Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LINGKUNGAN TOXIC TERHADAP PERKEMBANGAN

SISWA SEKOLAH DASAR

Fella Adelia Trianasandi1, Uswatun Hasanah2, Qatrunnada Dianah


Maharani3, Anggri Dwi Nanda4, Wahyu Hidayat5, Rahmah Widyaningsih6
1,2,3,4,5,6
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: 1)220210204031@mail.unej.ac.id,
2)
220210204053@mail.unej.ac.id,
3)
220210204065@mail.unej.ac.id,
4)
220210204073@mail.unej.ac.id,5)220210204117@mail.
unej.ac.id, 6)220210204120@mail.unej.ac.id

Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh lingkingan yang toxic terhadap
perkembangan siswa sekolah dasar melalui pendekatan kualitatif. Peneliti menuliskan beberapa
faktor, akibat, dan juga solusi yang dapat digunakan sebagai seorang guru dalam mengatasi
peserta didik yang sudah terlanjur masuk pada lingkungan toxic. Metode penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analisis dimana kami menggunakan beberapa artikel untuk
menegtahui berbagai faktor dan impact yang akan terjadi jika seorag siswa SD berada
dilingkungan toxic.Tanpa kita sadari, lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan
kesehatan fisik seorang anak. Jika kesehatan mental siswa terganggu maka akan berdampak
terhadap perilaku dalam kehidupannya. Lingkungan toxic diantaranya seperti lingkungan rumah
(tempat tinggal siswa) dan lingkungan sekolah. Untuk itu guru dan orang tua berepran penting
dalam memperhatikan perkembangan anak.
Kata kunci: Lingkungan Toxic, Perkembangan Siswa Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN Lingkungan yang toxic adalah


lingkungan yang dapat menimbulkan
Sekolah dasar merupakan penyelenggara keburukan serta memunculkan pengaruh
Pendidikan anak berusia 7 sampai 12/13 pengaruh negative terhadap orang yang ada
tahun. Sekolah dasar diselenggarakan untuk di dalam lingkungan tersebut. Saat ini
mengembangkan sikap, kemampuan siswa, zaman telah berganti berbeda dengan masa
dan keterampilan siswa. Sekolah dasar juga lalu,masa kini telah semakin modern
termasuk Pendidikan utama bagi setiap anak sehingga lingkungan-lingkungan yang toxic
untuk memperoleh ilmu setelah memasuki atau pengaruh dari toxic tersebut masuk
taman belajar kanak-kanak. kedalam siswa siswi sekolah dasar.
Sebelumnya arti kata “Toxic” sendiri adalah dianalisis. agar dapat memberikan
racun, racun bisa saja cepat menyebar sama gambaran terkait masalah yang ada.
halnya dengan pengaruh lingkungan toxic
tersebut. Manfaat yang dapat diperoleh dari
Lingkungan toxic pada anak sekolah penggunaan metode deskriptif analisis yaitu
dasar sangat amat berbahaya karena siswa bisa mendapatkan gambaran yang lengkap
sekolah dasar bisa menirukan hal hal yang dari data, dalam bentuk verbal dan dalam
negative tersebut,misalkan dari media social bentuk numerik yang berhubungan dengan
seperti Game Online yang bisa Main data yang kita teliti.
Bersama atau biasa disebut Mabar, sering
kali terucap kata kata kasar yang tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
pantas di lontarkan hanya karena kalah main
game tersebut ataupun saat jaringanya Berdasarkan hasil analisis melalui
loading, kita tidak tahu siapa saja yang beberapa Artikel terdapat beberapa
bermain tidak ada Batasan usianya dan bisa informasi tentang dampak penyebab peserta
saja ada siswa sekolah dasar di dalamnya, didik bergabung dengan remaja yang toxic,
hal seperti ini dapat mengganggu salah satu hasil analisis di SDN 3 Jatimulya
perkembangan sikap anak seperti dari tidak yaitu seorang siswa di SDN 3 bernama
terkontrolnya emosi, anak tersebut akan Jatimulya melakukan perilaku merusak diri
mudah kesal dan mudah marah hatinya akan seperti berkelahi, membolos, bermain game
selalu merasa tidak tenang. online, dan merokok. Ini terjadi sebagai
Tidak hanya bahasa yang buruk, siswa akibat dari penculikan siswa oleh remaja
yang beracun/ biasa disebut toxic juga yang toxic. Secara umum, remaja yang toxic
berdampak buruk bagi orang lain. Misalnya, tidak peduli dengan orang lain. mereka
siswa sekolah dasar mungkin akan hanya mengkhawatirkan ego dan kepuasan
mengajak siswa lain untuk membolos, mereka sendiri. Ada beberapa contoh yang
bermain game online, merokok, dan dilakukan remaja yang toxic terhadap siswa
kegiatan lainnya. Berdasarkan hasil sekolah dasar, antara lain:
penelitian dan pembahasan pada bab Siswa yang bergaul dengan remaja toxic
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai sering diminta untuk bergabung dengan
berikut: mereka di lingkungan sekolah, contohnya
seperti:
METODE PENELITIAN a) Siswa sering membantah guru dan
menggunakan bahasa kotor.
Dalam penelitian ini, kami menggunakan b) Murid-murid ini sering diajari merokok
pendekatan analisis deskriptif sebagai oleh anak-anak muda yang toxic, dan jika
strategi penelitian utama kami. Pendekatan mereka menolak, mereka akan dipaksa
analisis deskriptif mengumpulkan data melakukannya.
aktual untuk tujuan penelitian, yang c) Banyak anak-anak toxic yang
kemudian dapat dikumpulkan dan menginstruksikan anak-anak untuk
membolos.
Terdapat efek lain bagi siswa sekolah cemas, mudah depresi, dan tidak mampu
dasar yang bergaul dengan remaja toxic di mengatasi stres.
lingkungan sosial mereka. Menurut temuan Orang tua dengan masalah memiliki
dari hasil penelitian, jelas mengapa siswa kecenderungan untuk membesarkan anak
yang bergaul dengan remaja beracun dapat mereka di lingkungan yang beracun atau
melakukannya karena lingkungan keluarga toxic karena pola asuh mereka yang toxic.
dan sosial mereka. Salah satunya adalah akibatnya, ketika mereka bertambah besar,
persahabatan bisa juga Siswa yang anak itu juga menjadi toxic. sampai
lingkungan keluarganya kurang mendapat menghasilkan seorang peserta didik yang
perhatian karena orang tuanya tidak mampu memiliki masalah psikologis. kecuali bahwa
mengatur anaknya karena disibukkan dengan memperoleh pengetahuan dari
dengan pekerjaannya cenderung lebih bebas kedua orang tua dan peserta didik, siklus
bergaul dengan anak-anak muda yang pengaruh negatif orang tua dapat diputus.
merugikan. Terdapat juga dampak dari lingkungan
Ketika teman-teman berkumpul, bisa yang toxic dapat membuat peserta didik
jadi karena diajak bergaul dengan remaja menjalani toxic relationship baik dalam
toxic, namun pada akhirnya ia bergabung hubungan pertemanan, persahabatan dan
dengan organisasi remaja toxic. berpacaran dampak dari toxic relationship
Menurut Abdulsyani, seseorang itu sendiri yaitu:
bertindak karena pertimbangan internal. a. Toxic relationship menurut Setyawati
a. Berdasarkan factor dalam/ internal (2010) memiliki efek positif baik secara
Unsur ini, yang berasal dari tubuh sendiri fisik maupun psikologis. Benturan fisik
dan mencakup sifat-sifat seperti dapat menyebabkan ketidak mampuan
kepribadian dan posisi di dalam keluarga, permanen selain memar dan patah tulang.
bebas dari pengaruh luar. efek psikologis seperti kesedihan dan
b. Berdasarkan faktor luar/ eksternal jatuh. Kebanggaan, penghinaan, rasa
Siswa yang bergaul dengan remaja toxic bersalah, kekhawatiran, ketakutan, harga
dari komunitas mereka, termasuk diri rendah, tingkat depresi yang lebih
keluarga dan teman mereka. Hal-hal tinggi, dan pikiran untuk bunuh diri.
seperti ini mendorong munculnya efek b. Menurut Arini (2016), efek dari toxic
negatif dari siswa yang berinteraksi relationship juga dapat berupa
dengan remaja toxic yang berada di luar kekhawatiran yang berlebihan yang
individu, yang berarti lingkungan membuat seseorang takut untuk
terdekat. mengulangi situasi mengerikan yang
Di artikel lain yang telah kita analisis pernah terjadi padanya. Hubungan yang
terdapat hasil dari toxic parents yaitu toxic toxic memengaruhi tekanan pengalaman
yang pengaruhnya dari didikan orang tua. psikologis seperti intimidasi,
Peserta didik yang dibesarkan dalam rumah ketidakpercayaan terhadap pasangan,
tangga yang tidak stabil seperti itu akan dan pengucilan atau pembatasan oleh
memiliki pandangan hidup yang negatif pasangan, di mana satu pasangan dipaksa
sebagai orang dewasa dan menjadi sangat untuk menghindari bersosialisasi dengan
orang lain, termasuk teman dan keluarga, 4. Dampak terhadap Masyarakat
dan juga dipermalukan di depan umum, Karena batasan dan batasan yang
dalam hal ini pasangan lainnya akan diberikan pada korban oleh pelaku dalam
melakukannya. tidak segan-segan hubungannya, kemampuan sosial korban
menegur atau memaki pasangannya di kekerasan berkurang. Korban dilarang
depan umum. berinteraksi dengan orang lain, yang
Menurut Safitri dan Sama'i (2013), ada memungkinkan pelaku mengakses
empat cara berbeda yang dapat semua akun media sosial korban dan
mempengaruhi korban dalam hubungan mengisolasi korban dari teman dan
toxic relationship. Di antara efek tersebut keluarga terdekatnya. Korban pelecehan
adalah: juga sulit mempercayai orang lain, yang
1. Efek Psikis membuat mereka resah dan ragu untuk
Korban dari toxic relationship yang memulai hubungan baru.
mengalami kekerasan seringkali
merasakan efek psikologis termasuk KESIMPULAN
sakit hati dan kebencian terhadap lawan
jenis. Karena korban percaya bahwa Dapat disimpulkan bahwa pengaruh
lawan jenis sama seperti pelaku, lingkungan toxic terhadap perkembangan
mengembangkan interaksi baru dengan siswa sekolah dasar sangat berpengaruh
mereka menyebabkan korban cemas dan pada mental dan kepribadian berperilaku
takut. Penyakit psikologis seperti pada anak sekolah dasar. hal tersebut bisa
masalah tidur, kecemasan, pikiran untuk terjadi karena kurangnya didikan dari orang
bunuh diri, dan perasaan tidak berharga tua dan pergaulan lingkungan yang kurang
sangat umum terjadi pada mereka yang sehat sehingga membuat anak sekolah dasar
pernah berada dalam hubungan toxic. bisa berperilaku toxic. Anak sekolah dasar
2. Pengaruh seksual yang terjerumus ke perilaku toxic juga bisa
Human Immunodeficiency Viruses merugikan lingkungan sekitar, karena sikap
(HIV) dan Penyakit Menular telah toxic itu yang dapat merugikan orang lain,
menyebar lebih sering sebagai akibat dari menghambat perkembangan siswa sekolah
kekerasan seksual, menurut WHO dasar itu sendiri dan kemudian
(2013). Seksualitas dunia (PMS). menjerumuskan kedalam kehidupan yang
Interaksi seksual yang terpaksa dan tanpa keras dan tidak mendaptakan kematangan
menggunakan alat kontrasepsi antara yang baik. Apabila ini terus berkembang
pelaku dan korban secara langsung turut maka akan membentuk pribadi siswa
menyebabkan penularan penyakit ini. sekolah dasar yang selalu merugikan dirinya
3. Efek pada Tubuh dan teman sekitarnya.
Slabbert dan Green (2013) menegaskan
bahwa reaksi tubuh korban terhadap
pukulan tersebut. Kekerasan dapat
mengakibatkan luka tubuh termasuk luka
pisau, luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA Safitri, W. A. (2013). Dampak Kekerasan dalam
Berpacaran (The Impact of Violence in
Dating). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Leni, M. H. (n.d.). PENGARUH TOXIC Mahasiswa UNEJ, 1-6 .
FRIENDSHIP TERHADAP PERSEPSI
SOSIAL PADA MASA REMAJA DI Serojaningtyas, M. (t.thn.). Hubungan Toxic Parents
PONDOK PESANTREN MIFTAHUL terhadap Self-Esteem Peserta Didik Kelas
HUDA 06 KECAATAN SUMBER JAYA IV di SD Muhammadiyah 12 Setiabudi
KABUPATEN LAMPUNG BARAT Pamulang .
(Doctoral dissertation, UIN RADEN
Silalahi, W. (2017). Pengaruh Lingkungan Terhadap
INTAN LAMPUNG).
Prestasi Belajar Siswa SDN Kecamatan
Oktariani, O. (2021). Dampak Toxic Parents dalam Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kesehatan Mental Anak. Jurnal Penelitian Elementary School Journal PGSD FIP
Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan, 215. UNIMED, 198-204.

Rismawanti, S. A. (2023). ANALISA DAMPAK Yanti, C. I. (2023). TOXIC RELATIONSHIP PADA


PENYEBAB SISWA SEKOLAH DASAR REMAJA YANG BERPACARAN.
BERGAUL DENGAN REMAJA TOXIC.
Jurnal Pendidikan dasar Setiabudhi, 139-
142.

Anda mungkin juga menyukai