Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 11

1. Isnaini
2. Amrina Rusyda Gita
3. Vony Adi Prasetyo

Ormas Dan Pemahaman Agama

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sejak 1980-an, perkembangan Islam di Indonesia ditandai oleh munculnya


fenomena menguatnya religiusitas umat islam. Fenomena yang sering ditengarai
sebagai Kebangkitan Islam (Islamic Revivalism) ini muncul dalam bentuk
meningkatnya kegiatan peribadatan, menjamurnya pengajian, merebaknya busana
yang islami, serta munculnya partai-partai yang memakai platform islam. Fenomena
mutakhir yang mengisyaratkan menguatnya kecenderungan ini adalah tuntutan
formalisasi Syariat Islam.

Selain fenomena diatas, setelah Reformasi, kebangkitan islam ini juga


ditandai oleh munculnya aktor gerakan islam baru. Aktor baru ini berbeda dengan
aktor gerakan islam yang lama, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, Al-
Washliyah, Jamaat Khair dan sebagainya. Gerakan mereka berada diluar
kerangkamainstream proses politik, maupun wacana dalam gerakan islam dominan.
Fenomena munculnya aktor baru ini sering disebut “Gerakan Islam Baru” (New
Islamic Movement).

Organisasi-organisasi baru ini memiliki basis ideologi, pemikiran, dan strategi


gerakan yang berbeda dengan ormas-ormas islam yang ada sebelumnya. Mereka
ditengarai berhaluan puritan, memiliki karakter yang lebih militant, radikal,
skripturalis, konservatif, dan eksklusif. Berbagai ormas baru tersebut memang
memiliki platform yang beragam, tetapi pada umumnya memiliki kesamaan visi,
yakni pembentukan “Negara islam” (daulah islamiyah) dan mewujudkan penerapan
syariat islam, baik dalam wilayah masyarakat, maupun negara.

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Apakah ORMAS itu ?


2. Apa saja contoh Ormas di Indonesia ? dan Bagaimana sejarah dan ajaran-
ajaran didalamnya ?
3. Bagaimana peran Ormas dalam Islam ? dan Bagaimana sikap umat islam
terhadap munculnya Ormas ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Organisasi Islam (ORMAS)

Organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang digunakan di
Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis.
Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat
dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama,
pendidikan,sosial. Maka ormas Islam dapat kita artikan sebagai organisasi berbasis
massa yang disatukan oleh tujuan untuk memperjuangkan tegaknya agama Islam
sesuai al-qur’an dan as-sunnah serta memajukan umat Islam dalam bidang agama,
pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.1

2. Beberapa Contoh Ormas, Sejarah dan Ajarannya

Berikut ini merupakan contoh-contoh Ormas Islam yang eksis di Indonesia


sebagai gambaran adanya gerak ormas di kalangan umat Islam dalam melakukan
dakwahnya.

1). Nahdlatul Ulama (NU)

a. Latar Belakang Lahirnya Nahdlatul Ulama (NU)

Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan


Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia.
Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang
pendidikan,sosial, dan ekonomi. Sebab jauh sebelum NU lahir dalam bentuk
jam’iyyah(organisasi), ia terlebih dahulu mewujud dalam bentuk jama’ah
(community) yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai
karakter tersendiri .2

Dalam Anggaran Dasar hasil Muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928
M, secara tegas dinyatakan bahwa kehadiran NU bertujuan membentengi
artikulasi fiqh empat madzhab di tanah air. Sebagaimana tercantum pada pasal 2
Qanun Asasi li Jam’iyat Nahdhatul al-Ulama (Anggaran Dasar NU), yaitu :

1
www.blog.umy.ac.id “Ormas Dalam Islam.” (akses 16 Maret 2013)
2
Nur Kholik Ridwan, Masa Depan NU Dinamika dan Tantanganya: Ircisod, Yogyakarta.2019.
hal,169
1. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya
Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’I, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah
an-Nu’man, dan Imam Ahmad bin Hanbal);

2. Menyelenggarakan apa saja yang menjadikan kemaslahatan agama Islam.

b). Manhaj Fikrah Nahdliyah (Metode berpikir ke-NU-an)

Dalam merespon persoalan, baik yang berkenaan dengan persoalan


keagamaan maupun kemasyarakatan, Nahdlatul Ulama memiliki manhaj Ahlis
Sunnah Wal-Jama’ah sebagai berikut :

1. Dalam bidang Aqidah/teologi, Nahdlatul Ulama mengikuti Manhaj dan


pemikiran Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.

2. Dalam bidang Fiqih/Hukum Islam, Nahdlatul Ulama bermadzhab


secara qauli dan manhaji kepada salah satu al-Madzahib al-‘Arba’ah (Hanafi,
Maliki, Syafi’i, Hanbali)

3. Dalam Bidang Tasawuf, Nahdlatul Ulama mengikuti Imam al-Junaid


al-Baghdadi (w.297H) dan Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M).3

2). Muhammadiyah (MD)

a. Berdirinya Muhammadiyah (MD)

Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam modern yang berdiri


di Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi ini terbentuk karena
masyarakat islam yang berpandangan maju menginginkan terbentuknya sebuah
organisasi yang menampung aspirasi mereka dan menjadi sarana bagi kemajuan
umat islam. Keberadaan tokoh-tokoh Islam yang berpandangan maju tersebut
terbentuk karena pendidikan serta pergaulan dengan kalangan Islam di seluruh
dunia melalui ibadah haji. Salah seorang tokoh tersebut ialah KH. Ahmad Dahlan
yang kemudian mendirikan organisasi ini.

3
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2012: 161-169.
Muhammadiyah didirikan atas dasar agama dan bertujuan untuk
melepaskan agama Islam dari adat kebiasaan yang jelek yang tidak berdasarkan
Al-Qur’an dan sunnah Rasul4

b. Macam Paham Muhammadiyah

Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam Muhammadiyah


secara garis besar dan pokok-pokoknya ialah sebagai berikut:

a) Aqidah; untuk menegakkan aqidah Islam yang murni, bersih dari


gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam;

b) Akhlaq; untuk menegakkan nilai-nilai akhlaq mulia dengan


berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia;

c) Ibadah; untuk menegakkan ‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah


S.A.W. tanpa tambahan dan perubahan dari manusia;

d) Mu’amalah dunyawiyat; untuk terlaksananya mu’amalah dunyawiyat


(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ‘ibadah kepada Allah
SWT. (MKCH, butir ke-4).5

3). Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)

a. Awal Mula Berdirinya LDII

Penggagas dan penghimpun tertinggi pertama LDII (Lembaga Dakwah


Islam Indonesia) adalah Al-Imam NurHasan Ubaidah Lubis Amir (nama
kebesaran dalam jama’ahnya). Nama kecilnya ialah Madekal/Madigol atau
Muhammad Madigol, keturunan asli pribumi Jawa Timur.

Faham yang dianut oleh LDII telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik
Indonesia pada tahun 1971. Setelah aliran tersebut dilarang, kemudian berganti
nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972. Lalu pada

4
Nana Supriatna, Jil.2, 2008: 171-172
5
www.blog.umy.ac.id “Paham Muhammadiyah.” (akses 16 Maret 2013)
tahun 1981 berganti nama dengan Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang juga
di singkat dengan LEMKARI.

Kemudian LEMKARI berganti nama lagi sesuai keputusan


kongres/muktamar tahun 1990 dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII). Perubahan nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra lama
LEMKARI yang tidak baik dimata masyarakat.6

b. Ajaran-Ajaran LDII

Sebagian ajaran-ajaran dan konsepsi LDII :

1. Kalau disuatu wilayah (negara) minimal ada 3 orang dan salah


satunya tidak mau mengangkat imam, maka dikatakan bahwa hidupnya
tidak halal (nafasnya haram, shalatnya haram, hajinya haram, dan bahkan
jima’nya haram), dan kemudian statusnya disamakan dengan orang-orang
kafir.

2. Dikatakan bahwa presiden bukanlah seorang imam, karena


presiden hanya mengurusi masalah dunia saja, tidak pernah mengajak
rakyatnya, meramut rakyatnya untuk mengaji Al-Qur’an dan al-Hadits
yang hal itu berbeda dengan imam-imam mereka.

3. Mengharamkan taqlid dalam fiqh.

4. Mengharamkan budaya-budaya seperti yasinan, tahlilan, maulid


Nabi Muhammad dan lain-lain.

5. Mereka hanya mau mendengar pengajian isi kandungan/arti Al-


Qur’an dan Al-Hadits hanya dari orang-orang yang mengaji dengan
guru/imam mereka. Bagi mereka arti yang disampaikan oleh imamnya
adalah bak wahyu yang tidak boleh dibantah. Keluar dari pemahaman
yang diartikan oleh imamnya adalah sesat (Nur Hidayat Muhammad,
2012: hal. 15).7

4). Salafi

a. Mengenal Salafi

6
M. Amin Djamaludin, Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII. Jakarta: Gema Insani,
2008.hal 1-2
7
Nur Hidayat Muhammad, Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi, Wahabi,
MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing, 2012.hal. 15
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf. Kata as-
salaf sendiri secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup
sebelum zaman kita.

Adapun makna teminologis As-Salaf adalah generasi yang dibatasi oleh


sebuah penjelasan Rasulullah SAW. Dalam haditsnya, “Sebaik-baik manusia
adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabi’in),
kemudian yang mengikuti mereka (tabi’at-tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kelompok yang sekarang mengaku-aku sebagai Salafi ini, dahulu dikenal


dengan nama Wahabi. Tidak ada perbedaan antara Salafi yang ini dengan
Wahabi. Mereka lebih tepat jika disebut Salafi Wahabi, yakni pengikut
Muhammad ibnu Abdul Wahab yang lahir di Uyainah, Najd, Saudi Arabia tahun
1115 H (1703 M) dan wafat tahun 1206 H (1792 M). Pendiri Wahabi ini sangat
mengagumi Ibnu Taimiyah, seorang ulama kontroversial yang hidup di abad ke-8
H dan banyak mempengaruhi cara berpikirnya.8

b. Ajaran-Ajaran Salafi

1. Mengkafirkan sufi seperti Ibnu Arabi, Ibnu Sab’in, Ibnu Faridh, Abu
Yazid al-Busthami, Ma’ruf al-Karkhi dan lain-lain.

2. Mengkafirkan dan menganggap sesat pengikut madzab Asy’ariyah dan


Maturidiyyah.

3. ebagian dari mereka ada yang anti qiyas.

4. Menolak segala bentuk bid’ah meskipun yang kategori baik (hasanah),


karena menurut mereka, semua bid’ah adalah sesat.

5. Menolak sholat qabliyah jum’at, yang menurut mereka tidak ada dalil
dan hadistnya.

6. Mereka menilai acara yasinan dan tahlilan adalah ritual bid’ah.

7. Mereka juga ada yang menolak ziarah kubur,

8. Mereka menolak qunut subuh, dengan alas an hadist tentang qunut


adalah dhaif semua.

8
Syaikh Idaraham, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi – Mereka Membunuh Semuanya,
Termasuk Para Ulama. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.hal.23
9. Mereka memvonis syirik akbar terhadap pengamal tawassul dengan
lewat manusia (Nur Hidayat Muhammad, 2012: 24-27).9

9
Nur Hidayat Muhammad, Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi, Wahabi,
MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing, 2012.hal.24-27
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Hampir semua ormas Islam yang muncul di dunia Islam dilatarbelakangi oleh
faktor kebutuhan yang mendesak dalam bidang keagamaan. Di antaranya adalah adanya
penyimpangan yang dilakukan oleh umat Islam sendiri dari agama yang lurus (Islam)
maupun serangan dari pihak luar yang berusaha mencemari pemikiran umat Islam dengan
akidah-akidah sesat serta budaya yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Keterbelakangan umat Islam inilah yang mendorong para tokoh Muslim membentuk
organisasi untuk menghimpun kekuatan demi mengembalikan umat Islam ke jalan yang
lurus sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah.

2. Saran

Sikap merasa diri paling berhak dalam menafsirkan Al-Qur’an atau hadits
semaunya, merasa dialah yang paling benar dan yang lain salah, menganggap
pemahaman umat Islam tentang agama selama ini keliru, pandangan bahwa kebenaran itu
milik Allah dan hanya Dia yang berhak memvonis sesat, sampai kepada faham bahwa
Allah tidak menilai ibadah seseorang melainkan hatinya sehingga cenderung
meremehkan agama dan sekuler, dan lain sebagainya, semua dalih itu telah menyebabkan
perbedaan pendapat yang memicu perpecahan di kalangan umat Islam.

Satu yang perlu diketahui bahwa, suatu faham yang tidak difatwakan sebagai
aliran sesat, tidak selalu berarti faham itu lurus dan benar. Sebab apa yang hakikatnya
lurus dan benar seyogianya tidak memunculkan masalah dalam praktiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, M. Amin. Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII. Jakarta: Gema
Insani, 2008.

Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi – Mereka Membunuh


Semuanya, Termasuk Para Ulama. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.

Muhammad, Nur Hidayat. Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi,
Wahabi, MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing,
2012.Ahlussunnah Wal-Jama’ah – dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan
Akidah-Amaliah NU. Surabaya: Khalista, 2012.

“Ormas Dalam Islam.” www.blog.umy.ac.id (akses 16 Maret 2013)

“Paham Muhammadiyah.” www.blog.umy.ac.id (akses 16 Maret 2013).

Ramli, Muhammad Idrus. Pengantar Sejarah Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Surabaya:

Anda mungkin juga menyukai