Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KETERTARIKAN INTERPERSONAL
DOSEN PENGAMPU : Anggi Dharma, M.Pd

Disusun sebagai tugas terstruktur


Mata kuliah Psikologi Sosial

DISUSUN OLEH :

PANDU DWI YUDAKUSUMA


(12040411554)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Ketertarikan Interpersonal” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata
kuliah Psikologi Sosial. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang cara memotivasi diri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Anggi Dharma, M.Pd, selaku
dosen pengampu yang telah memberikan banyak sekali bimbingan sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berkontribusi dan sumbangsinya baik berupa pemikiran dan materi sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini, kami menyadari makalah yang saya susun ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, November 2021

Penulis ...........

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Permasalahan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Ketertarikan Interpersonal..................................................................3
B. Kedekatan, Emosi dan Afiliansi ..........................................................................4
C. Upaya Mendatangkan Ketertarikan dalam Berdakwah.......................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................8
A. Kesimpulan .........................................................................................................8
B. Saran ..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang Masalah Peribahasa asing mengatakan “no man is


anisland“ yang dimaknai manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Filsuf
ternamaseperti arsitoteles juga menyebutkan manusia sebagai “Zoon
Politicon” , makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial ciptaan Tuhan,
dikodratkan tidak dapathidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa
adanya orang lain, tetapisecara psikologis sangat tidak memungkinkan.
Manusia pastinya memerlukankeberadaan orang lain dalam pemenuhan
kebutuhannya yang menjadi acuandasar terbentuknya hubungan. Hubungan
seseorang atau pribadi dengan oranglain akan menjadi semakin nyata apabila
orang tersebut semakin berkembangdalam sosialisasi. Beberapa juga bisa
menyimpulkan bahwa hubunganseseorang dengan orang lain merupakan
kebutuhan pokok. Hal ini sesuaipendapat para ahli yang menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk individual juga makhluk sosial. Suatu hubungan tidak
terbatas pada waktu dan tempat,dapat terjadi dimana dan bagaimana saja.
Dalam hubungan bisa terjadinyaadanya rasa aman ataupun sebaliknya rasa
tidak aman. Kemudian rasa aman iniberkembang menjadi kekeuatan dalam
suatu hubungan. Rasa aman dapatmembuat seseorang merasa bahagia dan puas
akan hubungannya.

Keberhasilan seseorang didalam hidupnya semata-mata tidak


hanyaditentukan oleh kecerdasan otaknya saja, juga ada faktor penting,
yaitupergaulan atau hubungan antar pribadi. Hal ini berpengaruh
terhadapkeberhasilan seseorang dalam hidupnya. Kita juga dapat melihat orang
yangmudah bergaul dalam berhubungan itulah yang dapat merasakan
kebahagiaan

B. Rumusan Masalah

1
2

1) Apa pengertian dari Ketertarikan Interpersonal?


2) Apa yang dimaksud dengan Kedekatan, Emosi dan Afiliansi?
3) Bagaimana Upaya Membangun Ketertarikan dalam Berdakwah?

C. Tujuan
1) Memahami pengertian Ketertarikan Interpersonal
2) Mengetahui maksud dari Kedekatan, Emosi dan Afiliansi
3) Mengetahui Upaya Membangun Ketertarikan Interpersonal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketertarikan Interpersonal


Istilah ketertarikan interpersonal mengacu pada beragam
pengalaman, mencakup rasa suka, persahabatan, kagum, birahi, dan cinta.
Penelitia-penelitian terdahulu di Amerika telah menghasilkan temuan-temuan
yuang menarik, khususnya yang difokuskan pada faktor-faktor yang
mendukung ketertarikan. Pada waktu yang sama penelitian-penelitian lintas
budaya memberikan petunjuk tentang perbedaan budaya dalam ketrtarikan dan
cinta, serta meningkatkan studi-studi pada hubungan antar budaya yang
difokuskan pada kesukaran-kesukaran yang tersembunyi dan kemungkinan-
kemungkinan solusinya.
Telaah tentang ketertarikan interpersonal banyak dihasilkan dalam
studi-studi yang dilakukan di Amerika. Studi-studi tersebut menemukan bahwa
ketertarikan interpersonal menjadi unsur penting dalam hubungan romantis. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar orang Amerika menganggap pentingnya
cinta dalam perkembangan dan mempertahankan hubungan yang panjang dalam
perkawinan.
Dalam buku psikologi sosial Sarlito W. Sarwono dan Eko A
Meinarno, istilah yang digunakan adalah hubungan interpersonal. Sehingga
hubungan interpersonal merupakan hubungan yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola
interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan
terdapat suatu proses dan biasanya biasanya dimulai dengan interpersonal
attraction.
Interpersonal Attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap
orang lain, dimana penelitian ini dapat di ekspresikan melalui suatu dimensi,
dari strong liking sampai dengan strong dislike. Jadi, ketika kita berkenalan
dengan orang lain berarti kita melakukan penilaian terhadap orang tersebut;

3
4

apakah orang tersebut cukup sesuai menjadi teman kita atau kurang sesuai,
sehingga kita lebih memilih untuk tidak melakukan interaksi sama sekali.

B. Kedekatan, Emosi dan Afiliansi


 Kedekatan/Keakraban
Keakraban menurut Smith Dkk (2000), didefinisikan sebagai ikatan
emosional positif dimana didalamnya termasuk saling pengertian dan
dukungan. Menurut Argyle & Henderson (1997), yaitu keakraban terjadi pada
sebuah persahabatan yang terjalin dengan baik, meliputi orang-orang yang
saling menyukai, menyenangi kehadirannya satu sama lain, memiliki kesamaan
minat dan kegiatan, saling membantu dan memahami, saling mempercayai,
menimbulkan rasa nyaman dan saling menyediakan dukungan emosional.
Selain itu, dengan memberikan seseorang validasi, koneksi dan
dorongan yang mereka butuhkan, hubungan intim (dekat) meningkatkan
kebutuhan agentik, termasuk kebutuhan untuk berprestasi, penguasaan,
pengakuan dan harga diri (Parger, 1999). Keakraban tumbuh secara perlahan
sepanjang waktu dan dipengaruhi oleh interaksi, dukungan dan validasi atau
pembenaran ataubpenerimaan. Rasa hangat, keterhubungan, dan pengertian
sangat penting bagi orang-orang sehingga keakraban psikologi adalah “hadiah”
paling utama dalam hubungan akrab (Scharf dan Mayseless, 2001).
Keakraban adalah sebuah hubungan yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain untuk mendapatkan sebuah kedekatan yang bermanfaat untuk
mereka. Keakraban adalah hubungan yang berkembang antar individu sebagai
hasil interaksi mereka melalui komunikasi (Smith Dkk, 2000).
 Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411)
emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
5

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi


pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan
perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu
aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu
perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi,
antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat),
hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy
(kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu
: fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam
emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu:
a.  Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri,  putus
asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat,  dan kemesraan
f.  Terkejut : terkesiap, terkejut
g.  Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h.  malu : malu hati, kesal
6

 Afiliansi
Ahli psikologi juga memiliki konsep tersendiri dalam
memperbincangkan pengertian afiliasi. Pengeritan afiliasi menurut ahli
psikologi adalah suatu posisi manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk
yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga membuat manusia
membutuhkan hubungan dengan orang lain.
Dengan kata lain, pengertian afiliasi dalam psikologi adalah
kebutuhan manusia untuk membentuk hubungan dan kerjasama dengan orang
lain dengan cara menyenangkan sehingga memperoleh afeksi dari orang lain,
kesetiaan terhadap teman, juga memenuhi kebutuhan dirinya supaya diterima
dan diakui oleh lingkungannya.
Afiliasi dalam psikologi ini banyak berhubungan dengan hubungan
atau interaksi, pertemanan, bersosialisasi, berkomunikasi, dan bekerjasama
dengan orang lain yang dilakukan secara sadar dan bersahabat.

C. Upaya Membangun Ketertarikan dalam Berdakwah

Jadi dalam berdakwah da’i perlu memerdulikan berbagai hal yang


telah disebutkan diatas untuk memenuhi etika berdakwah. Kesadaran diri da’I
sangat dibutuhkan agar etika dalam berdakwah terpenuhi. Karena tampilan,
tutur kata dan sebagainya sangat berpengaruh bagi pandangan mad’u, karena
perhatian mad’u pasti tidak hanya tertuju pada materi dakwah saja, tapi juga
pada hal yang telah disebutkan diatas.
Etika dalam berdakwah sangat penting untuk menunjang
keberhasilan dakwah tersebut, karena pandangan utama masyarakat pada da’i
adalah berpusat pada etika yang mereka bawa. Bila itu positif, pasti hal yang
disampaikan pendakwah pasti mendapat respon baik. Namun, bila etika yang
dipandang masyarakat kurang baik, maka kemungkinan hal apapun yang
disampaikan pendakwah akan kurang bisa diterima dengan baik oleh mad’u.
7

Busana memberikan wujud sebagai pembeda antara manusia satu


dengan yang lain. Manusia juga sering menilai manusia lain dari busana yang
dipakai, baik tidaknya seseorang biasanya juga terlihat dari apa yang dipakai.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa busana menjadikan seseorang
ingin menghilangkan identitas aslinya, ataupun salah satu cara untuk
mengajak orang pada kebaikan.
Etika berbusana secara modern bukan lagi berkaitan tentang
pengetahuan dalammenambah wawasan, tetapi juga hak perkembangan
keadaan. Bagi orang-orang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan,
mengungkit aurat hanya akan memerbanyak waktu yang terbuang, karena
semua sudah jelas ada pada ketentuan syar’i, jadi memerbarui busana yang
ada, sehingga tetap keren sekaligus syar’i. Dengan kata lain, manusia yang
memiliki sikap dinamis, dalam kesadaran berpikir untuk berbusana secara
beretika tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Jadi berbusana modern sesuai trend tidak harus disimpulkan
bahwa pakaian yang dipakai tidak sesuai ketentuan syar’i. Karena jaman telah
berkembang dengan pesat, memodifikasi busana tidak akan sulit, sehingga
tidak menutup kemungkinan para pendakwah menjadikan tren busana sebagai
bagian dari dakwah mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketertarikan interpersonal mengacu pada beragam pengalaman,
mencakup rasa suka, persahabatan, kagum, birahi, dan cinta. Penelitia-
penelitian terdahulu di Amerika telah menghasilkan temuan-temuan yuang
menarik, khususnya yang difokuskan pada faktor-faktor yang mendukung
ketertarikan. Dalam melakukan interpersonal, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ketertarikan interpersonal, antara lain: Faktor internal ,faktor
eksternal dan faktor interaksi
Seseorang mencintai atau tertarik dengan orang lain untuk menjalin
hubungan khusus dengan orang lain karena beberapa faktor:
1. Kedekatan
2. Kemenarikan Fisik.
3. Kesamaan dan Kebutuhan Saling Melengkapi (Komplementer)
4. Seseorang mencintai orang yang mencintai dirinya
5. Keuntungan yang diperoleh dari suatu hubungan
Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antar pasangan dan
dengan mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui saat itu
pasangan telah resmi menjadi suami istri, Kebutuhan-kebutuhan manusia yang
berkaitan dengan perkawinan dapat digolongkan sebagai berikut: Kebutuhan
fisiologis dan perkawinan, Kebutuhan psikologik dan perkawinan, Kebutuhan
sosial dan perkawinan, Kebutuhan religi dan perkawinan.
Pasca Pernikahan, ketika mencari partner dalam jangka panjang,
orang biasanya tidak mengutamakan penampilan fisik dan lebih
mempertimbangkan kualitas personal yang sesuai. Kita menginginkan pasangan
yang hangat, baik, dan dapat dipercaya.

B. Saran

8
9

Demikian makalah yang dapat kami buat dan sampaikan. Mudah-


mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun ada refrensi yang kurang benar dalam pembahasan, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikan
dari pembaca demi kebaikan kelompok kami untuk selanjutnya. Tiada
kesempurnaan bagi kita, kecuali kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA

Dahriani, Adria. 2007. Perilaku Prososial Terhadap Pengguna Jalan Studi Fenomenologis


Pada Polisi Lalu Lintas (Skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro.

Hasniani. 2011. Perilaku Prososial (Prosocial Behavior). Online. http://hasnianni-


hasnianni.blogspot.com/2011/03/perilaku-propososial-proposocial.html. Diunduh
tanggal 12 Maret 2012.

Multiply.com. 2008. Tingkah Laku Prososial. Online.


http://valmband.multiply.com/journal/item/27/TINGKAH_LAKU_PROSOSIAL&sh
ow_interstitial=1&u=Fjournal2Fitem. Diunduh tanggal 12 Maret 2012.

Nevid, Jeferry S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga

Setyawati, Tuti. 2010. Perilaku Anti Sosial. Online.


http://tutisetiyawati.blogspot.com/2010/10/perilaku-anti-sosial.html. Diunduh tanggal
12 Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai