Anda di halaman 1dari 3

Teori Dramatisme (Dramatism Theory)

Berdasarkan Peneltian Kenneth Burke

Aditya B. Rukmana 130905


Ramah F. Ndruru

130905063

Dalam peneltian yang dilakukan oleh Kenneth Burke, dia berhasil melakukan peneltian
tentang fenomena yang terjadi di masyarakat. Fenomena tersebut adalah bahwa setiap
tindakan dan kehidupan manusia memiliki drama masing-masing. Dramatisme, sesuia dengan
namanya, mengonseptualisasikan kehidupan sebagai sebuah drama, menempatkan suatu
focus kritik pada adegan yang diperlihatkan oleh berbagai pemain. Drama adalah metafora
yang berguna bagi ide-ide Burke untuk tiga alasan, yakni:
1. Drama mengindikasikan cakupan yang luas. Tujuannya adalah untuk berteori
mengenai keseluruhan pengalaman manusia. Metafora dramatis khususnya berguna
dalam menggambarkan hubungan manusia karena didasarkan pada interaksi atau
dialog.
2. Drama cenderung untuk mengikuti tipe-tipe yang mudah dikenali. Misalnya adalah
komedi, musical, melodrama dan lainnya.
3. Drama selalu ditujukan kepada khalayak dan bersifat retoris. Maksudnya adalah
kajian dramatisme mempelajari cara-cara dimana bahasa dan penggunaannya
berhubungan dengan khalayak.
Asumsi Teori Dramatisme
1. Manusia adalah hewan yang menggunakan simbol. Beberapa hal yang dilakukan
manusia dimotivasi oleh naluri hewan yang ada dalam diri kita dan beberapa hal
lainnya dimotivasi oleh simbol-simbol. Dari semua simbol yang digunakan manusia
yang paling penting adalah bahasa.
2. Bahasa dan simbol membentuk sebuah sistem yang sangat penting bagi manusia. Burke
mengatakan bahwa setiap kata -kata, pemikiran, dan perilaku memiliki hubungan
yang sangat erat satu sama lain. Dimana sebuah kata sebagai terministic screen,

artinya bahwa setiap orang tidak bisa melihat perkataan mereka sendiri, bahkan
mereka tidak mengetahui mengapa mereka dapat mempercayai kata-kata mereka
sendiri(Burke 1965).
3. Manusia adalah pembuat pilihan. Dasar utama dari dramatisme adalah pilihan
manusia. Hal ini ada keterikatannya dengan konseptualisasi akan agensi (agency),
atau kemampuan actor sosial untuk bertindak sebagai hasil pilihannya.
Dramatisme Sebagai Retorika Baru
Definisi retorika lama yang persuasi menekankan pada desain yang sudah direncakan.
Sedangkan retorika yang baru terfokus pada beberapa isu penting, yang salah satunya ialah
identifikasi.
1. Identifikasi dan Substansi
Burke berargumen bahwa ketika terdapat ketumpangtindihan antara dua orang dalam
hal substansi mereka, mereka mempunyai identifikasi yaitu ketika dua orang memiliki
ketumpangtindihan pada substansi mereka. Semakin besar ketumpangtindihan yang
terjadi, makin besar identifikasi yang terjadi. Sebaliknya semakin kecil tingkat
ketumpangtindihan individu, makin besar pemisahanyaitu ketika dua orang gagal
untuk mempunyai ketumpangtindihan dalam substansi mereka.
2. Proses Rasa Bersalah dan Penebusan
Masalah mengenai identifikasi dan substansi, berhubungan dengan siklus rasa
bersalah atau penebusan karena rasa bersalah dapat dihilangkan sebagai hasil
identifikasi dan pemisahan. Hal yang utama dalam teori Burke adalah bahwa rasa
bersalah adalah sifat intrinsik yang ada dalam kondisi manusia. Proses merasa
bersalah dan berusaha untuk menghilangkannya ada di dalam siklus Burke yang
mengikuti pola yang dapat diprediksi:
a. Tatanan atau Hierarki
Burke menyatakan bahwa masyarakat ada dalam bentuk tatanan atau hierarki,
yang diciptakan melalui kemampuan kita menggunakan bahasa. Bahasa
memungkinkan kita untuk menciptakan kategori-kategori yang membentuk
hierarki sosial.
b. Negativitas
Negativitas mulai muncul ketika orang melihat tempat mereka dalam tatanan
sosial dan berusaha menolaknya.
c. Pengorbanan

Pengorbanan adalah cara dimana kita berusaha untuk memurnikan diri dari rasa
bersalah yang kita rasakan sebagai bagian dari kondisi manusia. Terdapat dua tipe
dasar pengorbanan. Tipe pengorbanan yang kita kembalikan pada diri kita sendiri
sebagai mortifikasi dan pengkambinghitaman (salah satu metode untuk
memurnikan diri dari rasa bersalah, dengan menyalahkan orang lain).
d. Penebusan
Penebusan melibatkan penolakan sesuatu yang tidak bersih dan kembali pada
tatanan baru setelah rasa bersalah diampuni sementara.
Pentad
Burke menciptakan suatu metode untuk menerapkan teorinya terhadap sebuah pemahaman
aktifitas simbolik. Metode tersebut adalah pentad

yaitu metode untuk menerapkan

dramatisme, diantaranya adalah :


1.

Tindakan, yang dianggap Burke sebagai apa yang dilakukan oleh


seseorang.

2.
3.
4.

Adegan, yang memberikan konteks yang meliputi tindakan.


Agen, adalah seseorang yang melakukan tindakan.
Agensi, merujuk pada cara-cara yang digunakan oleh agen untuk

menyelesaikan tindakan.
5.
Tujuan, merujuk pada hasil akhir yang ada dalam benak agen untuk
tindakan.
6.

Sikap, merujuk pada cara di mana seorang aktor memposisikan dirinya


dibandingkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai