DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul
Dalam penyusunan makalah inKomunikasi Terapeutik Pada Keluarga dan
Lansia , ini dapat kami di selesaikan.
kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan
pada tugas pembuatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat diterapkan sehingga berguna bagi mahasiswa
keperawatan secara umum, terutama mahasiswa stikes alifah padang pada khususnya.
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi terpeutik pada keluarga dan lansia?
2. Mengetahui bentuk komunikasi terpeutik pada keluarga dan lansia?
3. Mengetahui cara komunikasi pada keluarga dan lansia?
4. Mengetahui factor yang mempengaruhi komunikasi terpeutik pada keluarga dan
lansia?
5. Mengetahui hambatan komunikasi terpeutik pada keluarga dan lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara bertahap menyebabkan emosi klien relative menjadi labil
perubahan ini perlu di sikapi dengan menjaga kesetabilan emosi klien lansia,
mesalnya dengan mengiyakan , senyum dan mengagukan kepala ketika
lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat menghargai
selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri
klien lansia sehingga lansia tidak menjadi beban bagi keluarganya. Dengan
demikaian di harapkan klien termotivasi untuk menjadi dan berkarya sesuai
dengan kemampuannya. Selama memberi dukungan baik secara materiil
maupun moril, petugas kesehatan jangan terkesan menggurui atau mangajari
klien karena ini dapat merendahan kepercayaan klien kepada perawat atau
petugas kesehatan lainnya. Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi
motivasi, meningkatkan kepercayaan diri klien tanpa terkesan menggurui
atau mengajari misalnya: ‘saya yakin bapak/ibu lebih berpengalaman dari
saya, untuk itu bapak/ibu dapat melaksanakanya……. dan bila diperlukan
kami dapat membantu’.
5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali
perlu di lakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat di terima
dan di persepsikan sama oleh klien ‘bapak/ibu bisa menerima apa yang saya
sampaikan tadi..? bisa minta tolong bapak/ibu untuk menjelaskan kembali
apa yang saya sampaikan tadi…?.
6. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya klien lansia umumnya mengalami
perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan
perubahan ini bila tidak di sikapai dengan sabar dan ikhlas dapat
menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang di
lakukan tidak terapeutik, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung
emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan
petugas kesehatan.
A. Kesimpulan
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga,
yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota
lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai
yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya
ketika berada dalam lingkungan masyarakat, apa yang terjadi jika sebuah pola
komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan mempengaruhi
perkembangan anak.
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus
waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi
pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris
dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian
dalam dan telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran
teradap suara. Berdasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang
berjudul “ komunikasi pada lansia.
B. Saran
Komunikasi terpeutik harus di terapkan oleh seorang perawat, karena
komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan
oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang
DAFTAR PUSTAKA
http://materi-sehat.blogspot.com/07-04-2013
http://muzacil.wordpress.com/01-04-2013
http://wordpress.com/2011/06/03/dampak-kurangnya-komunikasi-dlm-keluarga/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/komunikasi-dalam-keluarga/
http://dhinipedia.blogspot.com/2012/01/komunikasi-dalam-keluarga.html