Anda di halaman 1dari 4

PENYIMPANGAN AKIDAH

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah
laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan
norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Akidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan
bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Fondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril,
yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.
Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran dan kesesatan. Karena aqidah
yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar
seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-raguan yang lama-kelamaan
mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan hidup
kebahagiaan, sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut
dengan menyudahi hidup, sekali pun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak
orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar.
PENYIMPANGAN akidah itu sangat berbahaya karena seringkali tidak nampak atau
sangat samar, tidak disadari oleh pelakunya. Dia seperti penyakit ganas yang baru disadari oleh
si sakit ketika kondisi sudah parah. Jika si pelaku diberi peringatan maka ada saja alasan yang
dikemukakan untuk membela diri dengan menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya.
penyimpangan akidah menurut Alquran dan sunah adalah sifat dan perilaku sebagai berikut:
1) Syirik dan kemusyrikan
Yaitu mempersekutukan Allah dalam beribadah kepada-Nya. Ini adalah penyimpangan
yang paling fatal karena pelakunya berdosa besar yang tidak akan diampuni Allah
sampai dia bertobat dan memperbaiki diri dengan Tauhid.
2) Kufur
Yaitu menolak ajaran Allah, Rasul, atau Islam secara keseluruhan atau pun sebagiannya.
Kufur paling rendah adalah mengingkari nikmat (pemberian) Allah seperti seseorang
mengatakan, "kesuksesan ini berkat kepandaianku". Kufur yang paling sering terjadi
adalah menolak ayat-ayat Alquran atau hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa
Sallam yang dirasa tidak cocok bagi dirinya dan yang lebih parah adalah berani adalah
memerangi ajaran Allah.
3) Nifak atau munafik
Yaitu orang-orang yang mengaku beriman dengan lidahnya tetapi hatinya masih ingkar
terhadap ajaran Allah, Rasul dan Islam. Kemunafikan bersarang di hati orang-orang yang
bekerjasama dengan orang-orang kafir atau ikut membela kekafiran mereka baik secara
sembunyi-sembunyi atau pun terang-terangan. Kaum munafikin seperti duri dalam
daging terhadap Ummat Islam karena meski mengaku muslim mereka selalu merusak
barisan Kaum Muslimin dalam perjuangan penegakan agama.
4) Fasik
Yaitu sifat seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi menolaknya atau mengerti
kewajiban tetapi tidak melaksanakannya meskipun hatinya menerima kebenaran atau
pun kewajiban tersebut. Kaum fasikin ini tidak mengaplikasikan Islam dalam hidupnya
sehingga hatinya menjadi keras seperti digambarkan Allah,
5) 5) Zalim
Yaitu mereka yang tidak menempatkan sesuatu secara tidak proporsional. Disebut juga
menganiaya diri sendiri karena mereka membuat kerugian bagi orang lain. Kezaliman ini
akan dibalas Allah meskipun kecil sehingga pelakunya meminta maaf atau membayar
kerugian yang dizalimi (roddul mazholim) atau bertobat melakukan perbaikan.
Menurut Athia, faktor terakhir terjadinya penyimpangan akidah yaitu kebanyakan media
informasi dan penyiaran yang lalai dalam menjalankan tugas pentingnnya sebagai pemberi
informasi yang mendidik. Menurut Athian, sebagian besar siaran dan acara yang mereka
tampilkan tidak memperhatikan aturan agama. Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH
Athian Ali mengatakan, seorang yang tidak memiliki akidah secara benar sangat rawan
termakan oleh berbagai macam keraguan dan kerancuan pemikiran. Menurut Athian, bila
sudah putus asa, manusia yang lemah akidahnya mudah memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya ataupun keluar dari ajaran agama Islam.

Athian menjelaskan bahwa ada tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan


akidah pada masa kini.
a. kurangnya mengkaji ilmu tentang agama Islam, seperti saat sebuah masyarakat yang
tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan sangat rawan terbius berbagai
kotoran materialisme. Sehingga menurut Athian, mereka malas ketika diajak untuk
melakukan kajian-kajian tentang ilmu Islam yang baik dan benar.
b. Ta'ashshub atau fanatik terhadap nenek moyang dan tetap mempertahankannya
meskipun hal tersebut termasuk kebatilan.
c. Taklid buta atau mengikuti tanpa landasan dalil. Dalam hal ini, Athian menjelaskan
perkara tersebut terjadi dengan mengambil pendapat-pendapat orang dalam
permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan dalil dan kebenarannya.
"Banyak kelompok-kelompok yang kini menjadi aliran sesat karena kurang pahamnnya
terhadap dalil dan kebenaran yang sebenarnya," kata Athian kepada ROL, Selasa
(16/12).
d. Athian mengungkapkan banyak dari umat Islam yang berlebihan dalam menghormati
para wali dan orang-orang saleh.  "Mereka mengangkatnya melebihi kedudukannya
sebagai manusia," ujar Athian.
Athian menjelaskan dalam perkara kelima, manusia lalai dalam merenungkan ayat-ayat
Allah, baik dari ayat kauniyah maupun qur'aniyah. Menurut Athian, hal tersebut terjadi
karena manusia terlalu mengagumi perkembangan kebudayaan materialistik yang
digembor-gemborkan oleh orang barat.
"Mereka berpikir kecanggihan dan kekayaan materi adalah ukuran kehebatan, sampai
mereka terheran-heran atas kecerdasan mereka," kata Athian.
e. Athian mengatakan kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang
benar. Padahal menurutnya, peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya
sangatlah besar. Athian mengatakan bahwa tersebut telah tertera dan dijelaskan oleh
Nabi Muhammad SAW. "setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang
tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR.Bukhari)
penyimpangan akidah yang harus kita hindari, yaitu:
1. Kebodohan
Terdapat akidah shahihah, karena tidak mau atau enggan mempelajari dan mengerjakan
atau kurangnya perhatian.
Contohnya: orang Islam yang tidak menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai
pedoman hidup.
2. Taqlid buta
Mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya dan
tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya.
Contoh: percaya terhadap mitologi (ramalan bintang, dan sebagainya).
3. Ghuluw
Berlebihan dalam mencintai para wali dan orang-orang yang shalih, serta mengangkat
mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada diri mereka terdapat
sesuatu kekuatan, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak
kebenaran.
Contohnya: Shalat dan berdo’a di makam para wali atau ulama dengan niat mencari
berkah atau sebagai jalan tawasul.
4. Ghaftah
Lalai terhadap perenungan ayat-ayat Alloh yang terhampar di jagat raya ini (ayat
Kauniyah) dan ayat-ayat Alloh yang tertuang dalam kitab-Nya (ayat Qur’aniyah).
Contoh: Kaum Muslim sering kali tidak menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup
dan kurangnya kesadaran Umat Islam dalam mentadaburi alam semesta guna
mendekatkan diri kepada Allah.
5. Kosongnya rumah tangga dari nilai-nilai Keislaman
Kehidupan rumah tangga tidak pernah atau jarang mendapatkan pencerahan
bernafaskan Islam.
Contoh: Anak tidak pernah mendapatkan pendidikan agama dari orang tua di rumah.
6. Enggannya media pendidikan dan informasi berdakwah sesuai ajaran Islam
Kurikulum pendidikan dan media massa tidak memberikan perhatian yang cukup
terhadap pendidikan agama Islam.
Contoh: Tayangan televisi yang isi acaranya jauh dari ajaran Islam.
Cara menanggulangi penyimpangan akidah berikut ini:
1. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk
mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para Salaf Shalih mengambil aqidah mereka
dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah
memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan sesat dan
mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah dan kita waspadai, karena siapa
yang tidak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.
2. Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang
pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat
dalam menyajikan materi ini. Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai
materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.
3. Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah
salaf serta menjawab dan menolak seluruh aqidah batil

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/
https://republika.co.id/
https://inilah.com/mozaik/
https://www.trigonalmedia.com/
https://www.alquran-sunnah.com/

Anda mungkin juga menyukai