1. PENDAHULUAN
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Akan tetapi dimasa ini
banyak sekali hal-hal yang terjadi dan akan mempengaruhi tumbuh kembang dari
Remaja tersebut apabila Remaja berada di Lingkungan yang disebut beracun atau biasa
di sebut toxic.
Seseorang bisa dianggap menjadi racun ketika ia menebarkan sesuatu yang negatif ke
lingkungan sekitarnya. Seringkali Toxic People ditemukan melalui media sosial. Namun,
dalam kehidupan nyata juga banyak. Brennan, MD menjelaskan bahwa toxic adalah
perilaku negatif yang sifatnya mengecewakan. Melanjutkan, orang toxic biasanya
berhadapan dengan trauma dan tingkat stres yang tinggi. Perilaku toxic, menurut Dan
Brennan, MD, atau yang disebut toxicity bukanlah kelainan mental, tapi lebih
disebabkan kepada persoalan mental, yang menyebabkan orang menunjukkan sikap
toxic. Itu artinya perilaku toxic bisa datang dari dalam diri sendiri, terlepas dari toxic
relationship, yang juga marak diujarkan oleh warganet di media sosial. Sedikit
menyinggung tentang toxic relationship, dari penjelasan Dan Brennan, MD, bisa
dipahami bahwa penyebab toxic relationship juga datang dari permasalahan mental,
yang terjadi dalam sebuah hubungan.
2. METODE
Ada beberapa tahap tahap rangkaian dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, adapun yaitu
tahap persiapan dan pelaksanaan. Kami bersama melakukan pengamatan observasi terhadap kondisi
lingkungan, seperti lokasi, jumlah target anak, dan beberapa lainnya. Pada Tahap ini dilakukan
indentifikasi bagaimana pengaruh toxic sangat besar dilingkungan remaja saat ini dan bagaimana
cara seorang remaja menjadi lebih cermat dalam menghadapi lingkungan nya. Selanjutnya tahap
pelaksanaan pengabdian, tim pengabdi melakukan kegiatan sosialisasi atau penyuluhan dengan
Pencegahan toxic bagi lingkungan remaja di SMA N 5 Kota Pekanbaru, Prvinsi Riau. Pelaksanaan
pengabdian dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap siswa-siswi SMA N 5 Kota Pekanbaru
dalam acara sosialisasi atau penyuluhan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode
presentase dan diskusi dengan harapan siswa-siswi lebih terbuka dan menumbuhkan argumen
masing-masing, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tingkat
ketercapaian sosialisasi ini dapat dilihat dari kemampuan siswa siswi menjawab quiz dan
berpendapat terkait beberapa fenomena yang didiskusikan.
Melihat permasalahan diiatas, maka tim pengabdian melakukan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Memberikan edukasi atau pemahaman kepada siswa-siswi khususnya siswa-siswi
kelas 11 IPS 4 DAN 11 IPS 1 SMA N 5 Pekanbaru terkait dengan bagaimana
bersikap terhadap lingkungan yang dirasa beracun
2. Melakukan sosialisasi kepada para siswa mengenai bahaya perilaku toxic bagi
remaja dengan harapan dapat menerapkan dalam keseharian nya.
Gambar 1. Proses pelaksanaan
4. KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan pengabdian maka diperleh hasil sebagai berikut :
1. Para siswa SMA N 5 Pekanbaru secara umum telah mengetahui makna dari kalimat
Toxic
2. Para siswa belum sepenuhnya bisa memilah mana hal yang sebenarnya pemicu
kehidupan yang beracun
3. Para siswa mengerti akan pentingnya kesehatan mental tetapi belum menerapkan
dengan baik di kehidupannya.
Penerapan pola hidup sehat dan dikelilingi hal yang positif sangat penting terutama bagi
generasi muda. Maka, dengan adanya pengabdian ini, diharapkan para siswa dapat
mengaplikasikan point-point baik yang disebutkan dalam kehiudpannya.
DAFTAR PUSTAKA
Astari, C. (2019). Hubungan antara kualitas komunikasi keluatga dan persepsi tentang abusive
relationship
dengan perilaku kekerasan dalam pacaran kelompok usia dewasa muda. Statistical Field
Theor, 53(9),
1689– 1699.
Anggraini,2008. Kekerasan Emosional Dalam Pacaran Ditinjau Dari Konsep Diri Remaja.
Tersedia http://eprints.unika.ac.id/ 1974/1/03.40. 0243_dian_Vitania_a.pdf(diakses 3
Januari 2018. 21:06)
Annisa Rifka. (2008). Kekerasan dibalik Cinta. Yogyakarta: Rifka Annisa Women’s Crisis
Center.
Dian Ungki Yunita Dewi. 2008. Atas Nama Cinta (Sebuah Studi Kasus tentang Mahasiswi Korban
Kekerasan
dalam Pacaran). Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.