Anda di halaman 1dari 10

Sejak awal yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal adalah

komunikasi tatap muka antar orang secara langsung. Namun kini pengertian sudut
pandang terhadap komunikasi interpersonal melibatkan hubungan dengan
perkembangan teknologi. Orang melakukan hubungan intrapersonal sudah tidak
lagi secara langsung, tetapi bisa melalui internet yang sudah menyediakan social
media, contohnya skype.
Salah satu alasan peneliti dan teoritikus melakukan studi terkait hubungan
(relationship) dikarenakan hubungan begitu kompleks dan beragam. Misalkan saat
ini kita menemukan diri kita ada dalam puluhan jenis hubungan sekarang,
termasuk dokter-pasien, guru-murid, orangtua-anak, atasan-karyawan dan
sebagainya. Semakin banyak berinteraksi dengan berbagai tipe komunikator,
semakin terbangun cara berkomunikasi yang baik dan menambah wawasan, serta
dengan berkomunikasi dengan banyak tipe orang, ada kemungkinan kita
mendapatkan diri kita memilik peran yang beragam, seperti jadi pengajar,
konsultan, dan sebagainya. Semakin terlatih komunikasi seseorang, semakin
mengerti seseorang itu bagaimana harus bertindak, sebagai contoh jika bayi
menangis dan berteriak, tandanya dia butuh ibunya, si bayi tidak perlu susah
untuk mengungkapkannya dengan kata-kata, dengan melakukan hal seperti itu
pun sang ibu sudah mengerti dikarenakan ada ikatan batin yg mempengaruhi.

HUBUNGAN INTERPERSONAL
Menurut Pearson (1983) manusia adalah makhluk sosial, artinya sebagai
makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin
hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami
kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan
interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Hubungan interpersonal adalah proses interaksi antara individu dengan
individu lain dengan cara berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya hubungan interpersonal yang baik, sebaliknya kegagalan
komunikasi terjadi apabila isi pesan dapat dipahami, tetapi hubungan antara
komunikan menjadi rusak. Setiap kali berkomunikasi, bukan hanya
menyampaikan isi pesannya saja, tetapi menentukan kadar hubungan
interpersonal. Bukan hanya menyampaikan content tetapi juga relationship.
Daya tarik hubungan interpersonal merupakan faktor penyebab terjadinya
hubungan interpersonal. Ada faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor
Internal (Baron dan Byrne, 2008). Faktor internal adalah faktor dalam diri kita
meliputi dua hal, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation) dan
pengaruh perasaan. Interaksi antara satu orang dengan orang yang lain bisa terjadi
di mana saja, misalnya di rumah, sekolah, kantor pos, kantin, dan lain- lain.
Namun, kebutuhan untuk saling berinteraksi dengan orang-orang disekitar kita
berbeda-beda satu sama lain.
Pandangan bahwa komunikasi erat kaitannyan dengan hubungan
interpersonal dikemukakan oleh Rueshch dan Bateson (1951). Gagasan ini
dikembangkan dan dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzalawick,
Beavin dan Jackson (1967) dengan buku mereka Pragmatic of Human
Communication. Mereka menulis, Every communication has a content and a
relationship aspect such that the latter classifies the former and is therefore
metacommunication. (1967:154). Metakmunikasi adalah istilah yang mereka
keluarkan untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan komunikasi.
Para psikologi menaruh minat besar pada hubungan interpersonal, seperti
Fordon W. Allport (1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1975), Carl
Rogers (1951). Semua mewakili ahli Psikologi Humanistik. Tidak lama setelah
itu, Arnold P, Goldstein (1957) mengembangkan relationship-enhancement
methods (metode peningkatan hubungan) dan merumuskan metode ini dengan 3
(tiga) prinsip:
Makin baik sebuah hubungan interpersonal
1. Makin terbuka seseorang dalam mengungkapkan perasaannya;
2. Makin cenderung seseorang meneliti perasaannya secara beserta
penolongnya (psikolog);
3. Makin cenderung seseorang mendengar dengan penuh perhatian dan
bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.
Dari segi Psikologi Komunikasi, semakin baiknya sebuah hubungan, maka
makin mudah seseorang dalam mengungkapkan perasaannya, makin cermat
persepsinya dalam menilai dirinya dan orang lain, sehingga makin efektif
komunikasi diantara komunikan.

Teori-Teori Hubungan Interpersonal
Ada beberapa cara untuk menganalisa hubungan interpersonal, dengan
mengikuti Coleman dan Hammen, penulis akan menyebutkan empat buah model:
(1) model pertukaran sosial (social exchange model); (2) model peranan (role
model); dan (3) model permainan (the games people play model).

1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang sebuah hubungan interpersonal sebagai hubungan
dalam transaksi berdagang. Seseorang berniat berhubungan dengan orang lain
karena mengharapkan sesuatu yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhannya.
Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari model ini, menyimpulkan bahwa
Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu
secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya..
Ganjaran, biaya, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dari
model ini.
Ganjaran adalah sebuah manfaat yang diperoleh dari suatu hubungan yang
baik. Ganjaran berupauang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai-nilai
yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran, berbeda dan berubah-ubah sesuai
dengan orang yang terlibat dan kondisi komunikan saat itu. Sebagai contoh, orang
yang kaya, mungkin penerimaan dirinya di dalam sebuah kelompok sosal lebih
berhargadaripada uang. Sebaliknya, orang yang miskin, hubungan interpersonal
yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih berharga daripada ilmu
pengetahuan atau pengalaman.
Biaya adalah akibat yang dinilai negative dari sebuah hubungan interpersonal.
Biaya yang dikeluarkan dalam sebuah hubungan dapat berupa waktu, usaha,
konflik, kecemasan, yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau
dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Sama seperti ganjaran,
nilai biaya juga berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan orang yang terlibat
didalamnya.
Hasil atau laba adalah selisih antara ganjaran dengan biaya. Bila seorang
individu merasa, dalam satu hubungan interpersonal, ia tidak mendapatkan laba
sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Sebaliknya
apabila seorang individu merasa, dalam sebuah hubungan interpersonal ia
mendapat ganjaran maka hubungan tersebut akan semakin erat. Misalnya, Andi
mempunyai kawan yang sopan dan cerdas. Andi akan nyaman dengan hubungan
tersebut. Menurut teori Pertukaran Sosial, Andi untung. Hubungan Andi dengan
kawannya yang sopan dan cerdas akan berjalan dengan langgeng.
Tingkat Perbandingan menunjukkan standar yang dipakai sebagi kriteria
dalam menilai hubungan individu pada waktu saat ini. Ukuran baku ini dapat
dilihat dari hubungan individu pada masa lalu dengan sekarang. Apabila seorang
gadis memiliki hubugan yang bahagia dengan kawan pria nya, ia akan mengukur
ganjaran hubungan interpersonal dengan kawan pria nya sekarang berdasarkan
pengalamannya dengan kawan pria nya yang dahulu. Semakin tinggi tingkat
perbandingannya, berarti semakin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal
yang memuaskannya.
Jadi Teori Pertukaran Sosial berpendapat bahwa kekuatan utama dalam
hubungan interpersonal adalah kepuasan kepentingan antar dua orang. Dimana
keberhasilan dari komunikasi intrapersonal itu dianalogikan (diibaratkan)
kepuasan akibat ekonomi yang baik.

2. Model Peranan
Model peranan melihat bahwa kehidupan sebagai panggung sandiwara. Disini
setiap orang harus memainkan masing-masing peranannya sesuai dengan
naskah yang telah dibuat masyarakat disekitarnya. Hubungan interpersonal
berkembang dengan baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi
peranan, dan tuntutan peranan. Memiliki keterampilan peranan, dan terhindar dari
konflik peranan serta kerancuan peranan.
Ekpekatasi peranan mengacu pada kewajiban yang berkaitan dengan posisi
tertentu dalam kelompok. Guru diharapkan sebagai pendidik yang bermoral.
Orang tua diharapkan mencintai anaknya. Raja diharapkan memiliki charisma dan
wibawa. Guru yang berbuat jahat, orang tua yang memperbudak anaknya, raja
yang bringas dan jahat, tidak memenuhi ekspektasi peranan.
Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk berbuat
sesuai dengan peranan yang telah dibebankan kepadanya. Desakan sosial bisa
berupa sanksi sosial dan diberikan kepada masyarakat yang melakukan
penyimpangan dari peranannya. Dalam hubungan interpersonal, desakan sosial
dikenakan dengan tujuan agar orang lain melaksanakan peranannya
Keterampilan peranan adalah kemahiran seseorang dalam memainkan peranan
tertentu; kadang-kadang juga disebut kompetensi social (social competense). Di
dalam keterampilan peranan, dibedakan antara keterampilan kognitif dan
keterampilan tindakan. Keterampilan kognitif menunjukkan kemampuan individu
untuk menerima harapan orang lain terhadap dirinya ekspektasi peranan.
Keterampilan tindakan menunjukkan kemampuan individu dalam melaksanakan
peranan sesuai dengan harapan-harapan ini. Hubungan interpersonal sangat
bergantung pada keterampilan sosial.
Konflik peranan terjadi karena individu tidak dapat berperan sesuai dengan
berbagai tuntutan peran yang kontradiktif, misalnya seorang bapak yang berperan
juga sebagai polisi untuk menangani perkara anaknya, atau bila individu merasa
bahwa ekpektasi peranannya tidak sesuai dengan nilai yang dianutnya

3. Model Permainan
Model ini dikemukakan oleh psikiater Eric Berne (1946, 1972) yang ditulisnya
dalam buku Games People Play. Dalam model ini, setiap orang saling
berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini
terbagi tiga kepribdian manusia Orang Tua, Orang Dewasa, dan Anak. Orang
Tua adalah aspek kepribadian yang tegas, penyanyang dan berfikir panjang.
Orang Dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah informasi secara
rasional, dan biasanya mengambil keputusan sesuai dengan situasi secara sadar.
Anak adalah unsur kepribadian yang diambil dari perasaanya yang mengandung
spontanitas, jujur, kreativitas, dan kesenangan.
Dalam hubungan interpersonal, individu menampilkan salah satu aspek
kepribadian (Orang Tua, Orang Dewasa, Anak), dan orang lain membalasnya
dengan salah satu aspek kepribadian tersebut. Misalnya, suatu hari Andi sakit, ia
demam dan ingin mendapatkan perhatian lebih dari seorang gadis pada
penderitannya (Ini kepribadian anak). Gadis itu ikut merasakan rasa sakit Andi,
dan ia mau merawat Andi seperti seorang ibu (Ini kepribadian Orang Tua).
Hubungan interpersonal Andi berlangsung dengan baik, dan menghasilkan
hubungan yang komplementer. Bila Ibu Andi tidak begitu menghiraukan
penyakitnya dan member saran Pergilah sana ke dokter! yang terjadi adalah
transaksi silang antara Orang Dewasa dengan Anak.


Tahapan-Tahap Hubungan Interpersonal
Apapun teori hubungan interpersonal yang dianut, pasti memiliki kesamaan
dalam melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Tiga psikolog terkenal
R.D. Laing, H. Phillipson, A.R Lee- mengungkapkan bila permainan peranan
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan, dan terjadi hubungan yang
komplementer, hubungan tersebut akan diteruskan, dipertahankan, dan
diperkokoh. Sebaliknya, bila terjadi hubungan yang hanya membuat kepedihan,
dan ada hubungan bersilang (seperti Orang dewasa kepada Anak), maka individu
cenerung akan mengakhiri hubungan interpersonalnya.
Semua hubungan interpersonal pasti berakhir, Walaupun individu bersikeras
untuk mempertahankan hubungannya. Karena semua manusia tidak bisa
menghindari kematian. Jadi, hubungan interpersonal berlangsung melalui tiga
tahap, yaitu: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan
hubungan.



Pembentukan Hubungan Interpersonal
Tahap ini biasa disebut dengan tahap perkenalan (acquaintance process).
Steve Duck (1976: 127) menulis:
Perkenalan adalah proses komunikasi dimana individu mengirimkan (secara
sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja) informasi tentang
struktur dan isi kepribadianya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan
cara-cara yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan
persahabatan.
Beberapa orang seperti Newcomb (1961), Berger (1973), Zunin (1972), dan
Duck (1976) menemukan hal-hal menarik dalam proses perkenalan. Fase pertama,
fase kontak dan permulaan, ditandai oleh kedua belah pihak untuk
menangkap reaksi dari lawan bicaranya. Masing-masing pihak berusaha
mendapatkan informasi tentang identitas, sikap, dan nilai dari lawan bicaranya.
Apabila terjadi kesamaan dalam komunikasi tersebut, mulailah dilakukan
pengungkapan diri. Bila mereka merasa berbeda, mereka akan menyembunyikan
diri, malah bisa mengakhiri hubungan interpersonalnya.
Proses saling menyelidik ini disebut Newcomb sebagai repirocal scanning
(saling menyelidik). Pada tahap ini informasi yang dicari dan disampaikan
biasanya mengenai data demografis; usia, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal,
dan sebagainya. Misalnya, seorang gadis berkomunikasi dengan pria yang
asalanya dari Aceh. Gadis itu pasti akan menduga bahwa pria tersebut menganut
ajaran agama Islam. Komunikasi lebih lanjut dengan mempertanyakan
pendidikan, dan pekerjaan akan mempengaruhi penilaian gadis itu dengan pria
yang baru dikenalnya
Menurut Drs. Jalaluddin Rakmat, dalam bukunya Psikologi Komunikasi,
menulis:
Tidak selalu informasi itu diperoleh dari komunikasi verbal. Seseorang dapat
membentuk kesan dari proksemik, kinesik, paralinguistic, dan artifaktual. Caranya
ia mempertahankan jarak, gerak tangan dan lirikan matanya, intonasi suara, dan
pakaian yang dikenakannya akan membentuk kesan pertama. Kesan pertama ini
amat menentukan apakah hubungan interpersonal harus diakhiri atau diperteguh.


Peneguhan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidak selalu bersifat statis, tetapi dinamis. Untuk
melanggengkan hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada 4 (empat) faktor dalam memelihara
keseimbangan ini: keakaraban, control, respons yang tepat, dan nada bicara yang
tepat.
Keakraban Menurut Arygle, jika A menggunakan teknik sosial seperti berdiri
lebih dekar, melihat lebih sering, dan tersenyum lebih banyak dari B, maka B
akan mengangap A lebih agresif dan terlalu akrab, sedangkan A akan merasakan
B bersikap lebih acuh tak acuh dan sombong.
Kesepakatan adalah kesepakatan siapa yang akan mengontrol. Jika A dan B
memiliki kesepakatan diantara mereka siapa yang lebih banyak berbicara, atau
berargumen, maka akan tercipta komunikasi yang baik. Konflik biasanya terjadi,
bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang ingin mengalah.
Ketepatan respons artinya, respons A harus diikuti oleh respons B dengan
sesuai. Sebagai contoh, dalam percakapan A bertanya maka B menjawab, A
membuat lelucon maka B tertawa. Respon bukan saja di berikan dalam bentuk
verbal saja, melainkan dalam bentuk non verbal. Misalnya, jika pembicaraan A
yang serius dijawab B dengan bercanda, atau A menampakan mimik wajah yang
bersungguh-sungguh tetapi B menunjukkan mimik yang tidak percaya, maka akan
terjadi keretakan hubungan interpersonal antara A dan B.
Dalam konteks ini, respon dapat dibagi kedalam dua kelompok: konfirmasi
dan diskonfirmasi (Tubbs dan Moss, 1974: 259-298). Konfirmasi akan
melanggengkan hubungan interpersonal, sebaliknya diskonfirmasi akan
meretakkan hubungan interpersonal. Misalnya, seorang gadis bertanya kepada
kawan prianya Bagaimana pendapatmu tentang baju yang saya pakai?, kawan
prianya mungkin berkata Bagus, dan sangat pas dengan gayamu, atau Kau ini
aneh, kita hanya mau pergi ke taman tapi kau memakai baju yang berlebihan
sekali. Terkesan norak. Respon pertama adalah konfirmasi dan respon kedua
adalah diskonfirmasi.
Nada bicara yang tepat merupakakan salah satu hal terpenting dalam
komunikasi. Apabila A sedang sedih dan menceritakannya kepada B, maka B
akan menyamakan nada bicara yang sesuai dengan kondisi A. sebaliknya, apabila
B menanggapi penderitaan A dengan perasaan dan nada bicara yang netral, maka
B aan dianggap dingin.

Pemutusan Hubungan Interpersonal
Salah satu factor dari putusnya hubungan interpersonal adalah konflik.
Menurut R.D Nye (1973) dalam bukunya Conflict among Humans, Ia
menyebutkan lima sumber konflik, yaitu:
1. Kompetisi adalah bila seseorang berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain; misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang
tertentu dengan merendahkan orang lain.
2. Dominasi adalah bila seseorang berusaha mengendalikan pihak lain demi
kepentingan pribadinya, sehingga orang itu merasa hak nya dilanggar.
3. Kegagalan adalah bila masing-masing berusaha menyalahkan satu sama
lain apabila tujuan tidak dapat tercapai.
4. Provokasi adalah bila seseorang terus menerus menyinggung perasaan
orang lain, walaupun ia tahu bahwa orang yang ia singgung itu tidak suka.
5. Perbedaan nilai adalah bila kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai
yang dianut


Sumber:
Baron, R. A., Branscombe, N. R., dan Byrne, D. 2008. Social Psychology. New
York: Pearson Education
West, Richard dan Lynn Turner. 2010. Introducing Communication Theory
Analysis and Application Fourth Edition. New York: Mc Graw-Hill
Rahayu, Arfyana. Hubungan Interpersonal. Tersedia:
www.academia.edu/5044307/Hubungan_interpersonal. [Online: Minggu, 5
Oktober 2014 pukul 15.00]

Anda mungkin juga menyukai