Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENCEGAHAN PRIMER ,SEKUNDER ,TERSIER


PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dosen Pembimbing: Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep

disusun oleh :

MELATI ANANDA

(1710105051)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes Alifah) Padang


Prodi S1 Keperawatan
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyusun makalah ini dengan judul Kegawat Daruratan NAPZA .
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan  mempelajari
tentang Medikal Bedah. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tak
luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata, penulis ucapkan terima kasih. wassalamu ‘alaikum wr.wb.

Padang,24 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................
A. Pengertian NAPZA..........................................................................................6
B. Jenis-jenis NAPZA..........................................................................................6
C. Penyalahgunaan Napza...................................................................................11
D. Penyebab Penyalahgunaan Napza...................................................................13
E. Tanda dan Gejala.............................................................................................15

F. Pencegahan sekunder, primer, tersier..............................................................17

BAB III PENUTUP...................................................................................................23


Kesimpulan..........................................................................................................23
Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHUULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lain (NAPZA)
merupakan masalah yang menjadi keprihatinan dunia international di samping
masalah HIV/AIDS, kekerasan (violence), kemiskinan, pencemaran lingkungan,
pemanasan global dan kelangkaan pangan. Sejak tahun 1987, PBB mengeluakan
laporan tahunan konsumsi narkoba di dunia. Saat ini, sekitar 25 juta orang mengalami
ketergantungan NAPZA. Di Indonesia pengguna NAPZA mencapai 3,8 juta jiwa.
Yang menjadi lebih memprihatinkan adalah sebagian besar pengguna tersebut
ternyata adalah usia produktif, dan sebagian besar di antaranya adalah remaja dan
dewasa awal (20-30 tahun). 70 persen dari total pengguna NAPZA di Indonesia anak
usia sekolah, 4 persen lebih siswa SMA dan selebihnya mahasiswa. Hal ini bila tidak
segera ditanggulangi merupakan ancaman bagi kesejahteraan generasi yang akan
datang, di mana anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional yang perlu untuk
dilindungi (BNN, 2012).
Berkembangnya jumlah pecandu NAPZA ditentukan oleh dua faktor, yaitu
faktor dari dalam (internal) diri meliputi: minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa
ketuhanan, kesetabilan emosi. Faktor yang kedua adalah faktor dari luar (eksternal)
diri meliputi: gangguan psikososial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan
pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan konseling,
lemahnya pendidikan agama.  Meskipun narkoba sangat diperlukan untuk pengobatan
dan pelayanan kesehatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan sesuai dengan
standar pengobatan, terlebih jika disertai dengan peredaran narkoba secara gelap akan
menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan ataupun masyarakat,
khususnya generasi muda,
Korban narkoba meluas ke semua lapisan masyarakat dari pelajar, mahasiswa,
artis, ibu rumah tangga, pedagang, supir angkot, anak jalanan, pekerja, dan lain
sebagainya. Narkoba dengan mudahnya diperoleh, bahkan dapat diracik sendiri yang
sulit dideteksi, pabrik narkoba secara ilegalpun sudah didapati di Indonesia.
Pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter,
dan pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan kelainan)  dan menimbulkan

4
hambatan dalam aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja dan
lingkungan social. Ketergantungan narkoba diakibatkan oleh penyalahgunaan zat
yang disertai dengan adanya toleransi zat (dosis semakin tinggi) dan gejala putus asa,
yang memiliki sifat-sifat keinginan yang tak terhankan, kecenderungan untuk
menambah takaran (dosis), ketergantungan fisik dan psikologis.
Kejahatan narkoba merupakan kejahatan international (International
Crime),  kejahatan yang terkoorganisir (Organize Crime), mempunyai jaringan yang
luas, mempunyai dukungan dana yang besar dan sudah menggunakan teknologi yang
canggih.
Narkoba mempunyai dampak negatif yang sangat luas ; baik secara fisik,
psikis, ekonomi, sosial, budaya, hankam, dan lainsebagainya. Bila penyalahgunaan
narkoba tidak diantisipasi dengan baik, maka akan rusak bangsa dan negara ini. Oleh
karena itu, diperlukan kerja sama yang baik dari seluruh komponen bangsa untuk
penanggulangan penyalahgunaan narkoba.  
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.       Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis napza.
b.      Untuk mengetahui penyalahgunaan, faktor penyebab dan dampak
penyalahgunaan napza.
c.       Untuk mengetahui tanda dan gejala pengguna napza.
d.      Untuk mengetahui penanggulangan napza dan peran perawat dalam
menanggulangi napza.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.  Pengertian Napza
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian
tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA
bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan
bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).

NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obay/Bahan berbahaya. Istilah ini


sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang
sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA Ada juga menggunakan
istilah Madat untuk NAPZA Tetapi istilah Madat tidak disarankan karena hanya
berkaitan dengan satu jenis Narkotika saja, yaitu turunan Opium. Narkoba merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum; seperti polisi (termasuk
didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan.
Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza
yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akantetapi pada intinya
pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

B. Jenis-jenis NAPZA
a.      Narkotika
Menurut UU RI No. 22 /1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I   : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan

6
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan /atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III   : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan /atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :


a. Narkotika alami
Narkotika alami yaitu narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan (alam), contohnya :
1. Ganja
Ganja adalah tanaman perdu denagn daun menyerupai daun singkong yang
tepinya bergerigi dan berbulu halus. Tumbuhan banyak terdapat di Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, dan laion-lain.
Sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan daya adiktifnya rendah.
Namun tidak demikian bila dibakar dan asapnya dihirup.
2. Hasis
Hasis adalah tanaman serupa ganja yang tumbuh di Amerika Latin dan Eropa.
Hasis dan ganja dapat juga disuling dan diambil sarinya. Dalam bentuk cair, harganya
sangat mahal.
3. Koka
Koka adalah tanaman pedu mirip kopi. Buahnya yang matang berwarna merah
seperti biji kpi. Koka diolah menjadi kokain.
4. Opium
Opium adalah bunga dengan bentuk dan warna yang indah. Dari getah bunga
opium dihasilkan candu (opiat). Di daratan Mesir dan Cina, opium dulu digunakan
untuk mengobati beberapa penyakit, member kekuatan dan menghilangkan sakit pada
tentara yang terluka sewaktu berperang atau berburu. Opium banyak tumbuh di
“segitiga emas”, antara Burma, Kamboja dan Thailand atau di daratan China dan Asia
tengah yaitu di daerah antara Afganistan, Iran dan Pakistan.

b. Narkotika semisintesis
Narkotika semisintesis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat

7
aktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran
Contohnya :
1. Morfin : dipakai dalam dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau
pembiusan pad operasi
2. Kodein : dipakai untuk penghilang batuk
3. Heroin : tidak dipakai dalam pengobatan karena daya adiktifnya sangat besar dan
manfaatnya secara medis belum dapat ditemukan. Heroin sering diberi nama putaw,
atau pete/pt. Bentuknya seperti tepung terigu, halus, putih dan agak kotor.
4. Kokain

c. Narkotika sintesis
Narkotika sintesis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia.
Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba (substitusi). Contohnya :
1. Petidin : untuk obat bius local, operasi kecil, sunat.
2. Methadon : untuk pengobatan pecandu narkoba
3. Naltrexon : untuk pengobatan pecandu narkoba
Narkotika sintesis biasanya diberikan oleh dokter kepada pecandu narkotika untuk
menghentikan kebiasaanya yang tidak kuat melawan suggesti /relaps/sakaw.
Narkotika sintesis berfungsi sebagai penganti sementara. Asupan narkotika sintesis
ini dikurangi sedikit demi sedikit sampai akhirnya berhenti total.

b.      Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I    : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II   : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan

8
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4.  Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam
(BK, DUM).
Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu :
1.      Kelompok depresan /penekan saraf pusat /penenang/ obat tidur
Contohnya adalah valium, BK, rohipnol, mogadon. Bila diminum dapat
memberikan rasa tenang, mengantuk, tenteram dan damai selain juga menghilangkan
rasa takut dan gelisah.
2.      Kelopok stimulan /perangsang saraf pusat /antitidur
Contohnya adalah amfetamin, ekstasi dan shabu. Ekstasi berbentuk tablet
beraneka warna dan bentuk.Amfetamin berbentuk tablet berwarna putih. Bila oabat
ini diminum mendatangkan rasa gembira, ingin selalu aktif, badan terasa fit dan tidak
mersa lapar. Daya kerja otak cepat namun kurang terkendali. Shabu berbentuk tepung
Kristal berwarna putih bersih seperti garam.
3.      Kelompok halusinogen
Halusinigen adalah obat, zat, tanaman, makanan atau minuman yang dapat
menimbulakan khayalan. Contohnya LSD (Lysergic Acid Diethyltamide), getah
tanaman kaktus, kecubung, jamur tertenttu (misceline) dan ganja
Bila diminum dapat mendatngkan khayalan tentang peristiwa mengerikan, khayalan
tentang kenikamatn seks, dan lain-lain.

c.       Zat adiktif lainnya 


Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara
langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahan-bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang
bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika, tetapi mempunyai pengaruh dan
efek merusak fisik seseorang jika disalahgunakan (Wresniwiro dkk. 2014).

9
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan /zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika
atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat /zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol : 
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker).
2. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat


digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan (Downer). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang
dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin,
Heroin, Codein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti
cemas).
2. Golongan Stimulan (Upper). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis

10
(Ganja).

B.Penyalahgunaan Napza
Di dalam masyarakat NAPZA /NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1.      Opioda, terdapat 3 golonagan besar :
a.       Opioda alamiah (Opiat) : Morfin, Opium, Codein.
b.      Opioda semisintetik : Heroin /putaw, Hidromorfin.
c.       Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna
putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan
proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari
morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan
ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai
akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi.
Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya
menjadi musuh.
2.      KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow /salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris
lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup
dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama
dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka
pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3.      KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan

11
menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa
gembira berlebihan (euphoria), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi,
selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.
4.      AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum
dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine :
a.  MDMA (methylene dioxy methamphetamine)
              Nama jalanan : Inex, xtc. Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b.  Metamphetamine ice
            Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap
atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (boong).

5. LSD (Lysergic Acid).


Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil
dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 –
60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang
sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya
paranoid.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

12
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi
korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

2.4  Penyebab Penyalahgunaan Napza


Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara factor
yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat (NAPZA).
Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause). Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut :
1.      Faktor individu :
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang
pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau
remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas
b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi,Ccemas,
Psikotik, Kkeperibadian dissosial.
c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku
d. Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki citra
diri negatif (low self-esteem)
e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif

13
f. Mudah murung,pemalu, pendiam
g. Mudah mertsa bosan dan jenuh
h. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran
i. Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)
j. Keinginan untuk mengikuti mode,karena dianggap sebagai lambing keperkasaan
dan kehidupan modern.
k. Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
l. Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”
m. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit
mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas
n. Kemampuan komunikasi rendah
o. Melarikan diri sesuatu (kebosanan,kegagalan, kekecewaan,ketidak mampuan,
kesepian dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain)
p. Putus sekolah
q. Kurang menghayati iman kepercayaannya
2.      Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga,terutama faktor
orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi
penyalahguna NAPZA antara lain adalah :
a.        Lingkungan Keluarga
a) Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif
b) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
c) Orang tua bercerai,berselingkuh atau kawin lagi
d) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
e) Orang tua otoriter atau serba melarang
f) Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
g) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
h) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten)
j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga
k) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NAPZA
b.      Lingkungan Sekolah
1. Sekolah yang kurang disiplin

14
2. Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
3. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
diri secara kreatif dan positif
4. Adanya murid pengguna NAPZA
c.       Lingkungan Teman Sebaya
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar
d.      Lingkungan masyarakat/social
1. Lemahnya penegakan hukum
2. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
3.      Faktor Napza
1) Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”
2) Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
3) Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidur-
kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak
menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi
penyalahguna NAPZA. Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus demi
kasus.Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak
selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan
NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari
keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA

C. Tanda dan Gejala


Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi, ada juga
sindroma putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat penggunaan zat yang
dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat berbeda pada
jenis zat yang berbeda.
Tabel 1. Tanda dan Gejala Intoksikasi
Opiat Ganja Sedatif-Hipnotik Alkohol Amfetamine

- eforia - eforia -   pengendalian diri - mata merah -   selalu

15
- mengantuk - mata merah berkurang - bicara cadel terdorong
- bicara cadel - mulut kering -   jalan - jalan untuk
- konstipasi - banyak sempoyongan Sempoyongan bergerak
- penurunan   Bicara -   mengantuk -   perubahan - berkeringat
  Kesadaran   dan tertawa -   memperpanjang persepsi - gemetar
-   nafsu makan tidur -    penurunan - cemas
meningkat -   hilang kemampuan - depresi
-   gangguan kesadaran menilai - paranoid
persepsi

Tabel 2. Tanda dan Gejala Putus Zat


Opiat Ganja Sedatif- Alkohol Amfetamine
Hipnotik
* nyeri jarang * cemas * cemas * cemas
* mata dan ditemukan * tangan * depresi * depresi
  hidung berair   gemetar * muka merah * kelelahan
* perasaan * perubahan * mudah * energi
  panas dingin   persepsi   marah   berkurang
* diare * gangguan * tangan * kebutuhan
* gelisah   daya ingat   gemetar   Tidur
* tidak bisa * tidak bisa * mual muntah   meningkat
  Tidur   tidur * tidak bisa
Tidur

2.6. Dampak Penyalahgunaan NAPZA


1. Dampak terhadap Fisik
Pemakai narkoba dapat mengalami berebagai penyakit akibat narkoba. Penyakit
berbahaya akibat dari penyalahgunaan narkoba  dibedakan atas 3 kelompok yaitu :
a. Penyakit langsung karena narkoba yaitu kerusakan organ tubuh seperti kerusakan
pada otak, hati, ginja jantung, limpa, sumsum tulang dan paru-paru.
b. Penyakit infeksi karena cara pemakaian narkoba, misalnya tertular penyakit
HIV/AIDS, hepatitis B dan sifilis.
c.   Penyakit sebagai akibat ikutan, misalnya tubuh menjadi lemah, sering jatuh sakit.

16
2. Dampak terhadap mental dan moral
Pemakaian narkoba menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting di tubuh,
sehingga terjadi gangguan fungsi organ yang mengalami kerusakan tersebut. Semua
penderitaan yang dialami akibat penyakit tersebut akan mendatangkan perubahan
perilaku, sifat dan sikap.
3. Dampak terhadap masyarakat, keluarga dan bangsa
a.       Masalah psikologis
Bila seorang anggoat keluarga memakai narkoba, akan menimbulkan berbagai
macam masalah dalam keluarga. Masalah yang muncul adalah masalah psikologis
yaitu gangguan keharmonisan rumah tangga, munculnya rasa malu anggota keluarga
yang lain.
b.      Masalah ekonomi
Banyak uang terbuang untuk jangka waktu yang lama
c.       Masalah kekerasan dan kriminalitas
Dalam keluarga bisa terjadi perkelahian, pemaksaan dan penganiayaan.

D.Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier

Kasus penyalahgunaan NAPZA yang saat ini tidak harus segera


ditangani maka akan berdampak terhadap penyalahgunaan yang lebih parah.
NAPZA dianggap sebagai hal yang biasa dikalangan masyarakat. Tentunya

17
kita harus sadar betul bagaimana NAPZA mempengaruhi kejiwaan seseorang.
Oleh sebab itu pencegahan NAPZA dilakukan secara primer , sekunder , dan
tersier.

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang ditunjukkan
kepada individu , kelompok , maupun semua kalangan masyarakat
yang luas yang belum nampak adanya tanda-tanda adanya kasus
yang menyalahgunai terhadap penyalahgunaan narkotika. Kegiatan
yang dilakukan pada pencegahan primer merupakan kegiatan
alternatif guna untuk menggunakan kn seseorang , kelompok
maupun masyarakat luas dari penyalahgunaan narkotika serta
mempererat kepampuan dari seseorang untuk menolak atau aksi
protes dalam akibat buruk yang ditimbulkan dari narkotika. Smua
orang harus memiliki kesadaran dalm mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkotika. Pelaksaan pencegahan ini biasanya
dalam bentuk :
a) Penyuluhan
b) Prinsip mengenai hidup sehat
c) Mempererat keimanan seseorang
d) Menjalin komunikasi yang baik dengan semua orang
e) Pandai-pandai dalam memilih pergaulan

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan penceghan yang ditunjukkan
kepada individu , kelompok , maupun masyarakat luas yang telah
menunjukkan adanya gejala atau kasus mengenaivpenyalahgunaan
narkotika. Melalui pendidikan maupun konseling kepada
masyarakat yang menunjukkan adanya penyalahgunaan narkotika
atau mereka yang sudah mencoba-coba dalammenggunakan
narkotika, maka kita harus menghentikan dan mengikuti perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik lagi. Pelaksanaan pencegahan
biasanya dalam bentuk :
a) Pengobatan pertama

18
b) Pengobatan terhadap rentan infeksi
c) Rehabilitasi
d) Pelatihan mandiri

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan suatu pencegahan yang ditunjukkan
kepada kalangan pengguna narkotika atau mereka yang telah
menderita suatu ketergantungan. Melalui suatu pelayanan
perawatan terhadap merwka yang sudah ketergantungan terhadap
narkotika maka upaya dalam memulihkan dan memberikan
pelayanan untuk menjaga agar pecandu bisa terkontrol dan tidak
kambuh lagi. Pelaksanaan ini biasanya dilakukan dalam bentuk :
a) Bimbingan soaial kepada pecandu narkotika
b) Konseling
c) Pengembangan minat dan bakat
d) Ketrampilan kerja

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada remaja adalah
ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada

19
umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya,
maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan
pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.Peran orang tua dalam
keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan
penanggulangan terhadap NAPZA.

B. Saran
Pengguna napza sebaiknya tetap memperhatikan keluarganya karena melakukan
hal tersebut bukan seutuhnya keinginan mereka,maka dari itu orang tua harus tetap
mensuport dan memberi dukungan agar keluarganya agar bisa sembuh dan
menghindarkan diri dari bahaya napza.
Kita sebagai masyarakat hendaknya lebih memahami lagi apa saja dampak yang
ditimbulkan,karena kalau kita tau sebab dan akibatnya kita tidak akan mungkin
terjerumus ke dalam bahaya penyalahgunaan Napza belakangan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Jehani, L. & Antoro. (2013). Mencegah Terjerumus Narkoba. Tangerang: Visimedia.
Partodiharjo, subagyo. (2014). Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya.
Jakarta : Erlangga.
Purba, JM, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah

20
Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.

21

Anda mungkin juga menyukai