OLEH
VERNANDA DINARSARI
802013 027
TUGAS AKHIR
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA
2018
LEVEL KECEMASAN PADA PRIA DAN WANITA YANG
MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP
Vernanda Dinarsari
Aloysius L.S Soesilo
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA
2018
Abstrak
level kecemasan pada pria dan wanita yang menjalani Long Distance
Relationship. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan
level kecemasan antara pria dan wanita yang menjalani Long Distance
Relationship. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35
orang pria dan 35 orang wanita dengan menggunakan teknik snowball sampling.
disusun oleh peneliti, dan skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang
dimodifikasi oleh peneliti. Teknik analisa yang dipakai adalah teknik Mann-
Whitney, hasilnya diperoleh uji beda sebesar 0,186 pada variabel Kecemasan dan
0,290 pada variabel Long Distance Relationship. Kedua hasil ini menunjukkan
bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan level kecemasan pada pria dan
i
Abstract
This comparative research has a purpose to finding out whether there are any
differences of anxiety level between male and female who had a Long Distance
Relationship or not. The hyphothesis which submitted in this research is about the
differences between male and female that had a Long Distance Relationship. The
subject of this research was 70 persons, consisting 35 males and 35 females who
supporting this research, the writer using Long Distance Relationship scale
so that, the researchers enlist the difference test; 0,186 in anxiety variable and
0,290 in Long Distance Relationship. Both of this results showing that p > 0,05
which means there are no differences of anxiety level between male and female
ii
PENDAHULUAN
dengan orang lain (Rowe dalam Baron & Bryne, 2004). Baumeister dan
Leary (dalam Baron & Bryne, 2004) menjelaskan bahwa kebutuhan untuk
hal yang mendasar bagi kebutuhan psikologis tiap individu. Myers (2012),
hubungan dengan orang lain adalah aspek utama dari kehidupan seorang
kesedihan luar biasa ketika hubungan itu memburuk. Myers (2012) juga
hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Selain itu manusia
dalam usia dewasa muda memiliki rentang usia dari 19-40 tahun. Menurut
pasangan hidup. Menurut Nisa dan Sedjo (dalam Irawati, 2015) proses
1
2
membentuk dan membangun relasi personal dengan lawan jenis ini dapat
oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis). Karsner
penting dalam hubungan pacaran, yaitu: saling percaya (trust each other),
menjadi dua tipe yaitu hubungan pacaran lokal (proximal relationship) dan
menjalin hubungan ini berada dalam satu lokasi atau satu kota sehingga
berada pada dua lokasi yang berbeda, seperti berbeda kota, provinsi, pulau,
menyebutkan bahwa mereka menggunakan jarak 200 mil (320 km) atau
jauh sebagai suatu hubungan dua individu tersebut tinggal di kota berbeda.
merupakan hubungan personal yang romantis yang dijalin oleh dua orang
berada pada dua lokasi yang berbeda, baik berbeda kota, pulau, maupun
negara.
rencana masa depan, dan masalah pribadi akan lebih nyaman untuk
inilah yang terkadang bisa menimbulkan rasa cemas pada salah satu pihak
4
orang dari dalam secara naluriah bahwa ada bahaya dan orang yang
dihadapi dan adanya kurang rasa percaya pada diri sendiri. Chaplin (1999)
biasanya individu akan nampak gelisah, khawatir, dan kurang percaya diri.
kecemasan, yaitu:
1. Aspek afektif
2. Aspek fisiologis
mual, sakit perut, diare, gemetar, kesemutan atau mati rasa di lengan
atau kaki, lemas, pingsan, otot tegang atau kaku, dan mulut kering.
3. Aspek kognitif
Ciri kognitif merupakan ciri yang terjadi dalam pikiran seseorang saat
4. Aspek perilaku
sedang menjalani hubungan jarak jauh sudah pasti berbeda. Menurut Stuart
a. Kecemasan ringan
b. Kecemasan sedang
dengan arahan orang lain, rangsang luar tidak mampu diterima tapi
c. Kecemasan berat
Pusat perhatian detail dan kecil, lapang persepsi sangat kurang dan
d. Panik
menyatakan bahwa lebih jauh lagi, dalam berbagai studi kecemasan secara
dalam penelitian ini adalah seberapa besar level kecemasan yang dialami
oleh pria dan wanita yang sedang menjalin hubungan jarak jauh (Long
Distance Relationship).
Hipotesis
maka hipotesis dari penelitian ini adalah “ada perbedaan level kecemasan
relationship”.
7
METODE
Partisipan
Subjek dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang masih
berumur 19-30 tahun yang sedang menjalani hubungan jarak jauh atau
(2003):
hingga empat bulan sekali pertemuan. Namun dalam hal ini peneliti
Stafford dan Reske (dalam Dargie, Blair, Goldfinger, & Pukall, 2015)
menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat kategori jawaban yaitu,
menurut Clark (2010) yaitu aspek afektif, aspek fisiologis, aspek kognitif,
yang terdiri dari empat kategori jawaban yaitu, “Sangat Sesuai” hingga
HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
jumlah pria dan wanita. Jumlah ini juga sejalan dengan teori Roscoe
penelitian ini.
2. Analisis Deskriptif
skala kecemasan pada pria dan wanita yang menjalani hubungan Long
orang atau 45,71% berada pada kategori rendah dan 45,71% pada karegori
Tabel 1
N % N %
1. Tinggi
0 0% 1 2,87%
84,5 < x ≤ 104
2. Sedang
9 25,71% 16 45,71%
65 < x ≤ 84,5
3. Rendah
25 71,43% 16 45,71%
45,5 ≤ x ≤ 65
4. Sangat Rendah
1 2,86% 2 5,71%
26 ≤ x ≤ 45,5
Tabel 2
N % N %
1. Tinggi
8 22,86% 11 31,43%
84,5 < x ≤ 104
2. Sedang
25 71,43% 23 65,71%
65 < x ≤ 84,5
3. Rendah
2 5,71% 1 2,86%
45,5 ≤ x ≤ 65
4. Sangat Rendah
0 0% 0 0%
26 ≤ x ≤ 45,5
a. Analisis Item
Kecemasan terdapat 8 item tidak valid dan 26 item valid. Delapan item
yang tidak valid adalah sebagai berikut: 2 dari aspek afektif, 1 item
dari aspek fisiologis, 3 item dari aspek kognitif, 2 item dari aspek
6 item yang tidak valid dan 27 item valid. Enam item yang tidak valid
tersebut adalah 2 item dari aspek saling percaya, 3 item dari aspek
b. Uji Reliabilitas
Dari hasil uji coba yang dilakukan, maka diperoleh hasil reliabilitas
Distance Relationship.
4. Analisis Data
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
5. Uji Hipotesis
0,05 maka h0 ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari
Distance Relationship dengan hasil uji beda sebesar 0,290. Pada variabel
Kecemasan diperoleh uji beda sebesar 0,186 yang berarti tidak ada
PEMBAHASAN
teknik uji beda Mann-Whitney yang dianalisa melalui program SPSS for
Windows versi 16.0 terbukti bahwa hasil penelitian pengujian ini tidak
sesuai dengan hipotesis awal. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
tingkat kecemasan antara pria dan wanita dalam menjalani hubungan Long
tingkat kecemasan antara pria dan wanita berbeda ketika sedang menjalani
hubungan Long Distance Relationship. Hal ini dapat diketahui dari hasil
jauh adalah biasanya pada tempat yang baru, individu berkenalan dengan
bahwa hubungan LDR sangat rawan akan konflik, serta dapat memicu
berlebihan dan tidak sebanding dengan situasi (Bachri, Cholid, & Rochim,
2017).
bahwa individu yang menjalin hubungan jarak jauh lebih sering dilanda
rasa cemburu dan khawatir pasangannya menyukai atau disukai oleh orang
ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Gayle, Thabitha, dan
orang wanita berada tingkat kecemasan rendah dan 16 orang berada pada
yang tinggi baik pada pria dan wanita, seperti pada indikator tidak
karena akibat dari reaksi saraf otonom yang berlebihan dengan naiknya
kecemasan pada pria dan wanita yang menjalani hubungan Long Distance
Relationship ini didukung oleh Dainton dan Aylor (dalam Nantasia, 2016)
yang baik sekaligus adanya kontak face to face akan memiliki kepercayaan
komitmen yang kuat (Nantasia, 2016). Hal ini juga didukung oleh
melebihi orang lain. Selain itu, dewasa ini kemajuan teknologi seperti
Relationship untuk bekomunikasi atau bahkan bertatap muka. Hal ini bisa
membuat jarak yang jauh dan frekuensi pertemuan yang rendah bisa
teratasi.
18
KESIMPULAN
1. Tidak ada perbedaan kecemasan yang signifikan pada pria dan wanita yang
3. Hanya ada 1 orang wanita yang memili tingkat kecemasan yang tinggi,
sedangkan tidak ada pria yang berada pada tingkat kecemasan yang tinggi.
SARAN
disarankan untuk dapat melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih
besar sehingga hasil yang didapatkan lebih dapat mewakili populasi. Selain itu,
informasi lebih dalam tentang berapa lama subjek menjalin hubungan jarak
jauh, dan sejauh mana jarak yang subjek dan pasangannya hadapi.
menjalani hubungan jarak jauh agar tidak cepat mengambil keputusan sendiri
19
dan curiga terhadap pasangan. Juga harus berpikir dengan kepala dingin saat
terjadi konflik agar tidak gegabah dalam menentukan keputusan yang mungkin
DAFTAR PUSTAKA
Bachri S., Cholid Z., & Rochim A. (2017). Perbedaan tingkat kecemasan pasien
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman
pencabutan gigi di RSGM FKG Universitas Jember. E-Jurnal Pustaka
Kesehatan, 5(1): 138-144.
Baron, R.A., & Bryne, D.E. (2004). Psikologi sosial (Edisi ke-10). Jakarta.
Erlangga.
Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Clark, D. A. (2010). Cognitive therapy of anxiety disorders: science and practice.
New York: Guilford Publication.
Dargie, E., Blair, K.L., Goldfinger. C., & Pukall, C.F. (2015). Go long! predictors
of positive relationship outcomes in long-distance relationship. Journal
of Sex & Marital Therapy, 41(2), 181-202. Dalam:
http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=32e1406f-
89c8-474d-82b9-26f85f7c9a66%40sessionmgr102&vid=0&hid=124
(diakses pada 13 Oktober 2016, 10:43 WIB)
Dharmawijati, D.R. (2016). Komitmen dalam berpacaran jarak jauh pada wanita
dewasa awal. Jurnal Psikologi, 4(2), 237-248.
Diah, M.F. (2010). Perbedaan problem focused coping dalam menghadapi
masalah pada pria dan wanita yang menjalani pacaran jarak jauh di
masa dewasa awal. Skripsi yang tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Sanata Dharma.
Eka. A.R. (2012). Hubungan tingkat kecemasan dengan keberhasilan memberikan
obat melalui infus pada mahasiswa FIK UI angkatan 2010. Skripsi yang
tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Ilmu Kepertawatan Universitas
Indonesia. Dalam: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301345-
S42018-Angelina%20Roida%20Eka.pdf
Kaplan, H.I. & Saddock, B.J. (2005). Sinopsis psikiatri (Edisi 8). Bina Rupa
Aksara: Jakarta
Khoman, M. & Meilona, R. (2008). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan
trust pada individu yang menjalani pacaran jarak jauh. Skripsi yang
tidak diterbitkan. Sumatera Utara. Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara dalam:
http://reository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19766/4/Chapter%2011.p
df (diakses pada tanggal 15 September 2016 , 09.21 WIB).
Maccoby, E.M., & Jacklin, C.N. (1974). The psychology of sex differences.
California: Stanford University Press.
Merolla, A.J. (2012). Connecting here and there: a model of long-distance
relationship maintance. Personal Relationships, 19, 775-795. Dalam:
http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=2de4b39d-
790b-4be1-b3de-d610ce5e2854%40sessionmgr101&vid=0&hid=124
(diakses pada tanggal 13 Oktober 2016, 12:22 WIB)
Miller, R. S., & Perlman, D. (2009). Intimate relationship (5th edition). Mc-Graw
Hill.
Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial (Buku 2, Edisi 10). Jakarta: Salemba
Humanita.
Nantasia, T. (2016). Perbedaan trust pasangan yang menjalin hubungan jarak
jauh ditinjau dari status perkawinan. Skripsi yang tidak diterbitkan.
Fakultas Psikologi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam:
http://eprints.ums.ac.id/46239/1/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
(diakses pada tanggal 22 April 2018, 23.11 WIB).
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human development (10th
edition). Inc New York: Mc-Graw Hill.
Purba, H.R., & Siregar, H.R. (2006). Gambaran stres pada mahasiswa yang
menjalani pacaran jarak jauh. Jurnal Psikologia, 2(2): 47-55.
22