Anda di halaman 1dari 10

TEORI PENETRASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. BRYAN MARIANUS NAHAK SERAN (2203050080)


2. KIREN AURELIA TARAPANJANG (2203050086)
3. RIVANTRY A. P. SOLEMAN (2203050133)
4. YANDRI ADITIA PUTRA HEKE (2203050157)
5. TESSA CANTIKA KESYANTIA BALLO (2203050171)
6. FULGENTIUS JANUARIUS BENGU (2203050186)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kasih dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi Organisasi.Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami, oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 4 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari seorang individu akan bersosialisasi dengan individu
lain, hal ini dilakukan karena manusia sendiri digolongkan kedalam makhluk sosial.
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung dalam kehidupan
bermasyarakat. Ketergantungan ini melahirkan peranjakan proses komunikasi sederhana
menjadi intim. Menandakan bahwa kedekatan seseorang merupakan pengembangan yang
hadir ketika individu mulai membangun hubungan. Kedekatan tidak serta merta terjadi
melainkan adanya proses panjang.
Seorang individu dalam membangun hubungan dengan pihak lain, ia akan mengalami
proses atau tahap dimana akan saling terbuka terhadap pribadi satu sama lain. Manusia
akan mengupas lapisan demi lapisan dari kepribadian atau karakteristik indivu lain agar
dapat mengenal lebih jauh. Untuk bisa mengupas dan membuka lapisan tersebut, perlu
adanya komunikasi dan upaya tertentu yang efektif, sehingga dapat membuat individu
tersebut lebih terbuka dan merasa nyaman untuk membagikan hal terkait dirinya ke
kalian. Sebagian besar para peneliti awal yang meneliti penetrasi sosial terfokus pada
perilaku dan motivasi individu, menanamkan karya ini dengan kuat dalam tradisi
sosiopsikologis. Saat ini, kita menyadari bahwa pengembangan hubungan diatur oleh
sebuah susunan kekuatan yang kompleks di mana pelaku hubungan harus dapat
melaluinya.
Jika seorang individu ingin membangun kedekatan dan mengenal antara satu dengan
lain dalam kehidupan masyarakat maka individu tersebut dapat melakukan teori penetrasi
sosial atau yang dikenal sebagai teori kulit bawang. Kulit bawang dianalogikan sebagai
lapisan kepribadian manusia. Semakin erat hubungan seseorang maka semakin ia
mengenal lapisan dari individu. Konsep resiprositas juga berkaitan dengan teori ini karena
konsep tersebut menggambarkan bahwa ketika seseorang membuka bagian dirinya ke
individu yang lain, individu tersebut akan mengikuti dan melakukan hal yang sama. Hal
tersebut merupakan hal yang signifikan dalam proses pengembangan suatu hubungan.
1.2. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan teori penetrasi sosial?
2.Bagaimana tahap teori penetrasi sosial?
3.Apasaja asumsi teori penetrasi sosial ?
1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui teori penetrasi sosial
2.Untuk mengetahui tahap teori penetrasi sosial
3.Untuk mengetahui asumsi teori penetrasi sosial

1.4 Manfaat

Menambah wawasan mengenai teori penetrasi sosial dan perannya dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Teori Penetrasi Sosial
Teori yang dicetuskan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor ini merujuk kepada
hubungan interpersonal. Sesuai ungkapan Irwin Altman dan Dalmas Taylor (1978), bahwa
teori penetrasi sosial menggambarkan proses ikatan hubungan di mana individu-individu
bergerak dari komunikasi dangkal (superficial) menuju komunikasi yang lebih intim
(kompleks). Altman dan Taylor menegaskan bahwa keintiman yang dimaksud tidak sekedar
hubungan fisik, melainkan intelektual dan emosional hingga batasan dimana pasangan
melakukan aktivitas bersama. Teori Penetrasi sosial (SocialPenetration Theory) menjelaskan
proses terjadinya komunikasi sosial dengan terbentuknya pola pengembangan hubungan.
Teori ini mengemukakan bahwa manusia tidak dapat menjalin kedekatan. Teori Penetrasi
sosial hadir untuk mengidentifikasi proses peningkatan pengungkapan dan keintiman dalam
sebuah hubungan serta menghadirkan sebuah teori formatif dalam sejarah teori tentang
hubungan. Teori penetrasi sosial menggerakkan sebuah tradisi penelitian lama dalam
pengembangan hubungan. (GUNAWAN, n.d.)
Penetrasi sosial dianalogikan sebagai kulit bawang yang berlapis, hal ini sesuai
dengan hakikat manusia memiliki lapisan kepribadian. Manusia pada kehidupan sosial
memiliki lapisan informasi yang dapat ditukarkan secara bebas, dan informasi lainnya disebar
pada individu tertentu yang dianggap dekat. Artinya, individu memiliki pendapat, prasangka,
pandangan, maupun perasaan yang berlapis-lapis. Saat mengenal orang lain, sebagian lapisan
bawang itu terbuka untuk mengungkapkan inti perasaan individu.Pada saat ini, dengan
berbagai perkembangan media sosial yang pesat, informasi dangkal mengenai seseorang
dapat diakses secara mudah. Media sosial menjadi ruang membangun citra public, sebagai
lapisan terluar dari seseorang yang dapat dilihat oleh banyak pihak.(Kustiawan et al., 2022)
Ketika hubungan antara dua orang berkembang, mereka saling berbagi lebih banyak
aspek tentang diri mereka, menambahkan kedalaman dan keluasan pada apa yang mereka
ketahui. Teori asli Altman dan Taylor didasarkan pada salah satu gagasan yang paling
terkenal dalam radisi sosiopsikologis—masalah ekonomi yang mengondisikan manusia
membuat keputusan berdasarkan biaya dan manfaat. Dengan kata lain, jika sesuatu menjadi
sangat mahal, Anda akan berpikir dua kali sebelum melakukannya. Jika hasilnya dapat sangat
bermanfaat, Anda dapat melanjutkannya, walaupun biayanya besar. Setiap keputusan
merupakan keseimbangan antara biaya dan manfaat. Ketika kita menerapkan prinsip ini pada
interaksi manusia, kita melihat pada sebuah proses yang disebut pertukaran sosial (social
exchange). Dalam teori pertukaran sosial, interaksi manusia layaknya sebuah transaksi
ekonomi: Anda mencoba untuk memaksimalkan manfaat dan memperkecil biaya. Diterapkan
pada penetrasi sosial, Anda akan menyingkap informasi tentang diri Anda ketika rasio biaya
manfaatnya sesuai bagi Anda. Menurut Altman dan Taylor, rekan dalam berhubungan tidak
hanya menilai manfaat dan biaya dari hubungan tersebut pada saat tertentu tetapi juga
menggunakan intormasi yang ada pada mereka untuk memperkirakan manfaat dan biaya di
masa yang akan datang. Selama manfaat tetap lebih besar dari biayanya, pasangan tersebut
akan lebih banyak berbagi informasi pribadi.

2.2 Tahap pengembangan Teori Penetrasi Sosial


Altman dan Taylor menyatakan empat tahap pengembangan hubungan:
(1) orientasi
Membuka sedikit demi sedikit informasi tentang diri kita pada orang lain
(2) pertukaran penjajakan afektif
Muncul kepribadian seseorang
(3) pertukaran afektif
Komunikasi yang spontan; penggunaan idiom pribadi
(4) pertukaran yang seimbang (stabil)
Komunikasi yang efisien; diangunnya sebuah sistem komunikasi personal
Tahapan penetrasi sosial Tahap orientasi : membuka sedikit demi sedikit Tahap
pertukaran stabil, tahap pertukaran penjajakan afektif, tahap pertukaran afektif. Tahap ini
terjadi pada level publik di mana komunikasi yang terjalin bersifat tidak pribadi. Disini kedua
individu hanya melakukan percakapan mendasar atau umum seperti nama, umur, sekolah dan
sebagainya yang biasa terjadi saat perkenalan awal dengan orang baru. Pada tahap ini hanya
sebagian kecil dari diri kita yang terungkap kepada orang lain. Tahap orientasi, pada tahap ini
sudah mulai melakukan perluasan wilayah publik diri. Jadi pada tahap ini, masing- masing
individu mulai menampakkan kenyamanan satu sama lain sehingga saat berbicara lebih santai
dan tidak perlu berhati-hati. Tahap pertukaran penjajakan afektif; tahap ini mulai muncul
hubungan persahabatan yang dekat dan lebih intim. Pada tahap ini muncul perasaan kritis dan
evaluative pada level yang lebih dalam. Disini masing-masing individu sudah saling mengerti
satu sama lain. kata-kata, ungkapan atau perilaku yang lebih personal akan digunakan pada
tahap ini. Tahap pertukaran afektif /tahap pertukaran stabil tahap dimana masing-masing
individu sudah sangat intim dalam hubungannya. Di mana masing- masing individu dapat
memprediksikan tindakan- tindakan dan respon masing- masing dengan baik. Informasi yang
dibicarakan sudah sangat mendalam dan menjadi inti dari pribadi masing-masing pasangan,
misalnya tentang nilai, konsep diri, perasaan emosi terdalam, dan lainnya.(Saleh, 2019)
2.3 Asumsi Teori Penetrasi Sosial
Dalam proses komunikasi dalam tahapan pengembangan teori penetrasi sosial
terdapat berbagai asumsi dan konsep yang terjadi dalam kegiatan pertukaran informasi,
interaksi dan sebagainya dalam kehidupan seorang individu.
Adapun asumsi teori penetrasi sosial menurut Richard West dan Lynn H. Turner
sebagai berikut:
1.)hubungan memiliki kemajuan dari tidak intim menjadi intim
Artinya hubungan komunikasi antarindividu dimulai dari tahapan superfisial dan
bergerak secara kontinu ke arah yang lebih mendalam
2.)secara umum, perkembangan hubungan sistematis dan bisa diprediksi
Artinya hubungan antarindividu pada umumnya akan bergerak dengan cara yang
teratur dan dapat diprediksi. Walaupun tidak tahu pasti arah sebuah hubungan atau dugaan
masa depan hubungan itu, proses penetrasi sosial cukup teratur dan bisa diduga.
3.)perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri dan disolusi)
Asumsi teori penetrasi sosial ini berhubungan dengan pemikiran bahwa perkembangan
hubungan mencakup depenetrasi serta disolusi. Sebuah hubungan bisa menjadi berantakan,
atau menarik diri (depenetrasi), serta kemunduran yang pada akhirnya menyebabkan disolusi
hubungan. Komunikasi memang bisa membawa sebuah hubungan maju ke tahap yang lebih
intim. Namun, komunikasi juga bisa menggerakkan hubungan mundur ke tahap yang tidak
intim. Misalnya dalam proses komunikasi yang penuh dengan konflik. Apabila sebuah
hubungan mengalami depenetrasi, tidak selalu hubungan itu akan menghilang atau berakhir
secara otomatis. Karena hubungan itu bisa mengalami transgesi atau pelanggaran aturan,
pelaksanaan, dan harapan dalam hubungan.
4.)Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan hubungan
Asumsi teori penetrasi sosial ini menyatakan bahwa pembukaan diri merupakan inti dari
perkembangan hubungan. Pembukaan diri (self-disclosure) adalah proses pembukaan
informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Altman dan Taylor
menjelaskan jika self-disclosure menjadi faktor utama perubahan hubungan yang semula
tidak intim mejadi intim. Karena keterbukaan diri memungkinkan orang untuk saling
mengenal dalam sebuah hubungan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN
Penulis mengharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa program studi ilmu
komunikasi dapat menerapkan teori penetrasi sosial dalam kehidupan sehari-hari dengan
efektif, sehingga hubungan yang terjalin antara individu dapat berlangsung dengan baik dan
dapat membantu tercapainya tujuan serta kepentingan bersama yang mendukung
keberlangsungan suatu komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

GUNAWAN, C. (Ed.). (n.d.). KOMUNIKASI INTERPERSONAL (2019th ed.). CV IRDH.

Kustiawan, W., Lubis, I. Y., Sartika, I., & Dewi, F. K. (2022). TEORI PENETRASI SOSIAL.
2(2).

Saleh, M. (2019). Penetration Social. 1, 70–75.

West, L.H. Turner. Introducing Communication Theory: Analysis and Application


(2008).McGraw-hill

Anda mungkin juga menyukai