Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Psikologi Sosial DOI: 10.7454/jps.2022.

07
2022, Vol. 20, No. 01, 48-56

Apakah phubbing mengganggu pertemanan? Hubungan phubbing


dengan kepuasan pertemanan pada orang beranjak dewasa
Sri Fatmawati Mashoedi* & Putri Sulistiani Adi Pekerti
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

Abstrak
Perilaku phubbing dianggap memiliki nuansa negatif dan mengganggu secara sosial. Akan tetapi,
apakah kecenderungan melakukan perilaku tersebut memang merupakan pola perilaku yang
wajar pada dewasa muda ataukah itu bisa mengganggu pertemanan? Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara phubbing dengan kepuasan pertemanan pada orang yang
beranjak dewasa (emerging adulthood). Responden penelitian ini sebanyak 166 orang
mahasiswa berusia 18-25 tahun yang berkuliah di perguruan tinggi dan tinggal di Jakarta,
Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan cara menemui mereka di kampus masing-masing.
Perhitungan indeks korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
phubbing dengan kepuasan (r = ,13, p > 0,05). Berdasarkan analisis regresi, didapatkan bahwa
perilaku phubbing tidak dapat memprediksi kepuasan pertemanan (b = 0,08, t = 1,7, p > 0,05)
dan dapat disimpulkan bahwa perilaku phubbing cenderung tidak mengganggu kualitas
hubungan pertemanan mereka.

Kata Kunci: phubbing, kepuasan hubungan pertemanan

Abstract
This study aims to determine the relationship between phubbing and friendship satisfaction of
emerging adults. The respondents of this study were 166 students aged 18-25 years who
studied at universities and lived in Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, and Bekasi. They were
selected using accidental sampling techniques by meeting with them on their respective
campuses. Correlation index calculation showed there was no significant relationship between
phubbing and friendship satisfaction (r = .13, p > 0.05). Based on the regression analysis, it was
found that phubbing behavior could not predict friendship satisfaction (b = 0.08, t = 1.7, p> 0.05)
and it can be concluded that phubbing behavior is not at the level to the point of disturbing the
quality of their friendships. Limitations of this study and directions for further research are
further discussed.

Keyword: phubbing, friendship satisfaction

Pendahuluan menjadikan seseorang ketagihan untuk menggu-


nakannya secara berlebihan, misalnya selalu me-
Dewasa ini semakin banyak orang, terutama meriksa pesan yang muncul di telepon genggam-
mahasiswa dalam rentang usia mulai beranjak nya (Walsh, White, & Young, 2008). Berdasarkan
dewasa (emerging adult), memiliki dan meng- pencatatan aplikasi Locket berbasis Android, rata-
gunakan telepon genggam (handphone) yang rata pengguna telepon pintar memeriksa pesan
disebut juga sebagai telepon pintar (smartphones). di telepon genggamnya sekitar 9 kali per jam atau
Telepon pintar tersebut digunakan untuk berba- sekitar 110 kali per hari (Woollaston, 2013). Bah-
gai kebutuhan komunikasi dan hiburan. Namun, kan studi dari Vanden Abeele, Antheunis, dan
penggunaan telepon genggam atau telepon pintar Schouten (2019) di Belanda terhadap 100 pasang
tersebut dapat menjadi berlebihan bagi sebagian mahasiswa yang sedang melakukan percakapan
orang. Studi dari Ugur dan Koc (2015) di Turkey tatap muka di kantin sekitar kampus menemukan
memperkirakan bahwa semua mahasiswa memi- bahwa dalam periode 10 menit percakapan, me-
liki dan membawa telepon pintarnya saat kuliah. reka rata-rata memperhatikan telepon pintarnya
Selain untuk membantu mereka memahami pela- sebanyak 3 kali dengan durasi tiap kalinya rata-
jaran, telepon pintar juga digunakan untuk rata selama 1 menit. Karadağ dkk. (2015), dalam
kepentingan pribadi saat di kampus. Telepon penelitiannya pada mahasiswa di Turki, mene-
pintar memang mempermudah orang untuk ber- mukan bahwa penggunaan telepon genggam
komunikasi dan mendapatkan hiburan, tetapi pintar dapat mengarah kepada kecanduan untuk
penggunaannya dapat bersifat berlebihan atau memakainya, baik untuk kebutuhan komunikasi

Naskah masuk: 30 Oktober 2019 *Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia,


Naskah diterima: 23 Maret 2021 Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 16424
E-mail: srifatma@yahoo.com
48
Phubbing dan kepuasan pertemanan 49

dengan anggota keluarga atau teman-teman yang 2017; Krasnova, dkk., 2016; McDaniel & Coyne,
jauh, mencari berita-berita terbaru, melihat foto- 2016; McDaniel, Drouin, & Cravens, 2017; Roberts
foto yang diunggah dalam media sosial, maupun & David, 2016; Wang, dkk. 2017). Menjadi per-
mencari hiburan musik, menonton video atau tanyaan penulis apakah perilaku phubbing juga
asyik menggunakannya untuk melakukan per- berdampak negatif terhadap kualitas hubungan
mainan (computer games) sehingga mereka pertemanan. Penulis menduga bahwa perilaku
menjadi kurang perhatian terhadap lingkungan phubbing belum tentu berdampak negatif ter-
sekitarnya. hadap kepuasan hubungan pertemanan karena
Perilaku phubbing, yaitu perilaku sese- proses psikologis, yaitu proses kognitif, emosi,
orang menggunakan dan asyik memperhatikan harapan dan kebutuhan, yang terjadi dalam hu-
telepon pintarnya sehingga lawan bicaranya bungan romantis adalah berbeda dengan hubung-
menjadi terabaikan, perlu mendapat perhatian an pertemanan. Sebagai contoh, dalam hubungan
penelitian karena dapat berdampak negatif dalam romantis seseorang mengharapkan mendapat
hubungan sosial atau pergaulan (Roberts & David, perhatian penuh atau eksklusif dari pasangannya
2016; Vanden Abeele, Antheunis, & Schouten, (Kelly, Miller-Ott, & Duran, 2017; Leggett &
2019). Phubbing merupakan istilah baru yang Rossouw, 2014; Miller-Ott & Kelly, 2015), sedang-
berasal dari peleburan dua kata berbahasa Inggris kan dalam hubungan pertemanan seseorang ma-
“phone”, yang berarti telepon, dan “snubbing”, sih menganggap wajar bila ia dinomorduakan oleh
yang berarti mengabaikan pasangan atau teman pelaku phubbing (Karadağ, dkk., 2016) karena ia
bicaranya, sehingga phubbing dapat diartikan memahami statusnya bahwa ia hanya seorang
sebagai perilaku terlalu sibuk memperhatikan teman bukan pacarnya.
telepon genggamnya sedemikian rupa sehingga Mekanime perilaku phubbing berdampak
teman bicara menjadi terganggu, terabaikan, atau negatif terhadap kepuasan hubungan dapat dije-
kurang mendapatkan perhatian (Karadağ, dkk., laskan sebagai berikut. Krasnova dkk. (2016),
2015; Roberts & David, 2016; Ugur & Koc, 2015). dalam penelitiannya terhadap sekitar 250 orang
Perilaku phubbing semakin terlihat dalam per- mahasiswa universitas di Jerman yang memiliki
gaulan sehari-hari dan perlu menjadi perhatian hubungan romantis dengan pasangannya, mene-
karena dapat berdampak negatif terhadap hu- mukan bahwa perilaku phubbing dapat membuat
bungan sosial, misalnya dapat mengurangi keak- pasangan bicaranya menjadi cemburu, yaitu me-
raban dan kepuasan hubungan antar pribadi, di rasa sedih dan takut ditinggalkan serta merasa
antaranya karena lawan bicara menjadi merasa diabaikan oleh pelaku phubbing, dan selanjutnya
terganggu, kesal dan terabaikan (Hanika, 2015; rasa cemburu tersebut membuat pasangan bicara-
Roberts & David, 2016; Vanden Abeele, Antheunis, nya merasa kurang puas dalam menjalin hubung-
& Schouten, 2016). an romantis dengan pelaku phubbing. Perasaan
Lebih jauh, banyak penelitian menunjuk- cemburu timbul karena seseorang merasa tidak
kan bahwa perilaku phubbing menurunkan kua- mendapat perhatian penuh secara eksklusif atau
litas hubungan sosial. Perilaku phubbing, yaitu menjadi prioritas utama untuk mendapat perha-
sering memeriksa telepon genggamnya saat ber- tian. Roberts dan David (2016) dalam penelitian-
bincang-bincang dengan pasangan, menurunkan nya terhadap 145 pasangan hubungan romantis
kualitas hubungan sosial, keakraban, keperca- menemukan bahwa perilaku phubbing dari salah
yaan dan empati dengan pasangannya (Misra, satu anggota pasangannya dipersepsi sebagai pe-
Cheng, Genevie, & Yuan, 2014; Przybylski, & rebut perhatian atau pesaing untuk mendapat-
Weinstein, 2013; Vanden Abeele, Antheunis, & kan perhatian penuh dari pasangannya, maka
Schouten, 2016). Ditemukan juga bahwa perilaku makin tinggi perilaku phubbing yang dilakukan
phubbing dapat memengaruhi kepuasan pasangan salah satu anggota pasangan dirasakan oleh
dalam konteks hubungan romantis, yaitu sese- anggota pasangan lainnya sebagai orang yang
orang yang menilai pasangannya tinggi pada dinomorduakan.
phubbing, merasakan kualitas komunikasi, ke- Dari kedua penelitian tersebut, dapat
puasan hubungan, dan kesejahteraan yang rendah disimpulkan bahwa perilaku phubbing akan
(Chotpitayasunondh & Douglas, 2018; Krasnova, membuat pasangannya merasa terabaikan atau
Abramova, Notter, & Baumann, 2016; Roberts & terkalahkan prioritasnya untuk mendapat per-
David, 2016). Bahkan, Xie dkk. (2020) menemu- hatian dari pelaku phubbing karena pelaku phub-
kan bahwa phubbing dapat meningkatkan depresi bing lebih menaruh perhatian pada telepon geng-
lawan bicaranya. gamnya. Perasaan terabaikan tersebut membuat
Akan tetapi, hasil-hasil penelitian yang pasangan menjadi tidak puas dalam jalinan ro-
menunjukkan dampak negatif perilaku phubbing mantis dengan pelaku phubbing tersebut karena
terhadap kepuasan hubungan pasangan tersebut kebutuhan akan perhatian dan penghargaan tidak
pada umumnya terlihat dalam konteks hubung- terpenuhi yang selanjutnya akan menimbulkan
an romantis dengan pasangan (Halpern & Katz, perasaan kecewa dan menurunkan kepuasan

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


50 Mashoedi & Pekerti

hubungan. Hal ini dapat dijelaskan melalui dis- sering terjadi terhadap pasangan dapat menim-
placement hypothesis (teori hipotesis penggan- bulkan persepsi bahwa perilaku phubbing meru-
tian), bahwa waktu yang dihabiskan oleh peng- pakan perilaku yang dapat dianggap normal dan
gunaan media, misalnya banyak memperhatikan dapat diterima.
telepon pintarnya, akan menggantikan atau me- Selain itu, sebagian dari responden berem-
ngurangi waktu untuk berhubungan secara ber- pati atau memahami perilaku phubbing lawan
makna dengan pasangannya (Coyne, dkk., 2014; bicaranya karena dia sendiri juga pernah mela-
Valkenburg & Peter, 2007). kukan hal yang sama, yaitu melakukan phubbing
Lebih lanjut, Chotpitayasunondh dan terhadap lawan bicaranya, jadi sama-sama mela-
Douglas (2018) menemukan bahwa perilaku kukan phubbing satu sama lain sehingga perilaku
phubbing akan menimbulkan rasa kurang nyaman, phubbing tidak menimbulkan emosi negatif atau
menurunnya harga diri, merasa kurang bermakna perasaan terganggu (Karadağ, dkk., 2016). Selan-
dan kurang memiliki kendali bagi pasangan bica- jutnya, Kelly, Miller-Ott, dan Duran (2019) mela-
ranya karena merasa terabaikan oleh pelaku kukan penelitian tentang perilaku phubbing di
phubbing yang sibuk dengan telepon genggam- antara teman dengan jumlah responden sekitar
nya. Pelaku phubbing menimbulkan perasaan 400 orang mahasiswa dari salah satu universitas
terkucilkan (social ostracism) bagi pasangannya di Amerika Serikat menemukan bahwa perilaku
sehingga perasaan tersebut merusak harga diri- phubbing oleh teman bicaranya tidak dianggap
nya dan menimbulkan perasaan bahwa hidup- sebagai perilaku yang mengancam harga dirinya.
nya menjadi kurang bermakna serta dirinya me- Berdasarkan hasil penelitian Karadağ dkk. (2016),
rasa tidak layak untuk mendapat perhatian Chotpitayasunondh dan Douglas (2016), dan Kelly
(Ferris, Lian, Brown, & Morrison, 2015; Williams dkk. (2019) tersebut maka penulis menduga bah-
& Nida, 2011). wa phubbing di antara teman tidak menimbulkan
Selanjutnya, Xie dkk. (2020) menemukan masalah bagi kepuasan hubungan pertemanan
bahwa phubbing membuat lawan bicara menu- karena perilaku phubbing di antara teman meru-
run tingkat harga dirinya yang selanjutnya akan pakan hal yang wajar sering terjadi sehingga tim-
mengakibatkan perasaan depresi. Menununnya bul rasa saling pengertian atau empati terhadap
harga diri seseorang karena diabaikan oleh pelaku perilaku phubbing.
phubbing dapat juga dijelaskan melalui Teori Penelitian perilaku phubbing dalam kon-
Sosiometer (Leary, Tambor, Terdal, & Downs, teks pertemanan dapat menambah pemahaman
1995) yang berpendapat bahwa tiap orang mem- tentang konsep dan dampak perilaku phubbing
butuhkan umpan balik dari orang lain untuk me- dalam hubungan antarpribadi, karena karak-
nilai dirinya. Bila seseorang melihat pasangan teristik hubungan pasangan romantis berbeda
percakapannya melakukan phubbing, maka ia me- dengan hubungan pertemanan, misalnya pada
rasa mendapat umpan balik negatif dari pelaku hubungan romantis lebih banyak diharapkan
phubbing, yaitu bahwa dirinya tidak dianggap bahwa hubungan dengan pasangan dapat mem-
berharga untuk mendapat perhatian, sehingga ia berikan pemenuhan terhadap kebutuhan emosi
merasa harga dirinya menurun. Dengan demiki- yaitu kebutuhan akan harga diri dan perhatian
an dapat disimpulkan bahwa perilaku phubbing eksklusif, sedangkan pada hubungan pertemanan
dapat menimbulkan berbagai perasaan negatif, lebih menekankan prinsip saling balas (recipro-
yang selanjutnya perasaan negatif tersebut city) dalam bereaksi terhadap perilaku phubbing.
memperburuk kualitas hubungan dengan Oleh karena adanya perbedaan tersebut,
pasangannya. diharapkan bahwa perilaku phubbing dapat me-
Penelitian perilaku phubbing dalam kon- nimbulkan dampak yang berbeda, yaitu phub-
teks hubungan pertemanan masih menunjukkan bing pada hubungan romantis akan menimbul-
hasil yang berbeda. Berdasarkan penelitian kuali- kan emosi negatif, misalnya merasa cemburu,
tatif Karadağ dkk. (2016) yang mewawancara merasa terkucilkan dan merasa tidak berharga
mendalam para mahasiswa tentang bagaimana yang selanjutnya perasaan negatif tersebut me-
pendapatnya saat lawan bicaranya melakukan nurunkan tingkat kepuasan hubungan dengan
phubbing dihadapannya, ditemukan bahwa seba- pacarnya, sedangkan perilaku phubbing pada
gian dari responden bereaksi dengan membalas pertemanan dipersepsikan sebagai perilaku yang
melakukan phubbing juga di saat yang bersama- wajar dan tidak mengancam harga diri pasangan
an. Reaksi membalas phubbing tersebut didu- sehingga tidak memengaruhi tingkat kepuasan
kung juga oleh hasil penelitian Chotpitayasunondh hubungan pertemanannya. Dengan demikian
dan Douglas (2016) terhadap sekitar 150 orang penulis merumuskan hipotesis bahwa: Perilaku
mahasiswa di Inggris yang menunjukkan bahwa phubbing di antara teman tidak berdampak nega-
perilaku phubbing dapat menimbulkan perilaku tif pada tingkat kepuasan hubungan pertemanan.
serupa dari pasangannya, yang selanjutnya peri-
laku saling berbalas melakukan phubbing yang

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


Phubbing dan kepuasan pertemanan 51

Metode Penelitian salah satu item dalam alat ukur kepuasan


pertemanan tersebut adalah “Saya merasa puas
Desain penelitian dan partisipan berteman dengan teman saya”.
Dalam proses pengujian reliabilitas inter-
Penelitian ini merupakan penelitian kore- nal (Alpha Cronbach) saat pre-testing, peneliti
lasional. Responden dipilih berdasarkan kota melibatkan 42 responden yang terdiri dari 16 laki-
tempat tinggal saat ini di wilayah Jabodetabek, laki dan 26 perempuan mahasiswa. Dari pengujian
yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan tersebut diperoleh indeks reliabilitas internal
Bekasi karena kelima kota tersebut merupakan alat ukur perilaku phubbing sebesar α = 0,78 dan
pengguna telepon genggam tertinggi di Indonesia indeks reliabilitas internal alat ukur kepuasan
(Badan Pusat Statistik, 2019). Berdasarkan tek- pertemanan sebesar α = 0,87. Untuk memperoleh
nik pengambilan sampel accidental, yaitu berda- validitas konstruk yang baik dan jumlah item
sarkan kemudahan untuk menemui responden di yang paling efektif, peneliti melakukan prosedur
kampus masing-masing di wilayah Jabodetabek analisis faktor eksploratif. Berdasarkan prosedur
(Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), tersebut peneliti memilih hanya 3 item (yaitu: 1.
diperoleh responden penelitian sebanyak 166 Teman saya terus memegang handphone ketika
mahasiswa (83 pasang pertemanan) yang terdiri kami makan bersama; 2. Teman saya terus meme-
dari 112 perempuan (56 pasang pertemanan) dan riksa handphonenya saat kami bersama; 3. Teman
54 laki-laki (27 pasang pertemanan). Responden saya terus melirik handphonenya saat kami me-
merupakan kelompok usia emerging adulthood ngobrol;) sebagai alat ukur perilaku phubbing yang
(18-25 tahun) yang merupakan pengguna tele- memiliki nilai faktor muatan yang terbesar yaitu
pon genggam aktif. Selain itu, kelompok usia ini berkisar antara 0,63 – 0,66 sehingga indeks relia-
cenderung untuk termotivasi menjaga hubungan bilitas internal alat ukur perilaku phubbing ada-
pertemanan agar dapat bertahan dalam waktu lah 0,81. Selanjutnya, peneliti memilih hanya 2
yang lama (Collins & van Dulmen, 2006). Respon- item (yaitu: 1. Saya merasa puas berteman dengan
den peneliti temui ketika mereka sedang duduk teman saya; dan 2. Saya merasa senang berteman
bercakap-cakap berpasangan dan masing-masing dengan teman saya;) sebagai alat ukur kepuasan
menggunakan telepon genggam. Tiap orang da- pertemanan yang memiliki nilai faktor muatan
lam pasangan itu mengisi kuesioner. terbesar yang berkisar antara 0,64 – 0,74 sehingga
indeks reliabilitas internal alat ukur kepuasan
Alat ukur phubbing dan kepuasan pertemanan pertemanan adalah 0,82. Dengan demikian, alat
ukur tersebut memiliki indeks reliabilitas inter-
Alat ukur perilaku phubbing diperoleh dari nal dan validitas konstruk yang baik sehingga
adaptasi terhadap Partner Phubbing Scale yang dapat digunakan dalam penelitian (Kaplan &
dikembangkan oleh Roberts dan David (2016) Sacuzzo, 2012).
untuk mengukur persepsi individu terhadap pe-
rilaku phubbing pasangan romantis ketika inter- Prosedur penelitian
aksi tatap muka berlangsung sehingga alat ukur
tersebut dapat digunakan dalam konteks perte- Pengambilan data penelitian dilakukan se-
manan dan sesuai dengan budaya Indonesia. Pro- lama sembilan hari yaitu 21 – 30 April 2016 (ke-
ses adaptasi melibatkan proses back translation, cuali hari Minggu). Pengambilan data dilakukan
expert committee dan pre-testing. Proses adaptasi dengan menyebarkan kuesioner secara langsung
kemudian menghasilkan 7 pernyataan yang setiap pada responden yang sedang mengobrol dengan
itemnya diukur menggunakan 6 poin skala tipe temannya di kampus di Wilayah Jabodetabek
Likert, dimulai dari skor 1 yang paling tidak (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
menggambarkan perilaku phubbing hingga skor 6 Pertama, peneliti memperkenalkan diri kepada
yang paling menggambarkan perilaku phubbing. mereka dan memberitahukan maksud dan tujuan
Contoh salah satu item dalam alat ukur perilaku peneliti serta menanyakan kesediaan mereka un-
phubbing adalah “Teman saya terus memegang tuk menjadi responden penelitian. Bagi yang se-
handphone ketika kami makan bersama”. tuju menjadi responden penelitian, peneliti ke-
Alat ukur kepuasan pertemanan diperoleh mudian menjelaskan lebih rinci tentang tujuan
dari adaptasi terhadap McGill Friendship Question- penelitian, bentuk partisipasi dan waktu yang di-
naire yang dikembangkan oleh Mendelson dan butuhkan untuk penelitian ini. Peneliti juga mem-
Aboud (1999). Proses adaptasi kemudian meng- berikan Lembar Persetujuan Penelitian (informed
hasilkan 5 pernyataan yang setiap itemnya diukur consent) yang di dalamnya berisi pilihan jawaban
menggunakan 6 poin skala tipe Likert, dimulai mengenai kesediaan berpartisipasi dalam pene-
dari skor 1 yang paling tidak menggambarkan litian dan jaminan kerahasiaan data responden
kepuasan pertemanan hingga skor 6 yang paling yang datanya hanya digunakan untuk tujuan
menggambarkan kepuasan pertemanan. Contoh penelitian. Bagi orang yang bersedia menjadi res-

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


52 Mashoedi & Pekerti

ponden penelitian, peneliti meminta responden digunakan untuk mengukur derajat dan arah dari
untuk menandatangani Lembar Persetujuan hubungan antar perilaku phubbing dan kepuasan
Penelitian yang terlampir di halaman awal buku pertemanan. Analis regresi dilakukan untuk me-
kuesioner penelitian ini. lihat seberapa besar dampak perilaku phubbing
Peneliti selanjutnya memberikan instruksi terhadap kepuasan hubungan pertemanan. Selain
pengerjaan kuesioner tersebut. Setiap responden itu, untuk memperoleh validitas konstruk yang
diminta untuk menilai perilaku phubbing teman baik dan jumlah item yang paling efektif terhadap
pasangan dan menilai tingkat kepuasan perte- alat ukur perilaku phubbing dan kepuasan hu-
manan yang dirasakan oleh dirinya. Setelah me- bungan pertemanan, peneliti melakukan prose-
reka selesai mengisi kuesioner, peneliti menjelas- dur analisis faktor eksploratif. Untuk perhitung-
kan mengenai topik yang diteliti dalam penelitian an statistik tersebut digunakan aplikasi IBM SPSS
ini dan membuka sesi tanya jawab apabila res- Statistics versi 25.
ponden mempunyai pertanyaan seputar topik
penelitian. Setelah tidak ada lagi pertanyaan dari Hasil Penelitian
responden, peneliti mengucapkan terima kasih
dan memberikan hadiah pada responden. Responden penelitian ini mayoritas berjenis
kelamin wanita (67%), dengan rentang usia yang
Teknik pengolahan data berkisar antara 18 tahun hingga 25 tahun (se-
banyak 86% responden berada pada kisaran usia
Data penelitian diolah menggunakan ana- 18 tahun hingga 21 tahun). Mereka mayoritas
lisa statistik deskriptif dan penghitungan indeks bertempat tinggal dan kuliah di Jakarta (42%)
korelasi Pearson serta analisis regresi. Analisa dan sebanyak 74% menggunakan telepon geng-
statistik deskriptif digunakan untuk melihat gam- gam yang berkisar antara 5 hingga 14 jam sehari.
baran demografis responden dan gambaran hasil Telepon genggam mayoritas (81%) dipakai un-
penelitian. Penghitungan indeks korelasi Pearson tuk berkomunikasi dan mengakses media sosial.

Tabel 1.
Matriks korelasi variabel penelitian
1 2 3
1. Usia -
2. Jenis Kelamin ,14 -
3. Perilaku Phubbing ,05 ,02 -
4. Kepuasan Pertemanan -,10 ,07 ,13
Note: N = 166, semua indeks korelasi tidak signifikan pada l.o.s 0.05

Hasil pengolahan analisa statistik deskrip- an pertemanan (b = 0,08, t = 1,7, p > 0,05) dan
tif menunjukkan bahwa skor rata-rata perilaku dapat disimpulkan bahwa perilaku phubbing
phubbing adalah M = 3,6 (SD = 1,1, 80% respon- mereka belum dalam taraf sampai menganggu
den skornya berkisar antara 2,0 hingga 4,7; data kualitas hubungan pertemanan mereka. Dengan
terdistribusi normal di sekitar titik tengah dari demikian hipotesis penelitian ini terdukung oleh
skala 1-6, yaitu skor 3,5) yang berarti tergolong data bahwa perilaku phubbing di antara teman
agak phubbing dan skor rata-rata kepuasan per- tidak berdampak negatif terhadap kepuasan
temanan adalah M = 5,2 (SD = 0,7, 93% respon- hubungan pertemanan.
den skornya berkisar antara 4,5 hingga 6,0, skor
skewed ke kiri dan skor terdistribusi di sekitar Diskusi
skor 5 dari skala 1-6) yang berarti tergolong
puas. Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi ber-
Dari Tabel 1 terlihat bahwa tidak terdapat dasarkan hasil penelitian Karadağ dkk. (2016),
hubungan yang signifikan antara phubbing de- Chotpitayasunondh dan Douglas (2016), serta
ngan kepuasan pertemanan (r = ,13, p > 0,05, Kelly, Miller-Ott, dan Duran (2019), bahwa peri-
tidak signifikan). Semakin tinggi perilaku phub- laku phubbing pada teman tidak menimbulkan
bing seseorang tidak diikuti dengan menurunnya emosi negatif, melainkan timbul perasaan empati
tingkat kepuasan hubungan pertemanan. Usia (r terhadap perilaku phubbing teman, juga timbul
= -,10, p > 0,05, tidak signifikan) dan jenis kelamin persepsi bahwa perilaku phubbing merupakan
(r = ,07, p > 0,05, tidak signifikan) bukan meru- hal yang wajar di antara teman, sehingga tidak
pakan kovariat dari kepuasan pertemanan. Ber- berdampak pada penurunan tingkat kepuasan
dasarkan analisis regresi didapatkan bahwa peri- hubungan pertemanan.
laku phubbing tidak dapat memprediksi kepuas-

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


Phubbing dan kepuasan pertemanan 53

Dibandingkan dengan penelitian terdahulu Penjelasan berikutnya adalah perilaku


tentang perilaku phubbing pada pasangan ro- phubbing sudah merupakan gejala yang umum
mantis, maka hasil penelitian ini berbeda karena terjadi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
harapan seseorang terhadap teman memang ber- pertemanan, sehingga perilaku phubbing dapat
beda dengan harapan yang dimiliki oleh sese- dianggap normal atau wajar dan dapat diterima
orang terhadap pacarnya. Dengan harapan yang secara sosial dalam hubungan pertemanan
berbeda maka tidak muncul reaksi emosi negatif (Chotpitayasunondh & Douglas, 2016). Oleh ka-
pada pasangan pertemanan seperti pada pasang- rena itu, perilaku phubbing tidak terasa sebagai
an romantis. Menurut Roberts dan David (2016) gangguan yang dapat menyebabkan menurunnya
ketidakpuasan hubungan pada pasangan roman- kepuasan hubungan pertemanan.
tis disebabkan oleh persaingan mendapatkan
perhatian dari pasangannya yang menimbulkan Kesimpulan
perasaan dinomorduakan oleh pelaku phubbing
yang lebih mengutamakan perhatiannya pada Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
telepon genggam. Mengingat responden dalam perilaku phubbing dengan hubungan perteman-
penelitian ini adalah pasangan pertemanan ma- an, di mana topik ini masih jarang diteliti. Hasil
hasiswa sesama jenis kelamin yang tidak men- dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
jalin hubungan romantis, perasaan dinomor- phubbing tidak berdampak negatif terhadap ke-
duakan oleh pelaku phubbing relatif tidak ada. puasan pertemanan. Sehingga dapat disimpul-
Krasnova, dkk., (2016) berpendapat bahwa kan bahwa perilaku phubbing tidak mengganggu
ketidakpuasan hubungan pada pasangan roman- kepuasan pertemanan, karena dalam hubungan
tis disebabkan oleh rasa cemburu terhadap pelaku pertemanan tersebut tidak terjadi rasa cemburu,
phubbing yang sibuk dengan telepon genggam- perasaan diabaikan atau tidak dihargai, atau
nya. Kemungkinan, pasangannya merasa khawatir perasaan negatif lainnya. Perilaku phubbing
bahwa pelaku phubbing sedang berkomunikasi dalam hubungan pertemanan sudah dianggap
dan lebih menaruh perhatian kepada pria/wanita wajar serta dapat diterima secara sosial. Hasil
lainnya, sedangkan dirinya tidak dianggap ber- penelitian ini berbeda dengan kesimpulan dari
harga. Mengingat responden penelitian ini hanya- kebanyakan dari penelitian terdahulu mengenai
lah pasangan pertemanan, bukan pasangan yang perilaku phubbing yang umumnya diteliti pada
sedang menjalin hubungan romantis, maka relatif pasangan hubungan romantis, di mana penelitian
tidak muncul rasa cemburu terhadap pelaku terdahulu menemukan bahwa perilaku phubbing
phubbing. Karena tidak timbul rasa cemburu berdampak negatif kepada kepuasan hubungan.
pada pasangan pertemanan, maka perilaku phub-
bing tidak berdampak menurunkan kepuasan Kontribusi
hubungan pertemanan. Dapat disimpulkan bah-
wa dalam penelitian ini phubbing tidak berdam- Ada beberapa kontribusi dari penelitian
pak negatif pada kepuasan hubungan perteman- ini. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah
an karena dalam hubungan pertemanan, pasang- mengenai alat ukurnya. Dengan menggunakan
an percakapan tidak mengalami perasaan cem- prosedur analisis faktor eksploratif, diperoleh
buru, perasaan dinomorduakan, perasaan di- alat ukur yang jumlah itemnya sedikit tetapi me-
tinggalkan atau tidak dihargai oleh teman pelaku miliki karakteristik psikometris yang baik, yaitu
phubbing. didapatkan 2 item alat ukur kepuasan perteman-
Sesuai dengan pendapat Karadağ dkk. an yang semula berjumlah 5 item dengan nilai
(2016) serta Chotpitayasunondh dan Douglas alpha = 0,81 dan muatan faktor di atas 0,6, dan
(2016), bahwa perilaku phubbing pada teman diperoleh 3 item alat ukur perilaku phubbing
akan menimbulkan reaksi saling balas yang se- yang semula berjumlah 7 item dengan nilai alpha
imbang terdukung oleh hasil penelitian ini yang = 0,87 dan muatan faktor di atas 0,6. Dengan
menunjukkan bahwa perilaku phubbing antar karakteristik psikometris yang baik ini, yaitu re-
anggota pasangan adalah relatif seimbang. Dalam liabel dan valid secara konstruk, maka kedua alat
penelitian ini tingkat perilaku phubbing masing- ukur ini akan mempermudah penelitian tentang
masing anggota pasangan adalah setara (M1 = phubbing dan kepuasan hubungan pertemanan
3,64 dan M2 = 3,59, t = 1,7, p > 0,05). Dengan lebih lanjut.
perilaku gangguan yang seimbang satu sama lain Kontribusi lain, sepanjang pengetahuan
dan tingkat phubbing-nya juga tidak tinggi yaitu penulis, penelitian ini merupakan penelitian per-
tergolong sedikit agak phubbing, maka masing- tama yang mengkaji mengenai phubbing dengan
masing merasa gangguannya wajar dan impas kepuasan hubungan pertemanan di Indonesia.
sehingga perilaku phubbing tidak menjadi meng- Penelitian sebelumnya pada umumnya meneliti
ganggu tingkat kepuasan hubungan pertemanan. dampak phubbing pada hubungan pasangan
romantis, baik pada responden yang sudah

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


54 Mashoedi & Pekerti

menikah maupun belum menikah. Dengan hasil J.L. (Ed), (2006). Emerging adults in
penelitian yang berbeda antara perilaku phub- America: Coming of age in the 21st century
bing dalam konteks pertemanan dengan perilaku (pp. 219-234). Washington, DC, US:
phubbing dalam konteks hubungan romantis, American Psychological Association.
menunjukkan bahwa hubungan pertemanan me- Coyne, S. M., Padilla-Walker, L. M., Fraser, A. M.,
miliki karakteristik dan mekanisme yang berbeda Fellows, K., & Day, R. D. (2014). Media time
yang dapat memengaruhi kepuasan hubungan 1⁄4 family time: Positive media use in
pasangan. Dengan kata lain, perilaku phubbing families with adolescents. Journal of
tidak serta merta berdampak negatif bagi hu- Adolescent Research, 29(5), 663-688.
bungan sosial, melainkan tergantung pada banyak https://doi.org/10.1177%2F0743558414
faktor, yaitu karakteristik jenis hubungan, dan 538316
karakteristik konteks sosial atau norma sosial. Ferris, D. L., Lian, H., Brown, D. J., & Morrison, R.
Dengan demikian, penelitian ini membuka jalan (2015). Ostracism, self-esteem, and job
bagi penelitian lebih lanjut. performance: When do we self-verify and
when do we self-enhance?. Academy of
Limitasi dan saran penelitian selanjutnya Management Journal, 58(1), 279-297.
https://doi.org/10.5465/amj.2011.0347
Penelitian ini merupakan penelitian perta- Halpern, D., & Katz, J. E. (2017). Texting's
ma kali, maka keterbatasan yang utama adalah consequences for romantic relationships:
penelitian ini belum mencakup penelitian terha- A cross-lagged analysis highlights its risks.
dap variabel-variabel yang berperan sebagai me- Computers in Human Behavior, 71, 386–
diator dan moderator. Berdasarkan keterbatasan 394.
ini, maka untuk penelitian selanjutnya perlu https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.01.05
diteliti mengenai variabel mediator hubungan 1
antar perilaku phubbing dan kepuasan perteman- Hanika, I. M. (2015). Fenomena phubbing di era
an (misalnya atribusi, persepsi atau sikap terha- milenia (Ketergantungan Seseorang pada
dap perilaku phubbing, makna pertemanan, dan Smartphone terhadap Lingkungannya).
norma pertemanan). Sedangkan variabel mode- Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 42-
rator yang dapat diteliti adalah trait kepribadian, 51. https://doi.org/10.14710/interaksi.4.
self-esteem, dan karakteristik demografi respon- 1.42-51
den. Selain itu, perlu juga diteliti mengenai faktor Kaplan, R., & Saccuzzo, D. (2012). Psychological
anteseden dari perilaku phubbing, misalnya ting- testing: Principles, applications, and issues.
kat kecanduan internet (internet addiction), ke- New York: Cengage Learning.
canduan permainan virtual (game addiction) atau Karadağ, E., Tosuntaş, Ş. B., Erzen, E., Duru, P.,
tingkat kecanduan penggunaan telepon pintar Bostan, N., Şahin, B. M., Culha, I. & Babadağ,
(smartphone addiction). Mengingat bahwa B. (2015). Determinants of phubbing,
penelitian ini merupakan penelitian korelasional, which is the sum of many virtual
maka dalam penelitian ini tidak dapat disimpul- addictions: A structural equation
kan mengenai hubungan kausal antara perilaku model. Journal of behavioral
phubbing dengan kepuasan pertemanan. addictions, 4(2), 60-74.
https://doi.org/10.1556/2006.4.2015.00
Daftar Pustaka 5
Karadağ, E., Tosuntaş, Ş. B., Erzen, E., Duru, P.,
Chotpitayasunondh, V., & Douglas, K. M. (2016). Bostan, N., Şahin, B. M., Culha, I. & Babadağ,
How “phubbing” becomes the norm: The B. (2016). The virtual world’s current
antecedents and consequences of addiction: Phubbing. Addicta: The Turkish
snubbing via smartphone. Computers in Journal on Addiction, 3, 250–269.
Human Behavior, 63, 9–18. https://doi.org/10.15805/addicta.2016.3
https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.01 .0013
8 Kelly, L., Miller-Ott, A. E., & Duran, R. L. (2017).
Chotpitayasunondh, V. and Douglas, K. (2018) Sports scores & intimate moments: An
The effects of "phubbing" on social expectancy violations theory approach to
interaction. Journal of Applied Social partner cell phone behaviors in adult
Psychology. romantic relationships. Western Journal of
https://doi.org/10.1111/jasp.12506 Communication, 81, 619–640.
Collins, A., & van Dulmen, M. (2006). Friendships https://doi.org/10.1080/10570314.2017.
and romance in emerging adulthood: 1299206
Assessing distinctiveness in close Kelly, L.; Miller-Ott, A.E. & Duran, R. L. (2019).
relationships. In Anrnett, Jeffrey, J., Tanner, Phubbing friends: Understanding face

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


Phubbing dan kepuasan pertemanan 55

threats from, and responses to, friends’ cell of mobile communication technology
phone usage through the lens of politeness influences face-to-face conversation
theory, Communication Quarterly, 67:5, quality. Journal of Social and Personal
540-559, Relationships, 30(3), 237-246.
https://doi.org/10.1080/01463373.2019. https://doi.org/10.1177/026540751245
1668443 3827
Krasnova, H., Abramova, O., Notter, I., & Roberts, J. A., & David, M. E. (2016). My life has
Baumann, A. (2016). Why phubbing is become a major distraction from my cell
toxic for your relationship: Understanding phone: Partner phubbing and relationship
the role of smartphone jealousy among satisfaction among romantic
Generation Y users. Research Papers. 109. partners. Computers in human
ECIS 2016 Proceedings. Association for behavior, 54, 134-141.
Information Systems. AIS Electronic https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.07.05
Library (AISeL). 8
http://aisel.aisnet.org/ecis2016_rp/109 Ugur, N. G. & Koc, T. (2015). Time for Digital
Leary, M. R., Tambor, E. S., Terdal, S. K., & Downs, Detox: Misuse of Mobile Technology and
D. L. (1995). Self-esteem as an Phubbing. Procedia - Social and Behavioral
interpersonal monitor: The sociometer Sciences, Vol. 195, 1022-1031.
hypothesis. Journal of Personality and https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.0
Social Psychology, 68(3), 518–530. 6.491
https://doi.org/10.1037/0022- Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2007). Online
3514.68.3.518 communication and adolescent well-
Leggett, C., & Rossouw, P. J. (2014). The impact of being: Testing the simulation versus the
technology use on couple relationships: A displacement hypothesis. Journal of
neuropsychology perspective. Computer-Mediated Communication, Vol.
International Journal of Neuro- 12(4), 1169-1182.
psychotherapy, 2(1), 44-57. https://doi.org/10.1111/j.1083-
http://doi.org/10.127441/ijnpt.2014.004 6101.2007.00368.x
4-0099 Vanden Abeele, M. M. P., Antheunis, M. L., &
McDaniel, B. T., & Coyne, S. M. (2016). Schouten, A. P. (2016). The effect of mobile
Technoference: The interfer- ence of messaging during a conversation on
technology in couple relationships and impression formation and interaction
implications for women’s personal and quality. Computers in Human Behavior, 62,
relational well-being. Psychology of 562-569.
Popular Media Culture, 5(1), 85–98. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.04.00
https://doi.org/10.1037/ppm0000065 5
McDaniel, B. T., Drouin, M., & Cravens, J. D. (2017). Wang, X., Xie, X., Wang, Y., Wang, P., & Lei, L.
Do you have anything to hide? Infidelity- (2017). Partner phubbing and depression
related behaviors on social media sites and among married Chinese adults: The roles
marital satisfaction. Computers in Human of relationship satisfaction and
Behavior, 66, 88–95. relationship length. Personality and
https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.09.03 Individual Differences, 110, 12–17.
1 https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.01.0
Miller-Ott, A. E., & Kelly, L. (2015). The presence 14
of cell phones in romantic partner face-to- Walsh, S. P., White, K. M., & Young, R. M. (2008).
face interactions: An expectancy violation Over-connected? A qualitative exploration
theory approach. Southern Communication of the relationship between Australian
Journal, 80, 253–270. youth and their mobile phones. Journal of
https://doi.org/10.1080/1041794X.2015 Adolescence, 31(1), 77-92.
.1055371 https://doi.org/10.1016/j.adolescence.20
Misra, S., Cheng, L., Genevie, J., & Yuan, M. (2016). 07.04.004
The iPhone effect: the quality of in-person Williams, K.D. & Nida, S.A. (2011). Ostracism:
social interactions in the presence of Consequences and Coping. Current
mobile devices. Environment and Directions in Psychological Science, 20(2),
Behavior, 48(2), 275-298. 71-75.
https://doi.org/10.1177/001391651453 https://doi.org/10.1177/096372141140
9755 2480
Przybylski, A. K., & Weinstein, N. (2013). Can you Woollaston, V. (2013). How often do you check
connect with me now? How the presence your phone? The average person does it

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial


56 Mashoedi & Pekerti

110 times a day (and up to every 6 seconds Xie, X., Tang, X., Rapp, H., Tong, D., & Wang, P.
in the evening). Diunduh 20 Maret 2016, (2020). Does forgiveness alleviate
pukul 16.33 dari: depression after being phubbed for
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/ emerging adults? The mediating role of
article-2449632/How-checkphone-The- self-esteem. Computers in Human
average-persondoes-110 times-day-6- Behavior. Vol. 109, 106-362.
seconds-evening.html https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.1063
62

© 2022 Jurnal Psikologi Sosial

Anda mungkin juga menyukai