Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung
pada persepsi interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh
yang besar bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat
diperbaiki apabila orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah.
Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui
bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Pengertian Atraksi Interpersonal Atraksi berasal dari bahasa Latin
attrahere yang suku katanya ad yang artinya menuju dan trahere yang
artinya menarik. Rakhmat (2007) mengemukakan atraksi interpersonal
adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur,
tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Banyak
penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan
baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas,
dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan
yang jelek. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita buka hanya sekedar
menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan
interpersonal, bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship.

B. Rumusan masalah

A. Apa itu persepsi dalam komunikasi interpersonal ?

B. Apa itu persepsi dalam keahlian komunikasi ?

C. Apa itu atraksi interpersonal dalam komunikasi ?

1
D. Apa itu konsep diri dalam komunikasi interpersonal ?

E. Apa hubungan interpersonal dalam komunikasi ?

C. Tujuan penulisan

A. Mengetahui persepsi dalam komunikasi interpersonal ?

B. Mengetahui persepsi dalam keahlian komunikasi ?

C. Mengetahui atraksi interpersonal dalam komunikasi ?

D. Mengetahui konsep diri dalam komunikasi interpersonal ?

E. Mengetahui hubungan interpersonal dalam komunikasi ?

A. Manfaat penulisan

1. Manfaat teori

Sebagai bahan acuan atau referensi untuk dijadikan pelajaran


dalam rangka melakukan komunikasi secara interpersonal.

2. Manfaat praktis

Untuk menjaga hubungan komunikasi yang baik secara


interpersonal baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persepsi dalam komunikasi interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi atau


menafsirkan informasi yang tertangkap oleh alat indera. Persepsi interpersonal
adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang
(partner komunikasi) baik yang berupa pesan verbal maupun nonverbal. Persepsi
memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan komunikasi. Artinya
keberhasilan mempersepsi stimuli inderawi mengantarkan kepada keberhasilan
komunikasi. Oleh karena itu, persepsi dapat dikatakan sebagai inti
komunikasi.Pemahaman kita berasal dari indera yang menangkap stimuli. Proses
indera menangkap stimuli dinamakan sensasi. Selanjutnya agar stimuli memiliki
makna, pikiran dan perasaan melakukan persepsi. Semua penafsiran kita
tentangapa yang terjadi berdasar dari persepsi. Manusia memiliki lima panca
indera.

Ketika kita berhadapan dengan orang lain maka keenam indera kita akan
bekerja mempersepsikan perilaku dan karakteristik orang yang kita
hadapi.Seringkali membuat persepsi untuk orang lain itu tidak mudah.
Persepsitiap orang kepada orang lainnya belum tentu sama, bersifat bias, dan
dapat keliru.Adapula fenomena mengenai mepersepsikan orang lain yang memang
mereka sengaja membuka kesempatan untuk dipersepsikan. Kesulitan bahkan

3
kesalahan persepsi kadang-kadang juga terjadi manakala isyarat yang
ditransaksikan berupa istilah dan singkatan yang dipelesetkan.Intinya adalah
persepsi menghasilkan makna. Pesan terdiri dari simbolatau isyarat yang tidak
mengandung makna. Makna baru timbul apabila kita mempersepsikan dan
menafsirkan simbol tersebut.

B. Persepsi Interpersonal dalam Keahlian Komunikasi Interpersonal

Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam


kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang
tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar
pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada
hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat
berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor
personal yang mempengaruhi persepsi nterpersonal diantaranya adalah
pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.

Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada


persepsi interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang besar
bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki apabila
orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita
akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat
subjektif dan cenderung keliru.

C. Atraksi interpersonal

Pengertian Atraksi Interpersonal Atraksi berasal dari bahasa Latin


attrahere yang suku katanya ad yang artinya menuju dan trahere yang artinya

4
menarik. Rakhmat (2007) mengemukakan atraksi interpersonal adalah kesukaan
pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
(Brehm dan Kassin (dalam Dayakisni, 2009) mengatakan bahwa daya tarik
interpersonal digunakan untuk merujuk secara khusus pada keinginan seseorang
untuk mendekati orang lain, sedangkan menurut Brigham (dalam Dayakisni,
2009) daya tarik interpersonal adalah kecenderungan untuk menilai seseorang atau
suatu kelompok secara positif untuk mendekatinya dan untuk berperilaku secara
positif padanya. Dayakisni (2009) mengartikan daya tarik interpersonal adalah
suatu proses bagaimana orang dapat saling tertarik, saling mengenal, bagaimana
ada gairah tarik menarik satu sama lain.

Berscheid dan Walster (1978) mengemukakan bahwa atraksi interpersonal adalah


kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atau simbol yang dimiliki
orang lain secara positif atau negatif. Walster juga mengatakan bahwa individu
cenderung akan menyukai orang yang memberi penghargaan dan sebaliknya
cenderung tidak menyukai Oang yang melakukan atau memberi sanksi
Afektif merefleksikan kecenderungan untuk menilai seseorang atau
sesuatu secara positif maupun negatif. Tingkah laku merujuk pada kecenderungan
seseorang untuk menghindari atau mendekati suatu objek. Baron, dkk (2006)
mengemukakan sikap untuk menyukai ataupun tidak menyukai inilah yang
menjadi pendorong bagi seseorang untuk berinteraksi ataupun tidak berinteraksi
dengan orang lain. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa atraksi interpersonal adalah kecenderungan seseorang untuk menilai orang
lain yang pada akhirnya akan memunculkan rasa tertarik atau senang kepada
orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atraksi
Interpersonal Rakhmat (2007) mengemukakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi atraksi interpersonal. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada
halaman berikut: Faktor personal

1) Kesamaan karakteristik personal Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam


nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, ideologis cenderung
saling menyukai satu sama lain. Heider (dalam Rakhmat, 2007) mengatakan kita

5
cenderung menyukai orang. Kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan
kita. Apabila kita menyukai orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama
dengan kita. Kita ingin memiliki sikap yang sama dengan orang yang kita sukai.
Kita akan resah apabila orang yang kita sukai menyukai apa yang kita benci. Asas
kesamaan ini pada kenyataannya bukanlah satu-satunya determinan atraksi.
Atraksi interpersonal merupakan gabungan dari keseluruhan interaksi antar
individu.

2) Tekanan emosional (stres) Apabila orang berada dalam keadaan yang


mencemaskan atau harus memikul tekanan emosional, maka dia akan
menginginkan kehadiran orang lain. Penelitian Schachter (dalam Rakhmat, 2007)
yang mengatakan bahwa situasi penimbul cemas meningkatkan kebutuhan akan
kasih sayang. Orang-orang yang pernah mengalami penderitaan bersama-sama
akan membentuk kelompok yang bersolidaritas tinggi.

3) Harga diri yang rendah Penelitian Walster (dalam Rakhmat, 2007)


menyimpulkan bahwa bila harga diri direndahkan, hasrat afiliasi (bergabung
dengan orang lain) bertambah dan dia akan semakin responsif untuk menerima
kasih sayang orang lain. Tubbs dan Moss (dalam Rakhmat, 2007) menambahkan
orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.

4) Isolasi sosial Isolasi sosial adalah pengalaman yang tidak mengenakkan.


Tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap atraksi interpersonal.

b. Faktor situasional

1) Daya tarik fisik (physical attractiveness) Daya tarik fisik merupakan penyebab
utama terjadinya atraksi interpersonal. Kita cenderung menyukai orang yang
cantik atau tampan. Orang yang dipandang cantik dinilai lebih baik daripada
orang yang dipandang buruk (Landly dan Sigall dalam Rakhmat, 2007). Orang
cantik atau tampan juga lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang lain
(Harai, dkk dalam Rakhmat, 2007) dan biasanya diperlakukan lebih sopan
(Sroufe, dkk dalam Rakhmat, 2007).

6
2) Ganjaran Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita.
Ganjaran tersebut dapat berupa bantuan, dorongan moril, pujian atau hal-hal yang
dapat meningkatkan harga diri kita. Kita akan menyukai orang-orang yang
menyukai kita, kita akan menyenangi orang-orang yang memuji kita. Atra

ksi interpersonal akan muncul apabila mendatangkan keuntungan bagi individu.

3)Familiarity atau keakraban Familiarity maksudnya adalah sudah dikenal dengan


baik dan akrab dengan kita. Penelitian Robert (dalam Rakhmat, 2007)
menyimpulkan bahwa semakin sering subjek melihat wajah-wajah tertentu maka
dia akan semakin menyukainya.

4) Kedekatan (proximity) Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa


dekat kita dengan orang tersebut. Individu cenderung menyenangi orang yang
tempat tinggalnya berdekatan dengannya. Orang yang berdekatan dalam hal
tempat tinggal akan saling menyukai.

5) Kemampuan (competence) Kita cenderung menyukai orang-orang yang


memiliki kemampuan lebih tinggi dari kita atau lebih berhasil dalam hidupnya.

D. Konsep diri

Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati diri dan sampailah pada
gambaran dan penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri
sebagai pandangan dan perassan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini
boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bisa juga dijadikan alat
pengukur kepercayaan diri kita.

Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang


lain dan kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok
rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan
menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Pengaruh konsep diri pada
komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Nubuat yang dipenuhi sendiri

7
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan
konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri
deisebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses komunikasi interpersonal
banyak bergantung pada kualitas konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai
peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep
diri yang positif atau negatif.

b. Membuka diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat


yang sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang
diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan.
Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk
menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung
menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.

c. Percaya diri

Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif
timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang
tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi
persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin
menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain akan mengejeknya atau
menyalahkannya.

d. Selektivitas

8
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita
mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. (Anita Taylor 1977: 112).
Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi selektif, dan
ingatan selektif

E. Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi

Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang


tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam
komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah
tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi
hubungan dengan komunikan menjadi rusak. DeVito (1992) memandang
komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan
pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas
komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut:
Openness (keterbukaan), Empathy, Supportiveness (mendukung), Positiveness
(sikap positif), Equality (kesetaraan). Pragmatic model (behavioural) atau disebut
juga sebagai pendekatan keras (hard approach) atau (competence model) fokus
pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal
baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif.
Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki, yaitu
sebagai berikut:

a) Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi


interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).
b) Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara
pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap
memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol
interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.

9
c) Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguhsungguh
terlibat dalam proses komunikasi.
d) Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan
orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.

Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki


agar suatu proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan
tersebut harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun DeVito
(1992) memberikan peringatan bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut
setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya yang berbeda pada pelaku
komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi interpersonal yang efektif tersebut
harus diterapkan secara fleksibel.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi.


Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita
berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan
pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini
membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang
kita sukai menjadi signifikan bagi kita.

Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi


hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Banyak penyebab dari
rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara
komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat

10
tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek. Setiap kali
kita melakukan komunikasi, kita buka hanya sekedar menyampaikan isi pesan,
kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan
“content” tetapi juga “relationship”.

Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan


interpersonal yang efektif, dogmatisme harus digantikan dengan sikap terbuka.
Bersama-sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong
timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan yang paling penting saling
mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.

B. Saran

kami sebagai pemakalah sadar terhadap kekurangan ini bahwa jauh dari
kesempurnaan, dengan itu pembaca memberikan kritikan yang membangun
harapan kami semoga kedepan dijadikan bahan pembelajaran untuk lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4425294/Makalah_Sistem_Komunikasi_Interpersonal

https://www.universitaspsikologi.com/2018/07/pengertian-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-atraksi-interpersonal.html

https://leo281993.wordpress.com/2012/04/09/makalah-tentang-konsep-diri-dan-
atraksi-interpersonal-pada-komunikasi-interpersonal/

11

Anda mungkin juga menyukai