Disusun Oleh:
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan hubungan antarpribadi?
2. Siapa pencetus Social Penetration Theory dan jelaskan?
3. Apa saja faktor-faktor yang menumbuhkan pengembangan hubungan antarpribadi?
4. Apa urgensi pengembangan hubungan antarpribadi?
5. Apa saja hambatan pengembangan hubungan antarpribadi?
1
C. Pembahasan
Hubungan antar pribadi merupakan hal yang hidup dan dinamis. Hubungan ini
selalu berkembang (DeVitto, 2011: 250). Untuk mengetahui bagaimana suatu
hubungan antarpribadi berkembang atau sebaliknya menjadi rusak dapat dilakukan
dengan mempelajari sebuah teori komunikasi yang disebut teori penetrasi sosial (Social
Penetration Theory) seperti juga dalam teori aus dalam komunikasi interpersonal. 1
Kita semua memiliki jenis relasi tertentu dengan seseorang. Orang menjadi orang
asing, kenalan, atau kawan, tergantung pada kebutuhan dan situasi. Mengapa beberapa
relasi maju dengan cepat, sedangkan relasi lainnya bergerak lambat. Pernyataan ini
memotivasi Irwin Altman dan Dalmas Taylor untuk mengemukakan teori penetrasi
sosial (SPT) di awal 1970-an. Sejak itu, teori ini diadaptasi oleh banyak teoritisi dalam
studi komunikasi dan dan berperan penting dalam memahami perkembangan relasi.
SPT telah mengalami cukup banyak perkembangan selama bertahun tahun. Pada
awalnya, ia menggaris bawahi perkembangan, pemeliharaan dan deteriorasi relasi
sosial secara linier. Belakangan ini teori direvisi untuk merefleksi proses yang lebih
siklis yang menggambarkan penetrasi sebagai proses maju mundur dimana ketegangan
antara public dan privat selalu perlu dikelola. Entri ini mengulas tahap dasar
1
Tri Wibowo BS, Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta: Kencana, 2016.
2
perkembangan relasi dan elaborasi serta kritik terhadap teori. Teori ini
mengidentifikasi sederet tahap perkembangan relasi2 :
a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini orang mulai dari pembicaraan singkat, sederhana, dan ringan.
b. Tahap eksploratoris-afektif
Individu kini mulai membuka diri, mengekspresikan sikap personal tentang topik-
topik umum seperti pemerintahan dan pendidikan. Ini merupakan tahapan
pertemanan biasa dan banyak relasi yang tidak melampaui tahap ini
c. Tahap afektif
Pada tahap ini, orang mulai berbicara soal-soal privat dan personal. Kritik dan
argument mungkin muncul, mungkin ada sentuhan dan pelukan pada tahap ini.
d. Tahap stabil
Relasi kini mencapai level dimana hal hal pribadi dibagikan, dan orang dpat
memprediksi reaksi emosional dari orang lain.
e. Depenetrasi
Ketika relasi mulai pecah dan mudarat melebihi manfaat, akan ada penarikan diri
hingga menghentikan pertemanan.
2
Tri Wibowo BS, Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta: Kencana, 2016.
3
dipertahankan apabila relasi itu bermanfaat dan dihentikan jika relasi tersebut tidak
bermanfaat.
SPT menyatakan bahwa manusia, bahkan tanpa berpikir tentang itu, akan
mempertimbangkan relasi dan interaksi dengan orang lain pada skala manfaat dan
kerugiannya. Jika interaksi memuaskan, maka orang atau relasinya dianggap bagus.
Namun jika interaksinya ridak memuaskan, maka relasinya akan dievaluasi dengan
membandingkan kerugian dengan manfaatnya.
3
Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta : Unnes Press, 2005 hlm. 43-44
4
a. Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang yang dianggap memiliki
kemampuan, keterampilan atau pengalaman dalam bidang tertentu.
c. Sifat dan kualitas komunikasi, yakni apabila komunikasi bersifat terbuka, maka
tumbuh rasa percaya yang besar
Ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau
mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu :
1. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan
berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap melihat orang lain sebagai
manusia, sebagai individu yang patut dihargai.
2. Empati adalah memahami orang lain secara emosional ketika orang lain megalami
kondisi yang tidak diharapkan, meskipun seseorang itu tidak memiliki hubungan
tertentu.
3. Kejujuran adalah sifat terbuka dengan apa yang sedang dialami dan dirasakan
sebagai bentuk ungkapan bahwa sesuatu terjadi sesuai dengan fakta yang ada.
2. Sikap Supportif
Sikap suportif adalah sikap saling memberikan dorongan dalam berbagai situasi
dan kondisi. Sikap ini dapat dibangun dengan beberapa faktor yakni :
a. Evaluasi dan Deskripsi, evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain, memuji
atau mengancam. Deskripsi artinya penyampaian pesan dan persepsi antara atau
tampa menilai.
b. Control dan Orientasi Masalah, perilaku kontrol adalah usaha untuk mengubah
orang lain, mengendalikan perilaku, mengubah sikap, pendapat dan tindakan
seseorang.
5
3. Sikap terbuka
4
Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta : Unnes Press, 2005 hlm. 71-73
6
Karakteristiknya adalah selalu menghindar dari situasi antar kesempatan
berkelompok atau bergabung dengan orang lain. Ia kurang suka berhubungan
atau bersama dengan orang lain.
4. Tipe kontrol yang patologis; seseorang yang tidak mampu atau tidak dapat
menerima kontrol dalam bentuk apapun dari orang lain.
7
kasih sayang. Afeksi selalu menunjukkan hubungan antara dua orang atau dua
pihak.
Tingkah laku afeksi adalah tingkah laku yang ditujukan untuk mencapai
kebutuhan antarpribadi akan afeksi. Tingkah laku afeksi menunjukkan akan
adanya hubungan yang intim antara dua orang dan saling melibatkan diri secara
emosional. Afeksi hanya akan terjadi dalam hubungan antara dua orang (diadic
– Frits Heider, 1958)). Tingkah laku afeksi yang positif: cinta, intim/akrab,
persahabatan, saling menyukai. Tingkah laku afeksi yang negatif: kebencian,
dingin/tidak akrab, tidak menyukai, mengambil jarak emosional.
Ada beberapa tipe afeksi, yaitu:
1. Tipe afeksi yang ideal (personal); seseorang yang mendapat kepuasan dalam
memenuhi kebutuhan antarpribadi untuk afeksinya.
a. Pengaruh Status
Perbedaan status sering kali menjadi hambatan ketika seseorang ingin
menjalin hubungan dengan seseorang lainnya. Misalnya antara karyawan
dengan bos, pembantu dengan majikannya, dan lain sebagainya. Orang dengan
status yang lebih rendah umumnya tunduk dan patuh kepada orang dengan
5
Suhartin Citroboto, Hambatan Dalam Berkomunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1982.
8
status yang lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan orang-orang dengan status yang
lebih rendah takut atau kesulitan untuk berkomunikasi dan mengemukakan
pendapatnya karena khawatir ia akan mendapatkan respon yang negatif dari
orang yang memiliki status lebih tinggi.
b. Perbedaan Cara Pandang
Setiap orang terkadang memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat
masalah. Adanya perbedaan cara pandang, akan menghasilkan kesimpulan
yang berbeda. Semisal ketika orang dengan sudut pandang yang sempit
mendiskusikan suatu masalah dengan orang yang memiliki sudut pandang yang
lebih luas. Tentunya hal ini sulit menjadikan keduanya memiliki hubungan
antarpribadi.
c. Perbedaan Kebudayaan
Adanya perbedaan budaya juga dapat menjadi penghambat dalam
pengembangan hubungan antarpribadi. Tentunya dengan budaya yang berbeda
sulit untuk menjalin hubungan antarpribadi.
9
D. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa, Hubungan antar pribadi
merupakan hal yang hidup dan dinamis. Untuk mengetahui bagaimana suatu hubungan
antarpribadi berkembang atau sebaliknya menjadi rusak dapat dilakukan dengan
mempelajari sebuah teori komunikasi yang disebut teori penetrasi sosial. Social
Penetration Theory merupakan sebuah teori yang menggambarkan suatu pola
pengembangan hubungan, yaitu sebuah proses yang Altman dan Taylor identifikasi
sebagai penetrasi sosial. Teori Penetrasi Sosial mengidentifikasi sederet tahap
perkembangan relasi yaitu: Tahap Orientasi, Tahap Eksploratoris-afektif, Tahap Afektif,
Tahap Stabil, dan Tahap Depenetrasi. Untuk menumbuhkan pengembangan hubungan
antarpribadi diperlukan beberapa faktor yaitu: Sikap Percaya, Suportif dan terbuka.
Urgensi pentingnya pengembangan hubungan antarpribadi mencakup tiga macam
kebutuhan pribadi diantaranya: kebutuhan antarpribadi untuk inklusi, kebutuhan
antarpribadi untuk kontrol, dan kebutuhan antarpribadi untuk afeksi. Sedangkan hambatan-
hambatan pengembangan hubungan antarpribadi yaitu: Pengaruh Status, Perbedaan Cara
Pandang, Perbedaan Kebudayaan, Penggunaan Bahasa yang Berbeda, Perbedaan Generasi,
dan Faktor Kepribadian.
10
DAFTAR PUSTAKA
11