0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
Tugas review ini membahas peran pekerja sosial di sekolah dalam menangani perundungan dan coping behavior siswa SMA dalam menghadapi lingkungan sekolah. Pekerja sosial berperan menciptakan hubungan yang seimbang di sekolah dan membantu siswa korban perundungan. Perundungan berdampak buruk bagi korban dan sekolah. Coping behavior siswa dipengaruhi lingkungan sekolah, keluarga, dan teman sebaya.
Deskripsi Asli:
selain guru peksos juga dapat membantu menangani permasalahan yang terjadi di sekolah
Tugas review ini membahas peran pekerja sosial di sekolah dalam menangani perundungan dan coping behavior siswa SMA dalam menghadapi lingkungan sekolah. Pekerja sosial berperan menciptakan hubungan yang seimbang di sekolah dan membantu siswa korban perundungan. Perundungan berdampak buruk bagi korban dan sekolah. Coping behavior siswa dipengaruhi lingkungan sekolah, keluarga, dan teman sebaya.
Tugas review ini membahas peran pekerja sosial di sekolah dalam menangani perundungan dan coping behavior siswa SMA dalam menghadapi lingkungan sekolah. Pekerja sosial berperan menciptakan hubungan yang seimbang di sekolah dan membantu siswa korban perundungan. Perundungan berdampak buruk bagi korban dan sekolah. Coping behavior siswa dipengaruhi lingkungan sekolah, keluarga, dan teman sebaya.
Peran Pekerja Sosial Di Sekolah Dalam Menangani Perundungan
Peran pekerja social tidak hanya dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat saja, namun juga berperan dalam lingkungan sekolah khususnya permasalahn perundungan. Peran pekerja social di sekolah yaitu berupaya menciptakan hubungan yang seimbang antara unsur-unsur yang berada di lingkungan sekolah, seperti antara guru dan murid, antara sekolah dengan orang tua murid, antara sekolah dengan lingkungan masyarakat, maupun antra murid dengan orang tuanya. Perundungan di sekolah merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, tindakan ini dilakukan kepada siswa yang lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut seperti kekerasan fisik maupun bullying. Di era modern ini perundungan seringkali terjadi di berbagai kalangan sekolah baik itu tingkat SD, SMP, maupun SMA. Bahkan di tingkat universitas pun banyak ditemukan kasus perundungkan yang dilakukan oleh senior terhadap juniornya. Permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab guru saja, karena guru lebih focus pada bagaimana mendidik anak. Sehingga dalam menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan juga suatu pendekatan dari seorang pekerja social. Pekerja social di sini bertanggung jawab membantu murid yang terlibat dalam perundungan untuk menggunakan pelayanan dan sumber daya yang tersedia untuk mengembangkan hal yang dapat dihubungkan dengan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. Pelaku perundungan pada dasarnya merupakan korban keadaan. Pelaku perundungan mempunyai karakteristik seperti memiliki karakter bersifat menyerang, pelaku seringkali bertindak menuruti apa kata hatinya, ingin menunjukkan kuasanya, memilki rasa kurang empati, seringkali menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan. Perundungan dapat memberikan efek trauma terhadap korban seperti deperesi, prestasi akademik menurun, bahkan banyak ditemukan kasus bunuh diri akibat perundungan. Selain itu, perundungan juga berdampak buruk bagi sekolah seperti sekolah secara tidak langsung menciptakan dan mengembangkan lingkungan tidak aman bagi siswa, siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar, siswa tidak menyukai sekolah karena merasa takut, siswa menganggap para guru di sekolah tidak dapat mengontrol keadaan dan tidak peduli dengan siswanya. Perkembangan anak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga dalam menangani permasalahan sosial harus memperhatikan lingkungan sosialnya. Perspektif ekologi ada dua hal yang sangat mempengaruhi individu yaitu demands dan resource. Penyelesaian suatu permasalahan khususnya anak, ada yang disebut dengan system sumber yaitu sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam rangka memenuhi hak-haknya sebagai seorang anak. Sistem sumber pada dasarnya berada dalam lingkungan anak, namun terkadang anak tidak dapat mengaksesnya. Inilah tugas seorang pekerja sosial dalam membantu anak untuk mendapatkan sistem sumber tersebut. Sebagai makhluk sosial, individu dengan segala aspek perkembangannya harus berinteraksi dengan individu lain dalam lingkungan sosialnya dan saling mempengaruhi. Model ekologi menjadi satu ruang lingkup perkembangan yang sifatnya eksternal dan memberikan kontribusi besar bagi konsep perkembangan individu. Pekerjaan Sosial Sekolah Dan Coping Behavior Siswa SMA Dalam Menghadapi Lingkungan Sosial Di Sekolah Sekolah merupakan lingkungan yang hamper setiap hari dihadapi oleh remaja selain lingkungan rumah dan sekitarnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengajarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pada dasaranya siswa masuk sekolah berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan penyesuaian diri untuk menghadapi lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan dapat memberikan efek positif dalam perkembanghan remaja agar mereka dapat berguna di lingkunhgan masyarakat. Namun, pada kenyataannnya penyesuaian diri tidak selalu menimbulkan efek positif kepada remaja, muncul juga efek negative pada diri siswa yang terbukti dengan adanya fenomena perilaku menyimpang pada siswa seperti tawuran, seks bebas, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Remaja yang merupakan bagian dari masyarakat yang begitu mudah menerima perubahan baik positif maupun negative. Bagi remaja yang belum siap menerima perubahan yang ada di sekitar maka ketidaksesuaian perilaku dengan norma-norma yang ada dapat saja terjadi. Dalam kondisi tersebut peran orang tua dan teman-teman sebaya mempunyai andil besar dalam pembentukan karakter dan perilakunya. Kuatnya penagruh teman sebaya seringkali dituduh sebagi penyebab dari tingkah laku remaja yang buruk, namun penelitian menunjukkan bahwa pada hakikatnya factor terakhir yang menentukan bagaimana tindakan atau perilaku seorang remaja adalah remaja itu sendiri. Pada hakikatnya segala sesuatu yang dilakukan tergantung pada penyesuaian diri yang dilakukan, baik itu penyesuaian diri yang berupa adaptasi, yaitu mengubah tingkah laku agar sesuai dengan lingkungannya, atau bahkan adjustment yang berarti mengubah lingkungan agar sesuai dengan perilakunnya (Sarwono, 1992). Untuk remaja yang bersekolah dalam hal ini adalah siswa, coping behavior yang melekat pada diri mereka tentunya dipengaruhi oleh berbagai macam setting baik itu dari keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun lingkungan sekitar yang juga dapat mempengaruhi keberfungsian sosialnya.