PROPOSAL TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Studi Islam
Konsentrasi Pemikiran dan Peradaban Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Dalam Ilmu Agama Islam
(Pemikiran dan Peradaban Islam)
Oleh:
UNTUNG SUPRIYADI
NIM: O 00080028
0
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad sama dengan ajaran para
Nabi terdahulu, yaitu menitik beratkan aspek aqidah sebagai awal dakwahnya.
Kurang lebih tiga belas tahun lamanya sejak Muhammad diangkat menjadi
Nabi dan Rasul, beliau berkonsentrasi pada penanaman aqidah yang benar
Allah, menjadikan Allah sebagai satu satunya Rab dan Ilah yang patut
disembah. Konsekwensi dari aqidah tauhid ini, masyarakat Makkah harus rela
Fase penanaman aqidah ini biasa dikenal dengan periode Makkah, pada
masa ini Nabi dengan segala kemampuannya dan dukungan wahyu Allah,
Nabi mengajarkan ummatnya tentang ibadah, muamalah dan hal hal lainnya,
dahulu kepada para sahabat, menghasilkan kualitas pribadi luar biasa pada diri
mereka. Para sahabat yang merupaka generasi awal ummat ini, berhasil
1
unggul dalam segala aspek kehidupan, dihormati, disegani dan mampu
juga memiliki aqidah yang lurus, tidak dipengaruhi sama sekali oleh ajaran
Tahapan dakwah Nabi Muhammad ini tidak diterapkan ketika Islam masuk
aspek ibadah, ahlak dan muamalah islami daripada aspek aqidah. Mereka
diwarnai dan diisi dengan ajaran Islam. Sikap toleran dan akomodatif terhadap
masyarakat untuk menerima Islam sebagai agama mereka yang baru. Dan
2
tersebarnya ibadah Islam.1
Pada masa Islam berkembang di Indonesia ada dua hal yang perlu dicatat.
Pertama, pada waktu itu hampir secara keseluruhan dunia Islam dalam
keadaan mundur. Dalam bidang politik, antara lain ditandai dengan jatuhnya
telah mengalami stagnasi. Pada masa ini telah semakin berkembang pendapat
menerima Islam. Kelompok yang menerima Islam secara total dengan tanpa
adalah mereka yang menerima Islam, tetapi belum dapat meninggalkan ajaran
lama.
1
. Hussein Bajrei, Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa (Jakarta: Presto Utama, 1985 ). h. 7
2
. Phlip K. Hitti, Sejarah Ringkas Dunia Arab (Yogyakarta: Pustaka Iqra, 2001), h. 72
3
. Mussthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adabi Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Islam (Yogyakarta: Pustaka SM, 2009), h. 16
3
Kedua hal tersebut diatas menjadi faktor penguat bagi tumbuh
ulama bahwa demi menyelamatkan aqidah dan syariah dari praktek bidah dan
Persoalan ini turut juga dirasakan oleh Syekh Ahmad Surkati (1874-1943),
mengakar hingga sulit dibedakan dengan ajaran yang betul-betul datang dari
Al-Quran dan Hadis, yang nantinya justru akan berimbas kepada lemahnya
kebiasaan yang sangat tidak dianjurkan Islam. Mereka bahkan bisa dikatakan
4
Surkati merasa menghadapi masyarakat yang memiliki kesamaan ciri
dengan yang dihadapi Muhammad Abdul Wahab pada masanya. Baik Surkati
Indonesia, membuat dia merasa prihatin dengan kemurnian ajaran tauhid yang
sangat kuat, apalagi di kota Solo4 yang merupakan pusat situs kerajaan besar
intentif.
adapun taklid buta dan menjadikan pendapat orang sebagai dalil agama tidak
diperbolehkan oleh Allah dan rosul-Nya, para sahabat maupun para ulama
terdahulu,danmerupakanbidahyangsesat.
4
.Di kota inilah cikal bakal perseteruan Surkati dengan Alawiyyin dimulai, yaitu fatwa
Surkati tentang dibolehkannyaq Syarifah (perempuan golongan Alawiyyin) menikah dengan laki-
laki non Alawiyyin. Fatwa ini merupakan jawaban Surkati atas pertanyaan yang dilontarkan pada
saat Ia berkunjung ke Solo.
5
Kedua, meminta syafaat kepada orang yang sudah mati dan bertawassul
bidah, sebab hal tersebut tidak pernah di kerjakan oleh Rasulullah, al-khulafa
al-rasyidin ataupun oleh para mujtahid, baik bertawassul dengan rasul sendiri
atau dengan yang lain, hal tersebut merupakan sesuatu yang diada-adakan
dalam ruang lingkup agama. Setiap yang baru dalam agama adalah bid ah,
setiap bidah adalah sesat dan setiap yang sesat akan masuk neraka.
kepada orang lain untuk mengganti shalat dan puasa yang di tinggalkan oleh
perbuatan ini dilarang karena tidak di dasarkan atas dasar dalil agama, dan
merupakan perbuatanbidah.
Keempat, dalam kasus pembacaan talqin untuk mayat yang baru di kubur,
quran danhadits,jugatidakadapetunjukdariparasahabat.
nabi Muhammad, bgi Sukarti bukan perbuatan agama, amun demikian,apa bila
perbuatan bidah.
6
Keenam, mengucapan niat (nawaitu atau ushalli) bagi Surkati adalah
diajarkan oleh salah satu imam yang empat. Dari berbagai sumber rujukan
dapat disimpulkan bahwa niat adalah maksud dalam hati, lebih tidak beralasan
lagi ialah pendapat tentang wajib atau sunnahnya pengucapan lafal niat
Ketujuh, adat berkumpul untuk melakukan ritual tahlil dirumah orang yang
bin Abi Thalib meninggal dunia, Buatlah makanan bagi keluarga Jafar ,sebab
selesai sholat wajib lima waktu, langsung mengerjakan sholat sunnah badiyah
7
dirumah, tetapi kalau ada yang akan dia sampaikan maka dia berdiri lalu
tuangkan dalam buku buku seperti, Risalah Surat al-Jawab (1915), Risalah
Tawjih al-Quran ila Adab al-Quran (1917), al-Masail al-Stalast (1925), al-
para sahabat nabi pada kurun awal Islam, gagasan itulah yang kemudian
Indonesia.
Indonesia pada awal abad ke-20, melalui kontak personal antara masyarakat
5
. Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
bag. 3, h. 331.
8
Syekh Ahmad Surkati melalui Jamiyyah al-Irsyad al-Islamiyyah yang
tidak lebih dikenal dibanding kedua rekannya, tidak banyak sejarawan menulis
dari Sudan. Bisa jadi juga karena Surkati dengan al-Irsyadnya lebih banyak
masyarakat Arab. Ada juga yang berpendapat sosok Surkati memang orang
yang tidak menyukai publikasi dan jauh dari keinginan untuk dihormati,
usia ketiganya jauh lebih tua dari usia Negara Kesatuan republik Indonesia
tercinta ini, namun demikian, kondisi kaum muslim saat sekarang tidak jauh
dan tahayul masih mejadi warna dalam kehidupan sehari-hari, banyak kaum
9
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
sekarang ini sekolah sekolah yang dimiliki al-Irsyad, yang sudah barang tentu
merupakan bagian dari warisan warisan Surkati, berdiri megah dengan sistim
demikian hal ini tidak menjadi bahasan dalam tesis ini, karena bukan
sebagai berikut:
Surkati di Indonesia?
Indonesia. Guna penelitian ini maka penulis akan membatasi pada tiga isu
10
sentral yang menjadi fokus kajian pemikiran Syeikh Ahmad Surkati dalam
upaya purifikasi Islam di Indonesia; 1). Terkait dengan isu ijtihad dan taklid;
2). Sunnah dan bidah; dan 3). Terkait dengan syafaat, tawasul dan talkin.
Ketiga permasalahan tersebut telah ditulis oleh Syurkati dalam bukunya yang
saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang bersifat praktis.
Dalam bidang ilmiah teoritis penelitian ini berguna untuk menyingkap sisi
gelap yang belun terungkap dengan jelas selama ini tentang pemikiran Surkati
khususnya dalam masalah aqidah. Dengan kata lain penelitian ini diharapkan
ingatan dan pemahaman kaum muslim pada umumnya dan irsyadiyyin pada
D. Studi Kepustakaan
11
Salah satu dianatara mereka yang menulis tentang Syekh Ahmad
Syurkati adalah Prof. Dr. Bisri Affandi, MA, yang telqh menulis tesis tentang
biografi Surkati dari masa kecil di Sudan hingga wafatnya di Indonesia. Akan
tetapi Bisri Affandi tidak memaparkan secara khusus pemikiran Surkati dalam
masalah aqidah.
E. Metode Penelitian
diambil dari buku-buku dan majalah karya Syekh Ahmad Surkati sendiri,
masalah aqidah. Adapun sumber sekunder di ambil dari berbagai karya tulis
berupa kitab, buku maupun tulisan diberbagai jurnal yang relevan dengan
12
kesalahan penulisan ayat, periwayatan hadis, penukilan nama dan lain
F. Sistimatika Penulisan
dengan bab 1, yang berisisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
Syeikh Ahmad Surkati yang terkait dengan ijtihad dan taqlid, tentang sunnah
dan bidah serta pembahasan tentang syafaat, tawassul dan talqin. Bab ini juga
Daftar Pustaka
Bajrei, Hussein. Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa. Jakarta: Presto Utama. 1985.
Hitti, Phlip K. Sejarah Ringkas Dunia Arab. Yogyakarta: Pustaka Iqra. 2001.
13
Pasha, Mussthafa Kamal dan Ahmad Adabi Darban, Muhammadiyah Sebagai
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
bag. 3.
14