Anda di halaman 1dari 25

Komunikasi Intrapersonal Dan Persepsi

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi
Perikanan

Disusun oleh :
KELOMPOK 5 / PERIKANAN B

Nurussahra Syabani

230110110037

Rizkia Aliyah

230110110116

Fitri Awaliyah

230110110132

Sugih Barokah M.

230110120077

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rizki dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikantugas yang berjudul Komunikasi
Intrapersonal dan Persepsi . Tugas paper ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum mata kuliahpenyuluhan dan komunikasi perikanan .
Pada pembuatan paper ini, penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, karena masih
banyak kekurangan dalam penyajiannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan

perbaikan berupa kritik dan saran yang membangun. Penyusun juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga paper ini dapat berguna bagi penyusun pada
khususnya serta dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada pembaca pada umumnya.

Jatinangor, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
. 1
BAB II KAJIAN
PUSTAKA.. 3
2.1 Pengertian Komunikasi Intrapersonal 3
2.2 Tahapan Proses Komunikasi Intrapersonal. 4
2.3 Faktor yang mempengaruhi persepsi.. 6
2.4 Teori-teori Komunikasi Intrapersonal.. 8
BAB III
ANALISIS

. 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


16
4.1Kesimpulan
. 16
4.2Saran
16

..

DAFTAR
PUSTAKA
17

BAB I
PENDAHULUAN
Berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia, karena dengan komunikasi
kebutuhan manusia akan terpenuhi. Menurut Johnson (1981) dalam (Supratiknya, 2003: 9)
mengemukakan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi dalam
rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia yaitu: Komunikasi antar pribadi membantu
perkembangan intelektual dan sosial kita, Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan
lewat komunikasi dengan orang lain, Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta
menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita,
kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas
yang sama, Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi
atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih bagi orang-orang yang merupakan tokohtokoh signifikan (significant figures) dalam hidup kita.
Pengertian komunikasi juga dapat kita pahami dalam tiga konseptualisasi yang
berbeda. Pertama, komunikasi yang dipahami sebagai tindakan satu arah yang berjalan linear
dari komunikator kepada komunikan. Pengertian ini sesuai dalam beberapa kasus, seperti
pidato dan komunikasi massa yang tidak melibatkan secara aktif pembaca atau pemirsa nya,
namun tidak sesuai untuk bentuk komunikasi interaktif. Kedua, komunikasi dipahami sebagai
kegiatan interaktif yang melibatkan kedua belah pihak secara aktif. Jika yang satu berfungsi
sebagai pemberi pesan, yang lain berfungsi sebagai penerima pesan. Demikian pula
sebaliknya secara bergantian. Namun konseptualisasi yang kedua inipun tidak lepas dari
kelemahan karena mengabaikan kemungkinan bahwa orang yang sama dapat berfungsi
sebagai pemberi dan penerima pesan pada saat yang sama. Ketiga, komunikasi dipahami
sebagai kegiatan transaksional yang dalam konteks ini berarti bahwa pihak-pihak yang
terlibat komunikasi berada dalam kondisi interdependen. Dalam pengertian ketiga ini,
komunikasi tidak hanya terbatas dalam komunikasi verbal tapi juga mencakup komunikasi
nonverbal misalnya ekspresi wajah.
Pada saat ini kajian Ilmu Komunikasi mengenai komunikasi intrapersonal, belum
banyak dilakukan oleh para ahli. Padahal komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi
yang unik, karena peroses komunikasinya berbeda dengan proses komunikasi yang terjadi
biasanya. Komunikasi intrapersonal ini proses terjadinya tidak melalui komunikasi yang
dilakukan dengan dua orang, melainkan terjadina di dalam diri manusia itu sendiri (within the
person) dan para ahli sepakat bahwasanya komunikasi intrapersonal merupakan dasar dari
seluruh bentuk komunikaai dan memegang peranan penting dalam proses komunikasi
antarpribadi (Mazdalifah,2004).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di


dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan
keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat
menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.
Dalam buku TransPer Understanding Human Communication, 1975, disebutkan
bahwa komunikasi intrapersonal adalah proses di mana individu menciptakan pengertian. Di
lain pihak Ronald L. Applbaum dalam buku Fundamental Concept in Human
Communication mendefinisikan komunikasi intrapersonal sebagai: Komunikasi yang
berlangsung dalam diri kira, ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatankegiatan mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan
kita (Uchayana 1993).

( Gambar 1. Komunikasi Intrapersonal )


Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
intrapersonal dalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang. Orang ini berperan
baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan, dia berbicara pada dirinya sendiri,
berdialog dengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya sendiri, an dijawab oleh dirinya
sendiri.
Adapun sistem komunikasi intrapersonal, seperti tabel berikut :

2.2

Tahapan Proses Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal menguraikan bagaimana seorang individu


menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali,
yang melalui tahap-tahap proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berfikir.
1. Sensasi
Merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata sense
yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf

dengan bahasa yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia dapat memahami
kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam atau dari luar
disebut stimuli.
Syarat-syarat terjadinya sensasi sebagai berikut :
a. Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi.
Untuk bisa diterima oleh indera diperlukankekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang
mutlak (absolutethreshold).
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai
penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon.
2. Asosiasi
Merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan sebagai proses
menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan pengalaman masa lalu.
Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi. Dengan pengalamanpengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali memiliki
perbedaan walaupun sensasi yang datang sama.
3. Persepsi
Merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna
pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.
Sensasi adalah bagian dari persepsi demikian juga dengan asosiasi yang turut memberikan
kontribusi dalam proses persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga ada atensi (perhatian) ekspektasi (pengharapan),
motivasi, dan memori (Desiderato dalam Rakhmat, 1999:51)
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukanlah
jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli
itu. Dari sini, Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi.
2.3

Faktor yang mempengaruhi persepsi


1. Perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.

Faktor eksternal penarik perhatian seperti gerakan, intensitas stimuli, kebaruan


(novelty), pengulangan.

Faktor internal penarik perhatian adalah factor biologis yaitu factor kebutuhan
biologis pada saat itu; dan factor sosiopsikologis yeng meliputi minat, kebiasaan,
sikap.

1. Faktor fungsional adalah yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,
kerangka acuan seseorang yang semuanya merupakan factor personal.
2. Faktor structural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek fisiologis pada individu
3. Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science,
mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi
intrapersonal. Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik
persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori merupakan
sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilakunya
(Rakhmat, 1999:62).
Jenis memori:
1. Recall (pengingatan):proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi
tanpa struktur yang jelas. Misalnya menyebutkan jenis-jenis benda.
2. Recognition (pengenalan):mengenal kembali sejumlah fakta. Contoh seperti pada
pengenalan kembali nama dari foto wajah, pilihan berganda pada tes obyektif.
3. Relearning:menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah diperoleh.
4. Redintegrasi: merekonstruksi seluruh materi dengan petunjuk memori kecil.
5. Berpikir
Merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan sensasi,
asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik
yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua,
yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir
induktif, dan berpikir evaluative. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan
(Decision Making), memecahkan persoalan (Problem Solving), berpikir kreatif (Creative
Thinking).

2.4

Teori-teori Komunikasi Intrapersonal


1. Psikologi Sosial

Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya
psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokokpokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi
social antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu
jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud
berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan
tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena
memang dalam keadaan terpendam.

2. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)


Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage
(gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding
untuk dimasukkan ke dalam long-term- memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan
komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara
visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat
detik.
3. Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori
kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat,
makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan
memori.
Proses Kegiatan dalam Diri Komunikator

BAB III
ANALISIS

Berdasarkan jurnal yang membahas mengenai komunikasi intrapersonal dan persepsi,


Komunikasi intrapersonal itu sendiri adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri
seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan, dia
berbicara pada dirinya sendiri, dia berdialog dengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada
dirinya sendiri, dan dijawab oleh dirinya sendiri.
Menurut Stanley B. C dalam tulisannya Intrapersonal Communication, A review
and Critique menyebutkan proses komunikasi intrapersonal yang terjadi pada diri seseorang
akan berlangsung seperti ini :
1. Berbicara pada diri sendiri, terjadinya komunikasi dalam diri sendiri atau terjadi
percakapan dengan diri sendiri.
2. Terjadi dialog, dialog merupakan suatu proses pertukaran pesan dan pemrosesan
makna dalam diri manusia antara I and Me. I mewakili bagian diri pribadi manusia
sendiri, sedangkan Me mewakili produk sosial.

3. Jalannya proses tersebut berdasarkan perudingan manusia dengan lingkungannya atau


terjadi adaptasi dengan lingkungan. Disini terjadi proses menggunakan stimuli dari
dan dalam diri kita.
4. Persepsi, Individu menerima, menyimpan, dan menggambarkan secara ringkas
simbol.
5. Proses saling mempengaruhi antara raw data persepsi dan diberi pengertian.
6. Proses Data, merupakan fungsi penggambaran secara baik pada poin ke 4 dan ke 5.
7. Feed back, Terjadinya umpan balik, dan ini sangat tergantung dari point 3 dan 6.
Sistem Komunikasi Intrapersonal
Proses Komunikasi Intrapersonal

( Sumber : Cunningham, dalam Deetz; 1992 )


Adapun contoh kasus belajar, yaitu proses pembelajaran ( baca buku ) dalam diri
manusia dimulai dengan sensasi yaitu proses menangkap stimulasi dari luar dan dalam diri
manusia. Stimulasi dari dalam berupa suasana hati yang gembira dan stimulasi luar berupa
buku yang dibaca. Dua stimulasi ini diterima menjadi energi saraf untuk disampaikan ke
otak. Selanjutnya terjadinya persepsi yaitu proses pemberian makna pada sensasi.
Persepsi ini sangat tergantung pada perhatian yaitu saat kita memusatkan diri pada
buku bacaan,di samping itu dipengaruhi pula oleh faktor fungsional kita adalah kebutuhan
membaca buku karena ada ulangan. Dari kondisi diatas menunjukkan bahwa faktor
fungsional, struktural dan perhatian amat mendukung terbentuknya persepsi dalam diri
manusia. Artinya proses pemberian makna terhadap sensai akan semakin baik karena
didukung oleh ketiga faktor tadi. Setelah diberi makna selanjutnya direkan, disimpan dan
dicatat, atau dipanggil kembali. Proses ini dinamakan memori. Langkah terakhir adalah
mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan. Dalam hal ini bacaan
yang sudah direkam, disimpan, dan dicatat, akan dipanggil kembali untuk diolah dan
dipahami. Pada akhirnya akan timbul satu pengetahuan baru dari buku yang telah dibaca. Ini
merupakan komunikasi intrapersonal dari segi psikologi.
Komunikasi intrapersonal bila ditinjau dari segi kesehatan berdasarkan
jurnal komunikasi kesehatan ditinjau dari aspek jiwa, spirit, kemauan, kesadaran dan
pikiran, merupakan sebagian dari komunikasi intrapersonal. Penelitian komunikasi
intrapersonal kesehatan berfokus pada proses mental dan psikologis terkait perawatan
kesehatan, antara lain mengenai kepercayaan, sikap dan nilai yang mempengaruhi perilaku
dan keputusan perawatan kesehatan. Seperti hal nya dimana kondisi seseorang sedang dalam
keadaan sakit, yang dimana proses penyembuhannya tidak cukup jika hanya mengandalkan
saja dengan mengonsumsi obat, namun dengan dilakukannya suatu komunikasi atau
pemberian stimulus kepada atau terhadap diri sendiri itu lebih baik. Dikarenakan dalam
pemberian stimulus dari diri sendiri atau secara intrapersonal mengenai kesehatan, biasanya
lebih baik dan lebih cepat menyembuhkan diri dari penyakit, dan hal tersebut juga dapat
mempengaruhi cara kerja pikiran, jiwa dan spirit seseorang untuk lebih baik lagi.

Komunikasi Intrapersonal pada umumnya merupakan suatu komunikasi yang


dilakukan terhadap diri sendiri, yang dimana sudah dijelaskan dalam buku Meaning and
Mind, Leonard Shedletsky, bahwa komunikasi intrapersonal meliputi : persepsi, ingatan,
pengalaman, perasaan, menafsirkan, kesimpulan, evaluasi, sikap, penadapat, ide,
strategi/taktik, gambaran dan kondisi kesadaran (state of consciouness) ( Gail E.Myers dan
Michelle Tohela Myers 1992 ). Komunikasi Intrapersonal jika dikaitkan dengan bidang
perikanan bisa melalui komunikasi dengan sumber atau buku yang dibaca, buku yang dibaca
tersebut merupakan wujud atau bentuk dari komunikasi intrapersonal dikarenakan terdapat
suatu komunikasi yang terjadi pada diri kita atas apa yang telah dibaca. Dari kondisi inilah,
dilanjutkan melalui sensasi yang selanjutnya diolah menjadi persepsi yang akan memberikan
makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Di sini persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi adalah faktor
perhatian, faktor fungsional dan faktor struktural.
Segi cara berpikir dari komunikasi intrapersonal, dari segi ini cara berpikirnya pun
berbeda dengan komunikasi pada umumnya, karena komunikasi intrapersonal hanya
mengandalkan pemahaman pribadi dan pengalaman pribadi. Sehingga dari segi berpikirnya
pun tidak seluas atau tidak serumit jika dibandingkan dengan komunikasi yang lainnya.
Namun, ada keuntungan yang lebih atau didapatkan yaitu dari segi memori dan pemahaman,
yang dimana dari segi memori untuk komunikasi intrapersonal lebih lama karena hal tersebut
hanya berdasarkan pemahaman dan pemikiran pribadi, berbeda dengan komunikasi lainnya
yang dimana komunikasi yang lain didapatkan dari berbagai sumber dan adanya interaksi dan
keterkaitan dengan pihak yang lainnya atau manusia lain, sehingga sumber ilmu atau sumber
pemahaman banyak didapatkan dan beragam. Selain itu adanya pertukaran informasi atau
informasi-informasi baru yang didapatkan dari narasumber atau sumber-sumber lainnya,
sehingga saegi pemikirannya pun sangatlah berbeda.
Jika dikaitkan kembali dengan bidang perikanan, misalnya saja masyarakat desa yang
dimana mereka lebih mengetahui mengenai bagaimana berbudidaya yang benar dan baik atau
bagaimana mengolah hasil perikanan yang baik, dengan cara mereka mempelajarinya sendiri
atau berdasarkan pengalaman. Sehingga mereka lebih cenderung kepada bentuk komunikasi
intrapersonal atau komunikasi yang dilakukan antara diri sendiri. Kemudian hal tersebut
berbeda dengan kalangan masyarakat yang berada di kota, mereka dalam segi teknik untuk
berbudidaya atau apapun mengenai perikanan lebih mengandalkan dari sumber atau
pertukaran informasi dengan yang lainnya, karena mereka atau pemahaman mereka kurang,
sehingga harus adanya suatu komunikasi dengan pihak yang lainnya agar mereka mengetahui
bagaimana berbudidaya yang benar dan baik.
Selanjutnya dari segi kompetensi intrapersonal, terdiri dari pengetahuan diri,
pengarahan diri dan harga diri. Pengetahuan diri merupakan pemahan terhadap kekuatan dan
kelemahan dirinya dan masalahnya yang muncul bila kurang memahami diri, yaitu
-

Mengasingkan diri,

Tampilan perilaku yang kurang memadai

Kurang dapat mengambil keputusan

Persepsi yang keliru, lari dari kenyataan dan

Memanipulasi orang lain.

Pengarahan diri merupakan daya yang memberi arah dan bertanggung jawab terhadap
konsekuensi perilakunya, yang terdiri dari
-

Kurang percaya diri dan

Kurang mampu mengendalikan diri dan yang terakhir harga diri, pandangan seseorang
bahwa dirinya bermanfaat, berkemampuan dan berkebajikan, masalah yang muncul apabila
kurang memiliki harga diri, yaitu : Kurang respek terhadap diri, mengatakan diri sendiri,
tidak konsisten dalam berteman dan juga tidak mampu memaafkan diri sendiri.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan

Komunikasi intrapersonal merupakan dasar dari semua bentuk komunikasi. Oleh sebab itu
kedudukan komunikasi intrapersonal menjadi sangat penting, utamanya dalam hal
memproses lambang atau isyarat menjadi lambang atau isyarat yang dimengerti oleh pihak
penyampai dan penerima informasi.
Komunikasi intrapersonal merupakan suatu proses pengolahan informasi tentang bagaimana
caranya orang menerima informasi , kemudian mengolahnya , menyimpannya , dan
menghasilkannya kembali . Komunikasi intrapersonal meliputi : sensasi , persepsi , memori ,
dan berpikir . Sensasi adalah proses menangkap stimuli . Persepsi adalah proses memberi
makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain ,
persepsi mengubah sensasi menjadi informasi . Memori adalah proses menyimpan informasi
dan memanggilnya kembali . Berpikir merupakan proses pengolahan dan memanipulasikan
informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons .

4.2

Saran

Sebaiknya komunikasi intrapersonal dipadukan dengan komunikasi interpersonal agar


diperoleh hasil pembelajaran yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Deetz, Stanley (ed), Communication Year Book 15, Sage Publications, Inc, 1992.
E. Myears, Gail & Myears, Michele Tolela, The Dinamics Of Human Communication
Laboratory Approach, Mc. Graw-Hill, Inc, United States Of America, 1992.

Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1986.


Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Trans-Per-Understanding Human Communication, Houghton Mifflin Company, USA 1975.
Uchyana, Onong, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Pandang Psikologi Komunikasi.
Medan: FISIP
USU
Erwina, Susy. 2004. Sistem Komunikasi Intrapersonal Sebagai Proses Pengolahan Informasi
Dalam Diri Individu. Bandung: Universitas Langlangbuana.
Allport, F.H. 1924 . Social Psychology , Boston : Houghton Mifflin .
Aronson , E. 1972. The Social Animal , San Francisco. W.H.freemanand Company.
Asante, M.K., E.Newmark, and C.Blake. 1979. Handbook ofIntercultural
Communicatioan, Beverly Hills. Sage Publication .
Dewey, R. and W.J.Humber . 1967. An Introduction to SoscialPsychology .London :
Collier-Macmillan.
Frederiksen, N. 1972 . Toward A Taxonomy of Situations ,
AmericanPsychologist , 27 : 114 -123.

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DAN PERSEPSI ANTAR PERSONAL


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi
Perikanan
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Putra Nur Wicaksono

230110110040

Arie Julianto

230110110079

Muhammad Yusra Sadri


Siti Sarah Afina S. P.
Muhammad Syaeful M.
Perikanan B

230110110091
230110110117
230110110139

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga
bisa tersusun dengan baik.

Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa buku dan
media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang pengertian
komunikasi antar personal dan persepsi antar personal.

Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
penerbitan paper ini di masa mendatang.

Jatinangor, 15 Maret 2014


Daftar Isi

Kata Pengantar .. i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan . 1

Bab II Kajian Pustaka . 4


Bab III Analisis 12
Bab IV Kesimpulan dan Saran 18
Daftar Pustaka . 20

BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang tidak dapat kita hindari dalam hidup ini adalah komunikasi. Komunikasi
bagaikan udara untuk bernapas. Mengapa demikian? Karena komunikasi merupakan hal
penting dan selalu kita butuhkan. Bahkan para ahli komunikasi pun mengaminkan pernyataan
ini. Watzlawick, Beavin, dan Jackson (Nina W Syam, 2011) mengatakan We can not not
communicate, maksudnya kita tidak dapat tidak berkomunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melakukan komunikasi dengan diri sendiri, yang
dalam ilmu komunikasi dikenal sebagai istilah komunikasi intrapersonal. Kita juga
berkomunikasi dengan orang lain baik secara tatap muka langsung maupun dalam kelompok,
dengan menggunakan berbagai media, yang disebut komunikasi interpersonal (interpersonal
communication) (Devito,2007).
Dalam berkomunikasi dengan orang lain sering kita mengalami kesalahpahaman. Bahkan
kesalahpahaman itu kadang meruncing menjadi pertengkaran dan keretakkan hubungan.
Ketidakberhasilan komunikasi ini dalam ilmu komunikasi disebut komunikasi yang
berlangsung tidak efektif. Ketidakefektifan komunikasi ini terjadi karena pemahaman
penerima pesan (komunikan) tidak sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Robin & Coulter (2013) mengatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif itu
jika pemahaman pesan yang disampaikan oleh komunikator sama dengan pemahaman pesan
oleh komunikan.
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar dua orang secara tatap muka, atau dalam
kelompok. Keefektifan komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam suatu organisasi, akan
menciptakan hubungan yang memuaskan antar pegawai yang berkomunikasi. Hubungan yang
memuaskan ini, akan mendukung kemajuan dan keberhasilan profesional. Untuk itu setiap
individu yang melakukan komunikasi antar pribadi harus berusaha agar dapat mencapai
keefektifan komunikasinya.

Tujuan Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6
tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila
kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali
tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan
kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah
sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah
laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber
balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri
kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui
datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang
kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal
diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya
mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku,
memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari
kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu
adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam
pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan dilingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal
dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi
membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan
seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang
sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi
yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah
laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000
: 13).
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari
seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa
komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan
makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi
komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins,
2002 : 310).
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
1.

Kendali

Komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap
organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh
karyawan.
2.

Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan


apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan
untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
3.

Pengungkapan emosional

Bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk
interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan
mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa
puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial.
4.

Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk


mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan
alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.

Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
1.

Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara


karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang
berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
1.

Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan
orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy,
2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral
(menyisi).Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.Ke bawah ialah
komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu
tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan,
memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap
kinerja.Sedangkan ke atas merupakan komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih
tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada
atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara
kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang
sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).

2.2

KomunikasiInterpersonal

Kita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan mudah
jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi intrapersonal.
Seperti menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih
dari satu orang. R WaynePace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses
komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.Komunikasi
Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi
menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi
Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga
konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti
keadaan-keadaan ini.

Gambar 1. Contoh Ilustrasi Komunikasi Interpersonal


Sistem Komunikasi Interpersonal
Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi,
beliau menjelaskan tentang sistem dalam komunikasi interpersonal seperti:
1.

Persepsi Interpersonal

2.

Konsep Diri

3.

Atraksi Interpersonal

4.

Hubungan Interpersonal.

Dalam tulisan ini, Tim Penulis hanya menjelaskan point hubungan interpersonalnya saja.
Karena Tim Penulis beranggapan, pembahasannya terlalu rumit dan dianggap dalam point
hubungan interpersonal pembahasannya jelas sehingga mudah dimengerti.
Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan
komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara
komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif
meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Untuk
menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas
komunikasi.
Percaya (Trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati,
maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan
tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
1.

Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan,
keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa
diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.

2.

Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap


orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
3.
Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila
maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan
muncul.
Perilaku suportif
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif
yaitu:
1.

Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas
kelemahan dan kekurangannya.
2.
Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari
pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan
menetukan cara mencapai tujuan.
3.
Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
Sikap terbuka
Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan
mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai
sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi
oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang
secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua
sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya. Steward L. Tubbs
dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik
adalah Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat.Peserta komunikasi mengirim dan
menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat
untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat
indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada
komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi.
Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan
sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi,
ataupun lewat teknologi tercanggihpun.Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa
komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi
interpersonal; dan hubungan interpersonal.

2.3

Persepsi Interpesonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi
inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan
dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang

peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan
komunikasi.Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri
yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;


Merasa stara dengan orang lain;
Menerima pujian tanpa rasa malu;
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
5.
Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu:
1.

Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep
dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia
akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik,
mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai
akademis yang baik.
2.
Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan
pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan
tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan.
Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk
menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
3.
Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai
communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan
oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan
konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4.
Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep
diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif),
bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat
(ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan
(penyandian selektif).
Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1.

Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain
tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional.
Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal
yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita
cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2.
Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila
pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita
berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan
gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci

akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan
menghindari komunikasi.
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang
lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk
mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller
(1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa Memahami
proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan
perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional
mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan
tersebut.Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor
dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
Percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.

BAB III
ANALISIS
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan komunikasi baik dengan diri sendiri maupun
dengan orang lain. Komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain secara tatap muka atau
dalam kelompok, dalam ilmu komunikasi di sebut komunikasi antar pribadi. Komunikasi
antar pribadi, dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di kantor atau
di masyarakat. Tidak selamanya komunikasi antar pribadi yang kita lakukan akan berhasil
dengan memuaskan. Kadang-kadang komunikasi antar pribadi yang kita lakukan gagal, dan
menimbulkan kesalahpahaman bahkan pertengkaran. Dengan kata lain komunikasi yang kita
lakukan tidak efektif.
Ketidakefektifan komunikasi ini terjadi karena pemahaman penerima pesan (komunikan)
tidak sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh komunikator. Padahal Kefektifan
komunikasi antar pribadi akan menghasilkan hubungan yang memuaskan pihak-pihak yang
berkomunikasi. Dalam suatu organisasi, hubungan yang memuaskan antar anggota
organisasi akan mendukung kemajuan dan keberhasilan profesional dari para anggota
organisasi tersebut.Ada tujuh karakteristik yang menunjukkan komunikasi antara
dua individu (interpersonal) (Hardjana, 2007: 86-90):
1.
2.
3.
4.

Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.


Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi (pernyataan
yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
5.
Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik.
6.
Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7.
Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.

Individu dengan penilaian positif terhadap dirinya akan menyukai keadaan dirinya sehingga
akan mengembangkan rasa percaya diri, harga diri, serta dapat melakukan interaksi sosial
secara tepat. Rasa percaya diri dan harga diri yang tumbuh seiring dengan adanya keyakinan
terhadap kemampuan dirinya membuat individu cenderung tampil lebih aktif dan lebih
terbuka dalam melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Sebaliknya, individu dengan
konsep diri negatif adalah individu yang mempunyai pandangan negatif tentang dirinya,
individu tersebut menilai dirinya sebagai figur yang mengecewakan. Penilaian yang negatif
terhadap diri sendiri akan mengarah pada penolakan diri, sehingga individu akan cenderung
mengembangkan perasaan tidak mampu, rendah diri, dan kurang percaya diri. Individu
merasa tidak percaya diri ketika harus berpartisipasi dalam suatu aktivitas sosial dan memulai
hubungan baru dengan orang lain. Penolakan diri juga dapat memicu munculnya sikap agresif
dan perilaku negatif, sehingga individu menjadi tertutup dan kurang tertarik untuk menjalin
hubungan dengan orang lain.
Adapun tujuan dilakukannya komunikasi komunikasi interpersonal adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk menyampaikan informasi,


Untuk berbagi pengalaman,
Untuk mengembangkan simpati,
Untuk melakukan kerja sama,
Untuk mengembangkan motivasi, dan
Untuk mengungkapkan isi hati, ide, dst

Menurut Devito (1997), ada 3 faktor yang membedakan antara komunikasi impersonal dan
komunikasi interpersonal. Ketiga faktor tersebut adalah prediksi berdasarkan data psikologis,
pengetahuan yang menjelaskan dan aturan yang ditetapkan secara pribadi.
1.

Prediksi Berdasarkan Data Psikologis

Dalam interaksi antar pribadi kita bereaksi dengan orang lain berdasarkan data
psikologisnya atau bagaimana orang lain berbeda dengan anggotaanggota kelompoknya. Dalam perjumpaan tak pribadi (impersonal) kita menanggapi orang
lain berdasarkan data sosiologis atau kelas atau kelompok dimana orang tersebut menjadi
anggota. Prediksi berdasarkan data psikologis ini sendiri paling tepat digunakan untuk
memberikan gambaran kepada komunikator mengenai psikologi seseorang atau sekolompok
orang yang berkomunikasi dengannya sehingga tidak terjadi kesalah pahaman atau perbedaan
makna (point of view) dari pesan yang akan disampaikan.
2.

Pengetahuan Yang Menjelaskan (Explanatory knowledge)

Dalam komunikasi antar pribadi, kita tidak hanya mendasarkan pada pengetahuan yang
menjelaskan tentang masing-masing pengetahuan kita. Hal ini berarti dalam komunikasi ini
kita tidak hanya menduga-duga bagaimana seseorang akan bertindak, tetapi juga menjelaskan
tentang tindakan atau perilaku tersebut. Perilaku yang dimaksud disini adalah perilaku dari
objek yang kita bicarakan, dengan mengetahui alasan dari tindakan yang dilakukan kita dapat
berfikir hal positif dan negatif dari tindakan tersebut. Bukan hanya spekulasi negatifnya saja.
3.

Aturan Yang Ditetapkan Secara Pribadi

Masyarakat menetapkan aturan-aturan interaksi dalam situasi tak pribadi. menurut aturan
sosial yang ditetapkan oleh kultur.Jalaludin Rakhmat (2007) meyakini bahwa komunikasi
interpersonal dipengaruhi oleh:
1.

Persepi Interpersonal

Adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari


seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Contoh pesan verbal
adalah percakapan yang dilakukan sehari-hari. Dari percakapan tersebut kita dapat
memahami pesan yang disampaikan diantaranya dari intonasi komunikator kepada
komunikan apakah pesan tersebut berupa informasi berita, larangan dll nya. Sedangkan pesan
non verbal contohnya gerakan tubuh, mimik wajah,dllnya.

(a)

(b)

Gambar 2. (a) Percakapan Non Verbal, (b) Percakapan Verbal

1.

Konsep Diri

Adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.Yaitu bagaimana kita menilai diri kita
sehingga mampu berada pada posisi yang setara dengan orang lain. ditandai dengan lima hal,
yaitu:

Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; dan mampu berfikir dengan cepat
spontan dan mempunyai reaksi yang positif
Merasa setara dengan orang lain
Menerima pujian tanpa rasa malu
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.

Sifat yang mewakili konsep diri ada 3 yaitu:


1.

Membuka Diri

Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai
dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan baru. Dengan sifat keterbukaan diri informasi yang sampai akan lebih jelas dan
akurat.
2.

Percaya Diri

Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
Percaya diri dalam berkomunikasi adalah kita mampu untuk mempertahankan suatu gagasan

yang kita punya jika kita anggap lebih baik. Namun juga bisa merubahnya jika dianggap
perlu
3.

Selektivitas

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi
kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi
pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat. Sebagai seorang manusia juga kita
diwajibkan dalam memilah-milah informasi. Mana yang mempunyai makna dan maanfaat
dan mana yang tidak. Hal ini dapat membantu kita agar tidak mendapatkan informasi yang
salah.

Menurut Devito(1997)ada tiga sudut pandang yang dapat digunakan untuk memaknai
dimensi dari efektifitas komunikasi antar pribadi. Ketiga sudut pandang tersebut adalah sudut
pandang humanistik, sudut pandang pragmatis dan sudut pandang pergaulan sosialdan
kesetaraan.
Sudut pandang humanistik, melihat komunikasi antar pribadi yang efektif ditandai oleh
dimensi-dimensi (kualitas-kualitas) yang mampu menciptakan hubungan antar manusia yang
superior.Sedangkan sudut pandang pragmatis, menekankan pencapaian efektifitas
komunikasi antar pribadi melalui dimensi-dimensi perilaku komunikator. Dan yang terakhir
adalah sudut
pandang pergaulan sosial dan kesetaraan, menyatakan bahwa pencapaian efektifitas
komunikasi antar pribadi terjadi jika ketika kita berkomunikasi manfaat yang kita peroleh
dari hubungan tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan.
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan
komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu :

1.

Kecakapan Kognitif

Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai bagaimana


cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi.
Menurut Hardjana (2007: 92-93), kecakapan kognitif meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Empati (empathy)
kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa
meinggalkan pandangannya sendiri
Perspektif social (social perspective)
Kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang berkomunikasi
dengan dirinya
Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam
komunikasi interpersonal
Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan

7.

Memonitor diri (self-monitoring)kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga


ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang
berkomunikasi dengannya
8.
Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan, yang
berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik personal
maupun relasional.
Kecakapan behavioral meliputi :
Keterlibatan interaktif
1.
2.
3.
4.
5.

Manajemen interaksi
Keluwesan perilaku
Mendengarkna
Gaya sosial
Kecemasan komunikasi

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang secara tatap muka, atau dalam
kelompok. Keefektifan komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam suatu organisasi, akan
menciptakan hubungan yang memuaskan antar pegawai yang berkomunikasi. Hubungan yang
memuaskan ini, akan mendukung kemajuan dan keberhasilan profesional. Untuk itu setiap
individu yang melakukan komunikasi antar pribadi harus berusaha agar dapat mencapai
keefektifan komunikasinya.
Kesalah pahaman dalam berkomunikasi dapat disebut sebagai ketidakefektifan dalam
berkomunikasi. Ini karena pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator tidak sama
dengan pemahaman si penerima pesan (komunikan).Komunikasi interpersonal menonjolkan
beberapa karakteristik seperti melibatkan perilaku spontan, tepat, rasional, dan dinamis.
Dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, isi hati dan ide, berbagi pengalaman, serta
mengembangkan motivasi.
Timbulnya rasa kesenangan sikap positif terhadap makna yang disampaikan merupakan salah
satu indikasi bahwa terdapat atraksi dari komunikan terhadap komunikator. Yang berarti
komunikasi yang dilakukan telah efektif. Sehingga penafsiran atas orang lain tersebut
cenderung menjadi positif.

4.2

Saran

Komunikasi antar pribadi atau interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau mempersuasi orang lain. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi pribadi atau interpesonal
berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya,
komunikasi tatap muka antar manusia membuat merasa lebih akrab dengan sesamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendi. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Prektek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Handoko M. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1997.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth
Publishing Company.
Robbins, S. P. 2002. Organization Behavior. Concepts, Controversies, Applications. Edisi
Ke-7. New Jersey : Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai