Anda di halaman 1dari 13

Makalah

ALIRAN-ALIRAN SESAT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada
Mata Kuliah pendidikan agama islam

DI SUSUN OLEH :

YAHYA NURHAKIM
RISKY MAULANA
RESTU ARYANDA AKBAR
MUHAMMAD DANIEL

S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAHLAWAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari dulu hingga sekarang sangat marak sekali penodaan terhadap ajaran
agama islam oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang berupaya
sekuat tenaga untuk menebarkan paham-paham maupun pencucian otak untuk
mendapatkan pengikut atau jama’ah. Kelompok-kelompok yang menodai
agama islam sudah pasti merupakan aliran sesat karena telah keluar jalur dari
jalan yang lurus menuju jalan yang sesat alias jalan yang salah.
Orang-orang yang mengikuti aliran sesat tersebut sangat kasihan sekali,
karena mereka diperdaya oleh setan-setan dari golongan manusia untuk
menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan. Orang-orang yang sesat yang
memiliki pemahaman tidak sesuai dengan ajaran agama islam yang benar
sudah pasti akan menjadi penghuni neraka. Jangan harap mendapatkan surga,
tetapi mereka justru masuk neraka. Para pengikut aliran sesat hanya akan
dijadikan alat untuk mewujudkan impian pemimpin dari aliran sesat tersebut.
Munculnya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis
baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta masyarakat secara keseluruhan.
Problem aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di
masyarakat.
1. Aliran sesat bukan fenomena baru, selain dia mengambarkan anomali, juga
kemungkinan adanya deviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yang
abnormal. Baik ia berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas
sosial, maupun abnormalitas psikologis. Sedangkan bentuk deviasi dapat
bersifat individual, situasional dan sistemik (Kartono, 2004:16).
Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu
kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian
kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Sesat


Kata sesat dapat diartikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang yang
menjadi keyakinan publik, atau menjadi keyakinan para pengikutnya,
sehingga orang yang diikuti keyakinannya yang sesat disebut menyesatkan.
Sedangkan pengertian “sesat menyesatkan” (dallun mudillun) adalah paham
atau pemikiran yang di anut dan diamalkan oleh sebuah kelompok yang
bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam serta dinyatakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyimpang dalil Syar’i. Aliran sesat dapat
didefinisikan sebagai suatu kepercayaan yang menyimpang dari mainstream
masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan
bersifat multikriteria.
Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau tidak
merupakan masalah tersendiri yang tidak mudah. Aliran hanya dapat
dinyatakan sebagai sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang
dinyatakan secara apriori sebagai “tidak sesat”. Oleh karena itu ukuran
sosiologis, politis dan psikologis hanya merupakan penjelas saja tentang
kemungkinan-kemungkinan mengapa seseorang atau kelompok menjadi
bagian dari aliran sesat.

B. 10 Kriteria Ciri Aliran Sesat Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Ciri-ciri dari kesesatan atau aliran sesat yang berkembang di Indonesia,
dikemukakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan
maklumat tentang 10 ciri aliran sesat, yaitu :
1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul,
Hari Akhir, Qadha dan Qadar) dan mengingkari rukun Islam
(Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat wajib 5 waktu, puasa, zakat,
dan Haji).

iii
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i (Al-
Quran dan As-Sunah).
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur’an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al Qur’an.
5. Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Meingkari kedudukan hadits Nabi SAW sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rosul terakhir.
9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah
ditetapkan oleh syari’ah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardlu tidak
5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan
seorang muslim hanya kelompoknya. Kesepuluh maklumat yang
dikeluarkan oleh MUI bukan tanpa dasar, bahkan dilandasi oleh banyak
dalil dari Al Qur’an dan Al Hadist serta bersesuaian dengan prinsip-prinsip
Ahlussunah Wal Jama’ah.

C. Faktor – Faktor Terjadinya Aliran Sesat


Untuk memahami fenomena aliran yang dinilai sesat di Indonesia, kami
sebagai penulis melihatnya sebagai sebuah gejala sosio-politis, ketimbang
sebagai sebuah gejala keagamaan murni. Secara sosiologis, bermunculan
banyak aliran sesat dan fenomena masyrakat mudah “percaya” dengan gejala
janji-janji yang instan, ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
adalah :
1. Ketika masyarakat sedang mengalami diorientasi hidup.
2. Ketika masyarakat mengalami frustasi secara sosial, politik dan ekonomi
(atau ketika masyarakat terlalu lama berada dalam kondisi “penderitaan”).
3. Ketika masyarakat tidak mampu lagi menghadapi kenyataan hidup yang
serba sulit. Kondisi seperti ini yang disebut dengan disorientasi hidup,
akibatnya mereka akan sangat mudah diombang-ambing oleh situasi
(keadaan), karena mereka berharap dapay menemukan kepuasan yang

iv
mereka cari, meskipun kadang akal sehat mereka tidak lagi berfungsi
sepenuhnya

D. Berbagai Aliran Sesat Yang Berkembang Di Indonesia


1. Aliran Pembaharu Isa Bugis
Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin
menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori
pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya ideologi komunis dengan
kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk mengilmiahkan
agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak semua hal-hal yang tidak
bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa
Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih
menggunakan akal dan pikiran.

2. Faham Inkar Sunnah


Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan
pengajian yang mereka adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani
(kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan
PT. Ghalia. Pada awalnya Luqman Saad merintis usaha percetakannya
dengan tangan. Namun ketika ia bolak-balik ke Belanda untuk suatu
urusan yang tidak diketahui kemudian ia memiliki peralatan modern yang
didatangkan dari negeri Belanda. Dengan mesin cetaknya itulah ia banyak
mencetak buku-buku yang berisi ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu
juga Ir. Irham Sutarto ketua serikat buruh PT. Unilever (Belanda).
Tidakkah ini merupakan permainan orang Yahudi di Belanda dalam
menghancurkan Islam di Indonesia? Setelah dilakukan pelacakan akhirnya
ditemukan dedengkotnya adalah Marinus Taka keturunan Indo Jerman
yang tinggal di Jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak
bermukim peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk
seluruh Indonesia. Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa
belajar dan tanggal 4 Juni 1983 ditangkap oleh Kodim Jakarta Utara.

v
3. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa),
awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan
masyarakat Jawa Timur maka DH dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan
Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi Islam Jama'ah.
Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya
ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta
akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971
tanggal 29 Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta perlindungan
kepada Letjen. Ali Murtopo wakil Kepala Bakin yang terkenal sangat anti
Islam. Setelah mendapat perlindungan maka menyatakan diri masuk
Golkar dan berganti nama menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan
Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian
dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama
Haji Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII
atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama LEMKARI
(Lembaga Karatedo Indonesia).

4. Agama Ahmadiyah
Agama Qadian didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza
dianggap sebagai Nabi yang disejajarkan dengan Nabi Isa as., Nabi Musa
as., Nabi Daud as.
Agama ini bermaksud untuk menyaingi Kenabian Muhammad SAW.
Ahmadiyah masuk Indonesia tahun 1935 dan tersebar. Pusatnya sekarang
di Parung Bogor.
Mempunyai majalah Nur Islam (sebagai pengganti Sinar Islam yang
telah dilarang). Aliran ini sudah dilarang namun hanya secara lokal. MUI
serta organisasi Islam lainnya telah mengirim surat kepada Pemerintah
(Kejagung RI) tetapi belum mendapat tanggapan.

vi
5. Gerakan Syi'ah
Agama Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya adalah
Abdullah bin Saba tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk Islam di zaman
Sahabat Nabi.
Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada Qadha'
dan Qadar, yaitu : Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada
keadilan, Percaya kepada kenabian, Percaya kepada Imamah, Percaya
kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman kepada Qadha' dan Qadar
itulah maka kematian cucu Rasulullah SAW, Husen di Padang Karbala,
diratapi dari dulu hingga sekarang. Dalam meratapi, mereka memukul
badan, dada dan kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran
samawi yang membolehkan menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul baiyt (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut mereka
adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah dan kedua puteranya, Hasan dan
Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu besar jasanya terhadap agama
Islam tidak termasuk.

6. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)


Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu
personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri
dengan Departemennya).
Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam
mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu
dosa besar.
Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) versi
mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin.

7. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah


Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta
Pusat. Ada beberapa buku yang sudah dikarang olehnya:
a. Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir.
b. Pancasila menuju Zam-zam
c. Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.

vii
d. Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional.

8. Ajaran Bijak Bestari


Yayasan Imperium Zakita Mata di didirikan oleh HMA Bijak
Bestari, lahir di Binjai, Sumatra Utara, 30 Maret 1943.
Pokok-Pokok Ajarannya:
a. Mengaku bahwa HMA (Huwa Mu'jizatul A'la Allahu Akbar) itu Allah.
Allah tertinggi. Allah itu Dzat yang menyeluruh. Pada Allah itu ada
jabatan-jabatan. Ada Allahu Akbar ada Ar Rahman dan ada ayat kursi
yang memiliki fungsi-fungsi. Diantara fungsi-fungsi itu, yang tertinggi
adalah HMA.
b. Imperium Zakiya Makta Foundation milik HMA terbentuk atas dasar
diturunkannya penugasan dari Allah yang Maha Besar mutlak 100%
pada tanggal 2 Mei 2001 pukul 00.00 WIB yang diterima langsung
oleh HMA Bijak Bestari.
c. Imperium Zakiya Makta sebagai Pusat Komando, Deteksi dan
Informasi Ghoib dan Ajaib yang mencakup alam semesta raya secara
keseluruhan, mulai alam dimensi 1 sampai alam dimensi 900.
Mengadakan apa yang disebut "Penafsiran Ghaib" dengan melakukan
kontak gaib dengan pemimpin ayat masing-masing. Bila kita kontak,
kita bisa tanyakan semua "Ini apa maksudnya?"
Inti ajaran Zakiya Makta adalah keilmuan hiper metafisik yang
merupakan jalan keluar untuk segala keperluan positif.

9. Agama (faham) Baha'i


Timbul dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19. Pencetusnya
adalah Mirza Ali Muhammad. Mendakwa dirinya sebagai Al Baab, artinya
pintu, yaitu pintu yang menghubungkan manusia dengan iman yang hilang
yang akan keluar pada akhir zaman.
Ajarannya dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya sebagai Imam
Mahdi. Setelah meninggal ajarannya dikembangkan oleh muridnya Mirza
Husein Ali. Husein Ali juga mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al
Masih yang dijanjikan.

viii
Ajaran ini telah dilarang melalui SK Perdana Menteri RI
No.112/PM/1959. Setelah mati selama 42 tahun, begitu Gus Dur terpilih
menjadi Presiden RI, pengurus Baha'i datang ke Presiden Gus Dur untuk
melakukan lobi. Dan untuk diketahui aliran ini telah memberikan
hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi
Palestina.

10. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.


Kadirun Yahya dilahirkan di Pangkan Brandan 20 Juni 1917. Pada
dasarnya Kadirun Yahya adalah seorang ilmuwan di bidang Fisika, Kimia
dan Filsafat.
Perkenalannya dengan ajaran Tarekat Naqhsabandiyyah di mulai
pada tahun 1941 di Sumut bersama Syekh Syahbuddin. Lalu berguru
degnan Syekh Muhammad Hasyim Buayan. Ia mengklaim bahwa ajaran
"metafisika" yang dianutnya merupakan ajaran Rasulullah SAW yang
diwariskan kepadanya berasal dari Jabal Qubais.

11. ISLAM Liberal


Islam Liberal atau JIL (Jaringan Islam Liberal) adalah kemasan dari
kelompok lama yang orang-orangnya dikenal nyeleneh. Kelompok
nyeleneh itu setelah berhasil memposisikan orang-orangya dalam jajaran
yang mereka sebut pembaharu atau modernis. Mula-mula yang dilakukan
adalah mengacaukan istilah. Mendiang Dr. Harun Nasution Direktur Pasca
Sarjana IAIN Jakarta berhasil mengelabui para mahasiswa perguruan
tinggi Islam di Indonesia dengan cara mengacaukan istilah. Yaitu
memposisikan orang-orang yang nyeleneh sebagai Pembaharu.
Diantaranya Rifa'at At-Thahthawi (orang Mesir alumni Paris yang
menghalalkan dansa-dansi laki perempuan campur aduk) oleh Harun
diangkat sebagai pembaharu dan bahkan dibilang sebagai pembuka pintu
ijtihad. Pemutarbalikan fakta ini dilakukan secara resmi di IAIN antara
lain melalui bukunya "Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, terbit 1975).

ix
Pengacauan istilah lainnya dilakukan oleh Nurcholish Madjid yang
belajar Islam (kepada dosen-dosen Yahudi) di perguruan tinggi Amerika,
Chicago - dengan cara mengembalikan istilah kepada bahasa lalu
diselewengkan artinya, persis seperti dilakukan Darmogandul dan
Gatoloco : yaitu sosok penentang dan penolak syari'at Islam di Jawa.
Nurcholish menempuh : Islam dikembalikan kepada al Din, kemudian
diberi makna yaitu hanyalah agama (tidak punya urusan dengan kehidupan
dunia, bernegara) lalu dari pemaknaan itu menolak diterapkannya syari'at
Islam dalam kehidupan. Mari kita simak kutipan tulisan Nurcholish sbb:
"sudah jelas, bahwa fikih itu, meskipun telah ditangani oleh kaum
reformis, sudah kehilangan relevansinya dengan pola kehidupan zaman
sekarang. Sedangkan perubahan secara total agar sesuai dengan pola
kehidupan modern, memerlukan pengetahuan yang menyeluruh tentang
kehidupan modern dalam segala aspeknya, sehingga tidak hanya menjadi
kompetensi dan kepentingan umat Islam saja, melainkan juga orang-orang
lain. Maka, hasilnya pun tidak perlu hanya merupakan hukum Islam,
melainkan hukum yang meliputi semua orang, untuk mengatur kehidupan
bersama."

E. Menyikapi Kasus Aliran Sesat


Departemen Agama telah membentuk tim kecil yang bertugas meneliti
lebih lanjut tentang keberadaan aliran sesat. Menurut Dirjen Bimbaga Islam,
Nasaruddin Umar, pemerintah tidak boleh gegabah dalam menyikapi kasus
ini. Oleh karenanya, perlu dibentuk tim kecil untuk meneliti aliran itu. Hasil
dari penelitian tim kecil ini akan menjadi bahan acuan Depag untuk membuat
rekomendasi tentang status aliran al-Qiayadah al-Islamiyah yang kemudian
diteruskan kepada pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian.
Salah satu cara yang yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “aliran
sesat” agama adalah dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat
publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut “aliran
sesat” akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi pemahaman
keagamaan mereka selama ini. Jika ajaran dan pemahaman yang selama ini

x
mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak mau akan ada proses
“penyadaran” secara sendirinya.
Dengan digelarkan berbagai dialog, diskusi, atau debat antara pihak-
pihak yang berkepentingan dengan kasus “aliran sesat” ini, maka diharapkan
nantinya tidak muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak bertanggung jawab.
Setiap kali ada isu bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah sebaiknya isu ini
tidak dilempar ke publik terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang secara
langsung berkepentingan dengan masalah ini, seperti Depag dan MUI, perlu
melakukan dialog, diskusi, atau debat dengan aliran yang dianggap “sesat” itu.
Hingga pada akhirnya biarlah “konsensus publik” yang akan menilai apakah
aliran ini-itu sesat atau tidak. Tentunya, cara di atas akan terasa efektif karena
masyarakat juga akan mendapat pencerahan bahwa kita perlu bersikap santun
dan bijak dalam menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap “sesat”
oleh kelompok atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit
demokratisasi yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan
keberagamaan kita di tanah air. Kapan lagi masyarakat kita dicerahkan melalui
dialog dengan penuh keterbukaan, bukan klaim sesat semata? Wallahu A’lam

xi
BAB III
KESIMPULAN

Kata sesat dapat diartikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang yang
menjadi keyakinan publik, atau menjadi keyakinan para pengikutnya, sehingga
orang yang diikuti keyakinannya yang sesat disebut menyesatkan.
Aliran sesat bukan semata masalah kesesatan berpikir, tetapi juga masalah
psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dinamika kehidupan
yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai yang ditawarkan
oleh kapitalisme dan liberalisme menyebabkan orang-orang dengan
kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang sesat dan menyesatkan
tanpa disadarinya.
Berbagai Aliran Sesat Yang Berkembang Di Indonesia
1. Aliran Pembaharu Isa Bugis
2. Faham Inkar Sunnah
3. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
4. Agama Ahmadiyah
5. Gerakan Syi'ah
6. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
7. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
8. Ajaran Bijak Bestari
9. Agama (faham) Baha'i
10. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.
11. ISLAM Liberal
Salah satu cara yang yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “aliran
sesat” agama adalah dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat
publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut “aliran
sesat” akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi pemahaman
keagamaan mereka selama ini. Jika ajaran dan pemahaman yang selama ini
mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak mau akan ada proses
“penyadaran” secara sendirinya.

xii
xiii

Anda mungkin juga menyukai