HUMAN RELATIONS
DOSEN PENGAMPU : GADIS OCTORY S.IKOM, M.IKOM
DISUSUN OLEH:
HUBUNGAN
Hubungan Triadik
Triad atau hubungan tiga orang, berbeda dengan dyad yaitu keintiman.
Keintiman merupakan sebuah konsep yang sulit karena banyak pihak yang
sudah membahas keintiman dari jumlah dan self disclosure. Contohnya dalam
dunia persahabatan akan dianggap dekat/intim jika saling terbuka
menceritakan rahasianya.
Beberapa perbedaan dalam kedua hubungan ini yaitu:
1. Cara penyelesaian perbedaan pendapat, hubungan Dyad hanya dengan
negosiasi sedangkan Triad dengan voting suara terbanyak
2. Kestabilan, hubungan Triad memiliki kestabilan yang lebih baik dari
hubungan Dyad
Menurut Ascan Koerner dan Mary Ann Fizpatrick mengungkapan bahwa ada 2
karakter keluarga yaitu:
Orientasi percakapan, keluarga yang memperlihatkan orientasi ini akan
membuat suasana dimana para anggota di beri dukungan untuk dapat
mengungkapkan pendapat mereka pribadi.
Orientasi Konformitas, keluarga yang mempunyai keseragaman nilai, dan
bersifat tradisional.
KELOMPOK
Tahap Pengembangan
Berikut merupakan gambaran umum dari perkembangan sebuah kelompok:
1. Tahap Orientasi
Terdiri dari tindakan berkenalan, mengungkapan titik pandang awal, dan
membentuk jaringan terkait dengan tugas yang harus segera dikerjakan.
2. Tahap Konflik
Jika kelompok melanjutkan tugasnya, terjadi pembagian peran dan tanggung
jawab. Kelompok pun memasuki tahap konflik. Selama tahap ini, terjadi
ekspresi dari sudut pandang yang berbeda yang mengantarkan pada polarisasi.
3. Tahap Kemunculan
Secara bertahap, penerimaan demi penerimaan dibuat di antara anggota dan
subkelompok yang berbeda sudut pandang, sebagai permulaan kelompok
membentuk identitasnya sendiri dalam tahap pemunculan.
4. Tahap Penguatan
Jika pembentukan kelompok mendekati penyelesaian, kerja sama
antarindividu dalam jaringan meningkat, yang ditandai dengan saling
mendukung dan penguatan terhadap pemecahan masalah kelompok.
IX. Keterpaduan
Kesatuan di mana anggota-anggota memperoleh “semangat tim” dan
berkomitmen kepada kesejahteraan kelompok. Seperti Ernest dan Nancy
Bormann menunjukkan di dalam Effective Small Group Communication, inti dari
konsep keterpaduan tercemin secara tepat dalam motto dongen Alexander Duman
Theree Musketer: “semua untuk satu dan satu untuk semua.”
ORGANISASI
Organisasi hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, dari segi komunikasi
koordinasi kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang, tanpa komunikasi tak
dan barang serta jasa. Organisasi menyediakan barang dan jasa, sementara sebagai
bagian-bagian keil dan perincian peran, dalam hubungan dan kelompok, perang
yang dijalankan individu, beserta tanggung jawab terhadap sesame individu lain di
kelompok, secara umum adalah hasil dari evolusi interaksi sesame anggota.
Dalam organisasi pembagian kerja dan defisi peran sangat diformalkan. Proses
Masing-masing aspek tersebut secara jelas dan resmi dijelaskan dalam bentuk
V. Teori Organisasi
Secara tradisional, para ahli mengedintifikasi tiga aliran tentang hakikat manusia.
oleh praktisi bisnis dan akademi. Figure penting dalam bidang ini adalah
organisasi berinteraksi dan saling tergantung satu sama lain dan dengan
linkunganya.
Mazhab Kualitas
para pekerja sebagai pecari keterlibatan, pencari kerja sama, dan pencari
pendekatan kualitas, ada enam nilai umum yang sama dari berbagai
pendekatan :
1) Orientasi layanan
2) Kepemimpinan
3) Informasi
4) Perbaikan
5) Komunikasi
1. Penilaian
2. Perbaikan
Peningkatan kualitas
1. Merencanakan Perbaikan
2. Mempelajari proses yang akan diperbaiki
3. Memahami masalah
4. Mengumpulkan informasi
informasi
6. Mengidentifikasi solusi
8. Mengevaluasi hasil
Namun tidak pernah ada jaminan tertentu dalam proses peningkatan kualitas.
Faktanya beberapa ahli telah menyamakan pendekatan kualitas dengan “akal sehat
yang didiskusikan di dalam bab ini sungguh diterapkan dalam sebuah cara yang
1. Fungsi Jaringan
Fungsi dari sebuah jaringan yaitu untuk sarana, mekanisme, memfasilitasi, dan
2. Ukuran Jaringan
Untuk membedakan sebuah ukuran jaringan bisa dilihat dari penambahan jumlah
Ada 4 arus jaringan yaitu arus pesan mengalir ke bawah, ke atas, horizontal, informal.
- Jaringan Eskternal. Merupakan jaringan yang akan menyambungkan
sebuah cerita rakyat. Dalam hal ini budaya dalam sebuah organisasi akan selalu
Hakikat Kebudayaan
"Budaya" seperti juga "komunikasi" adalah istilah yang sudah akrab bagi kebanyakan
orang. Penggunaan yang paling umum dari istilah "budaya" adalah sebagai persamaan kata
bagi negeri atau bangsa. Pengertian budaya tidak menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki
atau tidak dimiliki oleh orang. Melainkan budaya adalah sebuah gagasan. atau sebuah
konsep, seperti dikemukak in oleh E. B. Tylor tahun 1871 "yaitu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan kemampuan lain apa pun,
dan kebiasaan yang dipelajari dan diperoleh oleh anggota-anggota) dari (sebuah)
masyarakat."
Hubungan antara Komunikasi dan Budaya
1. Dalam setiap hubungan, sebagai contoh, sebuah budaya hubungan muncul secara
alami dari waktu ke waktu. Istilah khusus untuk mengungkapkan rasa sayang, kata-
kata singkatan dan kode non-verbal, misalnya sebuah frasa khusus atau gerak-gerik
tertentu yang memiliki makna unik. Setiap simbol tersebut mempunyai makna dan arti
penting khusus disebabkan oleh sejarah komunikasi yang dibagi diantara mereka.
2. Proses yang sama muncul dalam kelompok maupun organisasi. Dalam setiap kejadian
ini, sebagaimana kita telah mengerti, kata-kata khusus atau frasa-frasa tertentu,
pendekatan kepemimpinan, norma perilaku, atau kesepakatan berpakaian, muncul
sebagai hasil dari komunikasi dan adaptasi mutualistik diantara para anggota.
3. Simbol adalah dasar budaya setia masyarakat. Bahasa lisan dan tertulis adalah unsur
budaya yang paling dasar, namun, bersamanya ada pula simbol-simbol lain yang juga
melayani peran yang sama. Benda-benda tertentu, tempat, orang, gagasan, dokumen,
lagu, peristiwa bersejarah, monumen, figur pahlawan, gaya arsitek, dan bahkan
dongeng rakyat boleh jadi penting bagi sebuah budaya.
Budaya yang terdapat pada hubungan, kelompok, organisasi, atau masyarakat, melayani
fungsi yang sama terkait komunikasi:
- Menghubungkan individu satu sama lain
- Menciptakan konteks untuk interaksi dan negosiasi antaranggota
- Memberikan dasar bagi identitas bersama
Karakteristik Budaya
- Budaya itu Kompleks dan Bersegi Banyak
Kompleksitas budaya adalah sesuatu yang paling tampak dan paling potensial
bermasalah dalam komunikasi pada level masyarakat. Jika kita memeriksa pola
komunikasi verbal dan non-verbal dari budaya mana pun, akan terlihat ada pola yang
sama pada kompleksitas dan asosiasinya. Bentuk salam, gerak isyarat, tema dan
bentuk percakapan, baju, kebiasaan bahasa, praktik bei pacaran, kontak mata yang
dipilih, penggunaan ruing, orientasi waktu, peran gender, orientasi pada yang lebih
tua, dan sikap terhadap kerja semuanya memengaruhi dan pada gilirannya
dipengaruhi oleh ragam dimenii budaya.
Budaya Konteks Tinggi dan Konteks Rendah. Ahli komunikasi dan
kebudayaan Edward Hall, mendefinisikan konteks sebagai "informasi yang
mengelilingi sebuah peristiwa, secara tidak dapat dipisahkan menyatu dengan makna
peristiwa." Edward Hall menunjukkan bahwa budaya-budaya dunia dan praktik
komunikasi individu di dalam budaya merentang dari yang konteks tinggi ke konteks
rendah. Konteks tinggi yaitu pesan adalah ketika sebagian besar informasi berada
dalam diri seseorang, sementara sangat sedikit bagian informasi yang dikodekan,
eksplisit, dan dikirimkan. Konteks rendah adalah kebalikannya, yaitu kebanyakan
informasi bersifat pribadi dengan kede yang dieksplisitkan.
Orientasi Individu dan Orientasi Kolektif. Rasa tanggung jawab terhadap
kelompok adalah sebentuk budaya yang dapat dibed ikan antara perhatian terhadap
kesejahteraan kelompok dan persepsi yang menekanan kepentingan dan hasrat perse
rangan. Sederhananya, dalam budaya individualistik, tujuan-tujuan individu adalah
kepentingan yang paling utama, sementara dalam budaya kolektif, tujuan kelompok
ada ah yang paling tinggi.
Waktu monokronik (monochronic) menjelaskan orientasi orang yang
memberi perhatian dan melakukan satu hal dalam satu waktu. Sedangkan waktu
polikronik (polychronic) merujuk kepada orang yang memberi perhatian dan
melakukan banyak hal dalam satu waktu.
Adaptasi Budaya
Adaptasi budaya juga melibatkan persuasi, seperti halnya dengan Pendidikan yang
dilakukan pleh keluarga, gereja, dan sekolah, bertujuan memberikan pengetahuan, nilai,
dan aturan yang orang lain menganggapnya perlu. Penyesuaian seperti itu menghadirkan
sesuatu yang disebut sebagai “kejutan budaya” (culture-shock), yaitu perasaan tanpa
pertolongan, tersisihkan, menyalahkan orang lain, sakit hati, dan ingin pulang ke rumah.