Anda di halaman 1dari 23

Latar Belakang

Aqidah atau keimanan merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran
Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa
darah kehidupan ke sekujur tubuh. Demikian halnya dengan keimanan. Dialah yang
menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah.
Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang
Mukmin. Bahkan shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya
keimanan.
Selanjutnya, konsep keimanan Islam sering disebut dengan istilah tauhid, yaitu
mengakui dengan sungguh-sungguh bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan yang
benar yang mengharuskan setiap manusia menyembah dan memohon pertolongan hanya
kepada-Nya. Tauhid menjadi prinsip utamayang menentukan prinsip-prinsip lainnya dalam
Islam. Berbagai aspek kehidupan dalam peradaban Islam, mendapatkan titik temunya
dalam prinsip tauhid. Tauhid adalah identitas peradaban Islam.
Para pendahulu Islam adalah orang-orang yang sangat kuat imannya. mereka siap
menjadi martir demi mempertahankan keimanan mereka sehingga Islam tertancap kuat di
atas altar sejarah. Sejarah mengajarkan kepada kita betapa gigih dan tabahnya Nabi
Muhammad SAW. dalam menghadapi tantangan yang luar biasa berat di medan daqwah.
Semua ini memberi pelajaran kepada umat Islam bahwa kekuatan ajaran islam adalah ada
pada kekuatan Iman. Namun demikian, keimanan itu ternyata akan menghadapi banyak
cobaan dan ujian. Kekuatan, kesabaran, ketabahan, dan keberanian menjadi kata kunci
untuk mempertahankan keimanan. Di satu sisi ujian keimanan adalah jalan terjal yang akan
menguras energi dan begitu melelahkan. Namun dengan ujian ini juga keimanan bener-
benar teruji kemurniannya. Dengan ujian inilah keimanan menjadi bertambah kuat.
Menghadapi zaman modern, ujian keimanan ini tentu saja semakin kompleks.

II. Rumusan Masalah


A. Apa saja yang menjadi tantangan akidah di masa depan?
B. Apa yang dimaksud dengan atheis, murtad, dan aliran sesat?
C. Apa yang yang dimaksud dengan kekeringan akidah manusia modern?
D. Apa saja solusi untuk mengatasi permasalahan akidah di masa modern ini?

III. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tantangan akidah di masa depan.
B. Untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu atheis, murtad, dan aliran sesat.
C. Untuk mengetahui keadaan akidah manusia modern yang semakin terlena oleh zaman.
D. Untuk mengetahui solusi apa saja yang bisa dilakukan agar permasalahan akidah ini dapat
terselesaikan.
BAB II
Pembahasan

I. Tantangan Aqidah Di Masa Depan


Semua orang yang berakal sehat tentu sepakat kalau penyimpangan terhadap hal apapun adalah
sesuatu yang negatif dan tidak dapat dibenarkan. Apalagi kalau penyimpangan tersebut terjadi terhadap
hal-hal yang prinsip seperti penyimpangan terhadap akidah.
Di negeri kita penyimpangan akidah bukanlah persoalan dan kasus baru yang kita jumpai.
Bahkan telah ada sejak negeri ini merebut kemerdekaannya dan terbebas dari belenggu penjajahan.
Seperti masuknya faham dan ajaran (komunis atheis) yang disisipkan oleh partai yang saat itu legal
bahkan sempat memiliki masa yang cukup diperhitungkan. Tapi tampaknya penyimpangan terhadap
akidah akan terus berlangsung sampai kapan pun dalam negeri kita, bahkan akan menjadi persoalan atau
kasus yang akhirnya dianggap biasa dan sah-sah saja, hingga tidak peduli jika mereka atau keluarga
mereka sendiri telah masuk dan terjerumus ke dalam lembah kesesatan tersebut. Dan belakangan ini kita
saksikan banyak sekali bermunculan aliran-aliran sesat dan menyesatkan yang sangat meresahkan umat
dan menodai ajaran Islam serta merusak akidah yang benar, seperti kasus nabi palsu; Lia Eden, al-
Qiyadah al-Islamiyah, dan lain-lain.
Perlu kita ketahui bahwa penyimpangan terhadap akidah dalam Islam merupakan persoalan yang
sangat besar dan tidak dapat dianggap sepele karena dapat menyebabkan para pelakunya dan orang-
orang yang mendukung berlangsungnya penyimpangan terhadapnya keluar dari agama Islam itu sendiri.
Akidah dalam Islam merupakan perkara yang sangat menentukan kehidupan dan kebahagian
seseorang di dunia dan terlebih di akhirat kelak. Karena Akidah yang shahih merupakan landasan/ asas
agama Islam dan menjadi syarat mutlak sah dan diterimanya amal yang dilakukan oleh seorang muslim.
Dan manusia tanpa akidah yang benar akan selalu dihantui dan menjadi mangsa keragu-raguan yang
akan menutup pandangannya untuk menggapai kebahagian hidup yang hakiki dan sebaliknya dia akan
menjalani kehidupan yang sempit lagi menyiksa meskipun ia hidup bergelimangan harta dan memiliki
fasilitas-fasilitas hidup yang serba mewah.
Hal ini menunjukkan betapa penting dan wajibnya bagi setiap muslim untuk mengetahui dan
mempelajari hal-hal tentang akidah yang shahih. Dan juga tak kalah pentingnya bagi mereka perlunya
mengetahui sebab-sebab yang menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam penyimpangan akidah yang
benar tersebut dan bagaimana cara menanggulanginya.

A. KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme)


Istilah KKN sering kali kita temukan dalam lingkungan kita, baik dalam ruang
lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar sekalipun. KKN merupakan
singkatan dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Korupsi itu sendiri adalah perbuatan
buruk atau tindakan menyelewengkan dana, wewenang, waktu, dan sebagainya dengan
tujuan untuk kepentingan pribadi sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak
lain. Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama melawan hukum antar penyelenggara
negara atau antara penyelenggara negara dengan pihak lain yang merugikan orang lain,
masyarakat, bangsa dan negara.Sedangkan Nepotisme yaitu suatu sikap atau tindakan
seorang pemimpin yang lebih mendahulukan keluarga dan sanak famili dalam memberikan
jabatan dan yang lain, baik dalam birokrasi pemerintahan maupun dalam manajemen
perusahaan swasta tanpa mempertimbangkan apakah sanak familinya itu bisa
melaksanakannya dengan baik atau tidak.

Korupsi termasuk salah satu bentuk dari sikap khianat yang diharamkan oleh Allah
SWT karena korupsi berdampak negatif dan sangat merugikan masyarakat luas. Di
antaranya adalah:
1. Merusak akhlak dan moral bangsa
2. Mengacaukan sistem perekonomian dan hukum
3. Menggerogoti kesejahteraan rakyat dan menghambat pelaksanaan pembangunan.
4. Merugikan dan bahkan menimbulkan dlarar (bahaya) bagi orang lain
5. Menyebabkan hilangnya berkah dari Allah SWT.
6. Menyebabkan siksa neraka. Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah SAW:
Artinya:
Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu (makanan & minuman) yang haram, maka lebih
berhak masuk ke dalam neraka.
7. Anak-anak yang diberi makan dan minum dari hasil korupsi, susah dididik menjadi anak
yang shaleh, yang mau beribadah kepada Allah SWT serta berbakti kepada kedua orang
tua. Anak-anak seperti itu, cenderung mengabaikan ajaran agama, menentang orang tua,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, mempraktekkan kehidupan free sex, suka tawuran,
dan melakukan berbagai kejahatan yang lain. Hal ini tidak lain karena mereka dibesarkan
dari makanan dan minuman yang dibeli dengan uang hasil korupsi yang secara tegas
dilarang oleh Allah. Sebagaimana telah difirmankan dalam surat an-Nisa' ayat 29:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. An-Nisa', 4: 29.

Menurut ajaran Islam, seorang pemimpin tidak boleh memberikan jabatan apalagi
jabatan yang sangat strategis kepada seseorang semata-mata atas dasar pertimbangan
hubungan kekerabatan atau kekeluargaan, padahal yang bersangkutan tidak mempunyai
kemampuan dan profesionalisme, atau tidak bersifat amanah dalam memegang jabatan
yang diberikan kepadanya, atau ada orang lain yang lebih berhak dari padanya.
Sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits shahih riwayat Imam al-
Hakim dalam al-Mustadrak dari sahabat Abdullah ibn Abbas, sebagai berikut:
"Barangsiapa memberikan jabatan kepada seseorang semata-mata karena didasarkan atas
pertimbangan keluarga, padahal di antara mereka ada orang yang lebih berhak daripada
orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang yang
beriman".
B. Emansipasi
Salah satu tantangan bagi perempuan muslimah saat ini adalah masalah Emansipasi, maksudnya
adalah manusia terlepas dari ketergantungan pada kekuasaan tradisi dan rasa takut akan tabu-
tabu religius sehingga “pencerahan” mendorong lahirnya proses sekularisasi, yang membebaskan
bidang-bidang kemasyarakatan dari simbol-simbol keagamaan. Emansipasi sesungguhnya ini
merupakan ulah dari masyarakat barat yang menginginkan kehancuran islam. Mereka tahu kuncinya
berada di tangan perempuan muslim. Karena itu pula Nabi tidak mewasiatkan tentang fitnah yang lebih
berbahaya atas kaum lelaki selain dari perempuan. Dan jalan menuju kerusakan suatu kaum tidak lain
adalah melalui kaum muslimah. Sejarah bersaksi bahwa faktor kehancuran budaya Yunani yang paling
menonjol adalah karena keluarnya para perempua secara bebas di berbagai lapangan pekerjaan. Jalanan
dipenuhi oleh para wanita yang keluar rumah berdesak-desakan dan berkompetisi dengan kaum lelaki.
Dari sini kemudian timbul fitnah. Kaum lelaki lantas kehilangan kendali atas akhlaknya. Padahal jika
akhlak sebuah masyarakat lenyap maka lenyap pula eksistensi masyarakat itu. Kehancuran merajalela
karena akhlak tak lagi menjadi pengendali jiwa. Tak ada lagi kebaikan di tengah manusia. Dari sini
kembalilah masyarakat tersebut kepada bentuk masyarakat hewani. Masyarakat yang melampiaskan
semua nafsu dan keinginan tanpa memperhatikan norma dan nilai-nilai yang ada.
Masyarakat muslim saat ini telah berada di bibir jurang dari kenyataan yang menyakitkan
tersebut. Penyeru-penyeru pembebasan wanita tentu telah gembira melihat fenomena umum di tengah
masyarakat muslim. Perempuan bekerja di luar rumah dengan menggunakan pakaian yang tidak
menutup aurat yang mengakibatkan hancurnya akhlak serta nilai-nilai Islam. Dan memang itulah tujuan
yang mereka canangkan. Dengan kenyataaan tersebut serta merta masyarakat muslim menjadi
masyarakat yang terhina terbelakang dan senantiasa ketinggalan dalam segala bidang kehidupan.
Sesungguhnya Emansipasi dalam Islam itu tidak ada. Karena Islam sama-sama menganggap perempuan
dan laki-laki itu sederajat, dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Yang membedakannya
hanyalah tingkat ketakwaan terhadap Allah SWT.

C. Globalisasi
Globalisasi adalah proses kultural yang jauh lebih kompleks dibandingkan sekedar
penyeragaman, yang di dalamnya melibatkan apa yang disebut secara umum sebagai
‘silang budaya’ (cross-culture).Era globalisasi mengakibatkan perubahan-perubahan yang
sangat cepat, sehingga dunia seakan transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas.
Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat,
sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Arus Globalisasi menyebabkan bergesernya pola hidup masyarakat menjadi :
1. Dari agraris tradisional menjadi masyarakat industri modern.
2. Dari kehidupan berasaskan kebersamaan, kepada kehidupan individualis.
3. Dari lamban kepada serba cepat.
4. Dari berasas nilai sosial menjadi konsumeris materialis.
5. Dari tata kehidupan tergantung dari alam kepada kehidupan menguasai alam.
6. Dari kepemimpinan formal kepada kepemimpinan kecakapan (profesional).
Proses Globalisasi mengakibatkan terjadinya hal-hal berikut ini :
1. Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK membuat penyampaian informasi yang sangat cepat untuk
diketahui walaupun dari jarak yang sangat jauh. Tetapi itu hanyalah dampak positifnya,
sedangkan perkembangan IPTEK yang sangat cepat pun membawa dampak negatif yang
tak bisa dihindari, diantaranya situs-situs porno yang dapat dengan mudah dijangkau oleh
masyarakat. Perkembangan IPTEK mengakibatkan adanya “jembatan” bagi masyarakat
yang ingin melakukan perbuatan asusila, yang dapat dengan mudah diakses melalui situs
internet. Bila masyarakat selalu dihadapkan dengan perilaku asusila yang terus menerus hal
ini mengakibatkan turunnya nilai-nilai kemanusian seorang manusia yang kemudian
merubahnya kembali menjadi makhluk tak bermoral seperti layaknya hewan.

2. Pergaulan Bebas di kalangan remaja


Dunia remaja kita akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena yang sangat
memprihatinkan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Banyaknya tawuran pelajar, pergaulan asusila dikalangan pelajar dan mahasiswa.
Pornografi yang susah dibendung. Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah.
b. Kesukaan terhadap minuman keras.
c. Kecanduan terhadap ectasy (XTC), menjadi budak kokain dan morfin.
d. Kesukaan untuk berjudi.

Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih terhempas dipantai


menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak menjadi the loses
generation dan tidak berani ikut serta didalam perlombaan ombak gelombang samudera
globalisasi. Penyimpangan perilaku menjadi ukuran atas kemunduran moral dan akhlak.
Hilangnya kendali para remaja, berakibat ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya
remaja.
Semua hal ini disebabkan rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan di kalangan remaja.

D. Serangan Barat

Antara serangan barat terhadap umat Islam adalah:


1. Menghalang tertegaknya kesatuan umat Islam dengan cara menghalang kekhalifahan
Islam. Sekaligus, barat berusaha memperdalamkan perasaan kebangsaan dan kedaerahan di
kalangan umat Islam.
2. Melaksanakan sistem riba dalam ekonomi dan menghancurkan harta kekayaan umat Islam.
3. Merusak ikatan kekeluargaan, merobohkan nilai-nilai sosial dan meransang umat Islam
mengamalkan akhlak serba boleh (tanpa batasan). Juga menggalakkan hidup berpecah-
belah dan menghapuskan keperibadian insan yang soleh.
4. Memecah-belahkan daerah-daerah Islam dan menanamkan unsur-unsur asing di hati
umatnya.
5. Menyebarkan semangat materialisma, mengenengahkan teori darwin sebagai pintu kepada
atheisma dan menanamkan rasa ragu-ragu terhadap ajaran Islam mengenai asal usul
kejadian manusia menurut Al Qur’an.
6. Mematikan bahasa Arab kerana ia adalah bahasa Al Qur’an.
7. Memaksa manusia memahami dan meyakini falsafah-falsafah materialisma yang mana
falsafah-falsafah ini menyemarakkan perasaan dengki, hawa nafsu dan angan-angan
panjang. Juga, falsafah-falsafah ini mengingkari terhadap sesuatu yang tidak dapat
dijangkau oleh pancaindera (atau yang tidak dapat dibuktikan secara empirikal).
8. Mengingkari agama dengan menganggapnya sebagai perkara yang membawa kemunduran
hidup dan ketinggalan dari segi kemajuan sosial. Memisahkan Islam dengan politik dan
akhlak manusia. Juga, menyerang akidah Islam dan nilai-nilainya.
9. Menyebarluaskan perpecahan dan permusuhan antara agama-agama dan ras-ras manusia.

Tujuan proses pembarata terhadap umat Islam adalah :


1. Agar kaum muslimin meneriman gaya hidup barat.
2. Agar kekuatan kaum muslimin lumpuh.

E. Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama


Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah
sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk
agama tidak boleh mengkalim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan
hidup dan berdampingan di surga. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di
negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara
berdampingan.
Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan
menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang
sesuai dengan akal pikiran semata.
Sekularisme yakni segala upaya untuk membungkam dan mengeyampingkan peran dan
nilai-nilai agama dari ruang publik, sehingga peran dan nilai-nilai itu hanya diserahkan kepada
masing-masing individu. Seringkali budaya sekuler merupakan irisan dari modernisme dan
rassionalisme yang diikuti secara berlebih-lebihan, dan seringkali juga menolak adanya
Tuhan. Sekularisasi sendiri, menurut Naquib Al-Attas, adalah pembebasan alam dari nada-
nada keagamaan. Secara teologis dan filosofis, menurut Sayyid Hossein Nasr, budaya yang
demikian itu menjuruskan manusia dewasa ini dalam suatu krisis yang amat mendalam;
kegagalan menemukan ketentraman batin serta hilangnya keseimbangan diri. Akar krisis itu
tak lain adalah bersumber dari penolakan terhadap hal-hal yang bersifat rohaniah atau
spiritual dan penyingkiran peran agama dalam kehidupan manusia.
Sekularisme juga mengakibatkan terjadinya kegelisahan dan kehampaan jiwa, sehingga
manusia mengalami apa yang disebut dengan keterasingan diri (self alienation), dan
kehampaan eksistensi.
II. Problem Iman Di Era Modern

A. Atheis
Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui adanya Tuhan. Yang
digarisbawahi di sini adalah pengakuannya terhadap Tuhan, bukan keberadaan Tuhan itu
sendiri. Faktanya, tidak semua orang atheis adalah atheis sejati. Bahkan boleh dibilang
atheisme itu sebenarnya tidak pernah ada. Kebanyakan orang atheis sebenarnya tidak
atheis. Mereka hanya orang-orang yang kecewa dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka
merasa bahwa Tuhan adalah pelayannya. Jika Tuhan tidak memberikan 'pelayanan' yang
cukup baik, mereka pun merasa kecewa. Orang-orang atheis seharusnya tidak takut mati.
Buat mereka, hidup adalah penderitaan dan mati adalah akhir yang kosong, tanpa makna,
tanpa pertanggungjawaban. Jadi jika masih takut mati, bisa dipastikan ia bukanlah seorang
atheis.

B. Murtad
1. Pengertiannya
Murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam beralih kepada agama lain,
seperti Nasrani, Yahudi atau beralih kepada aliran yang bukan agama, seperti mulhid
(mengingkari agama) dan komunisme. Orang itu berakal dan atas kemauannya sendiri,
tidak dipaksa.

2. Hukumannya
Orang murtad hendaknya diajak kembali kepada agama Islam, selama 3 hari dan
diingatkan dengan disertai peringatan-peringatan. Jika kembali lagi kepada agama Islam
maka tidak dibunuh, tetapi jika tidak mau kembali, maka hukumannya adalah dibunuh dengan
pedang, sebagai hukuman. Dari Qatadah, dari Al-Hasan berkata, Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa mengganti agamanya maka bunuhlah dia. (HR An-Nasai, Al-Bukhori, Abu
Dawud, At-Tirmidzi dan lainnya).

Juga sabdanya: “Laa yahillu damumri’in muslim illaa bi ihda tsalaatsin: Attsaibuz zaanii
wannafsu bin nafsi, wat taariku li diinihil mufaroqu liljamaa’ah.” (Muttafaq ‘alaih).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a katanya Rasulullah s.a.w bersabda “Tidak
dihalalkan darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah
dan bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah kecuali salah satu di antara tiga perkara ini: yaitu
seorang janda (yang sudah pernah nikah, laki-laki ataupun perempuan) yang berzina,
seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang
yang memisahkan dirinya dari jamaah.” (Muttafaq ‘alaih).

3. Hukuman setelah dibunuh


Apabila orang yang murtad telah dibunuh, maka jangan dimandikan, jangan disholatkan
atau dikubur di dalam kuburan orang-orang Muslim, dan jangan diwarisi atau menerima
warisan. Harta yang ditinggalkannya jadi harta fai’ atau rampasan bagi kaum muslimin untuk
kepentingan dan kemaslahatan hidup mereka. Allah swt berfirman “Dan janganlah kamu
sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah
kamu berdiri di kuburannya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan mereka mati dalam keadaan fasiq.” (At-Taubah: 84).

Demikian pula sabda rasulullah saw “Laa yaritsul kaafirul muslima walal muslimul kaafiro.
(muttafaq ‘alaih). Diriwayatkan daripada Usamah bin Zaid r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda:
Orang Islam tidak boleh mewarisi harta orang kafir dan orang kafir tidak boleh mewarisi harta
orang Islam. (Muttafaq ‘alaih). Ulama kaum muslimin telah sepakat (ijma’) terhadap hukum-
hukum murtad tersebut di atas.

C. Aliran Sesat
1. Pengertian sesat
Sesat atau kesesatan itu bahasa Arabnya “dhalal”. Yaitu setiap yang menyimpang dari
jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah
kesesatan. Dalam al-Qur’an disebutkan, setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat.
Allah SWT berfirman :
Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada
sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari
kebenaran)? (Q.S Surat Yunus: 32).

Sepuluh Kriteria Aliran Sesat


1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i

Berikut ini akan dipaparkan berbagai macam aliran sesat yang tersebar di Indonesia.

a. Aliran Pembaharu Isa Bugis


Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin menerjemahkan
dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti
misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk
mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak semua hal-hal yang tidak
bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak
diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.

Pokok-Pokok Ajaran Isa Bugis:


1) Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab.
2) Semua tafsir Al Qur'an yang ada sekarang harus dimuseumkan karena semuanya salah.
3) Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa as membelah laut
dengan tongkatnya dalam Al Qur'an adalah dongeng lampu Aladin.
4) Nabi Ibrahim as menyembelih Ismail adalah dongeng.
5) Ka'bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.
6) Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengajarkan ilmu ini
harus disingkirkan ke Pulau Seribu.
7) Al Qur'an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al Qur'an tidak perlu belajar
bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.
8) Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan Al Qur'an walau tidak
mengerti bahasa Arab.
9) Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme Arab.
10) Ajaran Qurban pada waktu Iedhul Adha tidak ada dasar kebenarannya.
11) Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke luar tanah Arab adalah pemabuk
dzulumat yang haus darah dan harta.
12) Indonesia adalah diantara dari sekian banyak korban dari kebiadaban Arabisme.
13) Lembaga Pembaharu (yang dipimpin oleh Isa Bugis) adalah Nur, sedangkan orang atau
golongan di luar itu adalah Dzulumat, sesat serta kafir.
14) Sekarang masih periode Makkah sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dll. Begitu juga
minuman yang memabukkan seperti khamar dan sejenisnya belum diharamkan.

b. Faham Inkar Sunnah


Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajian
yang mereka adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan PT. Ghalia. Pada
awalnya Luqman Saad merintis usaha percetakannya dengan tangan. Namun ketika ia
bolak-balik ke Belanda untuk suatu urusan yang tidak diketahui kemudian ia memiliki
peralatan modern yang didatangkan dari negeri Belanda. Dengan mesin cetaknya itulah ia
banyak mencetak buku-buku yang berisi ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu juga Ir.
Irham Sutarto ketua serikat buruh PT. Unilever (Belanda). Tidakkah ini merupakan
permainan orang Yahudi di Belanda dalam menghancurkan Islam di Indonesia? Setelah
dilakukan pelacakan akhirnya ditemukan dedengkotnya adalah Marinus Taka keturunan
Indo Jerman yang tinggal di Jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak
bermukim peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk seluruh Indonesia.
Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa belajar dan tanggal 4 Juni 1983
ditangkap oleh Kodim Jakarta Utara.

Pokok-Pokok Ajaran Inkarus Sunnah:


1) Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, menurut mereka hadits itu bikinan
Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
2) Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur'an saja.
3) Syahadat mereka : Insyahadu bianna Muslimun.
4) Shalat mereka macam-macam ada yang dua rokaat-dua rokaat dan ada juga yang shalatnya
hanya 'eling' saja.
5) Puasa wajib bagi mereka yang melihat bulan saja, kalau yang lihat bulan hanya satu orang
maka hanya orang itu saja yang wajib puasa. Mereka merujuk pada ayat : faman syahida
minkumus Syahra falyasumhu.
6) Haji boleh dilakukan selama 4 bulan Haram yaitu : Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan
Dzulhijjah.
7) Pakaian Ihram adalah pakaian orang Arab dan bikin repot. Oleh karena itu mereka
menunaikan haji menggunakan baju biasa atau jas.
8) Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat.
9) Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al Qur'an (kandungan isi Al
Qur'an).
10) Orang yang meninggal dunia tidak disholati karena tidak ada perintah di Al Qur'an.

c. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)


Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama
Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH
dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi
Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya
ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang
melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta perlindungan kepada Letjen. Ali
Murtopo wakil Kepala Bakin yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat
perlindungan maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama menjadi LEMKARI
(Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur
kemudian dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji
Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri
Rudini agar tidak rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).

Pokok-Pokok Ajaran Islam Jama'ah / LDII:


1) Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orang tua
sekalipun.
2) Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka maka
bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis.
3) Wajib taat pada amir atau Imam mereka.
4) Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah
(kafir).
5) Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut
Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
6) Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka.
7) Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar
kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam.
8) Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain
kepada mereka adalah haram.
9) Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan
cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila
berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar.
10) Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu.
11) Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram
ditanyakan catatannya atau penggunaannya.
12) Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar kelompoknya.
13) Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa
tidak perlu wudhu dan harus diulang.
14) Haram menikahi orang di luar kelompoknya.
15) Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih
waktu haid (dalam keadaan kotor).
16) Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat
duduknya harus di cuti karena dianggap najis.
Imam mereka, Nur Hasan Ubaidah meninggal tanggal 31 Maret 1982 dalam
kecelakaan lalu lintas antara Tegal Cirebon di dalam mercy Tiger B 8418 EW tatkala ingin
menghadiri kampanye Golkar. Sang Imam meninggalkan harta yang banyak dan
digantikan oleh putranya Abdu Dhohir dan dibaiat sebelum mayat ayahnya dikubur.
Perwakilan gerakan ini berkembang hingga ke Amerika, Suriname, Australia, Jerman
bahkan di Arab Saudi.

d. Gerakan Syi'ah
Agama Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya adalah Abdullah bin Saba
tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk Islam di zaman Sahabat Nabi.
Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada Qadha' dan Qadar, yaitu :
Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada keadilan, Percaya kepada kenabian,
Percaya kepada Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman kepada
Qadha' dan Qadar itulah maka kematian cucu Rasulullah SAW, Husen di Padang Karbala,
diratapi dari dulu hingga sekarang. Dalam meratapi, mereka memukul badan, dada dan
kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran samawi yang membolehkan
menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul baiyt (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut mereka adalah Ali bin Abi
Thalib, Fatimah dan kedua puteranya, Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu
besar jasanya terhadap agama Islam tidak termasuk.

Pokok-Pokok Ajaran Syi'ah:


1) Hadits tidak hanya dari Nabi Muhammad SAW saja tetapi juga dari ucapan para Imam
mereka sampai hari kiamat.
2) Al Qur'an yang beredar sudah dipalsukan dan yang asli dibawa oleh Imam Muntadhar
(yang ditunggu munculnya kembali di dunia).
3) Menghalalkan nikah Mut'ah (kawin kontrak / pelacuran mengatasnamakan agama) padahal
sudah dilarang Islam. Banyak digandrungi oleh muda mudi atau pejabat yang kurang
pengetahuan, padahal sama saja dengan zinah.
4) Syi'ah memandang Imam itu maksum.
5) Syi'ah memandang bahwa menegakkan agama adalah rukun agama.
6) Syi'ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh ahlul bait.
7) Tidak mengakui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum.

Gerakan Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak penduduk muslimnya
namun kurang pengetahuan agamanya). Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di
posisi penting a.l. : DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga mantan wapres
Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran Baru dengan nama yayasan Pengajian
Sehati. Ir. Haidar Bagir (pemimpin umum Republika untuk menggarap orang-orang dekat
Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab yang menggarap tokoh
agama yaitu untuk mementahkan keputusan-keputusan MUI jika ada keputusan MUI yang
keras terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan brosur kecil yang berjudul :
Syi'ah dan Quraisy Shihab.

e. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)


Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya, oleh
sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan Departemennya).
Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada
Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar.
Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri
dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin.

Pokok-Pokok Ajarannya:
1) Rasul diutus sampai hari kiamat.
2) Wajib bai'at seta taat pada Imam.
3) Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya tergantung besar kecil dosa.
4) Di luar kelompok mereka adalah kafir.
5) Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam mereka. Sedangkan
orang tua tidak perlu tahu.
6) Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih periode Makkah, jadi
belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum diharamkan khamar dan minuman
memabukkan lainnya.
7) Mengaji harus kepada Imam.

f. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah


Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat. Ada beberapa buku
yang sudah dikarang olehnya:
1) Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir.
2) Pancasila menuju Zam-zam
3) Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.
4) Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional.

Pokok-Pokok Ajarannya:
1) Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia, maka dimanapun
Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.
2) Lia mengakui menjadi juru bicara Jibris as. dan mengaku sebagai Nabi/Rasul.
3) Lia mengaku mendapatkan wahyu.
4) Lia mengaku mendapatkan mukjizat.
5) Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme yang
menghimpun segala agama.
6) Lia mengaku sebagai Imam Mahdi.
7) Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as.
8) Abdul Rahman diyakini sebagai wa'sil/Imam besar.
9) Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai bentuk ibadah yang
diperintahkan Jibris melalui Lia Aminuddin (seperti bayi yang baru lahir).

g. Agama (faham) Baha'i


Timbul dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19. Pencetusnya adalah Mirza Ali
Muhammad. Mendakwa dirinya sebagai Al Baab, artinya pintu, yaitu pintu yang
menghubungkan manusia dengan iman yang hilang yang akan keluar pada akhir zaman.
Ajarannya dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah
meninggal ajarannya dikembangkan oleh muridnya Mirza Husein Ali. Husein Ali juga
mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al Masih yang dijanjikan.

Pokok-Pokok Ajaran:
1) Semua agama samawi (Yahudi, Islam, Kristen) itu sama karena berasal dari Tuhan yang
sama, oleh karena itu ketiga agama tersebut harus disatukan, yang ada hanyalah dienullah
(agama Tuhan) atau mereka sebut juga agama Internasional.
2) Ajaran Baha'i merupakan campuran antara falsafah Pantaisme, ajaran Taurat, Injil dan
Tasawwuf dalam Islam.

Ajaran ini telah dilarang melalui SK Perdana Menteri RI No.112/PM/1959. Setelah


mati selama 42 tahun, begitu Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI, pengurus Baha'i datang
ke Presiden Gus Dur untuk melakukan lobi. Dan untuk diketahui aliran ini telah
memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi
Palestina.

h. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.


Kadirun Yahya dilahirkan di Pangkan Brandan 20 Juni 1917. Pada dasarnya Kadirun
Yahya adalah seorang ilmuwan di bidang Fisika, Kimia dan Filsafat.
Perkenalannya dengan ajaran Tarekat Naqhsabandiyyah di mulai pada tahun 1941 di
Sumut bersama Syekh Syahbuddin. Lalu berguru degnan Syekh Muhammad Hasyim
Buayan. Ia mengklaim bahwa ajaran "metafisika" yang dianutnya merupakan ajaran
Rasulullah SAW yang diwariskan kepadanya berasal dari Jabal Qubais.

Pokok-Pokok Ajaran:
1) KH. Hasyim, gurunya, berkata "aku tadi telah meninggal 4 jam, tetapi aku permisi pada
Tuhan Allah untuk hidup lagi agak sebentar, karena ada lagi yang lupa belum aku turunkan
pada anak." Beberapa hari setelah itu sang guru berpulang.
2) Tenaga Allah adalah ibarat listrik dan wasilah, pengantar atau ibarat saluran yang
menghubungkan antara manusia dan Allah melalui Mursyid dan silsilahnya serupa kawat
listrik.
3) Untuk tujuan tertentu, ia memakai sebuah tongkat. Dengan tongkat tersebut ia dapat
langsung memusatkan energi Ilahi ke arah obyek yang ia tuju. Ia bisa mematikan yang
hidup dan menghidupkan yang mati. Untuk tujuan lain, air atau batu yang telah disalurkan
padanya kalimah Allah, dapat dipakai sebagai kondensator yang berisi energi Ilahi yang
sama.
4) Ilmu Tasawwuf dan Sufi adalah satu ilmu dalam agama Islam yang sangat dalam dan
sangat halus. Yang mampu menembus ke dalam alam bil ghaib, alam batin, yang sudah
jelas sulit diilmiahkan, apalagi di zaman dahulu kala.
5) Dzikrullah dengan metode tarekatullah ialah dzikrullah yang mampu langsung mendorong
turunnya dzikrullah Maha Suci, Maha Akbar dari sisi Allah SWT.

i. Jaringan Islam Liberal


Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah sebuah pemikiran yang sifatnya liberal, yang
menurut mereka tidak terpaku dengan teks-teks Agama (Al Quran dan Hadis), tetapi lebih
terikat dengan nilai-nilai yang terkandung dalam teks-teks tersebut. Dalam
implementasinya pemikiran ini dapat disebut meninggalkan teks sama sekali, dan hanya
menggunakan rasio dan selera belaka.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan "Liberal" itu
tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan
liberal artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur'an
dan Hadis).

Pokok-pokok ajaran Islam Liberal :


1) Umat Islam tidak boleh memisahkan diri dari umat lain, sebab munusia adalah keluarga
universal yang memiliki kedudukan yang sederajat. Karena itu larangan perkawinan antara
wanita muslimah dengan pria non muslim sudah tidak relevan lagi
2) Produk hukum Islam klasik (fiqh) yang membedakan antara muslim dengan non muslim
harus diamandemen berdasarkan prinsip kesederajatan universal manusia.
3) Agama adalah urusan pribadi, sedangkan urusan Negara adalah murni kesepakatan
masyarakat secara demokratis.
4) Hukum Tuhan itu tidak ada. Hukum mencuri, zina, jual-beli, dan pernikahan itu
sepenuhnya diserahkan kepada umat Islam sendiri sebagai penerjemahan nilai-nilai
universal.
5) Muhammad adalah tokoh histories yang harus dikaji secara kritis karena beliau adalah
juga manusia yang banyak memiliki kesalahan.
6) Kita tidak wajib meniru rasulllah secara harfiah. Rasulullah berhasil menerjemahkan nilai-
nilai Islam universal di Madinah secara kontekstual. Maka kita harus dapat menerjemahkan
nilai itu sesuai dengan konteks yang ada dalam bentuk yang lain.
7) Wahyu tidak hanya berhenti pada zaman Nabi Muhammad saja (wahyu verbal memang
telah selesai dalam bentuk al-Qur'an). Tapi wahyu dalam bentuk temuan ahli fikir akan
terus berlanjut, sebab temuan akal juga merupakan wahyu karena akal adalah anugerah
Tuhan.
8) Karena semua temuan manusia adalah wahyu, maka umat Islam tidak perlu membuat garis
pemisah antara Islam dan Kristen, timur dan barat, dan seterusnya.
9) Nilai islami itu bisa terdapat di semua tempat, semua agama, dan semua suku bangsa.
Maka melihat Islam harus dilihat dari isinya bukan bentuknya.
10) Agama adalah baju, dan perbedaan agama sama dengan perbedaan baju. Maka sangat
konyol orang yang bertikai karena perbedaan baju (agama). semua agama mempunyai
tujuan pokok yang sama, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan.
11) Misi utama Islam adalah penegakan keadilan. Umat Islam tidak perlu memperjuangkan
jilbab, memelihara jenggot, dan sebagainya.
12) Memperjuangkan tegaknya syariat Islam adalah wujud ketidakberdayaan umat Islam
dalam menyelesaikan masalah secara arasional. Mereka adalah pemalas yang tidak mau
berfikir.
13) Orang yang beranggapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan syariat adalah
orang kolot dan dogmatis.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan "Liberal" itu tidak
tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan
liberal artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-
Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal sebenarnya lebih tepat disebut
"Pemikiran Iblis" dari pada "Pemikiran Islam", karena makhluk pertama yang tidak taat
kepada Allah adalah Iblis.
Sementara dari sisi substansinya, seperti yang terlihat pada point-point yang tersebut di
atas, sebut saja misalnya pendapat mereka yang membolehkan lelaki yahudi (non muslim)
menikahi wanita muslimat. Pemikiran iblis liberal ini tidak mendasarkan sama sekali terhadap
al-Qur'an dan Hadis. Ia hanya mendasarkan pemikirannya kepada rasio dan selera. Padahal
al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa wanita muslimat tidak halal dinikahi lelaki
kafir dan lelaki kafir tidak halal menikahi wanita muslimat.
Demikian penegasan Allah dalam Surat al-Mumtahanah ayat 10, Dalam hal ini, ahli tafsir
kondang al-lmam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur'a'n al-Adzim menyatakan bahwa ayat
inilah yang mengharamkan wanita muslimat dinikahi orang musyrikin (non muslim}. Demikian
pula yata 5 Surat al-Maidah. Keharaman ini juga ditegaskan dalam sebuah Hadis yang
diriwayatkan oleh al-lmam al-Thabari. Sementara itu, para shahabat dan ulama sejak zaman
rasulullah hingga sekarang tidak ada yang menghalalkan pernikahan lelaki non muslim
dengan muslimah.
III. Keringnya Aqidah Manusia Modern

Secara bahasa kata modern berasal dari bahasa latin, yaitu modernus, yang berarti saat
ini;sekarang;masa kini dan akhir-akhir. Dalam KBBI , kata modern diartikan sebagi sikap cara berfikir
serta cara bertindak sesuai dengan ketentuan zaman, sedangkan moderenisasi adalah suatu proses
aktivitas yang membawa kemajuan, perubahan, dan perombakan secara asasi suusunan dan corak suatu
masyarakat darai statis menuju dinamis; dari tradisonal menuju rasional; dari teodal menjasi kerakyatan;
dengan jalan mengubah cara berpikir masyarakat sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
seagala aparat dan tata cara semaksiamal mungkin.
Sasaran yang hendak dicapai melalui proses modernisasi adalah terwujudnya masyarakat modern
yang menggunakan teknologi, ilmu pengetahuan dan rasionalitas untuk penghidupan yang lebih baik.
Ciri dari masyarakat modern diantaranya adalah berkembangya sains, teknik, ekonomi kapitalis, dan
adanya “kesadaran” yang menempatkan manusia sebagai titik sentral jagad raya ini, serta adanya
penolakan pada tradisi; mengutamakan individu dan mengaggap pentingya kebebasan; keyakinan pada
kemampuan akal, pemisahan masyarakat darai yang sakral dan agama melalui proses sekularisasi dan
membuka nilai perubahan dan penemuan.

A. Kekeringan Spiritual Mansusia Modern


Manusia dalm konteks dunia yang meodern ini mengalami kekeringan dan kehampaan secara
spiritualitas. Hal ini dapat dilihat dari asal muasal pandangan seeta konsep yang membentuk
kemodernan atau modernitas itu sendiri. Ada dua ciri fundamental dalam peradaban manusia modern,
yakni rasinalitas dan mentalitas. Masyrakat modern sangat menolak pendekatan-pendekatan kebenaran
yang non-rasional, sehingga agama atau wahyu yang pada dasarnya bisa diteriam melalui intuisi atau
hati sangat ditolak otoritasnya. Rasionalisme bergerak begitu maju hingga sampai pada kesimpulan
bahwa alam semesta ini dibebaskan dari campur tangan Tuhan dan telah diatur oleh sebuah hukum alam
yang mandiri, tetapa dan tidak bisa diubah; sebuah hukum alam yang tercipta dengan sendirinya. Buka
diciptakan oleh Tuhan. Dengan menegasikan konsep Tuhan dalam penciptaan semesta itu, maka
terlampau mengherankan bila kemudian bnyak manusia modern yang mengalami kekeringan dan
kegersangan spritualitas.
Manusia modern melepasakan diri dari keterikatannya dengan Tuhan (Theomosphime), untuk
selanjutnya membangaun tatanan manusia yang semata-mata berpusat pada manusia
(Antropomorphisme). Manusia menjadi tuan atas maksudnya sendiri, yang mengakibatkan terputusnya
dari nilai-nilai spritualitas. Manusia modern lupa siapa dirinya, dan untuk apa tujuan hidup di dunia ini
serta kemana arah kehidupan setelah mati. Kebutuhan spritual menjadi tersingkir karena modernitas
menjadikan materi sebagai pusat gravitasinya. Segala sesuatu diukur dengan uang. All is about money.
Dengan menempatkan materi sebagai kesdaran tertinggi, akibatnya, terjadi kehampaan spiritual pada
sebagaian besar umat manusia
Islam tidak bermaksud menyingkirkan kedua dimensi diatas yakni rasio dan materi. Tidak pula
mendewakan keduanya. Keduanya tetap dianggap penting menurut ukuran dan kadarnya yang pas atau
tidak berlebih-lebihan.

B. Profil Manusia Modern


1. Karakter Masyarakat Modern
Sekalipun perkembangan kehidupan manusia terkadang terlalu kompleks untuk dijelaskan, kita
bisa menyebut beberapa karakter umumnya dimiliki oleh “manusia modern”, yang membuat berbeda
dari masyarakat sebelum moderenitas muncul. Bebrapa karakter itu adalah :
a. Rasional
Masyrakat modern sangat percaya pada kekuatan akal manusia. Manusia modern berpikir bahwa tidak
ada sesuatu yang tidak dapat dipertanyakan secara kritis dan rasional. Hal-hal yang tidak rasional tidak
atau kurang mendapat tempat dalam masyarakat modern. Karena itu, sebagian besar ajaran agama dan
tradisi pun acap ditolak atau , kalu tidak dirasionalisasikan oleh masyarakat modern. Agama yang
mengajarkan ha-hal irasional bahkan dipandang sebagai sia-sia kepercayaan primitif.
b. Terobsesi dengan perubahan atau kemajuan
Manusia modern senag melahirkan perubahan-perubahan besar disegala bidang, terutama menyangkut
hal-hal yang mendasar dalam kehidupan. Pada masa kita seakarang, manusia dapat mengelilingi bumi
tak lebih dari satu hari saja, dan dapat berkomunikasi langsung dengan mereka yang berada di belahan
bumi terjauh saat sekarang juga. Bagian dari obesei manusia modern akan perubahan dan kemajuan
adala obsesi akan kecepatan dan kemudahan. Manusia modern terpacu untuk membuat perubahan atau
transformasi agar lebih cepat. Waktu menjadi sedemikian berarti bagi manusia mofern samapai-sampai
obsesi akan kecepatan ini telah sering justru membuat manusia modern mengidap time-sickness
(mabuk-waktu). Manusia modern sering merasa tertuntut untuk membuat waktu mereka produktif.
Manusia modern tak jarang merasa terganggu dengan penundaan ataupun keharusan menunggu yang
lama. Segala hal diusahakn buat lebih padat, lebih singkat. Selain keranjingan dengan kecepatan,
manusia modern juga mengejar kemudahan. Segalanya dibuat tersedia di mana saja, berada dalam
jangkauan, bahkan dalam genggaman.

c. Mengandalkan sains dan teknologi.


Pengandalan akal dan obsesi akan perubahan dan kecepatan membuat manusia modern terus melakukan
inovasi dan pengembangan dalam bidang sains dan teknologi. Dalam sains dan teknologi, manusia
semakin tidak tergantung pada alam karena misalnya: bisa menciptakan kendaraan yang lebih cepat dari
kuda dan bisa menciptakan teknologi email yang jauh lebih cepat dan efisien ketimbang surat di atas
lontar yang dikirim lewat seorag utusan. Pada sisi lain, pencapaian sains dan teknologi, ditambah
dengan obsesi akan perubahan, kemajuan dan kecepatan, telah banyak berkontribusi pada krisis
lingkungan yang melanda dunia. Tidak hanya krisi lingkungan, pencapaian sains dan teknologi oleh
masyarakat modern juga berkontribusi pada krisis sosial dan budaya, yakni ketika hal ini
memungkinkan dominasi masyarakat modern yang menguasai teknologi terhadap masyarakat yang
masih tergolong pra-industri.

d. Cenderung materialis
Masyarakat modern cenderung materialis dan mengabaikan yang spritual. Orang-orang modern
tergeraka untuk menjadi konsumeris dan hedonis. Modernisasi sendiri telah ditopang oleh mesin
ekonomi yang disebut kapitalisme yang telah menggiring manusia modern untuk beroritasi materi.
Krisis spritual masyarakat modern pada gilirannya tak jarang membuat mereka menvari-cari ketenangan
dalam acara hiburan, liburan, dan berbagai kegiatan yang lebih bersifat spritual seperti digabarkan oleh
fenomena tumbuhnya spritualitas gaya baru ala new age. Akan tetapi, ini sering kali juga tidak
menghilangkan otrintasi materi dari diri manusia modern.

e. Terobsesi dengan kebebasan


Modernisasi sering diterjemahkan sebagai upaya melepaskan semua belenggu dan meraih kebebasan
(freedom) dalam hampir semua bidang kehidupan. Manusia modern telah mengembangkan konsep hak
sedemikian rupa untik menjamin terciptanya kebebasan individu dalam hal apa pun – beragam,
berpendapat, dsb.
Memberikan penghargaan dan imbalan berdasarkan prestasi. Manusia modern tidak memberiakn
imbalan berdasarkan kasta atau status sosial, tapi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan hasil
kerja.

2. Sikap Muslim Terhadap Modernitas


Munculnya modernitas pada mulanya terjadi tema amat penting dalam pemikiran dan perdebatan di
antara kaum muslim. Yang membuat mereka terbelah ke dalam beberapa arus sikap yang spektrumnya
terbentang dari sikap menolak sepenunhnya, sikap menerima sepenuhnya ; dari yang menganggap Islam
dan modernitas sebagai tidak sesuai, sikap yang menganggap modernitas perlu dikritisi dalam
kerangaka Islam, hingga yang menganggap Islam dan modernitas sepenuhnya.

Sering kali berdasarkan perbedaan sikap ini, kaum muslim dipetakan menjadi tiga kelompok:
a. Kaum tradisionalis, yakni yang berpegang teguh pada tradisi dan tidak melihat modernitas sebagai
sesuatu yang penting untuk diikuti. Pandangan kelompok ini mengasumsikan bahwa tradisi dan
modernitas tidak atau kurang kompitebel.
b. Kaum modernis, yang bersikap sangat terbuka pada modernitas dan melihatnya penting. Dalam
kelompok ini memang ada yang cenderung menanggalkan tradisi, namun ada pula yang
mengharmoniskan tradisi dan modrenitas. Secara umum mereka melihat modernitas bisa diikuti dengan
tetap menganut tradisi, bahkan melihat Islam sendiri telah mempunyai karakter modern.
c. Kaum selektivis, yang melihat modernitas memiliki sis-sisi positif yang bisa atau penting diikiuti, tapi
juga memiliki sisi-sisi yang berlawanan atau merusak tradisi dan karenanya tak seharusnya diikuti.

3. Karakter muslim modernitas


Muslim modern di sini bisa didefinisikan sebagi Muslim yang terbuka pada modernitas. Tentu Muslim
Modern mempunyai karakter yang tak bisa diseragamkan, tapi beberapa karakter keislaman yang umum
tampak pada Muslim modern, yang membedakan mereka dari yang sering disebut Muslim tradisional,
bisa dirinci sbb:
a. Menekankan kesetaraan dan tidak menekankan hirarki. Muslim modern tidak lagi memandang penting,
misalnya gelar kehormatan kyai atau haji. muslim modern juga meninggalkan adat dalam masyarakat
yang berorientasi hirarkis, seperti kebiasaan sembah atau sungkem, berbusana layak raja dan ratu dalm
pernikahan, dsb. Muslim modern lebih mendukung egalitarianisme. Pemimpin tidak dihormati layaknya
dalam masyrakat tradisional, dan kaum peremouan diberi ruang peran dan partispasi yang lebih luas di
luar rumah. Muslim modern mendukung ide-ide demokrasi, kesataraan gender, dan hak asasi.
b. Menekankan solidaritas berdasarkan cita-cita, pandangan, perjuangan, atau keorganisasian, dan tidak
menekankan solidaritas berdasarkan kekeluargaan, kesukaan, kesukuan, atau kedaerahan. Di kalangan
muslim modern perkumpulan seperti itu kurang populer, meski bisa saja ikatan primordial atau komunal
membantu mengertkan pertemanan di kalangan mereka. Muslim modern cenderung kosmopolit.
c. Menekankan pentingyan ijtihad dan menghindari taklid. Mengikuti kecenderungan rasional masyarakat
modern, muslilm modern sering berupaya melahirkan ijtihad sendiri berdasarkan al-Quran dan hadist.
Muslim modern menjauhi kebiasaan membuat karya-karya yang hanya merupakan “syarah” atau
“hasyiah” dari karya-karya ulama sebelumnya, dan menghasilkan karya-karya mereka sendiri. Dengan
kecenderungan ini, muslim modern dipandang sering melakukan pemurnian terhadp tradisi dan
mengedapankan pembaruan.
d. Berorientasi pada kemajuan. Muslim modern berupaya mewujudkan unsur-unsur kemodernan yang bisa
memajukan umat, seperti menyelenggarakan pendidikan modern, rumah sakit modern, atau lembaga
amil zakat modern. Penguasaan sains dan teknologi dipahami sebagai bagian iman dan amal saleh, serta
sarana kehidupan yang penting untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
e. Memberikan perhatian besar pada moraliras sosial atau akhlak-akhlak yang berdampak luas secara
sosial. Meski juga mengindahkan amal atau akhlak yang sifatnya lebih individual.

IV. Solusi Islam Terhadap Tantangan Zaman


A. Pendekatan Diri Kepada Allah SWT.
Pendekatan Kepada Allah Dalam Al Qur’an Ada Delapan Macam :

1. Kedekatan karena terkabulnya do’a, yaitu firman Allah Swt.,


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang – orang yang
berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku.” (Q.S. Al-Baqarah : 186)
2. Kedekatan perlindungan, yaitu firman Allah Swt.,
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat leher.” (Q.S. Qaf : 16)
3. Kedekatan Karunia, yaitu firman Allah Swt.,
“Dan kami lebih dekat kepadanya daripada Kamu”. (Q.S. Al-Waqiah : 85)
4. Kedekatan janji, yaitu firman Allah Swt.,
“Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari kebangkitan).” (Q.S. Al-Anbiya :97).
5. Kedekatan pertanyaan, yaitu firman Allah Swt.,
“Telah dekat kepada manusia kepada perhitungan (hisab).” (Q.S. Al-Anbiya : 1)
6. Kedekatan terkabulnya do’a, yaitu firman Allah Swt.,
“Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah
(dirimu kepada Tuhan).” (Q.S. Al-A’laq : 19)
7. Kedekatan Rahmat, yaitu firman Allah Swt.,
“Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang – orang yang berbuat baik.” (Q.S.
Al-A’raf : 56)
8. Kedekatan kiamat, yaitu firman Allah Swt.,
“Telah dekat (datangny) saat itu dan bulan telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar : 1)
B. Islam Menjawab Seputar Pornografi dan Pornoaksi
Berlarut-larutnya pembahasan pornografi dan pornoaksi saat ini adalah akibat
ketidakjelasan standar pijakan untuk menilai pornonografi dan pornoaksi. Standar porno
diserahkan kepada akal dan hawa nafsu manusia. Akibatnya, kesimpulan yang dihasilkan
berbeda-beda. Bergantung dengan kebiasaan, pengalaman, selera, budaya, dan pikiran
masing-masing.
Jika sejak awal pornografi dikembalikan kepada Islam, persoalan pornografi tidak
akan berlarut-larut seperti saat ini. Sebab, Islam memiliki konsep jelas mengenai definisi
pornografi dan bagaimana cara mencegahnya dalam kehidupan bermasyarakat dengan
basis teologis yang jelas pula.
Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia tak pernah terlepas dari kehidupan di
akhirat kelak. Sebab kelak manusia akan diminta pertanggungan jawab dari semua
perbuatannya di dunia. Karena itu, perbuatan manusia di dunia pun memiliki aturan
tertentu. Bukan aturan hidup yang dibuat oleh manusia sendiri, tapi aturan yang berasal
dari Allah swt sebagai pencipta manusia, sehingga aturan itu pasti bisa dijamin
kebenarannya dan kemampuannya dalam menyelesaikan segala problema kehidupan
manusia.
Pornografi dan pornoaksi ini hukumnya haram dalam Islam, karena mempertontonkan
aurat di muka umum (selain kepada yang berhak, dengan alasan yang dibenarkan syariat)
adalah haram. Tentu saja, dalam konteks ini yang dimaksud adalah aurat menurut syariat
Islam.
Allah SWT
berfirman: “Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Hendaklah mereka men
utupkan kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka; kecuali
kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-
putra suami mereka, saudara-saudara mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-
putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai hasrat (terhadap
wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." (QS an-Nur [24]:
31).
Islam telah menetapkan batas-batas aurat, baik laki-laki maupun perempun, yang tidak
boleh
dibuka disembarang tempat dan sembarang orang. Dalam Islam, batas aurat wanita bagi
laki-laki
asing adalah seluruhtubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. Suatu saat Asma’ bi
nti Abu
Bakar masuk ke dalam ruanganRasulullah saw. Dia mengenakan pakaian tipis. Rasulullah
saw pun berpaling, kemudian bersabda:
Wahai Asma’, sesungguhnya wanita apabila telah sampai pada usia baligh, tidak di
perkenankan
terlihatdarinya kecuali ini dan ini, seraya menunjuk wajah dan telapak tangannya (H
R Abu Dawud).
Itulah batas aurat yang harus ditutup ketika wanita keluar rumah. Lebih dari itu, m
ereka
diperintahkan mengenakan pakaian khusus yang ditentukan oleh Allah Swt. Pakaian terseb
ut adalah al-
khimâr (kerudung) yang harus menutupi seluruh kepala (kecuali wajah) hingga dada (QS a
l-Nur: 31) danal-jilbâb (QS al-
Ahzab: 59). Jilbab adalah baju kurung atau terusan yang longgar, dan menutupi seluruh
bagian tubuh hingga kaki.
Allah SWT berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-
istri orang Mukmin,"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka." (QS al Ahzab [33]: 59).
Demikian juga dengan laki-
laki. Meski batas auratnya tidak seperti perempuan, laki-
laki pun memilikibatas aurat yang tidak boleh diperlihatkan di depan umum. Batas aurat
nya adalah antara pusar dan lutut. DariMuhammad bin Jahsy, suatu saat Rasulullah saw
melewati Ma’mar yang kedua pahanya tersingkap, beliau bersabdakepadanya:
Wahai Ma’mar, tutuplah kedua pahamu, karena sesungguhnya kedua paha itu
aurat (HR Ahmad).

C. Menghadapi Tantangan Sekulerisme


Ada dua hal penting yang mendasar dalam menghadapi tantangan sekuler:
1. Menyebarkan tashawur yang benar tentang Islam.
Yakni memberikan keterangan yang memuaskan batin dan akal kepada setiap
orang yang menyerukan sekulerisme, atau orang yang terpengaruh dengannya;
bahwa Islam dengan prinsip-prinsip dan hokum yang terkandung di dalamnya adalah
suatu perundang-undangan yang lebih kuat dan berkemampuan dibanding
perundang-undangan manapun. Mampu memberikan solusi (berbagai macam
problematika kehidupan) seiring dengan kemajuan peadaban, relevan dengan
perkembangan zaman dan mampu memenuhi berbagai tuntutan hidup manusia di
setiap waktu dan tempat.

2. Menempuh aktifitas yang sistimatis dan terfokus.


Ini merupakan salah satu sarana penting yang menentukan kesuksesan aktifitas
dakwah, memberikan dorongan yang besar ke depan, serta menentukan
kelangsungannya dari waktu ke waktu; bahkan dengan perantaranya maka para du’at
bisa mencapai hasil-hasil terbaik dan bisa memetik buah dakwah yang termatang.

BAB III
Penutup

Kesimpulan
Keimanan adalah azas utama dalam ajaran Islam. Ibarat bangunan, iman adalah tiang
penyangga utama bangunan tersebut. Iman yang kokoh akan menjadi titik tumpu yang
kuat, demikian manusia yang imannya kokoh akan tahan uji menghadapi berbagai macam
ujian kehidupan. Manusia modern yang bersikap rasional, materialis, sekuralis, dan
pragmatis dalam menghadapi kehidupan cenderung mengiring mereka menjadi manusia
yang anti Tuhan dan mengabaikan keimanan. Zaman modern memang telah membawa
banyak kemudahan dan manfaat terutama yang bersifat materi. Namun mengabaikan
dimensi spiritualitas manusia sehingga bersama kemajuan yang ia bawa, zaman modern
juga membawa begitu banyak malapetaka. Berkenaan dengan hal ini, aqidah islam adalah
satu-satunya solusi yang tepat untuk mengobati penyakit kronis manusia modern.

Anda mungkin juga menyukai