Makalah
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN……………………………………………………………………….
ISI KANDUNGAN………………………………………………………………………
A. Pembahasan Pertama……………………………………………………………
B. Pembahasan Kedua……………………………………………………………...
ANALISIS KRITIS………………………………………………………………………
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
Aqidah Islam merupakan syarat pokok menjadi seorang mukmin, dan merupakan syarat
sahnya semua amal kita. Untuk memperoleh aqidah yang lurus kita perlu mempelajari dan
memahami sifat-sifat Allah dan apa-apa yang disukai dan dibenci Allah. Tanpa aqidah yang
lurus maka amal ibadah kita tidak diterima-Nya. Salah satu hal yang paling dibenci Allah SWT
adalah syirik, yaitu mensejajarkan diri-Nya dengan makhluk atau benda ciptaan-Nya
Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk
dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-Prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.
Begitu pentingnya aqidah dalam Islam, sehingga pelurusan aqidah adalah dakwah yang
pertama-tama dilakukan para rasul Allah, setelah itu baru mereka mengajarkan perintah agama
(syariat) yang lain. Dengan demikian ilmu Tauhid sebagai ilmu yang menjelaskan aqidah yang
lurus, merupakan ilmu pokok yang harus dipahami sebaik mungkin oleh setiap umat Islam yang
ingin memperdalam ilmu agamanya.
BAB I AKIDAH
PEMBAHASAN PERTAMA
A. Pemahaman Akidah
Ikatan yang membedakan kebenaran, berpegang teguh kepada sesuatu, secara kokoh
dan kuat. Dan orang yang terikat: adalah orang yang memegang janjinya dan percaya. Dan
ikatan adalah janji,dan orang yang terikat adalah orang yang berjanji , dan terikat kepada
suatu kaum, berarti berjanji kepada mereka.
Akidah adalah sesuatu yang mengikat kepada hati manusia, misalkan kamu berkata:
saya terikat seperti ini, atau telah mengikat hati saya dan dhomir, dan aslinya di ambil dari
kalimat ikatan tali apabila tali itu diikatkan kemudian dipakai di dalam akidah qolbi, dan
ketetapannya itu mutlak. dan dengan itu kemungkinan bisa kita katakan bahwasanya akidah
itu adalah hati yang kokoh dan kuat, dan menjadi yakin sehingga tidak ada keraguan di
dalamnya. Dan akidah di dalam Islam pondasinya adalah iman kepada Allah SWT, dan para
malaikat, dan kitab-kitabnya, dan rosulnya, dan hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dan
iman adalah: percaya dengan kesungguhan, di ikrarkan dengan lisan, dan dikerjakan dengan
rukun-rukunnya.
B. Pentingnya Akidah
Menampakkan pentingnya akidah islam di dalam kehidupan manusia dari wajah yang
berbeda-beda, di yakini dengan itu bahwa pentingnya memperhatikan iman dengan
pendidikan yang terjadi kepadanya, dan kemungkinan hal-hal di bawah ini akan menjelaskan
sebagian dari perkara-perkara ini:
1. Diterimanya amal
Sesungguhnya yang benar benar menampakkan pentingya iman adalah pendidikan yang
terjadi kepadanya yaitu pendidikan yang lama dan membawanya kepada pemahaman yang
dalam, karena setiap kesungguhan dan amal tidak akan di terima dari manusia sebelum ia
berpegang teguh dengan iman yang benar, Allah berfirman: “Dan sungguh telah di
wahyukan kepadamu dan kepada nabi nabi sebelum kamu , sungguh jika engkau
menyekutukan-Nya niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang
yang rugi”. {Q.S. Az-Zummar: 65}.
2. Ketetapan Akhlak
Sesungguhnya ketetapan dasar dan akhlak yang terjadi kepada manusia secara umum,
telah di sepakati oleh mereka, dengan kuatnya iman yang ada pada mereka sendiri, maka
sebagian dari mereka ada yang mengatakan dengan akhlak islam. Dan telah dituliskan oleh
seseorang tetapi hal itu akan terkendali dengan adanya syahwat yang berlebihan
kepadanya. Dan digolongkan dari sekelompok orang yang memberikan fadhilah-fadhilah
dari sebagaian akhlak, yang mana itu menjadi bentuk pencapaian untuknya yang di minta
dan manfaat-manfaat secara duniawiyah, dan menyimpang dari hal itu menyebabkan
perselisihan yang membingungkan sebagian yang diminta dan yang memberikan manfaat.
Oleh sebab itu maka iman yang benar adalah pondasi yang kuat untuk pendidikan yang
baik, dengan maksud yang dituju, dan begitupun sebaliknya pendidikan yang tidak di iringi
dengan iman, maka itu adalah pendidikan yang kurang baik dantidak benar, Ibnu Qoyyim
berkata: Pondasi untuk membangun suatu pekerjaan seperti kekuatan untuk tubuh manusia,
apabila kekuatannya itu kuat maka badan akan ikut kuat, dan ia akan terhindar dari segala
jenis penyakit, dan apabila kekuatanya itu lemah maka badanya juga akan ikut lemah, dan
akan mudah sekali terserang penyakit , oleh karena itu maka jadikanlah dasar dari
pekerjaan mu dengan pondasi iman yang kuat.
Apabila melihat di dalam tingkatan syari'at islam kita dapati bahwasannya yang paling
pertama di perhatikan dalam memulai da'wah adalah perkara iman dan akidah yang benar,
Ummul Mu'minin Sayidah Aisyah, radhiallhau anha berkata: sungguh yang pertama kali
turun dalilnya adalah satu surat dari Al-Mufashshol ( surat-surat pendek) yang berisi
penjelasan tentang syurga dan neraka hingga apabila manusia telah mantap dalam islam
maka turunlah halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun adalah perintah,
“Jangan minum khamr (miras). Tentulah mereka menjawab kami tidak akan meninggalkan
khamr selama-lamanya. Seandainya yang pertama turun adalah perintah , “Jangan berzina”
tentulah mereka akan menjawab : kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya’.
firman Allah, “ sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan
kiamat itu lebih dasyat dan lebih pahit .dan belum turun surat Al-Baqarah dan An-Nisa
kecuali aku sudah berada disisinya ( HR Al-Bukhori no 4993)
3. Kedudukan dan tempat untuk orang yang beriman
Allah SWT berfirman: “Allah telah menjajikan kepada orang-orang di antara kamu
yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadi
berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia
ridhoi, dan Dia benar benar mengubah keadaan mereka, setelah berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembahku dengan tidak menyekutukanku dengan
sesuatu pun, tetapi barang siapa tetap kafir setelah janji itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik”. {Q.S. An-Nur ayat : 55}
4. Lindungan Allah SWT dan petunjuknya bagi orang orang yang beriman
Allah SWT Berfirman: “Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). dan orang orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya adalah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.
mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. { Q.S Al-Baqarah : 257}
5. Kekuatan dan keagungan
Allah SWT berfirman “Dan kekuatan itu hanyalah bagi Allah SWT, rasul-Nya dan bagi
orang orang mukmin”.{Q.S. Al-Munafiqun ayat:8}
6. Pertolongan
Allah SWT berfirman: “Dan merupakan hak kami untuk menolong orang orang
mukmin”{Q.S. Ar-Rum ayat 47}. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah SWT
membela orang orang yang beriman”.{Q.S Al-Hajj ayat 38}
7. Keamanan dan ketentraman hati
Allah SWT berfirman: “Orang- orang yang beriman dan tidak mencampur adukan
iman mereka dengan sirik, mereka itulah orang orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk.” {Q.S. Al-An'am Ayat 82}.
PEMBAHASAN KEDUA
DAMPAK EDUKATIF KEIMANAN
Ketika seseorang beriman maka jiwa dan perilakunya akan terdidik, jadilah efek ini sesuai
dengan kekuatan iman yang dibawa seseorang diantara tanganya atau di dadanya, beberapa dari
hal-hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Ahli mekah dan hijaz dari atasnya, dan ahli Najid dari bawahnya, dengan dukungan orang
yahudi dan sekitar kota. Iman yang lemah mulai memanggil keluar dari situasi itu,
mereka membuat alasan, salah dan bodoh. Allah berfirman tentang mereka Surat al ahzab
ayat 12-13
َوإِ ْذ يَقُو ُل ْال ُمنَافِقُونَ َوالَّ ِذينَ فِي قُلُوبِ ِه ْم َم َرضٌ َما َو َع َدنَا هَّللا ُ َو َرسُولُهُ إِاَّل ُغرُو ًر
ا ِه َيqqوْ َرةٌ َو َمqqا َعqqَونَ إِ َّن بُيُوتَنqqُي يَقُول ٌ qتَأْ ِذنُ فَ ِريqارْ ِجعُوا ۚ َويَ ْسqqَب اَل ُمقَا َم لَ ُك ْم ف
َّ ِق ِم ْنهُ ُم النَّب َ ت طَائِفَةٌ ِم ْنهُ ْم يَا أَ ْه َل يَ ْث ِر
ْ ََوإِ ْذ قَال
بِ َعوْ َر ٍة ۖ إِ ْن ي ُِري ُدونَ إِاَّل فِ َرارًا
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu
daya"
Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mreka berkata: "Hai penduduk Yatsrib
(Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian dari
mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya
rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak
terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.
Tidak seperti orang orang yang beriman yang telah dijanjikan allah:
لِي ًماqا َوت َْسqqًا َزا َدهُ ْم إِاَّل إِي َمانqولُهُ ۚ َو َمqق هَّللا ُ َو َر ُس َ ولُهُ َوq َدنَا هَّللا ُ َو َر ُسqا َو َعqq َذا َمqَالُوا ٰهqَاب ق
َ َدqص َ َزqْونَ اأْل َحqqَُولَ َّما َرأَى ْال ُم ْؤ ِمن
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah
dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan.
Dan mendapatkan ukhuwah islamiyah diantara mereka yang dibedakan oleh ras,
persahabatan dari suku kurais baesahabat dengan suku ar rum, bilal bin rabah al habsyi
dan salaman al farosi.
Berbicara tentaang keyakinan muslim yang kuat yang melelehkan perbedaan secara
etnis dan ruang di antara mereka.
Berbicara kelemahan keimanan mereka melemahnya persaudaraan. Itu gambarannya
rasulullah bersabda:
Seperti nabi Muhammad saw iman denga tubuh, keluarga dengan anggotanya. Karena
iman adalah yang utama, dan bagiannya biayanya. Jika ada yang rusak dengan sesuatu
maka yang lain membiayai yang utama. Seperti tubuh aslinya seperti pohon dan
anggotanya ranting, ketika jatuh satu ranting dari ranting lain merasakan seluruh ranting
tersebut. Seperti pohon, jika ranting tertabrak dahannya, maka ranting lain terguncang
dan terganggu.
Di bab ini menunjukkan dampak pendidikan yang hebat yang tercermin pada tingkah
dan percaya pada prilaku dan kehidupam manusia juga dari apa yang di temukan
manusia di ahirat dan kebenaran yang hakiki bertemu dengan keyakinan yang benar, hal
itu merupakn syarat mendapatkan amal.
Prilaku individu dianggap sebagai buah dan penampilan iman mereka, orang yang
beriman akan tinggi ahlaknya yang sesuai akidah islam di hatinya, dan prilaku yang jatuh
sesuai melemahnya imannya, seperti robit nabi saw.: antara prilaku manusia dan antara
iman nabi bersabda: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda
Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya
ANALISIS KRITIS
Pembahasan Pertama
Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang
kokoh dan ibadah yang benar, karena akhlak tersarikan dari aqidah, aqidahpun
terpancarkan melalui ibadah. Karena sesungguhnya aqidah yang kokoh senantiasa
menghasilkan amal atau ibadah dan ibadahpun akan menciptakan akhlakul karimah.1 Oleh
karena itu jika seseorang berakidah yang benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik
dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam
juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscaya
ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak
mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanya.
Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku
yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka,
karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridho Allah dan atau
membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. Rasulallah saw menegaskan
bahwa kesempurnaan seseorang terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya.
Sebab beliau “orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah mereka yang paling
bagus akhlaknya” (HR. Muslim) dengan demikain, untuk melihat kuat atau lemahnya iman
dapat diketahui melalui tingkah laku (akhlak) sesorang karena tingkah laku tersebut
merupakan perwujudan dari imanya yang ada didalam hati. Jika perbuatanya baik, pertanda
ia memiliki iman yang baik dan jika perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai
iman yang lemah. Iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik sedang iman yang lemah
mewujudkan akhlak yang buruk. Nabi Muhammad saw telah menjelaskan bahwa iman
yang kuat akan memberikan akhlak yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari
lemahnya iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh nabi sebagai orang yang
lemah imanya.
Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan
hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahakan tujuan
1
Ibrahim Muhammad, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1998), hlm 99
hidupnya sebagai makhluk. Aqidah merupakan pondasi aktivitas manusia yang tidak
selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan adanya sarana untuk memelihara
pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah.
Ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah untuk meningkatkan
keimanan kepada Allah. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintahnya melalui lisan para rasulnya, merendahkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla
yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah cinta yang paling
tinggi. Dan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza Wa Jalla.
Baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir mapun yang batin.2
Pembahasan Kedua
Sesungguhnya tidak ada kekosongan keimanan dalam diri manusia, namun adanya
kelemahan dari keimanan tersebut, seseorang harus terus mengisi hati mereka dengan iman
dan percaya terhadap Allah, disaat mereka dalam masa-masa sulit untuk terus
mempercayai bahwa Allah memiliki berbagai jalan keluar dan hikmah dibalik setiap
cobaan, dan hal itu telah banyak Allah singgung dalam Al-qur’an dan hadist rasulNya.
Selain itu ilmu dan iman di dunia ini tidak dapat dipisahkan, mereka bagaikan rumah dan
2
Sayid Sabiq, Akidah Islam, (Surabaya: Al.Ikhlas, TT), hlm 29-32
halaman. Adanya rumah tanpa halaman akan terlihat gersang dan kering. Begitu pula ilmu
tanpa iman maupun iman tanpa ilmu akan terasa gersang dan tersesat.
Sabar berarti tahan menghadapi cobaan, tabah, tidak tergesa-gesa, tidak terburu-buru
nafsu.3 Kesabaran secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu kesabaran jasmani
yaitu berupa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Kedua kesabaran
rohani yaitu sabar dalam menahan hawa nafsu yang membawa dalam kejelekan. 4 Oleh
sebab itu sabar adalah suatu kegiatan dalam kehidupan yang sangat sulit ditebak dan belum
tentu kita paham tentang kesabaran yang sesungguhnya bahkan yang kita anggap baik
hasilnya akan buruk maupun sebaliknya. Dan juga untuk mendapatkan keberhasilan dalam
bersabar pasti membutuhkan iman yang kuat sehingga tidak akan tergoda dalam hal yang
menguji kita tentang kesabaran.
Ukhuwah Islamiyah mudah diucapkan, tapi yang sulit adalah praktik dan aplikasinya
dalam berbagai situasi serta kondisi kehidupan sehari-hari. Namun, perlu disadari bahwa
mewujudkan persaudaraan Islam dalam arti yang sebenarnya merupakan kewajiban setiap
Muslim. Meski tak ada pakta perjanjian tertulis, namun umat Islam karena ikatan
keislamannya haruslah memandang sesama Muslim sebagai saudaranya atas dasar
kesamaan pandangan hidup. Segala yang merusak ukhuwah Islamiyah harus dijauhi.
Setidaknya ada lima hal yang harus kita lakukan untuk membentengi persatuan kita sesama
umat Islam. Kelima hal ini termasuk dalam hak dan kewajiban ukhuwah yang ditetapkan
dalam Islam.
a. Menutup aib saudara seiman. Rasa-rasanya tidak ada manusia yang terbebas dan
bersih dari aib, cacat dan kekurangan diri.
b. Memaafkan saudara seiman. Langkah kedua ini diperlukan dalam hubungan kita
sebagai makhluk sosial.
c. melepaskan kesulitan sesama Muslim. Jika kita diminta untuk memilih antara
kemudahan dan kesulitan, nyaris setiap kita lebih suka kemudahan dan tidak
menginginkan kesulitan.
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal 763
4
M. Quraish shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002). Hal 181
d. berbaik sangka kepada sesama Muslim. Sikap baik sangka tidak berarti kita
kehilangan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang.
e. berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat. Doa yang
baik akan kembali kepada kita yang mendoakannya. Demikian pula sebaliknya.
KESIMPULAN
1. Ikatan yang membedakan kebenaran, berpegang teguh kepada sesuatu, secara
kokoh dan kuat. Dan orang yang terikat: adalah orang yang memegang
janjinya dan percaya. Dan ikatan adalah janji,dan orang yang terikat adalah
orang yang berjanji , dan terikat kepada suatu kaum, berarti berjanji kepada
mereka.
2. Ketika seseorang beriman maka jiwa dan perilakunya akan terdidik, jadilah
efek ini sesuai dengan kekuatan iman yang dibawa seseorang diantara
tanganya atau di dadanya, beberapa dari hal-hal tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Mengatur kecemasan/kerisauan seseorang.
b. Lemahnya iman
c. petugas motivasi psikologis
d. Kegigihan/ketekunan pada prinsip
e. Mencapai Persaudaraan Sosial