HUBUNGAN INTERPERSONAL
Dosen Pembimbing :
Dr. Laurensius Laka, S.Sos., S.Psi., M. Psi
Penulis :
ABSTRACT
When entering the adult phase as social beings, individuals are faced with the need for love and
affection who are involved in a romantic relationship with the opposite sex for can understand,
support, and love each another. In undergoing a relationship, sometimes it is not uncommon
for individuals to prefer long-distance relationships between the two because of certain
factors. In this case, the couple must struggle to maintain feelings of love and mutual trust so
that the relationship can survive and the love continues to grow. The purpose of this article to
describe the pattern of interpersonal communication of long-distance couples in maintaining a
commitment to relate to each other based on the literature of related journals. This study uses
a theoretical review literature study technique. The results of the research data analysis
reported that one out of three couples who underwent long-distance relationships had similar
communication patterns, while the rest had separate balanced communication patterns.
ABSTRAK
Ketika memasuki fase dewasa sebagai makhluk sosial, individu dihadapkan pada kebutuhan
akan cinta dan kasih sayang yang terlibat dalam sebuah hubungan romantis dengan lawan
jenis untuk dapat saling memahami, mendukung, dan mencintai satu sama lain. Dalam
menjalani sebuah hubungan, terkadang tak jarang juga individu lebih memilih hubungan
jarak jauh diantara keduanya karena adanya faktor-faktor tertentu. Dalam hal ini, pasangan
harus berjuang mempertahankan perasaan cinta dan saling percaya satu sama lain agar
hubungan tersebut dapat bertahan dan rasa cinta itu tetap tumbuh. Tujuan dari artikel ini
adalah mendeskripsikan pola komunikasi interpersonal para pasangan hubungan jarak jauh
dalam mempertahankan komitmen berhubungan satu sama lain dengan berdasarkan
literatur jurnal-jurnal terkait. Penelitian ini menggunakan teknik studi literatur theoritical
review. Hasil analisa data penelitian melaporkan satu dari tiga pasangan yang menjalani
hubungan jarak jauh memiliki pola komunikasi persamaan sedangkan sisanya memiliki pola
komunikasi seimbang terpisah.
Terlebih saat memasuki fase dewasa muda dan dewasa, individu yang berusia
dikisaran 20-40 tahun (Papilia, Olds dan Feldman, 2009:629) dihadapkan dengan kebutuhan
adanya seseorang yang dapat memotivasi dan melengkapi hari-harinya dalam rasa cinta
serta kasih sayang dan terlibat dalam sebuah hubungan romantis dengan lawan jenis.
Steward dan Logan (1993) menjelaskan bahwa cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu,
dapat menghasilkan dua jenis hubungan, yaitu berpacaran (courtship) dan pernikahan
(marriage). Hubungan berpacaran umumnya adalah sebagai tahapan perkenalan antar
individu yang lebih mendalam dan juga sebagai tahapan awal dalam membina hubungan
sebelum memasuki jenjang pernikahan. Berpacaran tidak hanya bisa dilakukan pada saat dua
individu berada di lokasi yang sama atau berdekatan. Guldner (1996) dalam Anindyojati
(2012) berpendapat bahwa terdapat perubahan pemahaman mengenai konsep
kebersamaan dalam suatu hubungan, yaitu dimana individu dapat menjalani hubungan
dengan pasangan tanpa ada kedekatan fisik yaitu hubungan jarak jauh atau Long Distance
Relationship (LDR) (Freitas, 2004). Hubungan LDR ini bisa terjadi karena adanya faktor yang
memaksa pasangan untuk berpisah secara fisik karena adanya jarak yang membentang
diantara keduanya, hal yang paling umum terjadi adalah terkait masalah pekerjaan dan
pendidikan. Dalam hal ini, pasangan harus berjuang mempertahankan perasaan cinta dan
saling percaya satu sama lain agar hubungan tersebut dapat bertahan dan rasa cinta itu
tetap tumbuh.
Sejatinya, hubungan LDR sama dengan hubungan kisah kasih pada umumnya, hanya
saja pada saat menjalani hubungan tersebut, pasangan tidak bertatap muka secara langsung
saat ingin menghabiskan waktu bersama. Di era digital yang semakin berkembang saat ini,
hubungan jarak jauh nampaknya dapat sedikit terasa mudah karena komunikasi dapat
dilakukan secara efektif dan mudah dengan menggunakan berbagai fitur seperti pesan,
panggilan suara, hingga panggilan video dari sekian banyak aplikasi media sosial milik
pribadi. Tidak seperti zaman dulu yang masih bergantung pada media telepon umum bahkan
sampai harus mengirim surat agar dapat sekedar bertukar kabar.
Ada beberapa dampak yang dialami dalam menjalani long distance relationship, baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif menjalani Long Distance
Relationship atau LDR yaitu diantaranya pasangan bisa fokus dengan apa yang sedang
dikerjakan, tidak bergantung pada pasangan sehingga kita dapat mengeksplor diri kita dan
menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman, lebih menghargai waktu bahwa ternyata
waktu yang dihabiskan bersama seseorang yang kita cintai sangatlah berharga, dapat lebih
hemat, melatih kejujuran dan kepercayaan sebagai dasar dari sebuah hubungan, juga dapat
lebih mengerti makna cinta karena rasa kehilangan yang timbul ketika pasangan sedang
berada jauh dari diri kita. Sedangkan, dampak negatif menjalani LDR diantaranya jadi jarang
bertemu, rasa khawatir terhadap pasangan meningkat, pasangan yang menjalani hubungan
jarak jauh biasanya membutuhkan usaha yang lebih ekstra dalam mempertahankan
hubungan dan menjaga rasa saling percaya satu sama lain karena terhalang jarak dan waktu.
Namun, dibeberapa pasangan juga biaya pacaran jadi lebih mahal, itu terjadi karena
pasangan yang sudah menahan rindu akan rela menemui kekasihnya di tempat dan hal itu
membutuhkan biaya transportasi dan biaya lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti berinisiatif untuk
mengangkat judul “Pola Komunikasi Interpersonal pada Pasangan Long Distance Relationship
(LDR)” karena materi ini nampaknya menjadi bahan yang menarik untuk dikaji dan dibahas
dalam artikel kali ini.
KAJIAN PUSTAKA
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merujuk pada kegiatan berkomunikasi yang terjadi secara
langsung di antara dua orang (West & Turner, 2008:36). Konteks komunikasi interpersonal
banyak membahas tentang bagaimana mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan
suatu hubungan (Berger,1979; Dainton & Stafford, 2000). Burhan Bungin (2008:32)
menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar-perorangan yang
bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung
(melalui medium).
Dahulu komunikasi hanya dapat dilakukan dengan cara konvensional seperti tatap
muka dan surat menyurat, namun kini sudah berubah menjadi modern atau dengan
menggunakan bantuan alat. Ruben dan Stewart (2006:56-59) menjelaskan bahwa
komunikasi tatap muka memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan komunikasi
termediasi. Hal tersebut dapat terjadi karena komunikator maupun komunikan dapat
menggunakan indra pengelihatan, sentuhan, penciuman, serta pendengaran untuk
menyampaikan maupun menerima pesan.
Jadi dari sini dapat dipahami bahwa tidak ada ketentuan khusus yang sangat
signifikan terkait waktu, jarak dan intensitas pertemuan, jika salah satu kategori diatas telah
terpenuhi maka pasangan tersebut dapat dikatakan telah menjalani Long Distance
Relationship (LDR).
METODE PENELITIAN
Pengertian lain tentang Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan
dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku,
jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari studi literatur ini
adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan perumusan masalah.
Sesuai dengan takdir, menjadi manusia tentu akan saling membutuhkan satu sama
lain. Rasa saling membutuhkan akan tumbuh disetiap individu dan setiap orang pasti
memiliki hubungan atau relationship dengan orang lain. Menjalin hubungan dengan orang
lain pasti ada tingkat kedekatannya dan apa hubungannya, mungkin hubungan sesama
teman, saudara, atau mungkin orang yang disayang dll.
Dan masing-masing orang pasti punya hubungan special denga orang yang disayang,
seperti hubungan dengan suami atau kekasihnya. Seperti yang sedang kita bahas kali ini
tentang pola atau cara untuk menjalin komunikasi dengan kekasihnya yang mana terhalang
oleh jarak. Ada gak nih diantara kalian yang lagi LDR?? Hao ngaku… hihi siapa nih yang lagi
bucin-bucinnya tapi terhalang oleh jarak.
Baik dari kita tentu ada yang pernah merasakan LDR ini atau mungkin sekarang
sedang merasakannya, setaip orang ppasti punya alas an kenapa menjalani hubungan LDR,
mungkin factor pekerjaan atau belum menikah sehingga menemukan kekasih yang jauh dari
tempatnya masing-masing.
Seringkali mendengar bahwa hubungan LDR itu tidak menyenangkan, karena tidak
bisa saling bertemu, menjalin kasih secara langsung. Tentu saja tidak selalu tidak enak ya.
Ada juga yang emnganggap LDR itu juga asik seperti itu ya, walau terhalang oleh jarak
selama komunikasi berjalan dengan baik.
Adapun pola komunikasi antar pasangan LDR, seperti sekarang ada yang lagi
booming banget 24/7, diartikan dengan hubungan dewasa dengan komunikasi lewat
chatting tidak selalu inten artinya dari 24 jam tidak selalu atau setiap waktu harus
berkomunikasi dan saling berkabar membuat dia lebih nyaman karena dia menganggap
bahwa aku punya dunia sendiri dan dia punya dunia sendiri. Ada juga yang merasa kurang
nyaman dengan pola komunikasi yang seperti itu, dia menganggap pola itu pola yang tidak
efektif, karena dia sudah terhalang olehjarak bahkan waktu,dia berharap mendapat
waktunya untuk berkomunikasi saling menjalin dan membangun kedekatan walaupun
berjauhan.
Dia berharap selalu ada waktu untuknya, selalu ada untuk dia, merasa kurang
diperhatikan dan kurang intens, karean kamu butuh dia. LDR ini kurang cocok bagi kalian
yang memiliki love language physical touch,act of service dan quality time, kenapa? Karena
yang pertama orang yang meimiliki love language atau Bahasa cinta dengan physical touch
atau dengan kedekatan dan sentuhan, di tidak akan mersakan namyanya jatuh cinta atau
dicintai karena dia tidak pernah mersakan Bahasa cinta yang ia rasakan tidak bisa dengan
kedekatan dan sentuhan, yang diberikan hanya sebatas kabar, ngobrol, dan mungkin
telepon. Kedua orang yang memiliki Bahasa cinta act of service, dimana dia inginn
diperlakukan atau memperlakukan pasangan dengan bentuk tindakan dan perlakuan pada
pasangan atas apa yang disukai, walaupun hanya sekedar mengambilkan barang yang jatuh
atau membantu dia pada saat ia kesulitan.
Pola komunikasi ini efektif apabila yang menjalankan saling mengerti apa yang di mau
oleh masing-masing pasangannya, dan saling memahami satu sama lain.
Banyak orang menganggap menjalani hubungan LDR itu sangat susah, memang tidak
banyak orang yang bisa menjalani hubungan LDR ini dengan baik. Karena untuk saling
menumbuhkan rasa itu susah jika tidak saling bertemu atau tatap muka, karena dengan
bertemu kita bisa banyak tahu bagaimana orangnya dan lebih mudah untuk menumbuhkan
rasa kepada seseorang.
Komunikasi dalam hungungan yang LDR tentu beda komunikasinya denga pasangan
yang tidak sedang LDR, dan pasti masing-masing pasangan punya cara tersendiri agar
hubungan tetap terjaga.
KESIMPULAN
Secara lahiriah manusia memang saling membutuhkan satu sama lain. Rasa saling
membutuhkan tersebut akan menghasilkan suatu hubungan antara individu dengan individu
lainnya, dan tentunya menjalin sebuah hubungan dengan seseorang itu memiliki tingkat
kedekatan yang berbeda. Seperti yang dibahas diatas yaitu tentang pola atau cara menjalin
komunikasi dengan pasangan yang terhalang oleh jarak atau LDR.
Ada beberapa pasangan yang menganggap LDR itu tidak menyenangkan dan ada
juga yang menganggap LDR itu asik walaupun mereka dipisahkan oleh jarak.
Ada beberapa pola komunikasi antar pasangan yang dapat dilakukan, seperti yang
sedang booming 24/7 (komunikasi lewat chatting tapi tidak terlalu inten atau tidak selalu
chattingan setiap waktu), pastinya tidak semua pasangan merasa nyaman dengan pola
komunikasi tersebut. Seperti pasangan yang berharap pasangannya selalu ada untuknya,
memiliki love language physical touch atau bahasa cinta melalui sentuhan. Berbeda dengan
pasangan yang memiliki love language act of service dimana mereka ingin diperlakukan atau
memperlakukan pasangan atas apa yang dimau, misalnya membantu pasangan pada saat ia
kesulitan, atau sekedar memberikan perhatian. Pola komunikasi ini terbilang cocok bagi
mereka.
Komunikasi dalam hungungan yang LDR tentu beda komunikasinya denga pasangan
yang tidak sedang LDR, dan pasti masing-masing pasangan punya cara tersendiri agar
hubungan tetap terjaga.
Berikut tips-tips untuk kalian yang lagi LDR:
1. Jaga kepercayaan satu sama lain.
2. Selalu terbuka dengan pasangan
3. Saling mengerti apa yang di maksud pasangan.
4. Saling berkomitmen
5. Sabar dalam menjalani hubungan
6. Nikmati waktu LDR
7. Jangan berdepat karena suatu hal yang tidak penting
DAFTAR PUSTAKA
Adhrianti, A. F. (2019). Pengelolaan Konflik Pada Hubungan Long Distance Relationship (LDR)
Melalui Media Sosial Wattsap. Jurnal Kaganga Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Bengkulu, VOL. 3 NO. 2.
Agustina, A. (2017). Pola Komunikasi Keluarga dalam Menjaga Keharmonisan Pada Pasangan
Suami Istri yang Menjalani Long Distance Relationship. (Skripsi Program Sarjanah
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Dipenegoro, Semarang).
Christian Toar I. Mumpel, dkk. (2017). Pola Komunikasi Antarpribadi Jarak Jauh Antara Anak dan
Orang Tua di Kelurahan Tataaran I. Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Janarsyah, M. J. (2022). Komunikasi Interpersonal Pasangan Berpacaran Long Distance
Relationship Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISHIPOL UNY. Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Negeri Yogyakarta.
Putri, R. J. (2016). Komunikasi Antar Pribadi untuk Pengelolaan Konflik Tuduhan Tak Berdasar
pada Pasangan Long Distance Relationship (LDR). (Skripsi Program Sarjanah Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang).