Anda di halaman 1dari 21

‫البناء العقدي‬

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahtsul Kutub

Dosen Pengampu : Muhammad Irhas M. Pd. I

Disusun Oleh :

1. Nailis Shofa Maharani (1610110089)


2. Ahmad Taufik (1610110111)
3. Muhammad Arifuddin Hidayat (1610110104)
4. Afin Niha Samti (1610110456)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

2019
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN……………………………………………………………………….

ISI KANDUNGAN………………………………………………………………………

A. Pembahasan Pertama……………………………………………………………
B. Pembahasan Kedua……………………………………………………………...
ANALISIS KRITIS………………………………………………………………………
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN

Aqidah Islam merupakan syarat pokok menjadi seorang mukmin, dan merupakan syarat
sahnya semua amal kita. Untuk memperoleh aqidah yang lurus kita perlu mempelajari dan
memahami sifat-sifat Allah dan apa-apa yang disukai dan dibenci Allah. Tanpa aqidah yang
lurus maka amal ibadah kita tidak diterima-Nya. Salah satu hal yang paling dibenci Allah SWT
adalah syirik, yaitu mensejajarkan diri-Nya dengan makhluk atau benda ciptaan-Nya

Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk
dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-Prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.

Begitu pentingnya aqidah dalam Islam, sehingga pelurusan aqidah adalah dakwah yang
pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah itu baru mereka mengajarkan perintah agama
(syariat) yang lain. Dengan demikian ilmu Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah yang
lurus, merupakan ilmu pokok yang harus dipahami sebaik mungkin oleh setiap umat Islam yang
ingin memperdalam ilmu agamanya.
BAB I AKIDAH

PEMBAHASAN PERTAMA

A. Pemahaman Akidah

Ikatan yang membedakan kebenaran, berpegang teguh kepada sesuatu, secara kokoh
dan kuat. Dan orang yang terikat: adalah orang yang memegang janjinya dan percaya. Dan
ikatan adalah janji,dan orang yang terikat adalah orang yang berjanji , dan terikat kepada
suatu kaum, berarti berjanji kepada mereka.

Akidah adalah sesuatu yang mengikat kepada hati manusia, misalkan kamu berkata:
saya terikat seperti ini, atau telah mengikat hati saya dan dhomir, dan aslinya di ambil dari
kalimat ikatan tali apabila tali itu diikatkan kemudian dipakai di dalam akidah qolbi, dan
ketetapannya itu mutlak. dan dengan itu kemungkinan bisa kita katakan bahwasanya akidah
itu adalah hati yang kokoh dan kuat, dan menjadi yakin sehingga tidak ada keraguan di
dalamnya. Dan akidah di dalam Islam pondasinya adalah iman kepada Allah SWT, dan para
malaikat, dan kitab-kitabnya, dan rosulnya, dan hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dan
iman adalah: percaya dengan kesungguhan, di ikrarkan dengan lisan, dan dikerjakan dengan
rukun-rukunnya.

B. Pentingnya Akidah

Menampakkan pentingnya akidah islam di dalam kehidupan manusia dari wajah yang
berbeda-beda, di yakini dengan itu bahwa pentingnya memperhatikan iman dengan
pendidikan yang terjadi kepadanya, dan kemungkinan hal-hal di bawah ini akan menjelaskan
sebagian dari perkara-perkara ini:

1. Diterimanya amal
Sesungguhnya yang benar benar menampakkan pentingya iman adalah pendidikan yang
terjadi kepadanya yaitu pendidikan yang lama dan membawanya kepada pemahaman yang
dalam, karena setiap kesungguhan dan amal tidak akan di terima dari manusia sebelum ia
berpegang teguh dengan iman yang benar, Allah berfirman: “Dan sungguh telah di
wahyukan kepadamu dan kepada nabi nabi sebelum kamu , sungguh jika engkau
menyekutukan-Nya niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang
yang rugi”. {Q.S. Az-Zummar: 65}.
2. Ketetapan Akhlak
Sesungguhnya ketetapan dasar dan akhlak yang terjadi kepada manusia secara umum,
telah di sepakati oleh mereka, dengan kuatnya iman yang ada pada mereka sendiri, maka
sebagian dari mereka ada yang mengatakan dengan akhlak islam. Dan telah dituliskan oleh
seseorang tetapi hal itu akan terkendali dengan adanya syahwat yang berlebihan
kepadanya. Dan digolongkan dari sekelompok orang yang memberikan fadhilah-fadhilah
dari sebagaian akhlak, yang mana itu menjadi bentuk pencapaian untuknya yang di minta
dan manfaat-manfaat secara duniawiyah, dan menyimpang dari hal itu menyebabkan
perselisihan yang membingungkan sebagian yang diminta dan yang memberikan manfaat.
Oleh sebab itu maka iman yang benar adalah pondasi yang kuat untuk pendidikan yang
baik, dengan maksud yang dituju, dan begitupun sebaliknya pendidikan yang tidak di iringi
dengan iman, maka itu adalah pendidikan yang kurang baik dantidak benar, Ibnu Qoyyim
berkata: Pondasi untuk membangun suatu pekerjaan seperti kekuatan untuk tubuh manusia,
apabila kekuatannya itu kuat maka badan akan ikut kuat, dan ia akan terhindar dari segala
jenis penyakit, dan apabila kekuatanya itu lemah maka badanya juga akan ikut lemah, dan
akan mudah sekali terserang penyakit , oleh karena itu maka jadikanlah dasar dari
pekerjaan mu dengan pondasi iman yang kuat.
Apabila melihat di dalam tingkatan syari'at islam kita dapati bahwasannya yang paling
pertama di perhatikan dalam memulai da'wah adalah perkara iman dan akidah yang benar,
Ummul Mu'minin Sayidah Aisyah, radhiallhau anha berkata: sungguh yang pertama kali
turun dalilnya adalah satu surat dari Al-Mufashshol ( surat-surat pendek) yang berisi
penjelasan tentang syurga dan neraka hingga apabila manusia telah mantap dalam islam
maka turunlah halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun adalah perintah,
“Jangan minum khamr (miras). Tentulah mereka menjawab kami tidak akan meninggalkan
khamr selama-lamanya. Seandainya yang pertama turun adalah perintah , “Jangan berzina”
tentulah mereka akan menjawab : kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya’.
firman Allah, “ sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan
kiamat itu lebih dasyat dan lebih pahit .dan belum turun surat Al-Baqarah dan An-Nisa
kecuali aku sudah berada disisinya ( HR Al-Bukhori no 4993)
3. Kedudukan dan tempat untuk orang yang beriman
Allah SWT berfirman: “Allah telah menjajikan kepada orang-orang di antara kamu
yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadi
berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia
ridhoi, dan Dia benar benar mengubah keadaan mereka, setelah berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembahku dengan tidak menyekutukanku dengan
sesuatu pun, tetapi barang siapa tetap kafir setelah janji itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik”. {Q.S. An-Nur ayat : 55}
4. Lindungan Allah SWT dan petunjuknya bagi orang orang yang beriman
Allah SWT Berfirman: “Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). dan orang orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya adalah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.
mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. { Q.S Al-Baqarah : 257}
5. Kekuatan dan keagungan
Allah SWT berfirman “Dan kekuatan itu hanyalah bagi Allah SWT, rasul-Nya dan bagi
orang orang mukmin”.{Q.S. Al-Munafiqun ayat:8}
6. Pertolongan
Allah SWT berfirman: “Dan merupakan hak kami untuk menolong orang orang
mukmin”{Q.S. Ar-Rum ayat 47}. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah SWT
membela orang orang yang beriman”.{Q.S Al-Hajj ayat 38}
7. Keamanan dan ketentraman hati
Allah SWT berfirman: “Orang- orang yang beriman dan tidak mencampur adukan
iman mereka dengan sirik, mereka itulah orang orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk.” {Q.S. Al-An'am Ayat 82}.
PEMBAHASAN KEDUA
DAMPAK EDUKATIF KEIMANAN

Ketika seseorang beriman maka jiwa dan perilakunya akan terdidik, jadilah efek ini sesuai
dengan kekuatan iman yang dibawa seseorang diantara tanganya atau di dadanya, beberapa dari
hal-hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mengatur kecemasan/kerisauan seseorang.


Seseorang merasa sedih adalah tabiat manusia, ketika Dia ditinggal meninggal
oleh kerabatnya, ditinggalkan oleh kekasihnya adalah hal yang wajar bagi manusia,
terkadang perasaan sedih yang mendalam dan tidak mampu dibendung oleh hati dan
pikiran oleh orang tersebut bisa mengakibatkan mental seseorang tersebut rusak, bahkan
gila. Hal ini kondisi saat seseorang hatinya kosong dari keimanan, berbeda dengan
seseorang yang beriman, meskipun dia sedih tapi dia mampu mengendalikan hatinya agar
tidak sampai merusak mentalnya hal itu terbukti dengan ajaran islam tentang qona,ah,
tawakkal, dan lain sebagainya. Dengan begitu perlahan-lahan kesedihan kita akan hilang,
akan hilang jika kita memiliki kesabaran, qona’ah dan tawakkal nantinya kesedihan itu
akan hilang, terkontrol dan hati kita akan tenang.

Hati yang tidak memiliki iman:


Penyebab paling penting dari kecemasan dan gangguan mental adalah hati yang
tidak memiliki iman, karena hati manusia harus mengubah kesibukannya, baik yang
benar maupun yang salah. Ketika hati seseorang tidak ada iman sama sekali, Dia
termasuk temannya setan, didalam dirinya terdapat kesesatan. Allah swt berfirman dalam
surat Al-A’raf ayat 27 yang artinyya “Sesungguhnya Kami menjadikan setan-setan itu
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. Artinya, raja bagi mereka yang tidak
beriman, dan menambahkan kekhawatiran di dalam hati mereka, maka selain bagi orang
mukmin dia diperdaya oleh setan, kemudian hati daripada sesorang yang tidak beriman
itu akan disibukkan suatu perkara yang perkara tersebut akan membawa kepadanya
sebuah kegelisahan atau kerisauan, yang berdampak pada kegelisahan, dan kesedihan dan
ketakutan, dan ini merupakan salah satu gangguan mental yang diperlihatkan atau yang
ditunjukan, dan sudah jelas Allah SWT menjelaskan bahwa Sesungguhnya para setan
tidak disiapkan bagi manusia kecuali dia disapkan untuk membawa kepadanya kerisauan
dan bencana atau musibah. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 268 yang
artinya “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu
berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karuniaNya kepadamu.
Dan Allah maha luas, Maha Mengetahui”. Artinya setan itu sumber rasa kekhawatiran
manusia terhadap kefakiran, supaya mereka berpegang teguh pada ketakutan tersebut dan
tidak taat kepada ridho Allah, dan dia menyuruh mereka untuk berbuat maksiat dan
berbuat yang tidak sesuai dengan kemanusiaan
Sesungguhnya salah satu yang menjadi penyebab dari kerisauan diri seorang
manusia adalah ketakutan terhadap kefakiran dan rakus terhadap dunia.
2. lemahanya iman.
Terkadang hati seseorang itu bukan sepi dari iman, tetapi di dalam dirinya
terdapat keimanan yang lemah dan kadar lemahnya iman seseorang tergantung atau
berhubungan dengan dunia dan keindahannya. Dan oleh karena itu hubungan hati
seseorang dengan dunia dapat menyibukkan hatinya, dan hal ini yang membuatnya tidak
memperdulikan atau mengkesampikan akhiratnya, sedangkan kesenangan dunia itu tidak
akan henti-hentinya karena tiga hal, yaitu: mereka membutuhkan, dan selalu lelah, dan
gangguan patah hati, dan bahwa cintanya tidak mendapatkan apa-apa selain berkeinginan
seperti yang di atas. Kemudian dari ketiga hal tersebut membuat kesedihan dan
ketakutan, sedangkan hati yang berteguh pada keimanan maka kesedihan tidak akan
membawanya kepada penyakit hati, karena sesungguhnya orang yang mukmin itu
beriman karena semua hal perkara Allah selalu memberi jalan keluarnya, dan salah
satunya dari usia mereka, dan mata pencaharian dan memutar balikkan situasi, merasa
puas dengan dirinya sendiri arti beberapa ayat al-qur’an dan beberapa hadist untuk
memuaskannya secara tertulis dan menerima dengan keadaannya, dan keserakahan
terhadap kesenangannya, dan beberapa hadis yang diambil orang-orang mukmin itu
memberikan kenyamanan manusia dengan apa yang datang dalam perkataan Nabi
Muhammad SAW yaitu : “Ketahuilah, bahwa sekiranya umat berkumpul untuk
memberikan engkau suatu manfaat, niscaya mereka tidak dapat memberimu manfaat
kecuali yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Dan sekiranya mereka berkumpul untuk
memberikan suatu madharat kepadamu, niscaya mereka tidak dapat memadharatkanmu
kecuali telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran
telah kering”. (Turmudzi, 2516)

Perawatan iman sebagai kecemasan psikologi.


Ilmu dan iman di dunia ini bagaikan rumah dan halaman, Allah berfirman dalam
surat Al-Baqarah ayat 155-156 yang artinya “Dan Kami pasti akan menguji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘innalillahi wa inna ilaihi raji’un’
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kamu kembali)”. Dan Firman Allah
dalam surat Al-Kahfi ayat 7 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk kami menguji mereka, siapakah di
antaranya yang terbaik perbuatannya”.
Dikumpulkan di atas bumi untuk makan, minum- minuman lezat, pakaian bagus,
pepohonan dan sungai-sungai, bercocok tanam dan buah-buahan, emas dan perak, kuda
dan lain sebagainya. Allah menjadikannya sebagai hiasan di rumah, Allah akan
menjadikan semua itu keindahan dan akan mengembalikan bumi menjadi tandus dan
kering.

 Mengetahui pentingnya kesabaran


Kesabaran adalah mempercayai status seluruh tubuh, jika seluruh tubuh dipenggal
maka Allah swt telah mengumpulkan tiga hal yang tidak dikumpulkan oleh orang lain
yaitu doa dari mereka, rahmatnya kepada mereka, dan bimbingan kepada mereka. Allah
berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157 yang artinya “ Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan. “Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun”, mereka itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka dan merea
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Kesabaran harus mencakup sebuah
keyakinan yang lengkap bahwa apa yang dilakukan Allah terhadap manusia merupakan
cerminan dari keadilan. Jauh dari kata jika: ini membawa kegelisahan dan gangguan
pada pria untuk mengatakan dalam urusan seseorang yang mengakhiri mereka, jika saya
mengatakan ini dan itu akan menjadi ini dan itu, atau jika saya tidak melakukan ini dan
itu maka tidak akan menadi ini dan itu, dan ini membuat pria itu menjadi patah hati
dalam hal ini pria itu tidak terganggu selama dia mengulanginya. Dalam hadits yang
membahas mengenai kata-kata jika, dan bagaimana cara untuk mengatasinya nabi
Muhammad saw bersabda “seorang mu’min yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai
oleh tuhan dari pada orang mu’min yang lemah. Dalam setiap berita uruslah apa yang
bermanfaat bagi anda, mencari bantuan dari tuhan dan jangan sampai gagal. Tetapi ketika
kamu melakukan sesuatu maka lakukan atas kehendak Allah, namun sesungguhnya pada
saat itulah pintu setan terbuka untuk mengganggu pekerjaanmu itu).
 Suatu pengetahuan itu hal yang dicintai tapi dapat mendatangkan kebencian, dan
ada pengetahuan yang dibenci namun mendatangkan kesenangan:
Allah berfirman: “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Dalam ayat ini menjelaskan
tentang beberapa penghakiman, rahasia dan kepentingan kepada budak. Sesungguhnya
ketika budak itu mengetahui bahwa kekejian bisa datang dengan yang tercinta, dan yang
tercinta dapat mendatangkan kekejian, tidak percaya bahwa kerugian itu diberikan oleh
kesenangan, tidak putus asa bahwa kesenangan dapat datang dari orang berbahaya, semua
itu karena dia tidak tahu konsekuensinya tapi hanya tuhanlah yang tahu perbuatan mereka
apa yang tidak diketahui oleh budak itu dan mewajibkan dia untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut: tidak lebih menguntungkan baginya untuk mematuhi masalah dan pada
awalnya hal itu akan retak karena hal itu mendatangkan suka maupun duka. Ketika dia
membenci dirinya sendiri itu lebih baik dan paling menguntungkan, serta tidak ada yang
membahayakan dirinya dari melakukan larangan, dan jikadia cenderung pada dirinya
sendiri maka sesungguhnya yang dia dapatkan adalah semua bentuk kesakitan dan duka
serta bencana dalam kejahatannya.
 Perintah sholat dan berdoa :
Mereka (sholat) memiliki dampak besar bagi perilaku, emosi dan stabilitas
psikologis manusia. Maka Allah Berfirman: “jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusu’. Doa yang diajarkan oleh Rasulallah saw adalah: “Ya Allah aku
mencari perlindungan kepadamu dari kepedulian, kesedihan, ketidakberdayaan,
kemalasan, kekikiran, pengecut, iga dari agama dan keutamaan laki-laki”

3. petugas motivasi psikologis


Prinsip buruk pada manusia berawal dari kemarahan dan nafsu. Sesungguhnya
awal dari kemarahan manusia dapat menyebabkan perkelahian, pembunuhan, menghina,
mengutuk, ketidak adilan, ketidaksabaran, dan dosa lainnya serta dosa yang datang dari
keinginannya seperti perzinahan, penipuan, pencurian, kemabukan, transendesi, dan
perbuatan lainnya. Semakin kuat iman individu semakin takut akan Allah swt karena
seluruh iman yang memperkuatnya. Kemudian Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat
201 yang artinya “ sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-
was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya”. Lalu Said bin bin Zubair berkata “apakah orang yang marah-
marah kerika mengingat Allah itu dikatakan sebagai amarah. Al-laith berkata tentang
mujahid: dia adalah orang yang bersalah dan mengingatkan tuhan dan membiarkan dia
menginginkan prinsip amarahnya yang buruk. Karena itu, iman memiliki pengaruh kuat
pada motif yang memengaruhi perilaku dan nafsu manusia. Iman mengarahkan moralitas
manusia untuk kebaikan. Tidak seperti orang yang lemah, ia menyembah hawa nafsunya
dan keinginan setan.
4. Kegigihan/ketekunan pada prinsip
Manusia dihadapkan pada hal-hal kesulitan besar pada dunianya, dari kemiskinan
dan kurangnya pendapatan serta penganiayaan, permusuhan, dan dendam musuh.
Beberapa dari mereka bersabar dan membutikan prinsip-prinsip islamnya dan beberapa
dari mereka melemah dan runtuh didepan hal-hal itu seperti gagal dalam agamanya,
menghargai iman setiap orang, keteguhan pada kesulitan, stabilitas pada realisasi
kebenaran, pada prinsip kebenaran, dan kesabaran untuk melakukan ibadah, wanita muda
membenci musuh-musuh Allah yang maha kuasa, stabilitas untuk memberikan kebenaran
tentang dirinya sendiri dari semua yang terbaik, jauh dari semua kejahatan. dan kebaikan
yang terbukti pada prinsip-prinsip mereka para nabi berupa kedamaian yang menyertai
mereka, termasuk nabi kita seperti contoh imam kita yang saleh yaitu Muhammad saw
utsan Allah (damai dan berkah Allah besertanya), beliau wafat di makkah. Pada hari
pertumpahan darah, orang-orang thaif mengusirnya dan menempatkan anak laki-laki
diatasnya. Inventarisasi pada orang-orang kota secara sosial dan ekonomi, bahkan beliau
bemigrasi dari Mekkah ke Madinah, terbukti dalam perang dan pertempuran itu termasuk
hari nostalgia. Dan suatu hari pada hari pesta telah membuktikan mereka yang tumbuh
ditangannya, yaitu sahabat mungkin Allah senang dengan mereka dan stabilitas gambar
pada hari parit yaitu ketika penderitaan umat islam meningkat seperti yang di jelaskan al-
qur’an. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 10-11 yang artinya: “(yaitu) ketika
mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi
penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu
menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka, disitulah diuji orang-
orang mu’min dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat dahsyat”.

Ahli mekah dan hijaz dari atasnya, dan ahli Najid dari bawahnya, dengan dukungan orang
yahudi dan sekitar kota. Iman yang lemah mulai memanggil keluar dari situasi itu,
mereka membuat alasan, salah dan bodoh. Allah berfirman tentang mereka Surat al ahzab
ayat 12-13

‫َوإِ ْذ يَقُو ُل ْال ُمنَافِقُونَ َوالَّ ِذينَ فِي قُلُوبِ ِه ْم َم َرضٌ َما َو َع َدنَا هَّللا ُ َو َرسُولُهُ إِاَّل ُغرُو ًر‬

‫ا ِه َي‬qq‫وْ َرةٌ َو َم‬qq‫ا َع‬qqَ‫ونَ إِ َّن بُيُوتَن‬qqُ‫ي يَقُول‬ ٌ q‫تَأْ ِذنُ فَ ِري‬q‫ارْ ِجعُوا ۚ َويَ ْس‬qqَ‫ب اَل ُمقَا َم لَ ُك ْم ف‬
َّ ِ‫ق ِم ْنهُ ُم النَّب‬ َ ‫ت طَائِفَةٌ ِم ْنهُ ْم يَا أَ ْه َل يَ ْث ِر‬
ْ َ‫َوإِ ْذ قَال‬
‫بِ َعوْ َر ٍة ۖ إِ ْن ي ُِري ُدونَ إِاَّل فِ َرارًا‬

Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu
daya"

Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mreka berkata: "Hai penduduk Yatsrib
(Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian dari
mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya
rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak
terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.

Tidak seperti orang orang yang beriman yang telah dijanjikan allah:
‫لِي ًما‬q‫ا َوت َْس‬qqً‫ا َزا َدهُ ْم إِاَّل إِي َمان‬q‫ولُهُ ۚ َو َم‬q‫ق هَّللا ُ َو َر ُس‬ َ ‫ولُهُ َو‬q‫ َدنَا هَّللا ُ َو َر ُس‬q‫ا َو َع‬qq‫ َذا َم‬qَ‫الُوا ٰه‬qَ‫اب ق‬
َ ‫ َد‬q‫ص‬ َ ‫ َز‬qْ‫ونَ اأْل َح‬qqُ‫َولَ َّما َرأَى ْال ُم ْؤ ِمن‬
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah
dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan.

Allh juga berjanji Surat albaqoroh ayat 214

ُ ‫و َل الر‬qqُ‫وا َحتَّ ٰى يَق‬qqُ‫رَّا ُء َو ُز ْل ِزل‬q‫الض‬


‫و ُل‬q‫َّس‬ َّ ‫ا ُء َو‬q‫أَ ْم َح ِس ْبتُ ْم أَ ْن تَ ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ َولَ َّما يَأْتِ ُك ْم َمثَ ُل الَّ ِذينَ َخلَوْ ا ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ۖ َم َّس ْتهُ ُم ْالبَأْ َس‬
ٌ‫َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َم َعهُ َمت َٰى نَصْ ُر هَّللا ِ ۗ أَاَل إِ َّن نَصْ َر هَّللا ِ قَ ِريب‬
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-
macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat.
5. Mencapai Persaudaraan Sosial
Sesungguhnya akidah islam mengatur persaudaraan dan keharmonisan diantara
anggota masyarakat. Dan kapanpun masyarakan benar dan berbuat kebaikan maka disana
ada keharmonisan diantara anggotanya. Bahwa bersumber dari satu dijual satu. Dan sisi
iman yang lebih lemah mendominasi keinginan dan kecendrungan serta munculnya
rasisme menurut pemikiran masyarakat yang majmuk, anggapan itu semua ada pada
kesenangan mereka, dan sesungguhnya kesenangan yang terahir membenci dan
mempengaruhi dirinya.
Di antara contoh-contoh yang mengungkapkan kekuatan persaudaraan di bawah iman,
suku aus dan Khazraj dari ruang bawah tanah dan perang, datang Islam dan saudara saya
di antara mereka, dan kemudian saudara saya Islam di antara suku-suku yang berbeda
dalam hal lingkungan letak geografis, saudara di antara para imigran dan pendukung,
bahkan seperti anak kembar dan belas kasihan mereka mempengaruhi diri mereka sendiri
dan yang sangat membutuhkan sesuatu yang sangat mendesak. Allah berfirman dalam
Surat al hasry ayat 9
َ‫ؤثِرُون‬qْ qُ‫وا َوي‬qqُ‫اجةً ِم َّما أُوت‬ َ ‫ُور ِه ْم َح‬
ِ ‫صد‬ ُ ‫َوالَّ ِذينَ تَبَ َّو ُءوا ال َّدا َر َواإْل ِ ي َمانَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم يُ ِحبُّونَ َم ْن هَا َج َر إِلَ ْي ِه ْم َواَل يَ ِج ُدونَ فِي‬
َ ِ‫ق ُش َّح نَ ْف ِس ِه فَأُو ٰلَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬ َ ‫صةٌ ۚ َو َم ْن يُو‬ َ ‫َعلَ ٰى أَ ْنفُ ِس ِه ْم َولَوْ َكانَ بِ ِه ْم َخ‬
َ ‫صا‬
Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang
yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung,

Dan mendapatkan ukhuwah islamiyah diantara mereka yang dibedakan oleh ras,
persahabatan dari suku kurais baesahabat dengan suku ar rum, bilal bin rabah al habsyi
dan salaman al farosi.
Berbicara tentaang keyakinan muslim yang kuat yang melelehkan perbedaan secara
etnis dan ruang di antara mereka.
Berbicara kelemahan keimanan mereka melemahnya persaudaraan. Itu gambarannya
rasulullah bersabda:

َّ ِ‫ ِد ب‬q‫ائِ ُر ْال َج َس‬q‫هُ َس‬qَ‫دَاعَى ل‬qَ‫ ٌو ت‬q‫ُض‬


‫هَ ِر‬q‫الس‬ ْ ‫هُ ع‬q‫ َمثَ ُل ْال َج َس ِد إِ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْن‬،‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ فِي ت ََوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم‬
‫َو ْال ُح َّمى‬

“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan


bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh
anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan
demam.”

Seperti nabi Muhammad saw iman denga tubuh, keluarga dengan anggotanya. Karena
iman adalah yang utama, dan bagiannya biayanya. Jika ada yang rusak dengan sesuatu
maka yang lain membiayai yang utama. Seperti tubuh aslinya seperti pohon dan
anggotanya ranting, ketika jatuh satu ranting dari ranting lain merasakan seluruh ranting
tersebut. Seperti pohon, jika ranting tertabrak dahannya, maka ranting lain terguncang
dan terganggu.
Di bab ini menunjukkan dampak pendidikan yang hebat yang tercermin pada tingkah
dan percaya pada prilaku dan kehidupam manusia juga dari apa yang di temukan
manusia di ahirat dan kebenaran yang hakiki bertemu dengan keyakinan yang benar, hal
itu merupakn syarat mendapatkan amal.
Prilaku individu dianggap sebagai buah dan penampilan iman mereka, orang yang
beriman akan tinggi ahlaknya yang sesuai akidah islam di hatinya, dan prilaku yang jatuh
sesuai melemahnya imannya, seperti robit nabi saw.: antara prilaku manusia dan antara
iman nabi bersabda: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda
Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya
ANALISIS KRITIS

Pembahasan Pertama

Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang
kokoh dan ibadah yang benar, karena akhlak tersarikan dari aqidah, aqidahpun
terpancarkan melalui ibadah. Karena sesungguhnya aqidah yang kokoh senantiasa
menghasilkan amal atau ibadah dan ibadahpun akan menciptakan akhlakul karimah.1 Oleh
karena itu jika seseorang berakidah yang benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik
dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam
juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscaya
ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak
mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanya.
Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku
yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka,
karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridho Allah dan atau
membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. Rasulallah saw menegaskan
bahwa kesempurnaan seseorang terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya.
Sebab beliau “orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah mereka yang paling
bagus akhlaknya” (HR. Muslim) dengan demikain, untuk melihat kuat atau lemahnya iman
dapat diketahui melalui tingkah laku (akhlak) sesorang karena tingkah laku tersebut
merupakan perwujudan dari imanya yang ada didalam hati. Jika perbuatanya baik, pertanda
ia memiliki iman yang baik dan jika perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai
iman yang lemah. Iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang buruk. Nabi Muhammad saw telah menjelaskan bahwa iman
yang kuat akan memberikan akhlak yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari
lemahnya iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh nabi sebagai orang yang
lemah imanya.

Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan
hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahakan tujuan

1
Ibrahim Muhammad, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1998), hlm 99
hidupnya sebagai makhluk. Aqidah merupakan pondasi aktivitas manusia yang tidak
selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan adanya sarana untuk memelihara
pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah.
Ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah untuk meningkatkan
keimanan kepada Allah. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintahnya melalui lisan para rasulnya, merendahkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla
yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah cinta yang paling
tinggi. Dan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza Wa Jalla.
Baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir mapun yang batin.2

Pembahasan Kedua

Dampak edukatif keimanan terhadap manusia sangat berpengaruh. Ketika


seseorang beriman maka jiwanya akan terdidik dan terpelihara dari segala kerisauan di
dunia. Yang pertama, keimanan berfungsi mengatur batasan kesedihan seseorang.
Adakalanya manusia mengalami masa-masa sulit dalam hidup mereka, mereka mengalami
berbagai cobaan dan kerisauan seperti ditinggalkan oleh seseorang, tidak sukses dalam
percintaan mereka, atau mengalami kegagalan dalam usaha mereka. dan dampak dari
kerisauan tersebut manusia biasanya akan bersedih, putus asa dan mengalami kecemasan
yang dalam, hingga bahkan terkadang seseorang ingin mengakhiri hidup mereka. hal itu
sangat berbahaya, maka dari itu manusia harus memiliki keimanan. Keimanan begitu
penting untuk membentengi manusia dari berbagai hal yang mengganggu manusia dari
jalan menuju akhirat, selain menenangkan pikiran dari berbagai kerisauan, keimanan juga
membentengi manusia dari hal-hal yang menjauhkan diri mereka dari akhirat, dengan tidak
berbuat maksiat dan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

Sesungguhnya tidak ada kekosongan keimanan dalam diri manusia, namun adanya
kelemahan dari keimanan tersebut, seseorang harus terus mengisi hati mereka dengan iman
dan percaya terhadap Allah, disaat mereka dalam masa-masa sulit untuk terus
mempercayai bahwa Allah memiliki berbagai jalan keluar dan hikmah dibalik setiap
cobaan, dan hal itu telah banyak Allah singgung dalam Al-qur’an dan hadist rasulNya.
Selain itu ilmu dan iman di dunia ini tidak dapat dipisahkan, mereka bagaikan rumah dan
2
Sayid Sabiq, Akidah Islam, (Surabaya: Al.Ikhlas, TT), hlm 29-32
halaman. Adanya rumah tanpa halaman akan terlihat gersang dan kering. Begitu pula ilmu
tanpa iman maupun iman tanpa ilmu akan terasa gersang dan tersesat.

Sabar berarti tahan menghadapi cobaan, tabah, tidak tergesa-gesa, tidak terburu-buru
nafsu.3 Kesabaran secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu kesabaran jasmani
yaitu berupa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Kedua kesabaran
rohani yaitu sabar dalam menahan hawa nafsu yang membawa dalam kejelekan. 4 Oleh
sebab itu sabar adalah suatu kegiatan dalam kehidupan yang sangat sulit ditebak dan belum
tentu kita paham tentang kesabaran yang sesungguhnya bahkan yang kita anggap baik
hasilnya akan buruk maupun sebaliknya. Dan juga untuk mendapatkan keberhasilan dalam
bersabar pasti membutuhkan iman yang kuat sehingga tidak akan tergoda dalam hal yang
menguji kita tentang kesabaran.

Ukhuwah Islamiyah mudah diucapkan, tapi yang sulit adalah praktik dan aplikasinya
dalam berbagai situasi serta kondisi kehidupan sehari-hari. Namun, perlu disadari bahwa
mewujudkan persaudaraan Islam dalam arti yang sebenarnya merupakan kewajiban setiap
Muslim. Meski tak ada pakta perjanjian tertulis, namun umat Islam karena ikatan
keislamannya haruslah memandang sesama Muslim sebagai saudaranya atas dasar
kesamaan pandangan hidup. Segala yang merusak ukhuwah Islamiyah harus dijauhi.
Setidaknya ada lima hal yang harus kita lakukan untuk membentengi persatuan kita sesama
umat Islam. Kelima hal ini termasuk dalam hak dan kewajiban ukhuwah yang ditetapkan
dalam Islam.

a. Menutup aib saudara seiman. Rasa-rasanya tidak ada manusia yang terbebas dan
bersih dari aib, cacat dan kekurangan diri.

b. Memaafkan saudara seiman. Langkah kedua ini diperlukan dalam hubungan kita
sebagai makhluk sosial.

c. melepaskan kesulitan sesama Muslim. Jika kita diminta untuk memilih antara
kemudahan dan kesulitan, nyaris setiap kita lebih suka kemudahan dan tidak
menginginkan kesulitan.
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal 763
4
M. Quraish shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002). Hal 181
d. berbaik sangka kepada sesama Muslim. Sikap baik sangka tidak berarti kita
kehilangan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang.

e. berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat. Doa yang
baik akan kembali kepada kita yang mendoakannya. Demikian pula sebaliknya.
KESIMPULAN
1. Ikatan yang membedakan kebenaran, berpegang teguh kepada sesuatu, secara
kokoh dan kuat. Dan orang yang terikat: adalah orang yang memegang
janjinya dan percaya. Dan ikatan adalah janji,dan orang yang terikat adalah
orang yang berjanji , dan terikat kepada suatu kaum, berarti berjanji kepada
mereka.
2. Ketika seseorang beriman maka jiwa dan perilakunya akan terdidik, jadilah
efek ini sesuai dengan kekuatan iman yang dibawa seseorang diantara
tanganya atau di dadanya, beberapa dari hal-hal tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Mengatur kecemasan/kerisauan seseorang.
b. Lemahnya iman
c. petugas motivasi psikologis
d. Kegigihan/ketekunan pada prinsip
e. Mencapai Persaudaraan Sosial

Anda mungkin juga menyukai