LAPORAN PENELITIAN
Disusun Oleh :
NIM: 18060
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama
dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah
penghargaan, afeksi dan perasaan . Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan
menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka
biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan
yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong,
seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah
orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak
orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau
sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Presentasi adalah suatu kegiatan
berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. Presentasi
merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain.
fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, Rathus, & Grenee, 2005). Menurut Yerkes dan
Dodson (dalam Durand & Barlow, 2006) individu dapat bekerja lebih baik jika sedang
merasa sedikit cemas. Namun, kecemasan yang terlalu banyak akan merugikan individu
dalam menjalani kehidupan sehari-hari (Durand & Barlow, 2006). Nevid, Rathus dan
Grenee (2005) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan munculnya
kecemasan adalah faktor sosial lingkungan. Faktor ini meliputi pemaparan terhadap
peristiwa yang mengancam atau traumatis, mengamati respon takut pada orang lain,
dan kurangnya dukungan sosial. Uchino (Sarafino & Smith, 2011) mendeskripsikan
dukungan sosial sebagai adanya perasaan nyaman, dipedulikan, dan dihormati, serta
adanya pertolongan yang diterima individu dari individu lain. Menurut Arnett (2013)
kelekatan dan aktivitas individu dengan teman-teman lebih tinggi dibandingkan dengan
orang tua pada usia emerging adulthood, dimana mahasiswa tingkat akhir berada pada
tahap perkembangan ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dennis, Phinney dan Chuateco
(2005) menunjukkan bahwa kurangnya dukungan sosial dari teman sebaya merupakan
prediktor negatif untuk penyesuaian kuliah pada mahasiswa minoritas. Nevid, Rathus
dan Grenee (2005) menjelaskan bahwa kecemasan adalah situasi emosional yang
menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Durand dan Barlow (2006) yang
menyatakan bahwa kecemasan adalah keadaan suasana hati dimana individu merasa
khawatir akan kemungkinan datangnya bahaya yang ditandai oleh afek negatif dan
dihadapkan dengan situasi yang dinilai penting atau mendesak. Sependapat dengan hal
itu Kearney dan Trull (2012) mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan emosional
yang normal terjadi pada individu ketika situasi yang dianggap berbahaya mendekat.
Apabila suatu situasi yang dianggap mengancam semakin dekat, seperti ketika ujian
yang semakin dekat dan individu merasa belum siap, maka kecemasan dapat terjadi.
keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik, berupa rasa khawatir yang
tidak jelas, menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart,
2006). Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik,
berupa rasa khawatir yang tidak jelas, menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti
Menurut Isaacs (2005) Kecemasan merupakan respon subjektif terhadap strees yang di
nyata atau yang dirasakan Adanya penyebab yang dapat memicu timbulnya kecemasan
akan memunculkan berbagai gej ala klinis pada individu. Gejala yang muncul berupa
rasa khawatir, firasat buruk, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
gangguan pada pola tidur, adanya gangguan konsentrasi, dan daya ingat serta keluhan
Menurut Chitty & Black (2011) kecemasan dapat menimbulkan respon pada fisiologis,
pernapasan, dan tekanan darah, insomnia, mual, dan muntah, kelelahan, telapak tangan
lingkungan.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa
2. Tujuan Khusus
Dengan penelitian ini mahasiswa dapat tau apa itu kecemasan dan cara
peningkatan mutu pendiidkan dimasa yang akan datang melalui pengaplikasian teori
dalam praktik lapangan serta mengambil ilmu baru yang didapat dari latihan
lapangan.
mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat di bangku kuliah ke dalam
dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan. BAB II terdiri dari kajian pustaka. BAB III terdiri dari subjek
penelitian dan deskripsi tindakan. BAB IV terdiri dari deskripsi hasil tindakan,
pembahasan, dan hasil yang dicapai. Dan BAB V terdiri kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan Pustaka
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat
anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih
sama. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman
sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia
yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang dihasilkan dari dua orang atau lebih
yang saling mendukung. Pertemanan dapat diartikan pula sebagai hubungan antara
dua orang atau lebih yang memiliki unsur-unsur seperti kecenderungan untuk
menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain, simpati, empati, kejujuran
Dengan berteman, seseorang dapat merasa lebih aman karena secara tidak langsung
seorang teman akan melindungi temannya dari apapun yang dapat membahayakan
temannya. Selain itu, sebuah pertemanan dapat dijadikan sebagai adanya hubungan
untuk saling berbagi dalam suka ataupun duka, saling memberi dengan ikhlas,
Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya. Jadi
sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia dinilai oleh teman
sebayanya tanpa memerdulikan sanksi-sanksi dunia dewasa. Kelompok sebaya
nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan
2. Karakteristik Berteman
Adapun karakteristik dari berteman (Parlee dalam Siregar, 2010) adalah sebagai
berikut:
c. Percaya, yaitu berasumsi bahwa teman akan berbuat sesuatu sesuai dengan
kesenangan individu
e. Saling membantu, yaitu menolong dan mendukung teman dan mereka juga
g. Pengertian, yaitu merasa bahwa teman mengenal dan mengerti dengan baik
h. Spontanitas, yaitu merasa bebas menjadi diri sendiri ketika berada di dekat
teman
terdiri dari sukarela, unik, kedekatan dan keintiman. Dalam pertemanan harus
atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima
dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan
Menurut Santrock (2007) mengatakan bahwa peran terpenting dari teman sebaya
adalah :
4. Fungsi Pertemanan
Menurut Gottman dan Parker dalam Santrock (2003), mengatakan bahwa ada enam
a. Berteman (Companionship)
fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama melakukan suatu
aktivitas.
penting dan memicu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang dengan
baik.
pmasalah.
d. Dukungan Ego
f. Intimasi/Afeksi (Intimacy/Affection)
Tanda berteman adalah adanya ketulusan, kehangatan, dan keakraban satu sama
lain. Masing-masing individu tidak ada maksud ataupun niat untuk menyakiti
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa
Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik
Steven Schwartz, S (2000: 139) mengemukakan kecemasan berasal dari kata Latin
sehari-hari.
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual
Kecemasan di identifikasi menjadi 4 tingkatan yaitu, ringan, sedang, berat, dan panic
(Stuart, G, W. 2006).
Kecemasan atau ansietas adalah perasan tidak tenang yang samar-samar karena tidak
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
Stuart (2012) menyatakan bahwa ansietas atau kecemasan adalah perasaan tidak
dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu individu
a. Perilaku, diantaranya
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Reaksi terkejut
5) Bicara cepat
6) Kurang koordinasi
9) Inhibisi
11) Menghindar
12) Hiperventilasi
b. Kognitif, diantaranya:
1) Perhatian terganggu
2) Konsentrasi buruk
3) Pelupa
5) Preokupasi
6) Hambatan berpikir
8) Kreativitas menurun
9) Produktivitas menurun
10) Bingung
c. Afektif, diantaranya
1) Mudah terganggu
2) Tidak sabar
3) Gelisah
4) Tegang
5) Gugup
6) Ketakutan,
7) Wkengerian
8) Kekhawatiran
9) Kecemasan
12) Malu
Kemudian Shah (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, 2014: 144) membagi
menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain.
c. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian dan memori,
Kemudian menurut Ivi Marie Blackburn & Kate M. Davidson (1994: 9) membagi
besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, dan merasa tidak
berdaya.
melarikan diri.
gemetar, pusing,
Menurut Spilberger (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012: 53)
a. Trait anxiety
Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang menghinggapi diri
b. State anxiety
State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri
individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara sadar
Sedangkan menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012: 38) membedakan kecemasan
a. Kecemasan neurosis
Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui.
Perasaan itu berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan id. Kecemasan neurosis
b. Kecemasan moral
Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan ini dapat
muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang mereka yakini
benar secara moral. Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap suara hati.
Kecemasan moral juga memiliki dasar dalam realitas, di masa lampau sang pribadi
pernah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan dapat dihukum
kembali.
c. Kecemasan realistic
merupakan rasa takut akan adanya bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia
luar.
Menurut Jeffrey S. Nevid, dkk (2005: 164) ada beberapa ciri-ciri kecemasan, yaitu:
1) Kegelisahan, kegugupan
5) Banyak berkeringat
9) Sulit berbicara
15) Pusing
26) Diare
1) Perilaku menghindar
3) Perilaku terguncang
c. Ciri-ciri kognitif dari kecemasan
3) Keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada
6) Merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau
11) Berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi
14) Berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan
pingsan
17) Berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung)
terhadap penyakit
Blacburn & Davidson (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012: 51)
dimiliki seseorang mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi tersebut
kemampuan diri untuk mengendalikan dirinya (seperti keadaan emosi serta focus
kepermasalahannya). Kemudian Adler dan Rodman (dalam M. Nur Ghufron & Rini
Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak, yaitu
timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi
pada masa mendatang, apabila individu menghadapi situasi yang sama dan juga
mengikuti tes.
1) Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi pada dirinya. Individu mengalami kecemasan serta perasaan
inspirasi.
3) Persetujuan
4) Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini terjadi
a. Ansietas ringan
kreativitas.
Kecemasan ringan memiliki aspek positif, yaitu memotivasi individu untuk belajar
1) Respon fisiologis
mampu menerima rangsangan yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar.
2) Respon kognitif
sangat baik, karena individu berada dalam persepsi yang luas, mampu
menyelesaikan masalah.
b. Ansietas sedang
namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
1) Respon fisiologis
Nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau
2) Respon kognitif
Pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa
c. Ansietas berat
sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua
1) Respon fisiologis
Nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala,
2) Respon kognitif
hubungan interpersonal.
d. Tingkat panic
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
1) Respon fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan
2) Respon kognitif
7. Pengkajian
a. Batasan Karakteristik
1) Perilaku (Behavioral)
a) Menurunnya produktivitas
c) Gelisah
d) Pandangan sekilas
e) Hipervigilensi
f) Insomnia
h) Keresahan
i) Perilaku mengamati
a) Perasaan menderita
b) Aprehensif
c) Perasaan kesusahan
d) Ketakutan
f) Tidak berdaya
g) Kegugupan
h) Terlalu gembira
i) Bingung
j) Perasaan menyesal
k) Ketidakpstian
l) Ansietas
3) Simpatetik (Sympathetic)
b) Anoreksia
c) Refleks cepat
d) Eksitasi kardiovaskuler
e) Diare
f) Mulut kering
h) Papitasi jantung
m) Vasokonstriksi superfisial
n) Kegugupan
o) Merasa lemah
4) Parasimpatetik (Parasymphatetic)
a) Sakit abdominal
e) Diare
f) Pusing
g) Kelelahan
h) Mual
j) Sering berkemih
5) Kognitif (Cognitive)
a) Alterasi perhatian
b) Alterasi konsentrasi
d) Bingung
e) Memblokir pikiran
i) Perasaan takut
j) Pelupa
k) Preokupulasi
l) Ruminasi
b. Faktor predisposisi
diantaranya:
1) Faktor biologis
dalam mengelola dan mengatur kecemasan. Selain itu, ada pula penghambat
2) Faktor Psikologis
kecemasan, diantaranya :
a) Pandangan Psikoanalitik
b) Pandangan Interpersonal
Ansietas timbul akibat perasaan takut tidak adanya penerimaan dan
c) Pandangan Perilaku
3) Sosial Budaya
terjadinya ansietas.
c. Faktor Presipitasi
sehari – hari.
e. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stress, misalnya
berlangsung secara tidak sadar, serta melibatkan penipuan diri, distorsi realitas,
a) Kompensasi
b) Penyangkalan
c) Pemindahan
seseorang atau benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam
terhadap dirinya.
d) Disosiasi
Pemisahan dari setiap proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
e) Identifikasi
tersebut.
f) Intelektualisasi
g) Introjeksi
Klien mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu
h) Fiksasi
terhalang.
i) Proyeksi
Pengalihan buah pemikiran atau implus pada diri sendiri pada orang lain,
toleransi.
j) Rasionalisasi
l) Regresi
primitive).
m) Represi
yang primer dan cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
n) Acting out
o) Sublimasi
p) Supresi
q) Undoing
Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan
yang sesungguhnya tidak masuk akal, dinamakan pembelaan. Pembelaan ini tidak
dimaksudkan agar tindakan yang tidak masuk akal itu dijadikan masuk akal, akan
membujuk dirinya sendiri, supaya tindakan yang tidak bisa diterima itu masih
b. Proyeksi
Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada orang
lain, terutama tindakan, fikiran atau dorongan-dorongan yang tidak masuk akal
c. Identifikasi
sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang lain. Apabila ia
melihat orang berhasil dalam usahanya ia gembira seolah-olah ia yang sukses dan
Seharusnya perbuatan, fikiran dan perasaan orang berhubungan satu sama lain.
Apabila orang merasa bahwa ada seseorang yang dengan sengaja menyinggung
perasaannya, maka ia akan marah dan menghadapinya dengan balasan yang sama.
Dalam hal ini perasaan, fikiran dan tindakannya adalah saling berhubungan
e. Represi
Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal, dan keinginan-keinginan yang
tidak disetujui oleh hati nuraninya. Semacam usaha untuk memelihara diri supaya
jangan terasa dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan hatinya. Proses itu
f. Subsitusi
Substitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang
sesuatu, karena tujuan-tujuan yang baik, yang berbeda sama sekali dari tujuan asli
yang mudah dapat diterima, dan berusaha mencapai sukses dalam hal itu.
Kerangka Teori
Hipotesa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian