Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KEKERASAN REMAJA DALAM PACARAN

Disusun oleh :

Nama : Shania Widarrizky S

NPM : 10050017092

Kelas : B

Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari- hari pacaran merupakan suatu kebiasaan remaja yang sering

dijumpai. pacaran memiliki arti sebagai teman lawan jenis yang memiliki kedekatan

khusus dengan kita dengan berlandas kasih sayang dan cinta.

Ruang lingkup pacaran sangat luas mulai dari penduduk pedesaan hingga perkotaan

tidak asing dengan kata pacaran, tidak memandang status sosial bahkan tidak

memandang agama. Pacaran sangat mewarnai kehidupan remaja di kalangan

pendidikan yang melibatkan mahasiswa dan mahasiswi nya.

Dalam berpacaran sepasang kekasih sudah tidak di dampingi lagi oleh kehadiran

orang lain, hanya sepasang kekasih yang terlibat di dalam nya.  Dalam berpacaran

juga terdapat proses terdahulu seperti pendekatan, pengenalan, lalu dilanjut hingga

menjalin hubungan kasih.

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanan-kanan menuji dewasa dalam

seluruh aspek perkembangan (Santrock, 2003).

Kebanyakan remaja memandang bahwa pacaran itu memiliki makna positif karena

mereka yang tidak pacaran akan merasa malu saat tidak memiliki pacar atau

kebanyakan nya menyebut gengsi tidak memiliki pacar. 


Berbeda dengan remaja awal, bagi remaja akhir konsep pacaran lebih di fokuskan

pada hubungan timbal balik untuk akhirnyq melangkah menuju jenjang lebih serius

(Santrock, 2003).

Tidak semua hal dalam pacaran itu memiliki hal positif nya saja atau hal negatif nya

saja, kedua nya saling melengkapi, positif nya yaitu sebagai proses sosialisasi dimana

dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga

kita mampu mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung

dalam bersosialisasi dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah

belajar bersosialisasi dengan pasangan kita, dan negatif nya bisa menimbulkan

pemerkosaan atau kehamilan diluar pernikahan ataupun kekerasan dalam pacaran.

Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)

Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran

(KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh

orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual

dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya Pesta menjadi ajang

yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu

memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.

Kekerasan dalam pacaran (KDP) merupakan tindakan kekerasan yang di lakukan

dalam hubungan pacaran yang dampak nya dapat menimbulkan luka fisik maupun

psikologis pada korban nya (Hadi, 2002). Kekerasan dalam pacaran memiliki tiga
bentuk yaitu kekerasan verbal dan emosional, kekerasan fisik serta kekerasan seksual

(Murray, 2001).

Fenomena kekerasan dalam pacaran dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut,

seperti budaya yang sering kali menepatkan laki-laki pada posisi yang lebih unggul

dari perempuan (Hadi, 2003; Astuti, 2009). Tindakan kekerasan biasanya di sebabkan

oleh sikap dominasi salah satu pasangan terhadap pasangan lainnya.

Kekerasan dalam pacaran sendiri dapat disebabkan karena minimnya pengetahuan

mengenai pacaran sehingga banyak diantara mereka yang memiliki persepsi yang

salah mengenai pacaran dari tindakan kekerasan yang dialaminya. Remaja sering kali

menganggap pacaran sebagai sebuah konsep saling memiliki antara satu sama laij

dalam berbagai aspek kehidupan (Hadi, 2002). Adapun yang menganggap bahwa

tindakan ini sebagai wujud kasih sayang dan perhatian dari pasangan nya (Ferlita,

2008).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka penulis akan mengidentifikasi

masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apa alasan seorang remaja berpacaran dan apa manfaat dari berpacaran?

2. Bagaimana pendapat tentang kekerasan dalam pacaran?

3. Bagaimana pacaran yang sehat dan memiliki nilai positif?


1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Objektif

1. Untuk mengetahui alasan sorang remaja berpacaran dan mengetahui

manfaat dari berpacaran

2. Untuk mengetahui tentang kekerasan dalam berpacaran

3. Untuk mengidentifikasi cara berpacaran yang sehat dan memiliki nilai

positif

1.3.2 Tujuan Subjektif

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Penulis mengambil ruang lingkup yang di batasi, ruang lingkup tersebut mencakup

pada sudut pandang psikologi perkembangan dengan membahasa mengenai

kekerasan remaja dalam pacaran menurut mahasiswa psikologi unisba, dengan objek

penelitian yaitu mahasiswa psikologi unisba dari angkatan 2017. Lokasi dilakukan

nya penelitian yaitu di kampus Universitas Islam Bandung Jl. Taman Sari No. 1,

Bandung Wetan. Dengan waktu penelitian tercatat pada September sampai Desember.

1.5 Postulat dan Hipotesis

1.5.1 Adapun yang menjadi postulat dalam penelitian ini :

Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa

transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Dunia remaja memang


unik,sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang

dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu

hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari

sebagian remaja. Tidak semua yang terjadi dalam pacaran indah, ada juga yang

menyebabkan kekerasan.

Dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang sudah sangat

dimengerti, meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil

yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran tersebut.

Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan

perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang mendekati zina.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan

yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)

1.5.2 Dan adapun hipotesis dalam penelitian ini :

1. Remaja dapat mempertimbangkan untuk tidak melakukan pacaran agar tidak

terkena dampak kekerasan dalam berpacaran

1.6 Cara Memperoleh Data

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara meneliti faktor penyebab kekerasan

dalam berpacaran, dan pemerolehan data dilakukan dengan cara pengumpulan data

seperti wawancara dan penyebaran kuesioner.


1.7 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, penulis mengambil judul “Pengaruh

Kekerasan Remaja Dalam Pacaran”, dengan melampirkan halaman judul, daftar isi

dan kata pengantar.

Bab I berisi : latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, ruang

lingkup kajian, postulat dan hipotesis, cara memperoleh data, dan sistematika

penulisan.
BAB II

PEMERIAN MASALAH

2.1 Definisi Pengaruh

Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Pengaruh adalah

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang Pengaruh merupakan suatu daya atau

kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu

yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya. Pengaruh

dibagi menjadi dua, ada yang positif, ada pula yang negatif. Bila seseorang memberi

pengaruh positif kepada masyarakat, ia bisa mengajak mereka untuk menuruti apa

yang ia inginkan. Namun bila pengaruh seseorang kepada masyarakat adalah negatif,

maka masyarakat justru akan menjauhi dan tidak lagi menghargainya.

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul

dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang

berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).

Badudu dan Zain (2001:1031) pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu

yang terjadi; (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; (3)

tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain


Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari

suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan

terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

pengaruh lebih condong kedalam sesuatu yang dapat membawa perubahan pada diri

seseorang atau lebih tepatnya menuju arah yang lebih positif. Bila pengaruh ini

adalah pengaruh yang positif maka, seseorang akan berubah menjadi lebih baik, yang

memiliki visi misi jauh kedepan.

Menurut Wiryanto pengaruh adalah seseorang yang memiliki kelebihan untuk

mempengaruhi seseorang, biasanya memiliki nilai lebih dibanding orang lain yang

dapat dilakukan oleh tokoh formal, yaitu tokoh resmi yang ditunjuk untuk menjadi

orang berpengaruh maupun informal yang dengan kelebihannya sendiri ia dipilih oleh

sebagian orang dengan sukarela.

2.2 Definisi Kekerasan

Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan

kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri,

perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau

kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis,

kelainan perkembangan atau perampasan hak.

Menurut Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan

seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau

menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.


Soerjono Soekanto, kekerasan (violence) adalah penggunaan kekuatan fisik secara

paksa terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah kekerasan yang

dilakukan terhadap orang dan barang karena orang dan barang tersebut termasuk

dalam kategori sosial tertentu.

Stuart dan Sundeen, perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan

perasaan marah dan permusuhan yang mengakibatkan hilangnya konrol diri di mana

individu bisa berperilaku menyerang atau melakuakan suatu tindakan yang dapat

membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Saraswati (dalam Malinda, 2008) mengungkapkan, kekerasan adalah “bentuk

tindakan yang dilakukan terhadap pihak lain, baik yang dilakukan oleh perorangan

maupun lebih dari seorang, yang dapat mengakibatkan penderitaan pada pihak lain.

Kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu kekerasan fisik yang mengakibatkan

kematian, dan kekerasan psikis yang tidak berakibat pada fisik korban, namun

berakibat pada timbulnya trauma berkepanjangan pada diri korban”.

Menurut penjelasan pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (dalam

Chazawi, 2001) penganiayaan atau tindak kekerasan adalah:

1. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk merugikan kesehatan orang

lain.

2. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan penderitaan

pada orang lain.


Tahapan Kekerasan

1. Situasi sosial yang memungkinkan munculnya kerusuhan

2. Tekanan sosial

3. Berkembangnya perasaan kebencian

4. Mobilisasi yang beraksi

5. Kontrol sosial

Bentuk-Bentuk Kekerasan

Umumya kekerasan dibagi atas 2 bentuk, yaitu;

1. Kekerasan Langsung atau direct violence adalah kekerasan yang dialakukan

secara langsung tanpa adanya perantaran, yang bisanya kekerasan ini

dilakukan sesaat dan cirri khasnya mudah untuk didamaikan.

2. Kekerasan Tak Langsung atau indirect violence adalah kekeasan yang

dilakukan dengan sindiran, atau prilaku yang berjalan secara ajeg, kekeran

model ini sulit untuk diatasi.

Cara Pengendalian Kekerasan

Ada tiga syarat utama yang harus dilakukan untuk mengendalikan kekerasan,

diantarnya;

1. Setiap kelompok harus menyadari akan adanya situai yang merugikan diantara

mereka
2. Pengendalian kekerasan dapat dilakukan apabila kelompok yang berkonflik

terorganisir

3. Setiap kelompok yang berkonflik mematuhi aturan yang telah disepakati

2.3 Definisi Remaja

Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa, yaitu antara usia 12-13 tahun hingga sia 20-an,

perubahan yang terjadi termasuk drastis pada semua aspek erkembangannya yaitu

meliputi perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial (Gunarsa, 2006 : 196)

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang

mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa

(Rumini&Sundari : 2004)

Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) 14 berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi

proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan

perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan

orangtua dan cita-cita mereka. Pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan

orientasi masa depan.

Menurut Monks Dkk, 1989 remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas,

mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima

secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak

dan orang dewasa, oleh karena itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati

diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu mengusai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun fase remaja

merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat

dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.

Menurut Y. Singgih D. Gunarso, 1998:8 bahwa remaja ialah permulaannya ditandai

oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Kurang lebih

bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembanganm

psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian

terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk

menyesuaikan diri dalam masyarakat.

World Health Organization (WHO) membagi pemahaman tentang makna remaja

dalam tiga aspek, meliputi pandangan melalui sisi biologis (fisik), psikologis dan

aspek ekonomi. Berikut penjelasannya :

1. Aspek Biologis, remaja adalah mereka yang secara fisik mulai menunjukkan

kematangan seksual (pubertas). Contohnya payudara yang tumbuh pada

perempuan, tumbuhnya rambut di ketiak dan pubis.

2. Aspek Psikologis, remaja adalah mereka yang secara individu mengalami

perkembangan dalam pola identifikasi dari anak menuju dewasa.

3. Aspek Ekonomi, remaja adalah mereka yang mengalami peralihan dari

sebelumnya bergantung menjadi keadaan yang cenderung lebih mandiri.


Ciri-Ciri Remaja

Terdapat beberapa perubahan atau ciri-ciri yang terjadi selama masa remaja yaitu:

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat.

2. Perbahan yang cepat secara fisik yang juga disertai dengan kematangan

seksual.

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang

lain.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-

kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang

terjadi.

2.4 Definisi Pacaran

Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktifitas sosial

yang membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam

interaksi sosial dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.

Menurut Al-Ghifari (2004), bahwa “Pacaran secara bahasa berarti saling mengasihi

atau saling mengenal. Dalam pengertian luas pacaran berarti upaya mengenal karakter

seorang yang dicintai dengan cara mengadakan tatap muka”.

Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003), pengalaman romantis pada masa remaja

dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan


keakraban. Pacaran pada masa remaja membantu individu dalam membentuk

hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan pada masa dewasa.

Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan

dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat

saling mengenal satu sama lain.

Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan

wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat

memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan

di Amerika.

2.5 Definisi Kajian Islam

2.5.1 Definisi Kajian

Kata “kajian” berasal dari kata “kaji” yang berarti (1) “pelajaran”, (2) penyelidikan

(tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata “kajian”

menjadi berarti “proses, cara perbuatan mengkaji, penyelidikan (pelajaran yang

mendalam), penelaahan (KBBI 1999: 431).

Istilah kajian atau pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini menyusun pada

pengertian penelaahan, penyelidikan. Pengkajian terhadap prosa atau karya fiksi

berate penyelidikan atau mengkaji, menelaah, menyelidiki karya fiksi tersebut. Pada

umum nya kegiatan itu disertai oleh kerja analisis. Istilah analisis, menyaran pada
pengertian mengurai karya itu atas unsure-unsur pembentukannya tersebut yaitu

unsure-unsur intrinsiknya (Burhan Nurgiyantoro 2007: 30)

Kajian adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-

laporan penelitian dan bahan yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan.

Kajian dapat dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman yang ditemukan dari

sumber bacaan (literature) yang ada kaitannya dengan tema yang akan diangkat

dalam penelitian. Kajian teori ini dimaksudkan dalam rangka menelaah konsep-

konsep atau variabel yang akan diteliti, untuk memberikan jawaban teoritik terhadap

permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

2.5.2 Definisi Islam

ORIENTALIS H. I

Islam adalah sebaik-baiknya agama dan ternyata Islam hingga dewasa kini masih
tetap merupakan akidah agama yang kukuh, yang memiliki kaidah kemasyarakatan
yang merata, dan sekaligus memiliki tatanan budi luhur yang sangat kuat

MUHAMMAD bin IBRAHIM bin ABDULLAH at-TAWAIRJIRI

Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dengan mengesakan-Nya dan
melaksanakan syariat-Nya dengan penuh ketaatan atau melepaskan dari kesyirikan

UMAR bin KHATHTHAB

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. Agama ini
meliputi: Akidah, Syariat, dan Akhlak
ABU SAID AL-HASAN AL-BASHRI

Islam ialah kepasrahan hati anda kepada Allah, lalu setiap orang muslim merasa
selamat dari gangguan anda

TOLSTOI
Islam merupakan ringkasan agama yang dikumandangkan Muhammad dan
menyatakan bahwa Allah itu satu, tiada Tuhan selain Dia. Sehingga tidak dibenarkan
menyembah banyak Tuhan

BAB III
ANALISIS

3.1 Fenomena

Penulis melakukan penelitian ini dengan pengambilan data yang dilakukan dengan

cara penyebaran kuesioner tercatat mulai tanggal 13 desember-20desember di

berbagai kelas fakultas psikologi universitas islam bandung angkatan 2017.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 30 halaman yang dibagi pada 6 kelas dengan

jumlah 5 halaman perkelas yaitu sama dengan 5 responden yang mengisi pada setiap

kelas nya.

Pada setiap halaman kuesioner berisi 6 pertanyaan, yang beberapa pertanyaan nya

menanyakan pendapat responden tentang pacaran dan tentang kekerasan pada pacaran

serta pacaran yang positif itu seperti apa. Metode pengamatan yang digunakan dalam

penulisan karya ilmiah ini adalah dengan pengisian kuesioner dan juga mencari

artikel-artikel yang berasal dari website di internet. Setelah semua narasumber

mengisi kuesioner, data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan ditulis.

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang diperbuat dengan tutorial

memberi seperangkat pertanyaan alias pernyataan tertulis terhadap responden. Angket

bisa dipakai sebagai penelitian apabila pengisi kuesioner (Responden) merupakan

orang paling memahami mengenai dirinya sendiri. Untuk memperoleh hasil yang

seksama maka seorang responden harus bisa dipercaya, jangan hingga dalam mengisi

angket memberkan jawaban yang asal asalan.


Jumlah responden yang mengisi kuesioner haruslah memenuhi kuota yang kami

inginkan. Terus kebanyakan responden maka terus seksama pula penelitian yang

sedang kami uji. Pertanyaan pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner sebisa

mungkin pendek padat serta jelas.

Berbagai keuntungan dari kuesioner yang dibanding dengan lainnya yaitu kerahasiaan

terjamin, cepat, serta terjangkau. Tidak hanya itu, peneliti tak harus hadir dalam

pengisian kuesioner.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang apa alasan seorang remaja

berpacaran dan apa manfaat dari berpacaran, bagaimana pendapat tentang kekerasan

dalam pacaran, dan bagaimana pacaran yang sehat dan memiliki nilai positif.

Kekerasan merupakan suatu perbuatan untuk menyakiti seseorang secara sengaja.

Pada zaman sekarang banyak remaja yang sudah mulai berani untuk melakukan

kontak fisik kepada lawan jenis terutama bila memiliki hubungan yang sangat dekat

atau bisa disebut pacaran, banyak yang menyalahgunakan arti pacaran dan

kebanyakan remaja mulai semena-mena pada pasangan nya.

Sebuah masalah kecil yang tidak terlalu penting mun dipermasalahkan hingga

akhirnya menggunakan kekerasan, apalagi pada remaja yang pacaran nya sudah

begitu lama, makin besar peluang untuk melakukan kekerasan karena difikir mereka

sudah mengetahui satu sama lain sehingga sudah mulai berani, padahal itu adalah

tindakan yang sangat salah yang seharusnya tidak noleh di perbuat oleh siapapun, dan

kebanyakan tidak memikirkan resiko yang akan terjadi selanjutnya.


Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yang dilakukan mahasiswa

a) Kekerasan fisik, perilaku yang membuat pacar terluka secara fisik, misalnya;

memukul, menampar, menjambak rambut, menendang.

b) Kekerasan psikologis, perilaku yang membuat pacar terluka secara psikis,

misalnya; menghina, mencurigai pasangan berselingkuh, mengekang, mengancam,

posesif.

Faktor penyebab kekerasan dalam pacaran yang dilakukan oleh mahasiswa

a) Faktor individu sebagai pemicu tindak kekerasan adalah kepribadian seseorang itu

sendiri. Kepribadian seseorang yang dapat mengalami gangguan kepribadian

sehingga mengalami kesulitan dalam menjalani fungsi sosialnya, menjadikan ia

mudah sekali melakukan tindak kekerasan dalam menghadapi suatu masalah. Faktor

internal ini juga didapat dari masa lalunya, si pelaku pernah menjadi menjadi korban

kekerasan atau terbiasa dengan tindak kekerasan di masa kecilnya.

b) Faktor lingkungan adalah faktor di luar dari si pelaku kekerasan. Seperti pengaruh

teman sebaya, mengkonsumsi NAZA yang dapat mengganggu mental dan perilaku

seseorang, sehingga dapat mengganggu mental dan perilaku seseorang.

Dampak kekerasandalam pacaran yang dilakukan oleh mahasiswa

a) Dampak psikologis, antara lain seperti rasa depresi, trauma, perasaan bersalah,

menyalahkan diri sendiri, dan mencoba bunuh diri karena malu.


3.2 Hasil Data

No Apakah anda sedang menjalin hubungan Ya Tidak

pacaran?
1 Kelas A 3 2
2 B 4 1
3 C 4 1
4 D 2 3
5 E 4 1
6 F 5 0

No Korban Kekerasan dalam Pacaran Ya Tidak

Keseluruhan responden 1 29

3.2.1 Apakah Sedang Menjalin Hubungan pacaran

Berdasarkan tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa :

Mahasiswa Psikologi kelas A angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 3

responden sedang tidak menjalin hubungan pacaran dan 2 responden sedang menjalin

hubungan pacaran

Mahasiswa Psikologi kelas B angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 4

responden tidak sedang menjalin hubungan pacaran dan 1 responden sedang menjalin

hubungan pacaran
Mahasiswa Psikologi kelas C angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 4

responden sedang tidak menjalin hubungan pacaran dan 1 responden sedang menjalin

hubungan pacaran

Mahasiswa Psikologi kelas D angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 2

responden sedang tidak menjalin hubungan pacaran dan 3 responden sedang menjalin

hubungan pacaran

Mahasiswa Psikologi kelas E angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 4

responden sedang tidak menjalin hubungan pacaran dan 1 responden sedang menjalin

hubungan pacaran

Mahasiswa Psikologi kelas F angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab 5

responden sedang tidak menjalin hubungan pacaran dan 0 responden sedang menjalin

hubungan pacaran

3.2.2 Korban Kekerasan dalam Pacaran

Berdasarkan tabel di atas penulis menyimpulkan dari keseluruhan Mahasiswa

Psikologi angkatan 2017 yang menjadi responden menjawab terdapat 1 dari 30

responden yang pernah menjadi korban kekerasan dalam pacaran dan yang lain nya

tidak pernah.

3.3 Analisis Data

Dari data yang diperoleh penulis yang disebarkan melalui koesioner mendapatkan

hasil dari pendapat para responden, banyak diantara mereka yang sedang menjalin
hubungan pacaran dan juga ada yang sedang tidak menjalin hubungan pacaran. Malah

diantara mereka ada yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran. Responden

menjawab pertanyaan penulis mengenai arti pacaran, dan hasil yang didapatkan

beragam dari beberapa pemikiran tetapi semua inti mengarah pada hubungan dua

orang (pria dan wanita) yang menjalin hubungan lebih dari teman yang di landasi

dengan rasa cinta, sayang, dan nyaman dan juga memiliki komitmen untuk saling

menjaga satu sama lain.

Penulis pun menanyakan dampak negative dan positif dari pacaran sendiri, dan

responder menjawab dampak negative dari berpacaran itu sangat banyak, ada yang

menggangu konsentrasi, mengganggu belajar, menghabiskan waktu, serta uang, tidak

bebas, tidak tau waktu, dan masih banyak lagi dan yang paling penting yaitu salah

satu hal yang dilarang oleh Allah SWT karena itu perbuatan dosa apalagi pacaran

sampai pada kontak fisik yang terlalu berlihan. Namun ada juga dampak positif dari

pacaran yaitu menambah semangat, menjadi motivasi belajar, dan masih banyak lagi.

Bentuk pacaran yang positif pun ada, seperti saling mendukung satu sama lain, saling

menjaga, saling support dan membawa kea rah yang lebih baik serta memahami satu

sama lain

3.4 Kajian Islam atas Pengaruh Kekerasan dalam Pacaran


Surat At-Taubah : 123

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu,

dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya

Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Surat Al-isro : 32

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan

yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Surat An-nur : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,

kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain

kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami

mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau

putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-

putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau

wanita-wanita Islam, atau  budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan

laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang

belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya

agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian

kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Hadist
ُ َ‫ فَإ ِ َّن ثَالِثَهُ َما ال َّش ْيط‬، ُ‫أَالَ الَ يَ ْخلُ َو َّن َر ُج ٌل بِا ْم َرأَ ٍة الَ تَ ِحلُّ لَه‬
‫ إِالَّ َمحْ َر ٍم‬، ‫ان‬

“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal

baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua

kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al

Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi).

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini :

1. Terdapat hal positif dari pacaran yaitu manfaat untuk menjadikan motivasi dan

semangat belajar

2. Kekerasan dalam pacaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi salah satu

individu yang menjadi korban

3. Pacaran yang sehat dan positif itu seperti saling melengkapi, melindungi, dan

saling menasihati serta memotivasi. Juga tau batasan-batasan dalam berpacaran yang

seharusnya tidak berlebihan

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/311/11/BAB%20II.pdf

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3253/Bab

%202.pdf?sequence=4

http://eprints.walisongo.ac.id/3580/3/092411060_Bab2.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/21593/3/12480031_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-

TERAKHIR.pdf

http://www.areabaca.com/2015/11/pengertian-evaluasi-dan-pengertian.html

http://digilib.unila.ac.id/13046/7/II.pdf

http://blogsindinovitasarisosiologi.blogspot.co.id/2015/02/definisi-konflik-dan-

kekerasan-menurut.html

http://www.indonesiastudent.com/pengertian-kekerasan-menurut-para-ahli-dan-

bentuknya/

https://dosenpsikologi.com/psikologi-remaja

http://www.dosenpendidikan.com/7-pengertian-remaja-menurut-para-ahli-secara-

lengkap/

https://carapedia.com/pengertian_definisi_islam_menurut_para_ahli_info506.html

http://eprints.uny.ac.id/15685/1/Christianti%20Noviolieta%20Devi%20NIM

%2008104244044.pdf

Anda mungkin juga menyukai