Anda di halaman 1dari 7

TEORI PENETRASI SOSIAL

Febrianty Serang, Umariyani Siwi, Ixchal Kurniawan, Sovi Nuhaholong

Abstrak

Sebuah proses ikatan hubungan dimana individu-individu yang terlibat


bergerak dari komunikasi superfisial menuju ke komunikasi yang lebih intim.
Keintiman yang bertahan lama membutuhkan ketidakberdayaan yang terjadi secara
berkesinambungan tetapi juga bermutu dengan cara melakukan pengungkapan diri
yang luas dan dalam. Keintiman mencakupberbagai hal seperti perilaku verbal
(berupa katakata yang digunakan), perilaku nonverbal (dalam bentuk postur tubuh,
ekspresi wajah, dan sebagainya), serta perilaku yang berorientasi pada lingkungan
(seperti ruang antara komuni-kator, objek fisik yang ada di dalam lingkungan, dan
sebagainya) termasuk ke dalam proses penetrasi sosial.

PENDAHULUAN

Hubungan antarpribadi merupakan hal yang hidup dan dinamis. Hubungan ini
selalu berkembang (DeVito, 2011 : 250). Untuk mengetahui bagaimana suatu
hubungan antarpribadi berkembang atau sebaliknya, rusak, dapat dilakukan dengan
mempelajari sebuah teori komunikasi yang disebut Teori Penetrasi Sosial (Social
Penetration Theory ) dari Irwin Altman & Dalmas Taylor (1973). Teori penetrasi
sosial merupakan sebuah teori yang menggambarkan suatu pola pengembangan
hubungan, yaitu sebuah proses yang Altman & Taylor identifikasi sebagai penetrasi
sosial.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu teori penetrasi sosial?

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menjelaskan tentang teori penetrasi sosial


PEMBAHASAN

Teori Penetrasi Sosial

 Pengagas teori dan paradigma

Keterbukaan diri (self-disclouser) telah menjadi salah satu topik penting dalam
teori komunikasi sejak tahun 1960-an. Teori penetrasi sosial (social penetration
theory) berupaya mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman
seseorang dalam menjalin hubngan dengan orang lain.
Teori ini disusun oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor ini, merupakan salah satu
karya penting dalam perjalanan panjang penelitian di bidang perkembangan
hubungan (relationship development).

Pada tahap awal penelitian penetrasi sosial, perhatian para peneliti sebagian besar
dicurahkan pada perilaku dan motivasi individu berdasarkan tradisi sosiopsikologi
yang sangat kental. Dewasa ini, kita menyadari bahwa perkembangan hubungan
diatur oleh seperangkat kekuatan yang kompleks yang harus dikelola secea terus-
menerus oleh para pihak yang terlibat. Cara pandang lebih maju terhadap teori
perkembangan hubungan ini sebagian besar muncul dari tradisi sosiokultural dan
fenomologi.

Untuk memulai penjelasan mengenai teori penetrasi sosial ini anda dapat
membayangkan diri Anda dalam bentuk sebuah bola. Di bagian dalam bola tersebar
berbagai macam catatan atau rekaman informasi mengenai diri anda seperti
pengalaman anda, pengetahuan, sikap, ide, pemikiran, dan tindakan yang pernah anda
lakukan. Posisi atau letak dari segala rekaman informasi yang terdapat di dalam bola
tidaklah serabutan tetapi tersusun dengan rapi di sekeliling atau disekitar inti atau
pusat bola informasi atau data yang terletak paling dekat ke inti tentu saja adalah
paling jauh dari luar bola, bagian ini menjadi wilayah yang paling sulit dilihat orang
luar. Wilayah yang terletak di dekat pusat bola merupakan aspek diri anda yang
paling pribadi. Jika anda bergerak ke arah luar bola maka anda akan melalui sejumlah
data atau informasi yang letaknya akan semakin mendekati permukaan, sehingga
semakin besar kemungkinannya untuk dilihat orang luar titik bagian permukaan atau
kulit bola adalah bagian yang paling mudah dideteksi orang lain seperti pakaian yang
Anda kenakan, perilaku Anda yang mudah dilihat atau apa saja yang anda bawa
kemana-mana agar orang lain dapat melihatnya.

Perumpamaan "bola" ini tidak jauh dari gambaran terhadap individu pada awal
perkembangan teori penetrasi sosial pada tahun 1960 an menurut teori ini, kita akan
mengetahui atau mengenal diri orang lain dengan cara "masuk ke dalam"
(penetrating) bola diri orang bersangkutan. "Bola diri" seseorang itu sendiri memiliki
dua aspek yaitu aspek "keluasan" (breadth) dan aspek "kedalaman" (depth). Kita
dapat mengetahui berbagai jenis informasi mengenai diri pemain (keluasan), atau kita
mungkin bisa mendapatkan informasi detail dan mendalam mengenai satu atau dua
aspek dari diri orang lain itu (kedalam). Ketika hubungan di antara individu
berkembang maka masing-masing individu akan mendapatkan lebih banyak
informasi yang akan semakin menambah keluasan dan kedalaman pengetahuan
mereka satu sama lain.

 Konsep dasar

Teori pertama dari Altman dan Taylor ini disusun berdasarkan suatu gagasan
yang sangat populer dalam tradisi sosiopsikologi yaitu ide bahwa manusia membuat
keputusan didasarkan atas prinsip "biaya" (cost) dan "imbalan" (reward). Dengan
kata lain jika untuk mencapai atau meraih sesuatu membutuhkan biaya besar maka
orang akan berpikir dua kali sebelum melakukannya. Jika hasil yang akan diperoleh
dari sesuatu yang diraih itu memberikan imbalan yang besar maka orang akan
melakukannya walaupun biayanya juga besar. Bila kita menerapkan prinsip ini pada
interaksi manusia bisa melihat pada suatu proses yang disebut dengan "pertukaran
sosial" (sosial exchange).

Dalam teori pertukaran sosial, interaksi manusia adalah suatu transaksi ekonomi;
orang berupaya untuk memaksimalkan imbalan dan meminimalisasi biaya. Jika
pertukaran sosial ini diterapkan pada penitrasi sosial, maka orang akan
mengungkapkan informasi mengenai dirinya bila resiko biaya-imbalan bisa diterima.

Menurut Altman dan Taylor orang tidak hanya menilai biaya dan imbalan suatu
hubungan pada saat tertentu saja, tetapi mereka juga menggunakan segala informasi
yang ada untuk memperkirakan gaya dan imbalan pada waktu yang akan datang.

Ketika imbalan yang diterima lambat laun semakin besar sedangkan biaya
semakin berkurang, maka hubungan diantara pasangan individu akan semakin dekat
dan intim, dan mereka masing-masing akan lebih banyak memberikan informasi
mengenai diri mereka masing-masing.

 Asumsi dasar

Teori pertukaran sosial sudah diterima secara luas melalui oleh sejumlah ilmuan
dalam disiplin ilmu komunikasi. Sebagian alasan dari daya tarik teori ini adalah
pendekatannya yang langsung pada perkembangan hubungan.West & Turner (2011 :
197-199) menyebutkan bahwa teori pertukaran sosial dibangun di atas sejumlah
asumsi berikut:

1. Hubungan-hubungan mengalami kemajuan dari tidak intim menjadi intim.


Hubungan komunikasi antara orang dimulai pada tahapan superfisial dan
bergerak pada sebuah kontinum menuju tahapan yang lebih intim. Walaupun
tidak semua hubungan terletak pada titik ekstrem, tidak intim maupun intim.
2. Secara umum, perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi
Secara khusus para teoretikus penetrasi sosial berpendapat bahwa
hubunganhubungan berkembang secara sistematis dan dapat diprediksi.
Beberapa orang mungkin memiliki kesulitan untuk menerima klaim ini.
Hubungan – seperti proses komunikasi–bersifat dinamis dan terus berubah,
tetapi bahkan sebuah hubungan yang dinamis mengikuti standar dan pola
perkembangan yang dapat diterima.
3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi
Hubungan dapat menjadi berantakan, atau menarik diri (depenetrate) dan
kemunduran ini dapat menyebabkan terjadinya disolusi hubungan. Berbicara
mengenai penarikan diri dan disolusi, Altman & Taylor menyatakan
kemiripan proses ini dengan sebuah film yang diputar mundur. Sebagaimana
komunikasi memung-kinkan sebuah hubungan untuk bergerak maju menuju
tahap keintiman, komunikasi dapat menggerakkan hubungan untuk mundur
menuju tahap ketidak-intiman. Jika komunikasi penuh dengan konflik
contohnya, dan konflik ini terus berlanjut menjadi desktruktif dan tidak bisa
diselesaikan, hubungan itu mungkin akan mengambil langkah mundur dan
menjadi lebih jauh. Jika sebuah hubungan mengalami depenetrasi, hal ini
tidak berarti bahwa hubungan tersebut akan secara otomatis hilang atau
berakhir. Sering kali, suatu hubungan akan mengalami transgresi
(transgression), atau pelanggaran aturan, pelaksanaan, dan harapan dalam
berhubungan. Transgresi ini mungkin tampak tidak dapat terselesaikan dan
sering kali memang demikian.
4. Self-disclosure (pengungkapan diri) adalah inti dari perkembangan hubungan
Self-disclosure secara umum didefinisikan sebagai suatu proses
pembukaan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain yang memiliki
tujuan. Biasanya, informasi yang ada di dalam self-disclosure adalah
informasi yang signifikan. Menurut Altman & Taylor (1973), hubungan yang
tidak intim bergerak menuju hubungan yang intim karena adanya keterbukaan
diri. Proses ini memungkinkan orang untuk saling mengenal dalam sebuah
hubungan. Selfdisclosure membantu membentuk hubungan masa kini dan
masa depan antara dua orang, dan “membuat diri terbuka terbuka terhadap
orang lain memberikan kepuasan yang intrinsik”.

 Tahapan Proses Penetrasi Sosial


Altman dan Taylor mengajukan empat tahapan perkembangan hubungan antar-
individu yaitu:
1. Tahap orientasi, tahap dimana komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi
(impersonal).
Para individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi yang bersifat
sangat umum saja. Jika pada tahap ini mereka yang terlibat mereka cukup
mendapatkan imbalan dari interaksi awal, maka mereka akan melanjutkan ke
tahap berikutnya yaitu tahap pertukaran aspek eksploratif.
2. Tahap pertukaran efek eksploratif (exploratory affective exchange),
Tahap dimana muncul gerakan menuju kearah keterbukaan yang lebih
mendalam.
3. Tahap pertukaran efek (affective exchange),
Tahap munculnya perasaan kritis dan evaluatif pada level yang lebih
dalam. Tahap ketiga ini tidak akan dimasuki kecuali para pihak pada tahap
sebelumnya telah menerima imbalan yang cukup berarti dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan.
4. Tahap pertukaran stabil (stable exchange),
Adanya keintiman dan pada tahap ini, masing-masing individu
dimungkinkan untuk memperkirakan masing-masing tindakan mereka dan
memberikan tanggapan dengan sangat baik.

 Contoh kasus:

Kita dapat menggunakan contoh pasangan yang tengah berpacaran untuk


memperjelas empat tahap perkembangan hubungan antar individu ini. Pada kali
pertama pasang ini jalan atau keluar bersama merupakan tahap orientasi, pertemuan
selanjutnya merupakan tahap pertukaran efek eksploratif, tahap pertukaran efek akan
terjadi jika pasangan itu menjadi eksklusif dan mulai merencanakan masa depan
bersama. Pertukaran stabil terjadi ketika mereka menikah.

Contoh lain bisa kita liat dari Film Dilan 1990:

Iqbaal Ramadhan Akui PDKT dan Suka Beneran Dengan Vanesha Prescilla
(https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/iqbaal-ramadhan-akui-suka-dan-pdkt-
beneran-dengan-vanesha-prescilla-3e2544.html )

KESIMPULAN

Sebagai makluk sosial yang kodratnya selalu berinteraksi dengan sesama harus
melalui tahapan-tahapan dalam membangun suatu hubungan. Dengan teori ini kita
dapat menyadari bahwa dalam membangun hubungan dengan orang lain dimulai
dengan tahapan orientasi dan melihat adanya prinsip "biaya" (cost) dan "imbalan"
(reward) hal inilah yang kemudian akan menjadi penentuan dalam membangun
hubungan dengan orang lain.

REFERENSI

Morissan.(2013).Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Rawamangun-Jakarta:


Prenadamedia Group.

https://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-11-1/08-miu-11-1-tine.pdf/pdf/08-
miu-11-1-tine.pdf

Anda mungkin juga menyukai