1. Isnaini
2. Amrina Rusyda Gita
3. Vony Adi Prasetyo
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
Organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang digunakan di
Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis.
Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat
dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama,
pendidikan,sosial. Maka ormas Islam dapat kita artikan sebagai organisasi berbasis
massa yang disatukan oleh tujuan untuk memperjuangkan tegaknya agama Islam
sesuai al-qur’an dan as-sunnah serta memajukan umat Islam dalam bidang agama,
pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.1
Dalam Anggaran Dasar hasil Muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928
M, secara tegas dinyatakan bahwa kehadiran NU bertujuan membentengi
artikulasi fiqh empat madzhab di tanah air. Sebagaimana tercantum pada pasal 2
Qanun Asasi li Jam’iyat Nahdhatul al-Ulama (Anggaran Dasar NU), yaitu :
1
www.blog.umy.ac.id “Ormas Dalam Islam.” (akses 16 Maret 2013)
2
Nur Kholik Ridwan, Masa Depan NU Dinamika dan Tantanganya: Ircisod, Yogyakarta.2019.
hal,169
1. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya
Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’I, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah
an-Nu’man, dan Imam Ahmad bin Hanbal);
3
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2012: 161-169.
Muhammadiyah didirikan atas dasar agama dan bertujuan untuk
melepaskan agama Islam dari adat kebiasaan yang jelek yang tidak berdasarkan
Al-Qur’an dan sunnah Rasul4
Faham yang dianut oleh LDII telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik
Indonesia pada tahun 1971. Setelah aliran tersebut dilarang, kemudian berganti
nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972. Lalu pada
4
Nana Supriatna, Jil.2, 2008: 171-172
5
www.blog.umy.ac.id “Paham Muhammadiyah.” (akses 16 Maret 2013)
tahun 1981 berganti nama dengan Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang juga
di singkat dengan LEMKARI.
b. Ajaran-Ajaran LDII
4). Salafi
a. Mengenal Salafi
6
M. Amin Djamaludin, Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII. Jakarta: Gema Insani,
2008.hal 1-2
7
Nur Hidayat Muhammad, Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi, Wahabi,
MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing, 2012.hal. 15
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf. Kata as-
salaf sendiri secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup
sebelum zaman kita.
b. Ajaran-Ajaran Salafi
1. Mengkafirkan sufi seperti Ibnu Arabi, Ibnu Sab’in, Ibnu Faridh, Abu
Yazid al-Busthami, Ma’ruf al-Karkhi dan lain-lain.
5. Menolak sholat qabliyah jum’at, yang menurut mereka tidak ada dalil
dan hadistnya.
8
Syaikh Idaraham, Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi – Mereka Membunuh Semuanya,
Termasuk Para Ulama. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.hal.23
9. Mereka memvonis syirik akbar terhadap pengamal tawassul dengan
lewat manusia (Nur Hidayat Muhammad, 2012: 24-27).9
9
Nur Hidayat Muhammad, Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi, Wahabi,
MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing, 2012.hal.24-27
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hampir semua ormas Islam yang muncul di dunia Islam dilatarbelakangi oleh
faktor kebutuhan yang mendesak dalam bidang keagamaan. Di antaranya adalah adanya
penyimpangan yang dilakukan oleh umat Islam sendiri dari agama yang lurus (Islam)
maupun serangan dari pihak luar yang berusaha mencemari pemikiran umat Islam dengan
akidah-akidah sesat serta budaya yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Keterbelakangan umat Islam inilah yang mendorong para tokoh Muslim membentuk
organisasi untuk menghimpun kekuatan demi mengembalikan umat Islam ke jalan yang
lurus sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Saran
Sikap merasa diri paling berhak dalam menafsirkan Al-Qur’an atau hadits
semaunya, merasa dialah yang paling benar dan yang lain salah, menganggap
pemahaman umat Islam tentang agama selama ini keliru, pandangan bahwa kebenaran itu
milik Allah dan hanya Dia yang berhak memvonis sesat, sampai kepada faham bahwa
Allah tidak menilai ibadah seseorang melainkan hatinya sehingga cenderung
meremehkan agama dan sekuler, dan lain sebagainya, semua dalih itu telah menyebabkan
perbedaan pendapat yang memicu perpecahan di kalangan umat Islam.
Satu yang perlu diketahui bahwa, suatu faham yang tidak difatwakan sebagai
aliran sesat, tidak selalu berarti faham itu lurus dan benar. Sebab apa yang hakikatnya
lurus dan benar seyogianya tidak memunculkan masalah dalam praktiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin, M. Amin. Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII. Jakarta: Gema
Insani, 2008.
Muhammad, Nur Hidayat. Benteng Ahlussunah wal Jama’ah – Menolak Faham Salafi,
Wahabi, MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing,
2012.Ahlussunnah Wal-Jama’ah – dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan
Akidah-Amaliah NU. Surabaya: Khalista, 2012.