Anda di halaman 1dari 9

KADER IMM DALAM MELAWAN ISLAMOFOBIA

Essay ini diajukan sebagai salah satu mengikuti kegiatan

Darul Arqam Madya Nasional

OLEH:

NAMA:NADIAH FAUZIYAH

UTUSAN:PK IMM MANAJEMEN

No..Hp:082330763742

DARUL ARQAM MADYAH

PIMPINAN CABANG IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

TAHUN 2021
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ikatan mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi kemahasiswaan yang


berbasis islam. Islam merupakan sebuah agama atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu,
Agama islam di indonesia merupakan agama mayoritas yang dianut oleh kebanyakan masyarakat
yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Ketakwaan seseorang dalam memeluk islam dibuktikan dengan tingkat ketakwaannya


kepada Allah SWT dengan cara menyembah dan mematuhi segala perintah nya dan menjauhi
segala larangannya. Tombak utama seorang muslim ialah terletak pada ibadahnya (sholatnya),
ketika ibadah seseorang sudah baik maka dapat tercegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Perbuatan keji dan mungkar adalah perbuatan tercela dan bentuk kedurhakaan seseorang
terhadap Allah SWT. Contoh perbuatannya adalah mencuri, merampok, dan menipu.

Dengan itu, kita sebagai umat muslim harus betul-betul paham apa itu islam. Sehingga
kita tidak buta untuk menjalani kehidupan di dunia. Apalagi di era sekarang banyak paham-
paham dari kelompok-kelompok yang merusak akal dan pemikiran seseorang sehingga
bertindak tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Adanya pemikiran tersebut muncul
dikarenakan kebenciaan sesorang terhadap islam, yang dikenal dengan istilah islamofobia
dimana praktik diskriminasi terhadap muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan
ekonomi, social, dan kemasyarakatan bangsa. Termasuk maraknya pengeboman terhadap rumah-
rumah ibadah dan juga gereja yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan
islam. Akibat hal ini, paradigma masyarakat tentang islam tentu menjadi tidak baik, muncul
anggapan-anggapan yang menilai bahwasanya islam adalah agama terorisme.

Untuk itu, peran kader IMM disini sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman dan
pengertian terhadapa masyarakat tentang apa sebenarnya itu islam dan menjadi salah satu bentuk
pengimplementasian dari trilogy dan trikompetensi IMM. Dengan adanya upaya ini, peran
masyarakat sangat dibutuhkan untuk sama-sama melawan dari pada pemahaman terhadap islam
yang tidak baik yang selama ini sudah tersebar dan tertanam dalam benak masyarakat. Ketika
masyarakat sudah tau dan paham islam yang sebenarnya itu seperti apa maka diyakin bahwa
keadaan negeri akan terhindar dari hal-hal yang tercela yang mengatasnamakan islam sehingga
betul-betul terwujud dari pada masyarakat islam yang sebenarnya.
PEMBAHASAN

Ikatan mahasiswa muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi gerakan dan


pengkaderan yang mampu memberikan sumbangsi dengan segala sumber daya fisik dan non
fisik yang dimilikinya. IMM juga merupakan organisasi islam otonom muhammadiyah yang
bergerak dibidang kemahasiswaan, IMM lebih kepada organisasi kaderisasi dimana kader-
kadernya disebut dengan IMMawan dan IMMawati.

IMM juga merupakan pembaharu pikiran muhammadiyah dalam mengembangkan ajaran


agama islam, terbukti dengan adanya trilogy dan trikompetensi IMM diantaranya
religiusitas,intelektualitas,dan humanitas (keagamaan,kemahasiswaan dan kemasyarakatan)
tentu ini adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh seluruh kader Iktan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi
persoalan agama yang dimana merupakan keyakinan seseorang termasuk kita disini yang
menganut agama islam. Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam
pengertiannya sebagai aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup
kepercayaan, keyakinan, adab, akhlak, perintah, dan larangan.
Agama Islam berdasarkan kewajiban untuk berserah diri dan menunaikan ajarannya
disebut islam; jika dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah SWT dan yang dia turunkan,
maka disebut iman; karena Islam itu diktatif dan terdokumentasikan, maka disebut millah; dan
karena sumber hukumnya adalah Allah, maka disebut syariah. Islam adalah sebuah kepercayaan
dan pedoman hidup yang menyeluruh. Dalam Islam diajarkan pemahaman yang jelas mengenai
hubungan manusia dengan Allah (dari mana kita berasal), tujuan hidup (kenapa kita di sini), dan
arah setelah kehidupan (ke mana kita akan pergi). Muslim adalah orang yang memeluk ajaran
Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad
agama islammerupakan agama yang damai,yang sempurna,agama kasih sayang yang tidak ada
satupun kecatatan di dalamnya.Allah Ta’ala berfirman:
“pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu,dan telah aku cukupkan
kepadamu nikmatku,dan telah aku ridhoi islam sebagai agama bagimu..” (QS.Al-Maidah:3)
“dan kami tidaklah mengutus engkau (Muhammad)melainkan untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam” (QS,Al-Anbiya:107)
Di samping itu, Allah juga mengharamkan membunuh sesama manusia, apapun agamanya tanpa
ada alasan yang jelas dan dibenarkan secara syariat. Seperti pada firman Allah berikut ini:

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar.”

[QS. Al-Isrâ: 33].

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

[QS. Al-Mumtahanah: 8].


Dan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:

“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, (maka) ia tidak akan mencium bau surga,
padahal baunya didapati dari jarak perjalanan empat puluh tahun.”

[HR al-Bukhâri, no. 2995].

Terakhir, Allah juga menciptakan manusia dengan beragam suku-suku bangsa juga bukan tanpa
alasan, seperti pada firman-Nya berikut ini:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”

[QS. Al Hujurot: 13].

Dan demikianlah yang Allah sendiri katakan bahwa Agama Islam adalah sempurna, penuh
dengan rahmat (kasih-sayang), melarang umatnya untuk membunuh sesama tanpa ada alasan
yang dibenarkan, dan memang menciptakan keberagaman di muka bumi ini.

Akan tetapi realita yang ada hari ini banyak paham-paham dari kelompok-kelompok
yang merusak akal dan pemikiran seseorang sehingga bertindak tidak sesuai dengan ajaran
agama islam. Adanya pemikiran tersebut muncul dikarenakan kebenciaan sesorang terhadap
islam, yang dikenal dengan istilah islamofobia dimana praktik diskriminasi terhadap muslim
dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, social, dan kemasyarakatan bangsa.
Termasuk maraknya pengeboman terhadap rumah-rumah ibadah dan juga gereja yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan islam. Akibat hal ini, paradigma masyarakat
tentang islam tentu menjadi tidak baik, muncul anggapan-anggapan yang menilai bahwasanya
islam adalah agama terorisme.
Istilah Islamophobia muncul karena ada fenomena baru yang membutuhkan penamaan.
Prasangka anti muslim berkembang begitu cepat pada beberapa tahun terakhir ini sehingga
membutuhkan kosa kata baru untuk mengidentifikasikan. Penggunaan istilah baru yaitu
Islamophobia tidak akan menimbulkan konflik namun dipercaya akan lebih memainkan peranan
dalam usaha untuk mengoreksi persepsi dan membangun hubungan yang lebih baik.

Islamophobia, jika dirunut ke belakang, sebenarnya sudah lama muncul di negara-negara yang
mayoritas penduduknya non Muslim. Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ibnu Nadzir mengatakan Islamophobia muncul
bukan tanpa dasar. Dia menjelaskan untuk melihat fenomena Islamophobia, masyarakat harus
mengerti bahwa budaya negara-negara barat sangat kental oleh nilai-nilai agama Kristen. Hal itu
sedikit banyak mempengaruhi persepsi masyarakat di negara Barat terhadap Islam dan
penganutnya. Di dunia modern, Islamophobia muncul sebagai akibat dari globalisasi sejak
beberapa dekade lalu. Kemunculan Islamophobia di sejumlah negara dilatarbelakangi hal-hal
berbeda.

Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa Islamophobia adalah bentuk
ketakutan berupa kecemasan yang dialami seseorang maupun kelompok sosial terhadap Islam
dan orang-orang Muslim yang bersumber dari pandangan yang tertutup tentang Islam serta
disertai prasangka bahwa Islam sebagai agama yang “inferior” tidak pantas untuk berpengaruh
terhadap nilai-nilai yang telah ada di masyarakat. Islam juga kerap dipandang sebagai agama dari
timur yang dinilai terbelakang, tidak menghormati wanita, melanggar hak azasi manusia (HAM)
dan sederet atribut negatif lainnya.

Sebab timbulnya Islamophobia ada 4 diantaranya:

Pertama adalah media. Seperti yang kita tau, masyarakat kini amat dekat dengan media. Bahkan
lebih akrab dengan media daripada dengan sanak saudara. Di Amerika bahkan ada istilah, bahwa
orang-orang lebih percaya media daripada kitab sucinya. Fungsi media sebagai sumber informasi
membuatnya sangat dibutuhkan oleh segenap masyarakat. Namun pasca kejadian WTC 911,
Islam dan Muslim senantiasa mendominasi headline negatif di media mainstream di seluruh
dunia. Maka tak heran setiap kali ada serangan teror, biasanya akan disematkan pada Islam dan
Muslim, namun kebalikannya bila ada serangan pada muslim dan masjid di Barat, hal ini tidak
akan (atau jarang sekali) menjadi headline di media manapun.

Kedua, agama sebagai kendaraan politik. Islam mengatur segala lini kehidupan manusia, mulai
dari bangun tidur hingga tidur lagi. Mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Termasuk
pengaturan di dalam sistem politik juga ada. Sayangnya, agama acapkali hanya dijadikan alat
untuk mendapatkan atau melanggengkan kekuasaan, namun enggan bahkan mencampakkan
aturan-Nya ketika telah berkuasa.

Ketiga, ketidaktahuan masyarakat. Sistem kehidupan sekuler yang menjadi nadi dunia hari ini
mengakibatkan muslim jauh dari ajaran agamanya sendiri. Sehingga mudah sekali disusupi oleh
pemikiran-pemikiran asing dan melihat agamanya sendiri sebagai ‘monster’ karena dianggap
tidak mampu menjawab tantangan zaman. Salah satu contohnya adalah kegagalan sistem
pendidikan sekuler yang hanya mampu menelurkan lulusan trampil namun minim ketakwaan.

Padahal sebagai muslim, bertakwa kepada Allah haruslah menjadi segalanya. Untuk itu muslim
perlu memperbaiki diri dan bangkit kembali.

Keempat, ketakutan akan kebangkitan Islam. Bukan rahasia lagi bila Islam memang akan bangkit
seperti yang difirmankan oleh Allah dalam QS. An-Nur ayat 55, “Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.
Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.”

Kebencian terhadap Islam semakin terpelihara sejak membesarnya arus globalisasi yang
didukung perkembangan teknologi. Globalisasi dibantu perkembangan teknologi yang begitu
deras membuat masyarakat cenderung memilih kembali pada ikatan primordialnya. Masyarakat
mulai lebih merasa aman dan nyaman terhadap orang yang seidentitas dengan mereka, berwarna
kulit sama, dan berasal dari satu negara. Sebaliknya, mereka cenderung mulai sering
menyalahkan kelompok yang dianggap asing. “Kenapa [Islamophobia] bisa bertahan sampai
sekarang, ada beberapa alasan. Pertama, baik negara maupun media cenderung memelihara
narasi bahwa Islam adalah sumber dari teror. Sedikit banyak [narasi ini] masuk akal karena
masih ada bentuk kekerasan seperti ISIS atau pengeboman dan lain-lain,” ucap Ibnu.

Tentu hal tersebut menjadi tugas besar kita untuk memberikan pemahaman dan
pengertian terhadap masyarakat tentang apa sebenarnya itu islam dan menjadi salah satu bentuk
pengimplementasian dari trilogy dan trikompetensi IMM. Dengan adanya upaya ini, peran
masyarakat sangat dibutuhkan untuk sama-sama melawan dari pada pemahaman terhadap islam
yang tidak baik yang selama ini sudah tersebar dan tertanam dalam benak masyarakat. Ketika
masyarakat sudah tau dan paham islam yang sebenarnya itu seperti apa maka diyakin bahwa
keadaan negeri akan terhindar dari hal-hal yang tercela yang mengatasnamakan islam sehingga
betul-betul terwujud dari pada masyarakat islam yang sebenarnya. Sebagai umat Muslim yang
saat ini jumlahnya sudah lebih dari 1,7 milliar, kita semua berharap bahwa suatu saat, Islam akan
menjadi pionir yang sesungguhnya bagi penduduk bumi ini, tidak hanya menguasai berbagai lini
dan sektor kehidupan, tetapi lebih dari itu, mampu secara elegan menunjukkan bahwa kehadiran
Islam benar-benar merahmati semua makhluk di muka planet ini melalui ajarannya yang
kompatibel dengan segala zaman, rasional, logis, religius, juga santun dan ramah serta saling
cinta kasih pada sesama.

Masyarakat mulai lebih merasa aman dan nyaman terhadap orang yang seidentitas
dengan mereka, berwarna kulit sama, dan berasal dari satu negara. Sebaliknya, mereka
cenderung mulai sering menyalahkan kelompok yang dianggap asing. Ketakutan dan kebencian
terhadap identitas tertentu, seperti Islamophobia, harus dihilangkan karena membawa persoalan
sosial yang besar. Islamophobia dan ketakutan terhadap identitas-identitas lain bisa
melanggengkan praktik diskriminasi di tengah masyarakat. Jika hal itu dibiarkan, demokrasi
yang notabene menghormati perbedaan akan terancam.

Dengan itu kader IMM harus melawan dari pada islamofobia ini agar menyadarkan
ummat akan agenda buruk di balik Islamophobia itu sendiri dan menyadarkan ummat bahwa kita
adalah satu di seluruh dunia. Fokus pada asas bahwa Islam adalah kepemimpinan berpikir dan
solutif, bahwa hanya dengan Islam yang diterapkan secara sempurna maka akan menciptakan
Rahmatan Lil ‘Alamin. Adapun menghadapi kelompok-kelompok radikal yang selama ini telah
dengan nyata membuat fobia warga non-Muslim dunia, maka dilihat dulu, jika mereka menebar
aliran radikalnya itu melalui pemikiran, maka harus dilawan juga dengan pemikiran melalui
mimbar-mimbar pengajian, pendidikan, dan semacamnya.Namun, jika mereka menebarkannya
melalui senjata dan membuat jatuh korban jiwa, maka tiada lain senjata dibalas dengan senjata
melalui aparat negara. Dan cara melawan Islamophobia adalah dengan memberikan pemahaman
pada orang terdekat mengenai bahaya membenci, terutama yang berkaitan dengan nilai
keagamaan. Berseberangan bukan berarti benci, pasti akan selalu ada hal baik dari agama.
Mereka yang menyukai, mengunggah postingan, respon akan suatu gejala sosial, juga bisa
memberikan edukasi bagi teman virtual atau di dunia nyata tentang bahaya Islamophobia,”
ungkap Johan. Jadi memerangi Islamofobia adalah dengan menghabisi akar penyebabnya.

PENUTUP
KESIMPULAN
IMM juga merupakan pembaharu pikiran muhammadiyah dalam mengembangkan ajaran
agama islam, terbukti dengan adanya trilogy dan trikompetensi IMM diantaranya
religiusitas,intelektualitas,dan humanitas (keagamaan,kemahasiswaan dan kemasyarakatan)
tentu ini adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh seluruh kader Iktan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi
persoalan agama yang dimana merupakan keyakinan seseorang termasuk kita disini yang
menganut agama islam. Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam
pengertiannya sebagai aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup
kepercayaan, keyakinan, adab, akhlak, perintah, dan larangan.
Dengan itu, kita sebagai umat muslim harus betul-betul paham apa itu islam. Sehingga kita tidak
buta untuk menjalani kehidupan di dunia. Apalagi di era sekarang banyak paham-paham dari
kelompok-kelompok yang merusak akal dan pemikiran seseorang sehingga bertindak tidak
sesuai dengan ajaran agama islam. Adanya pemikiran tersebut muncul dikarenakan kebenciaan
sesorang terhadap islam, yang dikenal dengan istilah islamofobia adalah bentuk ketakutan berupa
kecemasan yang dialami seseorang maupun kelompok sosial terhadap Islam dan orang-orang
Muslim yang bersumber dari pandangan yang tertutup tentang Islam serta disertai prasangka
bahwa Islam sebagai agama yang “inferior” tidak pantas untuk berpengaruh terhadap nilai-nilai
yang telah ada di masyarakat

Dengan itu kader IMM harus melawan dari pada islamofobia ini agar menyadarkan ummat akan
agenda buruk di balik Islamophobia itu sendiri dan menyadarkan ummat bahwa kita adalah satu
di seluruh dunia, Adapun menghadapi kelompok-kelompok radikal yang selama ini telah dengan nyata
membuat fobia warga non-Muslim dunia, maka dilihat dulu, jika mereka menebar aliran radikalnya itu
melalui pemikiran, maka harus dilawan juga dengan pemikiran melalui mimbar-mimbar pengajian,
pendidikan, dan semacamnya. Namun, jika mereka menebarkannya melalui senjata dan membuat
jatuh korban jiwa, maka tiada lain senjata dibalas dengan senjata melalui aparat negara.

Dan cara melawan Islamofobia adalah dengan memberikan pemahaman pada orang terdekat mengenai
bahaya membenci, terutama yang berkaitan dengan nilai keagamaan. Berseberangan bukan berarti benci,
pasti akan selalu ada hal baik dari agama. Mereka yang menyukai, mengunggah postingan, respon akan
suatu gejala sosial, juga bisa memberikan edukasi bagi teman virtual atau di dunia nyata tentang bahaya
Islamophobia,” ungkap Johan. Jadi memerangi Islamofobia adalah dengan menghabisi akar penyebabnya.

SARAN

Kita sebagaisesama umat islam perlu melawan islamofobia bukan dengan menebar ketakutan
serupa,tapi menunjukkan dengan sikap keteladanan,sikap saling menghormati,saling
menyayangi,karna islam adalah agama yang final tidak dapat direvisi walaupun sesenti.

REFERENSI
https://js.ugm.ac.id/2018/08/28/islamophobia-dan-bagaimana-seharusnya-kita-melawan/

file:///C:/Users/user/Downloads/7470-13202-1-SM.pdf

http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8052/1/Melawan%20Islamophobia%20Full.pdf

Anda mungkin juga menyukai