasaan nya bagi orang orang yang yakin. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan ? ( adz dzariyat 20-21 )
Begitu juga di dalam surat haji 47 yang artinya : tidakkah mereka orang orang yang tidak
mau percaya itu berjalan jalan meluaskan pandangan di atas dunia ini sehingga mempunyai
akal untuk memikir dan telinga untuk mendengar ? sesungguhnya yang buta itu bukan mata
kepalanya tetapi mata hatinya di dalam dada.
Dan masih banyak lagi ayat ayat yang tegas yang menyuruh manusia mempergunakan akal
fikirannya khususnya dalam soal kepercayaan. Maka dari pada itu dalam soal ini kita harus
mempergunakan akal untuk menerima dalil dalil tadi seehingga dapat menjadiak kepercayaan
yang kuat dan sehat.

Hadis Pertama:

ِ ‫ و َع َم ٌل باَألرْ َك‬،‫ َوقَوْ ٌل بِاللِّ َسا ِن‬،‫ب‬


.}‫ان‬ ِ ‫ْرفَةٌ بالقَ ْل‬
ِ ‫ {اإليمانُ َمع‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi saw. bersabda, “Iman adalah mengetahui dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan .”  Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dan imam At-Thabrani
dari sahabat Ali bin Abi Thalib dengan sanad yang dhaif.

Hadis Kedua:

.}‫ وثَ َم َرتُه ال ِع ْل ُم‬،‫ َو ِزينَتُهُ ال َحيَا ُء‬،‫ان َولِبَا ُسهُ التَّ ْق َوى‬
ٌ َ‫ {اإليمانُ عُرْ ي‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi saw. bersabda, “Iman itu telanjang (yakni bebas dari dosa-dosa), pakaiannya adalah
taqwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu (yang diamalkan).” Hadis ini
diriwayatkan oleh imam Al-Hakim dalam Tarikh Naisabur dari Abu Darda’ dengan sanad
yang dhaif.

Hadis Ketiga:

.}ُ‫ {ال إيمانَ لِ َم ْن ال أ َمانَةَ لَه‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi saw. bersabda, “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah pada dirinya.”
Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dan imam Ahmad bin Hanbal dari shahabat
Anas bin Malik dengan sanad yang hasan. Imam Nawawi Al-Bantani di dalam kitab Tanqihul
Qaul Al-Hatsits menjelaskan bahwa maksud tidak ada iman adalah tidak sempurna iman
seseorang yang tidak mampu menjaga diri dan hartanya yang telah diamanatkan oleh Allah
swt. kepadanya.

Hadis Keempat:

.}‫ {ال يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ أل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi saw. bersabda, “Salah satu dari kalian tidak beriman sampai ia mencintai sudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Al-
Bukhari, imam Muslim, imam At-Tirmidzi, imam An-Nasa’i, dan imam Ibnu Majah dari
shahabat Anas bin Malik dengan sanad yang shahih. Imam Nawawi di dalam Syarah Al-
Arba’in sebagaimana dikutip oleh imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tanqihul Qaul
menjelaskan bahwa saudara di dalam konteks hadis tersebut adalah bersifat umum, baik
mencakup orang non muslim maupun muslim. Sehingga hadis tersebut diartikan bahwa
(sempurnanya iman seseorang) ketika ia mencintai saudaranya yang non muslim sama seperti
ia mencintai dirinya sendiri (dengan mendoakan) agar ia masuk Islam sama seperti cintanya
kepada sesama saudara muslimnya (dengan mendoakan agar ia) istiqamah dalam
keislamannya. Dengan demikian mendoakan seorang non muslim agar mendapat hidayah
adalah disunnahkan.

Hadis Kelima:

َّ‫ َوالَ يَ ْف ُس ُد اإليمانُ إال‬،‫ وال يَتِ ُّم اإليمانُ إالَّ بِتَ َم ِام الفَ َراِئض َوال ُّسن َِن‬،‫ص ْد ِر ال ُمْؤ ِم ِن‬َ ‫ {اإليمانُ في‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
.}ُ‫ت لَهُ ال َجنَّة‬ ْ َ‫ض َو َجب‬ َ ِ‫ضةً بِ َغي ِْر ُجحُو ٍد عُوق‬
َ ‫ َو َم ْن أتَ َّم الفَ َراِئ‬،‫ب َعلَيْها‬ َ ‫ص فَ ِري‬
َ َ‫ فَ َم ْن نَق‬،‫ض َوال ُّسنَ ِن‬
ِ ‫بِ ُجحُو ِد الفَ َراِئ‬

Nabi saw. bersabda, “Iman itu di dalam dada seorang mukmin, tidaklah sempurna iman
kecuali dengan kesempurnaan fardhu-fardhu dan sunnah-sunnahnya, tidaklah rusak iman
kecuali dengan ingkarnya terhadap hal-hal yang difardhukan dan disunnahkan. Siapa yang
berkurang fardhunya dengan tanpa pengingkaran, maka ia disiksa atasnya, dan siapa yang
sempurna fardhu-fardhunya maka surga wajib baginya.” Imam Nawawi Al-Bantani
menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan hal-hal yang telah difardhukan dengan disertai
pengingakaran atas kefardhuannya, maka dia telah kafir. Dan orang yang telah mengerjakan
dan menyempurnakan hal-hal kefardhuan ditambah dengan kesunnahan-kesunnahan maka ia
pun akan mendapatkan derajat yang lebih di surga. Hanya saja, Imam Nawawi tidak
memberikan keterangan hadis tersebut berada di kitab apa dan siapa periwayatnya seperti
penjelasannya terhadap hadis-hadis lainnya. Penulis pun belum menemukan letak dan
periwayat hadis tersebut selain di kitab Lubabul Hadis karya imam As-Suyuthi ini. Wa
Allahu a’lam.

1. Pengertian Islam menurut bahasa.


Pengertian Islam berbagai sumber
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam merupakan
mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah
diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka Islam berasal dari
kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam. Pengertian lengkapnya sebagai
berikut:

- Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap
muslim hendaknya menjaga perdamaian.

- Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri pada
Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.

- Istaslama artinya berserah diri.

- Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim
yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.

- Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan.
Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan
senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.

-2. Pengertian Islam dalam Alquran.


Pengertian Islam berbagai sumber

Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat 3, yang
artinya:

"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:


"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."

Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:

"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

-3. Pengertian Islam dalam Hadits.


Pengertian Islam berbagai sumber

foto: freepik.com

Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal
sebagai hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang
dan menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan meminta
penjelasan pada Rasulullah, sebagai berikut:

Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,

"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya
tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami
yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke
lutut Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.

Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah
jika engkau mampu melaksanakannya." (HR. Muslim)

-4. Pengertian Islam menurut ulama dan tokoh muslim.


Pengertian Islam berbagai sumber
foto: freepik.com

Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang Islam
menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut:

- Umar bin Khattab:

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.

- Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri:

Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.

- Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:

Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik
serta para pelakunya.

- Hasan Al Basri:

Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.

- Mustafa Abdur Raziq:

Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
- Gaffar Ismail:

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan dari
pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan,
bangunan budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua
(akhirat).

-Syaikh Mahmud Syaltut:

Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.
Hadits-Hadits Tentang Kesempurnaan Islam Hadits Pertama:

ُ‫َاح ْي ِه فِي ْالهَ َوا ِء ِإالَّ َوه َُو يَ ْذ ُك ُرنَا ِم ْنه‬


َ ‫طاِئ ٌر يُقَلِّبُ َجن‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َما‬ ِ ‫ع َْن َأبِى َذ ٍّر َر‬
َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬
َ ِ‫ تَ َر َكنَا َرسُوْ ُل هللا‬:‫ال‬
‫ار ِإالَّ َو قَ ْد بُيِّنَ لَ ُك ْم‬
ِ َّ‫اع ُد ِمنَ الن‬ِ َ‫ َما بَقِ َي َش ْي ٌء يُقَرِّبُ ِمنَ ْال َجنَّ ِة َويُب‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ فَقَا َل‬:‫ قَا َل‬.‫ ِع ْل ًما‬.
Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang
membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu anhu,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun
yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan
semuanya kepada kalian.’”[1]

Hadits Kedua:
‫َاح ْي ِه ِإالَّ ِع ْن َدنَا ِم ْنهُ ِع ْل ٌم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َما‬
َ ‫طاِئ ٌر يَ ِط ْي ُر بِ َجن‬ ِ ‫ع َْن َأبِى َذ ٍّر َر‬
َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬
َ ِ‫ تَ َر َكنَا َرسُو ُل هللا‬:‫ال‬
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung pun yang terbang dengan
kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmunya.”[2] Perkataan Abu Dzarr Radhiyallahu
anhu di atas diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (Musnad Imam Ahmad V/153, 162).

Pengertian Sholat
(Pexels)
Dalam buku berjudul “Misteri Kedua Belah Tangan dalam Salat, Zikir, dan Doa” karya Dr
KH Badruddin Hasyim Subky, M HI, kata sholat sebetulnya berasal dari shalla
sholattun yang berarti wa aqimussholata da’aa’. Jika diuraikan, kata shalla  berarti doa,
sedangkan kata shollatun artinya adalah mendirikan sholat. Namun jika kata shalla digabung
lalu dibaca menjadi shalallahu ‘alaih, maka kata ini dapat diartikan sebagai doa semoga
Allah SWT memberikan rahmat atau keberkahan kepada hambaNya. 
Secara ringkasnya, kata sholat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Dan, doa
adalah sebuah permohonan umat kepada Yang Kuasa. Dalam buku “Shalat: Hikmah Falsafah
dan Urgensinya” karya Abdul Aziz Salim Basyarahil, pengertian sholat adalah suatu ibadah
yang meliputi peragaan tubuh khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam atau
taslim. 
Dengan menjalankan sholat, seorang umat muslim bisa dibilang menjalankan semua ibadah.
Sebab, dalam gerakan dan bacaan sholat, umat muslim turut berzikir, tilawah, berdiri,
bertasbih, bersujud, berdoa, dan bertakbir kepada Allah SWT. Maka demikian, sholat bisa
dibilang sebagai ibadah yang komplet. 

Perintah Sholat dalam Al-quran


(Pexels)
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk menjalankan sholat. Khususnya sholat wajib
lima waktu. Hal tersebut termuat dalam beberapa surah di Al-quran. Berikut di antaranya:
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 45 berfirman:
ِ ‫صاَل ِة ۚ وَِإنَّهَا لَ َكبِي َرةٌ ِإاَّل َعلَى ْال‬
َ‫خَاش ِعين‬ َّ ‫َوا ْست َِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Arab latin: Wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat)
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” 
Perintah sholat juga termuat dalam surah Al-Isra ayat 78. Berikut bacaannya:
‫ق ٱلَّ ْي ِل َوقُرْ َءانَ ْٱلفَجْ ِر ۖ ِإ َّن قُرْ َءانَ ْٱلفَجْ ِر َكانَ َم ْشهُودًا‬ َّ ‫َأقِ ِم ٱل‬
ِ ُ‫صلَ ٰوةَ ِل ُدل‬
ِ ‫وك ٱل َّش ْم‬
ِ ‫س ِإلَ ٰى َغ َس‬
Arab latin: Aqimiṣ-ṣalāta lidulụkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur`ānal-fajr, inna qur`ānal-
fajri kāna masy-hụdā 

Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Dalam surah An-Nisa ayat 103 Allah SWT juga berfirman:
َ‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِين‬
ْ ‫صاَل ةَ َكان‬ َّ ‫اط َمْأنَ ْنتُ ْم فََأقِي ُموا ال‬
َّ ‫صاَل ةَ ۚ ِإ َّن ال‬ ْ ‫صاَل ةَ فَ ْاذ ُكرُوا هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُك ْم ۚ فَِإ َذا‬
َّ ‫ض ْيتُ ُم ال‬
َ َ‫فَِإ َذا ق‬
‫ِكتَابًا َموْ قُوتًا‬
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan pahala bagi umat-Nya yang menjalankan sholat.
Dalam surah Hud ayat 114, Allah SWT berfirman: 
ٰ
َ ِ‫ت ۚ ٰ َذل‬
َ‫ك ِذ ْك َر ٰى لِل َّذ ِك ِرين‬ ِ َ‫ار َو ُزلَفًا ِّمنَ ٱلَّ ْي ِل ۚ ِإ َّن ْٱل َح َس ٰن‬
ِ ‫ت ي ُْذ ِه ْبنَ ٱل َّسيِّـَٔا‬ َّ ‫َوَأقِ ِم ٱل‬
ِ َ‫صلَ ٰوةَ طَ َرفَ ِى ٱلنَّه‬
Artinya “Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
Sebagai tambahan, agaknya Pins juga perlu mengetahui dalil mengenai sholat. Dalam hadis
shalil dari riwayat Abi Hurairah RA, beliau berkata:
“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian, kalau ada sungai di depan
pintu di mana kalian mandi lima kali sehari, apakah Anda mengatakan bahwa kotoran di
badannya masih ada?” Mereka menjawab: “”Tidak, tidak tersisa apapun dari kotoran. Beliau
berkata, “Seperti itulah sholat yang lima. Allah SWT menghapus dengan segala dosa.”

Syarat dan Rukun Sholat 


(Pexels)
Walau sholat hukumnya wajib, tapi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terlebih
dulu agar sholat ini menjadi sah. 

Berikut syarat sholat yang perlu Pins ketahui: 


1. Beragama Islam 
2. Memiliki akal yang sehat dan tidak gila 
3. Sudah dewasa atau baligh
4. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan hal lain yang menjadi penghalang sholat. 
Selain itu terdapat pula syarat sah sholat yang harus dilakukan sebelum menjalaninya.
Berikut beberapa di antaranya: 
1. Sholat sesuai waktu yang sudah ditepatkan
2. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
3. Suci badan, suci pakaian, dan tempat sholat pun terbebas dari najis
4. Menutup aurat sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
5. Menghadap ke kiblat. 
Guna membuat sholatmu diterima, Pins pun perlu mengikuti rukun sholat berikut:
1. Berdiri bagi yang mampu 
2. Membaca niat
3. Melakukan takbiratul ihram 
4. Membaca Al-Fatihah pada tiap rakaat sholat
5. Rukuk dan tuma’ninah 
6. Iktidal setelah rukuk dan tuma’ninah 
7. Sujud dua kali dengan tuma’ninah 
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah 
9. Duduk tasyahud akhir 
10. Membaca tasyahud akhir 
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir 
12. Membaca salam yang pertama 
13. Tertib melakukan rukun sholat secara berurutan.

Kewajiban Sholat Lima Waktu


Sholat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Adapun, waktu sholat yang
diwajibkan telah ditentukan berdasarkan ketentuan syara' yaitu sebanyak lima kali dalam
sehari atau sering disebut sholat lima waktu. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An Nisa
ayat 103 sebagai berikut:

ْ ‫اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان‬


‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا‬

Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman." (QS. An Nisa: 103)

Ketentuan mengenai sholat lima waktu memang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al
Quran. Namun, berdasarkan ayat di atas, kewajiban sholat telah ditentukan waktunya sendiri.
Adapun, detail waktu pelaksanaan sholat dijelaskan dalam hadits yang bersumber dari
Rasulullah SAW.

Dirangkum dari berita hikmah detikcom, sebab turunnya kewajiban sholat lima waktu
bermula ketika nabi Muhammad SAW melakukan Isra Mi'raj, sebuah perjalanan suci sehari
semalam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha.

Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian nabi Muhammad SAW.
Beliau kemudian menerima perintah untuk mengerjakan sholat wajib 5 kali dalam sehari
semalam atau sebanyak 17 rakaat.

Perjalanan ini diceritakan dalam Al Quran pada surat Al Isra ayat 1.

ِ َ‫صا الَّ ِذيْ ٰب َر ْكنَا َحوْ لَهٗ لِنُ ِريَهٗ ِم ْن ٰا ٰيتِن َۗا اِنَّهٗ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫ُسب ْٰحنَ الَّ ِذيْٓ اَس ْٰرى بِ َع ْب ِد ٖه لَ ْياًل ِّمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َمس ِْج ِد ااْل َ ْق‬

Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada


malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al Isra: 1)

Baca juga:
Keutamaan Sholat Lima Waktu dalam Ajaran Islam dan Dalilnya
Sebelum menerima perintah untuk mengerjakan sholat lima waktu dalam sehari, dikisahkan
bahwa Rasulullah sempat diperintahkan untuk mengerjakan sholat sebanyak 50 sholat dalam
sehari semalam. Dalam perjalannya menuju Sidratul Muntaha, Rasulullah bertemu dengan
beberapa nabi. Antara lain nabi Adam AS di langit pertama, nabi Isa AS dan nabi Yahya AS
di langit kedua, nabi Yusuf AS di langit ketiga, nabi Idris AS di langit keempat, nabi Harun
AS di langit kelima, nabi Musa AS di langit keenam, dan nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.

Setelah bertemu dan berdialog dengan para nabi di setiap lapisan langitnya, akhirnya Allah
SWT memberikan keringanan sholat menjadi 5 sholat sehari semalam. Peristiwa ini
dijelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim sebagai berikut:

ِ ‫صالَةً فَلَ ْم َأزَلْ ُأ َر‬


‫اج ُعهُ وَأ ْسَألهُُ ُالتَّ ْخفِ ْيفَ َحتّى َج َعلَهَا َخ ْمسًا فِ ْى ُك ِّل يَوْ ٍم ولَ ْيلَ ٍة‬ َ َ‫َّض هللاُ على ُأ َّمتِى لَ ْيلَةَ اِإل ْس َرا ِء َخ ْم ِس ْين‬
َ ‫فَر‬
Artinya: "Allah SWT pada malam Isra' mewajibkan atas umatku lima puluh solat, kemudian
aku terus-menerus kembali kepada Allah SWT dan memohon keringan sehingga Allah SWT
menjadikannya menjadi lima sholat sehari semalam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil-dalil Sholat dalam Al Quran


Berikut 10 dalil-dalil sholat dalam Al Quran:

1. Surat Al Isra Ayat 78


‫ق اللَّ ْي ِل َوقُرْ آنَ ْالفَجْ ِر ۖ ِإ َّن قُرْ آنَ ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْشهُودًا‬ َّ ‫َأقِ ِم ال‬
ِ ‫صاَل ةَ لِ ُدلُو‬
ِ ‫ك ال َّش ْم‬
ِ ‫س ِإلَ ٰى َغ َس‬

Artinya: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
(QS. Al-Isra: 78).

2. Surat Hud Ayat 114


َ ِ‫ت ۚ ٰ َذل‬
َ‫ك ِذ ْك َر ٰى لِل َّذا ِك ِرين‬ ِ ‫ت ي ُْذ ِهب َـْن ال َّسيَِّئا‬
ِ ‫ار َو ُزلَفًا ِمنَ اللَّ ْي ِل ۚ ِإ َّن ْال َح َسنَا‬ َّ ‫َوَأقِ ِم ال‬
ِ َ‫صاَل ةَ طَ َرفَ ِي النَّه‬

Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat." (QS Hud: 114).

3. Surat An Nisa Ayat 103


ْ ‫اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان‬
‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا‬

Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman." (QS. An Nisa: 103)

4. Surat Al Baqarah Ayat 43


َ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين‬

Artinya: "Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang
rukuk." (QS. Al Baqarah: 43)

5. Surat Al Baqarah Ayat 45


َ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ َواِنَّهَا لَ َكبِ ْي َرةٌ اِاَّل َعلَى ْال ٰخ ِش ِع ْي ۙن‬
َّ ‫َوا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال‬

Artinya: "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (QS. Al Baqarah: 45)

6. Surat Al Baqarah Ayat 110


ِ َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ ۚ َو َما تُقَ ِّد ُموا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن خَ ي ٍْر ت َِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ۗ ِإ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬

Artinya: "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqarah: 110)
7. Surat Ar Rum Ayat 17-18
ْ ُ‫ض َوع َِشيًّا َّو ِح ْينَ ت‬ ‫هّٰللا‬
١٨ - َ‫ظ ِهرُوْ ن‬ ِ ‫ َولَهُ ْال َح ْم ُد فِى السَّمٰ ٰو‬١٧ - َ‫فَ ُسب ْٰحنَ ِ ِح ْينَ تُ ْمسُوْ نَ َو ِح ْينَ تُصْ بِحُوْ ن‬
ِ ْ‫ت َوااْل َر‬

Artinya: "Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu
subuh), dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu
zuhur (tengah hari)." (QS. Ar-Rum: 17-18)

8. Surat Az Zariyat Ayat 56


َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬
‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (QS. Az Zariyat: 56)

9. Surat Al Hajj Ayat 78


ِ َّ‫ص ُموا بِاهَّلل ِ هُ َو َموْ اَل ُك ْم ۖ فَنِ ْع َم ْال َموْ لَ ٰى َونِ ْع َم الن‬
‫صي ُر‬ َّ ‫فََأقِي ُموا ال‬
ِ َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬

Artinya: "maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik
Penolong." (QS. Al Hajj: 78)

10. Surat Al Bayyinah Ayat 5


َ ِ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َويُْؤ تُوا ال َّز ٰكوةَ َو ٰذل‬
‫ك ِديْنُ ْالقَيِّ َم ۗ ِة‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ‫َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُدُوا َ ُم ْخل‬

Artinya: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al Bayyinah:
5)

Sahabat hikmah, itulah dalil perintah sholat dalam Al Quran, termasuk dalil kewajiban sholat
lima waktu. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sholat lima waktu akan menjadi juru
selamat kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah bersabda:

ْ ِ‫َت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف‬
ٌ ‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر َوالَ بُرْ ه‬
‫َان َوالَ ن ََجاةٌ َو َكانَ يَوْ َم‬ ْ ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان‬
‫ُأ‬
ٍ َ‫القِيَا َم ِة َم َع قَارُونَ َوفِرْ عَوْ نَ َوهَا َمانَ َو بَ ِّى ب ِْن خَ ل‬
‫ف‬ ْ

Artinya: "Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan
pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,
dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir'aun,
Haman, dan Ubay bin Kholaf." (HR. Ahmad)
Pengertian Syukur
Kata syukur berasal dari Bahasa Arab syakara, yaskura, syukron yang berarti berterima
kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah Swt atas karunia yang
dianugerahkan Allah Swt.

Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat
kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt serta beramar makruf nahi
munkar.

Dalil Naqli Perintah Syukur

 Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 17, sebagai berikut:
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ق‬ ْ
َ ‫الرِّز‬ ِ ‫اِنَّ َما تَ ْعبُ ُدوْ نَ ِم ْن ُدوْ ِن ِ اَوْ ثَانًا َّوت َْخلُقُوْ نَ اِ ْف ًكا ۗاِ َّن الَّ ِذ ْينَ تَ ْعبُ ُدوْ َـن ِم ْن ُدوْ ِن ِ اَل يَ ْملِ ُكوْ نَ لَ ُك ْم ِر ْزقًا فَا ْبتَ ُغوْ ا ِع ْن َد‬
َ‫َوا ْعبُ ُدوْ هُ َوا ْش ُكرُوْ ا لَهٗ ۗاِلَ ْي ِه تُرْ َجعُوْ ن‬

Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu
membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan
rezki kepadamu: Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah
kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut (29):17)

 Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 152, sebagai berikut:

‫فَ ْاذ ُكرُوْ نِ ْٓي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِن‬

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-
Baqarah  (2):152)

 Firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah An-Nahl ayat 114, sebagai berikut:

َ‫طيِّب ًۖا وَّا ْش ُكرُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن‬
َ ‫فَ ُكلُوْ ا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل‬

Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang  telah diberikan Allah
kepadamu: dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(QS. An-Nahl (16):114)

Bentuk dan Contoh Perilaku Syukur


Sering sekali kita sebagai manusia lalai dalam mensyukuri nikmat Allah dan tidak menyadari
betapa besar nilai suatu nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada dirinya. Maka dia
akan merasakan dan menyadari hal tersebut apabila nikmat itu dicabut dari dirinya.

Contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani. Adapun ciri-
ciri perilaku syukur antara lain:

 Tidak pernah mengeluh dalam hidupnya.


 Selalu mengucapkan “Al hamdulillah” bila mendapatkan nikmat dari Allah Swt.
 Mau membagi kebahagiaan kepada orang lain, bila ia telah mendapatkan rezeki dari
Allah Swt.
 Selalu bersukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah Swt kepada
dirinya.

Cara bersyukur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

 Bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah Swt dengan mengucapkan lafadz “hamdalah”.
 Bersyukur dengan badan atau dengan perbuatan, yakni bersikap selalu taat kepada
perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-Nya.
 Bersyukur dengan hati, yaitu mengosongkan hati di hadapan Allah Swt dengan cara
konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan kebesaran Allah Swt.

Dampak Positif dalam Membiasakan Perilaku Syukur

Untuk membiasakan diri bersyukur atas nikmat yang kita terima dari Allah Swt maka
hendaknya kita melakukan hal-hal berikut, antara lain:

 Ketika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah kita harus menerimanya dengan
ikhlas dan jangan merasa kurang.
 Memanfaatkan apa yang kita terima untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk
memenuhi keinginan.
 Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bila mendapatkan nikmat-Nya.
 Semua yang kita punya adalah milik Allah, yang harus disampaikan kepada yang
lebih berhak.

Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita pandai bersyukur atas nikmat Allah
Swt. adalah:

 Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah Swt.


 Mendapatkan ridha Allah Swt.
 Terhindar dari sifat tamak yang dapat menjerumuskan diri kepada kufur nikmat.
 Memperoleh kepuasan batin karena dapat mentaati salah satu kewajiban hamba
terhadap

Hadits tentang Bersyukur


Berikut kumpulan hadist tentang bersyukur yang bisa dipelajari umat Muslim agar selalu
mengucap rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan kepada Allah SWT selama hidup di
dunia.
Hadits Riwayat Bukhari
ُ ‫س الصِّ َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
‫غ‬ ِ ‫ نِ ْع َمت‬:‫صلَّى هلَّلا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ َ ‫َان َم ْغبُوْ ٌن فِ ْي ِه َما َك ِش ْي ٌر ِم ْن النَّا‬ َ ‫ قَا َل النَّبِ ُّي‬:‫ض َي هلَّلا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬ ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, dia berkata : Nabi SAW bersabda : “Dua kenikmatan,
kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu." [HR Bukhari].
‫الطَّا ِع ُم ال َّشا ِك ُر بِ َم ْن ِزلَ ِة الصَّاِئ ُم الصَّابِ ِر‬
Artinya: "Orang makan yang bersyukur adalah sederajat dengan orang bershaum yang sabar."
[HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban].
Hadits Riwayat Tabrani
َ َّ‫ اِن‬,‫ يَاا ْبنَ اَ َد َم‬: ‫قَا هللاُ تَ َعال َى‬
(‫ َواِ َذا َمانَ ِس ْيتَنِى َكفَرْ تَنِى (رواه الطبرانى عن ابى هريرة‬,‫ك َما َذكَرْ تَنِى َشكَرْ تَنِى‬
Artinya: “Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa selama
engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku,
berarti engkau telah mendurhakai Aku!” [H.R Thabrani].
Kumpulan Hadist tentang Bersyukur yang Perlu Dipelajari Umat Muslim (2)
search
Perbesar
Ilustrasi. Foto: Unsplash
Hadits Riwayat Ahmad dan Baihaqi

َ‫اس الَيَ ْش ُك ِر هللا‬


َ َّ‫َو َم ْن الَيَ ْش ُك ِر الن‬
Artinya: “Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur
kepada Allah." [H.R Ahmad dan Baihaqi].
Hadits Riwayat Ibnu Majah
‫الناس‬
ِ ‫ و كن قنِعًا تكن أ ْش َك َر‬، ‫الناس‬
ِ ‫كن َو ِرعًا تكن أعب َد‬
Artinya: “Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti.
Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur.” [HR.
Ibnu Majah no. 3417, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah].
Hadits Riwayat Muslim
َ ُ‫صابَ ْته‬
‫ضرَّا ُء‬ َ ‫ َوِإ ْن َأ‬،ُ‫صابَ ْتهُ َسرَّا ُء َش َك َر فَ َكانَ َخ ْيرًا لَه‬
َ ‫ك َأِل َح ٍد ِإاَّل لِ ْل ُمْؤ ِم ِن؛ ِإ ْن َأ‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫َع َجبًا َأِل ْم ِر ْال ُمْؤ ِم ِن ِإ َّن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ خَ ْير‬
َ ‫ْس َذا‬
ُ‫صبَ َر فَ َكانَ خَ ْيرًا لَه‬
َ
Artinya: “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik.
Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat
kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan
itu baik baginya.” [HR. Muslim no.7692].
ِ َّ‫بي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم أصب َح منَ الن‬
‫اس شاك ٌر ومنهم كاف ٌر قالوا‬ ُّ َّ‫ُم ِط َر النَّاسُ على عه ِد النَّب ِّي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم فقا َل الن‬
‫ق نو ُء كذا وكذا‬ ‫هَّللا‬
َ ‫هذ ِه رحمةُ ِ وقا َل بعضُهم لقد صد‬
Artinya: “Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi
bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang
yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas
saja tadi ada tanda begini dan begitu."[HR. Muslim no.73].

KESIMPULAN TENTANG SYUKUR

1. Syukur adalah ibadah, seperti yang di firmankan oleh Allah dalam Surat Al Baqoroh
Ayat 152, yang berbunyi:

‫فاذكروني أذكركم واشكروا لي وال تكفرون‬

Artinya: “Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku


dan janganlah ingkar” [QS. Al Baqarah: 152]

Juga sebagaimana firmannya di ayat Al Baqoroh Ayat 172, yang berbunyi:

‫يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا هلل إن كنتم إياه تعبدون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya
kamu menyembah” [QS. Al Baqarah: 172].

Bisa di ambil kesimpulan, bersukur di atas adalah perintah, dan menjalankannya adalah suatu
ibadah yang akan mendatangkan pahala.

2. Bersyukur merupakan salah satu ciri orang beriman, sebagaimana hadist riwayat
muslim di atas, bahwa seorang mukmin sejati akan bersyukur jika mendapatkan nikmat dan
akan bersabar jika mendapatkan musibah, baca juga bahasan hadits tentang sabar, agar
nyambung antara hadits tentang bersyukur dan bersabar.

3. Bersyukur akan mendatangkan ridha Allah, sebagaimana dalam firmannya dalam Al


Quran Surat Az Zumar Ayat 7, yang berbunyi:

‫وإن تشكروا يرضه لكم‬

Artinya: “Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak
ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian”
[QS. Az-Zumar: 7].

4. Bersyukur akan menghindarkan dari adzab Allah, Hal ini sebagaimana dalam
firmannya dalam Al Quran Surat An Nisa Ayat 147 yang berbunyi:

‫ما يفعل هللا بعذابكم إن شكرتم وآمنتم‬

Artinya:  “Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan
sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” [QS. An-Nisa: 147].

Anda mungkin juga menyukai