Oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah
aliran “Konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern.
Menurut aliran Konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan
oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun faktor
lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan atau
mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki
Hajar Dewantara mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor
ajar/lingkungan (faktor eksternal) (Ki Hajar Dewantara, 1977: 485).
Manurut Hurlock (1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi
eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas
perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut
sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan
kurang penting (Masganti, 2012: 26).
1
Faktor Penentu Kepribadian Peserta Didik
Sekolah dan perguruan tinggi, serta guru memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan kepribadian, tentu saja setelah keluarga dan orang tua. Alasan
utama dari pengaruh sekolah dan guru terhadap perkembangan kepribadian adalah
karena anak-anak memasuki dunia pendidikan (sekolah) pada usia awal saat pola
kepribadian mulai dibentuk. Selain di rumah, anak-anak menghabiskan lebih
banyak waktunya di sekolah dibandingkan di tempat-tempat lainnya karena itu
institusi pendidikan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk meraih
tujuan mereka; dan juga memberikan kesempatan pertama kepda anak-anak untuk
menilai kekuatan serta kelemahan yang mereka miliki secara realistis (Rahmat,
2007: 2). Besarnya pengaruh institusi pendidikan terhadap perkembangan
kepribadian sangatlah ditentukan oleh:
Pada mulanya, sikap yang ditujukan merupakan perilaku yang positif, namun
secara lambat laun hal tersebut akan berubah sebagai hasil dari pengalaman yang
menurunkan ego (ego deflating) yang didapatnya di sekolah serta dari tekanan
rekan sejawatnya. Oleh karena itu terdapat variasi dalam sikap seseorang terhadap
pendidikan:
2
b. Menikmati pengalaman bersekolahnya
c. Serta memilik hubungan yang harmonis dengan guru dan teman sekelasnya
(Rahmat, 2007: 2).
c. Serta akan timbul rasa takut dalam dirinya sehingga ia akan enggan untuk pergi
ke sekolah.
Karena kesiapan baik fisik maupun mental dapat mempengaruhi pemilihan jenis
penyesuaian yang dilakukan siswa terhadap tugas akademiknya, kegiatan
ekstrakurikuler, serta terhadap guru dan teman sekelasnya, maka kualitas
penyesuaian yang dipilihnya akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap
dirinya, serta penilaian terhadap dirinya sendiri. Kesiapan mental dan fisik
seseorang ditentukan oleh jenis pengalaman masa lalu yang dialami seseorang di
dalam lingkungan pendidikan yang baru, baik di taman kanak-kanak, sekolah
lanjutan, maupun graduate school.
Semakin positif pengalaman awal seorang, maka akan semakin positif pula sikap
yang ditunjukkannya, dan pada akhirnya akan membuat penyesuaian diri
seseorang menjadi semakin baik. Sikap seseorang terhadap institusi pendidikan
sangat dipengaruhi oleh suasana emosional institusi tersebut. Faktor yang paling
3
bertanggung jawab terhadap suasana emosional sekolah adalah sikap guru
terhadap perannya sebagai guru serta terhadap siswa, kebijakan administratif yang
akan menentukan kedisiplinan dan kurikulum, serta tingkat dari kompetisi dan
harmoni antar siswa (Rahmat, 2007: 3).
REFERENSI