Anda di halaman 1dari 4

Nama: Fadia Zulfah Fazrin

Kelas: 2B Ekonomi Pembangunan

NIM: 11190840000070

Tantangan dan Peluang Masa Depan Peradaban Islam Sekarang dan Akan Datang

A. Tantangan Umat Islam

Belakangan ini umat Islam sedang diguncang oleh banyak isu, baik dalam skala nasional maupun
internasional. Polemik  tentang peran agama di Indonesia seakan tidak ada hentinya. Terlebih lagi, jika
menyangkut sebuah kepercayaan yang pemeluknya adalah mayoritas dari warga bangsa. Sikap saling
berbantahan akan menguras energi masing-masing kelompok untuk menunjukkan bahwa pahamnyalah
yang paling benar. Tanpa disadari, musuh-musuh Islam akan tertawa melihat fenomena tragis ini. Maka
dari itu, saat ini Islam mendapatkan banyak tantangan dari berbagai isu yang beredar tersebut. Berikut
ini adalah beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam, yaitu:
1.    Pernikahan Beda Agama
Di penghujung tahun lalu, Indonesia digegerkan lagi dengan persoalan menikah lintas agama.
Sebenarnya polemik tersebut sudah terjawab dalam UU nomor 1 tahun 1974 yang menyebutkan pada
pasal 2 ayat (1), "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu." Jika ada agama yang mengharamkannya, maka tidak sah. Hal itu berlaku bukan
hanya pada Islam. Namun, ketegasan pemerintah masih belum terlihat sehingga terdapat celah untuk
menikah beda agama di luar negeri karena Kantor Catatan Sipil tetap dapat mencatat pernikahan beda
agama di luar negeri.
Hukum pernikahan beda agama atau biasa juga dikenal dengan pernikahan lintas agama selalu
menjadi polemik yang cukup kontroversial dalam masyarakat, khususnya negara yang memiliki berbagai
macam penduduk dengan agama yang berbeda-beda.

Dilihat dari dua sudut pandang pada hukum pernikahan berbeda agama dapat dibedakan
menjadi dua berdasarkan pasangan yang menikah, yaitu  :

Hukum seorang laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim (beda agama)
Pernikahan seorang lelaki muslim menikahi seorang wanita yang non muslim dapat
diperbolehkan, tapi di sisi lain juga dilarang dalam Islam, untuk itu terlebih dahulu sebaiknya kita
memahami terlebih dahulu sudut pandang dari non muslim itu sendiri.

1.    Laki-laki yang menikah dengan perempuan ahli kitab (Agama Samawi), yang dimaksud agama
samawi atau ahli kitab disini yaitu orang-orang (non muslim) yang telah diturunkan padanya kitab
sebelum Al-Qur'an. Dalam hal ini, para ulama sepakat dengan kitab Injil dan Taurat, begitu juga dengan
nasrani dan yahudi yang sumbernya sama. Untuk hal seperti ini, pernikahannya diperbolehkan dalam
islam. Adapun dasar dari penetapan hukum pernikahan ini, yaitu mengacu pada Al-Qur'an, Surat Al-
Maidah : 5
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab
itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita
yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar
maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum
Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.”
2.    Lelaki muslim menikah dengan perempuan bukan ahli kitab. Yang dimaksud dengan non muslim
yang bukan ahli kitab disini yaitu kebalikan dari agama samawi (langit), yaitu agama ardhiy (bumi).
Agama Ardhiy (bumi), yaitu agama yang kitabnya bukan diturunkan dari Allah SWT., melainkan dibuat di
bumi oleh manusia itu sendiri. Untuk kasus yang seperti ini, maka diakatakan haram. Adapun dasar
hukumnya yaitu Al-Qur'an, surat Al-Baqarah : 222
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.”

b.    Perempuan muslim menikah dengan laki-laki non muslim


Dari Al-Qur'an, surat Al-Baqarah : 221 sudah jelas tertulis bahwa:
"...Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman..."
Pernikahan seorang muslim perempuan sudah menjadi hal mutlak diharamkan dalam Islam, jika seorang
perempuan tetap memaksakan diri untuk menikahi lelaki yang tidak seagama dengannya, maka apapun
yang mereka lakukan selama bersama sebagai suami istri dianggap sebagai perbuatan zina.
1. Toleransi Agama yang Kebablasan 
Toleransi adalah konsep moderat untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling
bekerja sama di antara komponen-komponen masyarakat yang berbeda. Baik beda agama, suku bangsa,
etnis, bahasa, budaya, maupun politik. Dalam toleransi beragama harus dipahami hanya sebagai bentuk
pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dalam bentuk system, tata cara
peribadatannya dan memberikan kebebasan mereka untuk menjalankan keyakinan agama mereka
masing-masing. Bukan berarti kita harus mengikuti apa yang mereka lakukan dalam agama mereka,
terutama dalam hal akidah karena hukumnya adalah haram bagi kita umat islam.
2.    Banyaknya muncul paham-paham baru dalam islam yang menyebabkan pertentangan dan
perpecahan dalam umat islam.

3.    Berkembang pesatnya agama Islam di seluruh dunia namun belum bersatunya negara-negara islam
sehingga belum terkumpul kekuatan yang besar dalam islam.
4.    Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi barat, nilai-nilai agama berangsur-angsur mulai
bergeser.
Umat Islam harus konsisten mengikuti jalan yang lurus sebagaimana ditetapkan Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya. Selain itu, harus waspada terhadap jalan-jalan lain yang dipromosikan dan
dipropagandakan orang yang tidak suka dengan Islam, meskipun dari lisannya mungkin meluncur
kalimat-kalimat pemanis. Masih banyak lagi masalah yang timbul (dan berpotensi timbul) ke permukaan.
Saat ini, Indonesia bahkan dunia sangat membutuhkan soliditas kaum Muslimin. Tanpa persatuan yang
teguh dan semangat untuk saling membantu, umat Islam akan kembali dijajah dalam berbagai aspek
kehidupan.
   
B. Peluang Umat Islam
Pada zaman yang semakin berkembang ini banyak tantangan – tantangan yang dihadapi oleh
umat islam dari berbagai bidang. Namun, dibalik tantangan – tantangan yang dihadapi, dapat kita
temukan beberapa peluang yang dapa tmemajukan umat islam. Beberapa contoh peluang tersebut
adalah sebagai berikut :
1.    Semua Ilmu Pengetahuan Sudah Tertera di dalam Al – Quran
Seharusnya umat Islam itu memiliki peluang yang sangat besar untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, karena semua ilmu pengetahuan jelas sudah tertera di dalam Al Quran. Al
Quran yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad bertujuan untuk menjadi pedoman hidup
manusia. Oleh karena itu umat Islam tak boleh tertinggal dalam hak penguasaan teknologi, namun perlu
diingat pula umat islam juga jangan sampai meninggalkan Al Quran.
2.    Berkembangnya Ekonomi Syariah
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini berkembang pesat
dan semakin menarik. Pasca 1998, bank-bank umum berbasis sistem syariah mulai tumbuh. Kini, ada
kurang lebih sekitar 10 bank umum syariah di Indonesia. Belum lagi, ditambah dengan puluhan bank
perkreditan syariah di berbagai wilayah. Menariknya lagi, pertumbuhan perbankan syariah diikuti juga
dengan asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah, BMT/jasa keuangan syariah dan pasar
modal syariah.Begitu pula dengan perkembangan sektor zakat dan wakaf sebagai salah satu pilar
ekonomi Islam. Kesadaran sebagian umat Islam untuk menunaikan zakat dan wakaf semakin besar.
Apalagi, baru-baru ini Presiden SBY me-launching wakaf tunai. Fenomena tersebut membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk menerapkan syariat Islam dalam bidang ekonomi.
3.    Lebih Mudah dalam Melakukan Dakwah
Berbicara dakwah memang selalu identik dengan seorang ustadz yang sedang khutbah di atas
mimbar. Dihadiri oleh para mustami atau jamaah dan dilaksanakan di masjid. Itulah pandangan dari
seorang yang awam akan hakikat dakwah yang sebenarnya. Jika kita perhatikan, batasan dakwah itu
tidak terbatas oleh tempat dan metode. Dakwah bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan
cara apa saja, selama tidak menyimpang dari koridor yang sewajarnya. Oleh karena itu, cakupan dakwah
memiliki arti yang luas dan metode yang tak terbatas.
Semua cara bisa kita lakukan dengan tidak merubah dari substansinya. Salah satunya dengan
memanpaatkan media massa yang berkembang saat ini. Seperti dakwah dengan menggunakan media-
media digital, seperti ceramah pengajian yang disimpan di computer berupa Mp3, video, dan
sebagainya. Dengan demikian, maka isi pengajian tidak akan mudah hilang. Jika kita lupa atau mau
mendengarkan kembali maka tinggal di play saja. Semuanya menjadi mudah dan praktis. Lebih jauh lagi,
sekarang telah beredar Al-Quran digital, hadist digital, dan buku-buku islami digital. Semuanya dibuat
untuk memudahkan kita dalam memahami ajaran-ajaran agama. Misalnya, ketika kita akan mencari
suatu tema dalam Al-Quran maka kita tidak mesti membuka lembar perlembar. Tetapi kita tinggal
langsung masukkan kata kuncinya maka Al-Quran digital tersebut akan memunculkan hasilnya. Selain
itu, dalam Al-Quran digital juga diisi dengan audionya. Sehingga kita bisa membaca sekaligus
mendengarkan bacaannya.
Atas dasar itu, maka tidak ada salahnya jika kita mulai melirik dan menggunakan media-media
ini untuk kepentingan dakwah – dengan tidak meninggalkan tradisi mengaji di masjid secara berjamaah.
Tetapi media ini digunakan sebagai sarana penambah dan pelengkap untuk berdakwah.

Anda mungkin juga menyukai